Manfaat Penelitian Tempat Penelitian Sistematika Penulisan Analog To Digital Converter ADC 0804

1.2 Batasan Masalah

Permasalahan – permasalahan dalam pengontrolan suhu untuk inkubator penetas telur menggunakan mikrokontroler dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana mikrokontroler dapat mengontrol system kerja rangkaian pada incubator penetas telur. b. Bagaimana cara mengetahui berapa besarnya suhu dalam ruang penetas telur. c. Bagaiman cara meratakan aliran suhu panas dalam ruang penetasan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Membuat desain alat untuk penetas telur b. Dapat mengatur suhu penetasan sesuai yang diinginkan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya alat tersebut adalah: Pemakai dapat membalikkan telur secara otomatis tanpa harus membalikkan sendiri, sehingga dapat menghemat tenaga dan waktu

1.5 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Digital, Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Medan. Universitas Sumatera Utara

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat ini sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian , tempat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan dalam pembahasan dan cara kerja rangkaian. Bab III Perancangan Sistem Berisi tentang tahap- tahap perancangan system, sampai diperoleh suatu diagram blok yang merupakan gambaran dari keseluruhan system sehingga dapat menjalankan fungsi yang kita inginkan. Bab IV Pengujian dan Analisa Sistem Berisi tentang pengujian dan analisa sistem rangkaian pada penelitian ini. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai system kerja yang sama. Universitas Sumatera Utara BAB II LANDASAN TEORI

2.1 SENSOR

2.1.1 Pengertian Umum Sensor

Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan sebagainya. Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Karakteristik sensor suhu ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi setiap perubahan suhu yang ingin dideteksinya. Kemampuan mendeteksi perubahan suhu meliputi: 1. Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor terhadap suhu yang dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi perubahan suhu meskipun kenaikan suhu tersebut sangat sedikit. Sebagai gambaran sebuah inkubator bayi yang dilengkapi dengan sensor yang memiliki sensitifitas yang tinggi 2. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor untuk memberikan respon terhadap suhu yang dideteksinya. Semakin cepat waktu respon dan waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten memberikan besar sensitifitas yang sama terhadap suhu , serta seberapa lama sensor tersebut dapat terus digunakan.

2.1.2 Sensor Suhu LM 35

Gambar 2.1 Bentuk Fisik LM 35 Pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt

2.1.3 Prinsip Kerja Sensor LM 35

Mula-mula vcc sebesar 12v digunakan untuk menghidupkan sensor LM35 yang akan mendeteksi suhu. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : V LM35 = Suhu10mV Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu Universitas Sumatera Utara permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya . Untuk lebih meningkatkan keakurasian dan kepresisian pengukur suhu, maka perlu dilakukan pengesetan yang optimal pada tegangan referensi ADC yang digunakan sehingga jika menggunakan ADC 8-bit misalnya, maka jangkauan 0-255 haruslah merepresentasikan nilai minimum dan maksimum suhu yang dapat diukur oleh rangkaian sensor suhu. Jangan sampai memberikan tegangan referensi yang salah pada rangkaian ADC, sehingga jangkauan ADC melebihi atau kurang dari jangkauan tegangan masukannya.

2.1.4 Karakteristik Sensor

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor suhu LM35.  Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVoltºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.  Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.  Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.  Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.  Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.  Memiliki pemanasan sendiri yang rendah low-heating yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.  Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.  Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

2.2 Motor

Motor merupakan perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektromagnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet Universitas Sumatera Utara yang lain pada suatu kedudukan yang tetap. Dengan cara inilah energi listrik dapat diubah menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeler pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga dirumah mixer, bor listrik, kipas angin dan industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70 beban total industri. Secara umum motor listrik dapat dibagi menjadi motor ac dan motor dc, bembagian ini berdasarkan pada arus listrik yang digunakan untuk menggerakkannya. Namun penulis pada bagian ini kita hanya membahas mengenai motor dc

2.2.1 Motor DC

Motor arus searah motor dc merupakan salah satu jenis motor listrik yang bergerak dengan menggunakan arus searah. Kumparan medan pada motor dc disebut stator bagian yang tidak berputar dan kumparan jangkar disebut rotor bagian yang berputar. Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan GGL yang berubah-ubah arahnya pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor yang paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas diantara kutub-kutub magnet permanen Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Struktur Motor DC Sederhana Catu tegangan cd dari baterai menuju lilitan melalui sikat menyentuh komutator dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar diatas disebut angker dinamorotor. Angker dinamo rotor adalah sebutan untuk komponen yang berputar diantara medan magnet. Motor ini memiliki keunggulan dari motor ac yaitu mudah dalam mengatur dan mengontrol kecepatan putarnya. Ada bebarapa cara untuk dapat mengendalikan kecepatan motor dc, antara lain dengan mengatur lebar pulsa tegangan setiap detiknya yang diberikan pada motor dc atau secara manual yaitu mengatur jumlah arus dan tegangan yang diberikan pada motor dc. Pada penelitian ini penulis akan mengendalikan kecepatan putar motor dc dengan mengatur tegangan yang diberikan pada motor dc Gambar 2.3 Motor DC Motor dc tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang Universitas Sumatera Utara seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dalam perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih basar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan diarea yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.

2.2.2 Prinsip Kerja Motor DC

Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet disekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor. Gambar 2.4 Medan Magnet yang Membawa Arus Mengelilingi Konduktor Aturan Genggaman Tangan kanan dapat dipakai untuk menentukan arah garis fluks disekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah ada aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Medan magnet hanya terjadi disekitar sebuah konduktor jika ada arus yang mengalir pada konduktir tersebut. Pada motor listrik, konduktor berbentuk U disebut angker dinamo. Gambar 2.5 Medan Megnet Mengelilingi Konduktor di antara Dua Kutub Jika konduktor berbentuk U angker dinamo diletakkan diantara kutub utara dan selatan yang kuat dalam medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan magnet kutub Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Reaksi Garis Fluks Lingkaran A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan looped conductor. Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B. Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat dibawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak kearah atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat diatas konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum jam. Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor dc secara umum: Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran loop, maka kedua sisi loop, yaitu yaitu sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar torque untuk memutar kumparan. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putar yang lebih seragam dan medan magnet yang dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik motor maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 Prinsip Kerja Motor DC Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka tegangan sumber harus dari pada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jengkar yang dilindungi oleh medan makan menimbulkan perputaran motor. Dalam memahami sebuah motor dc, penting dimengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tegangan putar torque sesuia dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikatagorikan dalam tiga kelompok:  Beban torque konstan Adalah beban dimana keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan  Beban dengan variabel torque Adalah beban dengan torque bervariasi dengan kecepatan operasinya. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan  Beban dengan energi konstan Adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan- pralatan mesin industri Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Karakteristik Motor DC

Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsikecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasan-batasan kerja dari motor serta daerah kerja optimum dari motor tersebut. Gambar 2.8 Kurva Torsi VS Kecepatan Motor DC Dari grafik terlihat hubungan antara torsi dan kecepatan untuk suatu motor dc tertentu. dari grafik terlihat bahwa torsi berbanding terbalik dengan kecepatan putaran, dengan kata lain terdapat tradeoff antara besar torsi yang dihasilkan motor dengan kecepatan putaran motor. Dua karakteristik penting terlihat dari grafik yaitu: a. Stall torque, menunjukkan titik pada grafik dimana torsi maksimum, tetapi tidak ada putaran pada motor. b. No load speed,,menunjukkan titik pada grafik dimana terjadi kecepatan putaran maksimum, tetapi tidak ada beban pada motor

2.3 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah singel chip yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan dirancang khusus untuk aplikasi kontrol serta dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas IO pada satu chip. Mikrokontroler merupakan satu hasil dari kemampuan komputasi yang sangat cepat dengan bentuk yang sangat kecil dan harga yang yang murah. Mukrokontroler terus berkembang dengan tujuan untuk memenuhi Universitas Sumatera Utara kebutuhan pasar terhadap alat-alat elektronik dengan perangkat cerdas, cepat sebagai pengontrol dan pemroses data.

2.3.1 Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 adalah satu anggota dari keluarga MCS-51seri 8052 merupakan pengembangan dari seri 8051, dirancang oleh atmel yang paling banyak digunakan karena dilengkapai dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM Prigrammable and Erasable Read Only Memory, yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram berkali-kali 1000 siklus bacatulis. Gambar 2.9 Blok Diagram Fungsional AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Read Only Memory ROM sejumlah 8 Kbyte ROM atau Read Only memory merupakan memori penyimpan data yang isinya tidak dapat diubah atau dihapus hanya dapat dibaca. ROM biasanya diisi dengan program untuk menjalankan mikrokontroler setelah power dinyalakan dan berisi data-data konstanta kode yang diperlukan oleh program. Kapasitas memori yang disediakan oleh AT89S52 ini sejumlah 8 Kbyte Universitas Sumatera Utara 2. Random Access Memory RAM sejumlah 256 byte RAM atau Random Access Memory merupakan memori penyimpanan data yang isinya daoat diubah dan dihapus. RAM biasanya berisi data-data variabel dan register. Data yang tersimpan pada RAM bersifat votile hilang jika catu daya yang terhubung dimatikandiputuskan. 3. Empat buah port IO, yang masing-masing terdiri dari 8 bit IO InputOutput port merupakan sarana yang dipergunakan oleh mikrokontroler untuk mengakses peralatan-peralatan lain, berupa pin-pin yang dapat berfungsi untuk mengeluarkan data-data digital atau berfungsi untuk mengimput data. Selain itu, dapat digunakan sebagai terminal komunikasi paralel, serta komunikasi serial pin 10 dan pin 11 4. Tiga buah 16 bit timercoutertime 16 bit 2 byte timercouter merupakan salah satu register khusus yang berfungsi sebagai pencacah penghitung eksekusi program mikrokontroler. 5. Interface Komunikasi Serial Interface kmunikasi serial merupakan suatu fungsi port yang terdapat dalam mikrokontroler dalam melakukan antarmuka interface serial yaitu pada p3.0 dan p3.1 6. Memiliki kemampuan Arithmatic and Logic Unit ALU Arithmatic and Logic Unit ALU memiliki kemampuan mengerjakan proses- proses aritmatika penyumlahan, pengurangan, pengalian, pembagian dan operasi logika AND, OR, XOR, NOT terhadap bilangan bulat 8 atau 16 bit. Arsitektur hardware mikrokontroler AT89S52 dari perspektif luar atau biasa disebut pin out digambarkan pada gambar dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10 Konfigurasi Pin AT89S52 Berikut ini penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin kaki yang ada pada mikrokontroler AT89S52: a. Port 0 Pin 39 – Pin 32 Merupakan dual-purpose port port yang memiliki dua kegunaan, pada disain yang minimum sederhana, port 0 digunakan sebagai port Inputoutput I0. Sedangkan pada desain lebih lanjut pada perancangan dengan memori eksternal digunakan sebagai data dan address alamat yang di-multiplex. b. Port 1 Pin 1 – Pin 8 Port 1 berfugsi sebagai IO biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat Mos I, Mis 0 dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh ISP programer. c. Port 2 Pin 21 – Pin 28 Merupakan dual-purpose port. Pada desain minimum digunakan sebagai port IO InputOutput. Sedangkan pada desain lebih lanjut digunakan sebagai high byte dari address alamat d. Port 3 Pin 10 – Pin 17 Merupakan dual-porpuse port. Selain sebagai port IO InputOuput, port 3 juga mempunyai fungsi khusus. Fungsi khusus tersebut diperlihatkan pada tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port 3 e. PSEN Pin 29 PSEN Program Store Enable madalah sinyal kontrol yang mengizinkan untuk mengakses program code memori eksternal. Pin ini dihubungkan ke pin OE output Enable dari EPROM. Sinyal PSEN akan „0‟ low pada tahap fetch penjemputan instrusi. PSEN akan sellau bernilai „1‟ high pada pembacaan program memori internal. f. ALE Pin 30 ALE Addres Latch Enable digunakan untuk men-demultiplex address alamat data bus. Ketika menggunakan program memori eksternal, port 0 akan berfungsi sebagai address alamat dan data bus. Pada setengah paruh pertama memori cycle ALE akan bernilai „1‟ high sehingga akan mengizinkan penulisan address alamat pada register eksternal. Pada setenah paruh berikutnya akan bernilai „1‟ high sehingga port 0 dapat digunakan sebagai data bus. g. EA Pin 31 EA xternal Access pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program ayang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. No. Pin Port pin Nama Port Fungsi 10 P3.0 RXD Menerima data untuk port serial 11 P3.1 TXD Mengirim data untuk port paralel 12 P3.2 INT 0 Interrupt 0 eksternal 13 P3.3 INT 1 Interrupt 1 eksternal 14 P3.4 T0 Timer 0 input eksternal 15 P3.5 T1 Timer 1 input eksertal 16 P3.6 WR Memori data eksternal write strobe 17 P3.6 RD Memori data eksternal read strobe Universitas Sumatera Utara h. RST Pin 9 Jika pin ini diberi input „1‟ high selama minimal 2 cycle, maka sistem akan di- reset kembali keawal i. On-Chip oscillator j. AT89S52 telah memiliki on-chip oscilator yang dapat bekerja jika didrive menggunakan kristal. Tambahan kapasitor diperlukan untuk menstabilkan sistem. Nilai kristal yang biasa digunakan pada AT89S52 ini aalah 12 MHz. On-chip oscillator pada AT89S52 terdiri dari XTAL1 pin 19 input untuk clock internal dan XTAL2 pin 18 output dari osilator. k. Koneksi Power AT89S52 beroperasi pada tegangan 5 volt. Pin Vcc terdapat pada pin 40, sedangkan ground gnd terdapat pada pin 20. Instruksi-instruksi mikrokontroler Instruksi-instruksi yang dimaksud merupakan seperangkat instruksi yang disusun menjadi sebuah program untuk memerintahkan mikrokontroler melakukan sesuatu pekerjaan. Sebuah instruksi selalu berisi kode operasi op-code, kode pengoperasian inilah yang disebut dengan bahasa mesin yang dapat dimengerti oleh mikrokontroler. Inastruksi-instruksi yang digunakan dalam memogram suatu program yang diisikan AT98S52 adalah instruksi bahasa pemograman assembler.

2.3.2 Instruksi Transfer Data

Instruksi tranfer data terbagi menjadi dua kelas operasi sebagai berikut:  Tranfer data umum General Purpose Transfer, yaitu : MOV, PUSH dan POP  Transfer spesifik akumulator Accumulator Specific Transfer, yaitu :XCH, XCHD, dan MOVC Instruksi transfer data adalah instruksi pemindahan pertukaran data antara oprand sumber dengan opran tujuan. Operand-nya dapat berupa register, memori atau lokasi suatu memori. Penjelasan instruksi transfer data dapat dijelasan sebagai berikut. Mov : Transfer dari register satu ke register yang laian, antara register dengan memori Push : Transfer byte atau dari operan sumber ke suatu lokasi dalam strack Universitas Sumatera Utara Yang alamatnya ditunjuk oleh register penunjuk. Pop : Transfer byte atau dari dalam strack ke operan tujuan Xch : Pertukaran data antara operand akumulator dengan operand sumber Xcdh : Pertukaran nibble orde rendah antara RAM internal lokasinya ditunjukkan oleh r0 dan r1 Movc : Pertukaran data dengan menjumlahkan isi data pointer dengan isi akumulator

2.3.3 Instruksi Aritmatik

Operasi dasar aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dimiliki oleh AT89S52 dengan mnemonic : Inc, Add, subb, Dec, Mul dan Div. Penjelasan dari operasi mnemonic tersebut dijelaskan sebagai berikut : Inc : Menambahkan satu isi sumber operand dan menyiman hasilnya ke operand tersebut Add : Penjumlahan antara akumulator dengan sumber operand dan hasilnya disimpan di akumulator Subb : Pengurangan akumulator dengan sumber operand, hasilnya disimpan dalam operand tersebut Dec : Mengurangi sumber operand dengan 1, dan hasilnya dismpan pada operan tersebut Mul : Perkalian antara Akumulator dengan Register B Div : Pembagian antara Akumulator dengan Register B dan hasilnya disimpan dalam Akumulator, sisanya di Register B

2.3.4 Instruksi Logika

Mikrokontroler AT98S52 dapat melakukanoperasi logika bit maupun operasi logika byte. Operasi logika tersebut terbagi atas dua bagian yaitu:  Operasi logika operan tunggal, yaitu terdiri dari clr, setb, cpl, rl dan rr  Oprasi logika dua operand seperti : anl, orl dan xlr Operasi yang dilakukan oleh AT89S52 dengan pembacaan instruksi logika tersebut dijelaskan dibawah ini: Crl : Menhhapus byte atau bit menjadi nol Setb : Membuat bit mejadi satu Universitas Sumatera Utara Cpl : Mengkomplemenkan akumulator Rl : Rotasi akumulator 1 bit kekiri Rr : Rotasi akumulator 1 bit kekanan Anl : Meng-and kan data bit secara langsung dengan isi akumulator Orl : Meng-or kan data bit secara langsung dengan isi akumulator Xrl : Meng-xor kan data bit secara langsung dengan isi akumulator

2.3.5 Instruksi Percabangan

Instruksi percabangan terdiri dari 3 tiga kelas oprasi, yaitu:  Lompatan tak bersyarat unconditional Jump seperti : sjmp, ajmp, ljmp  Lompatan bersyarat Conditional Jump seperti : jb, jnb jz, jnz, jc, jnc, cjne, dan djnz  Insterupsi seperti: ret dan reti Penjelasan dari instruksi diatas sebagai berikut : Sjmp : Lompatan untuk percabangan dengan jankauan masumum 1 Kbyte Ajmp : Lompatan untuk percabangan masimum 2 Kbyte Lcall : Pemanggilan subroutine yang mempunyai alamat antara 2 Kbyte – 64 Kbyte. Jb : Percabangan yang akan lompat ke label atau alamat yang dituju jika dalam keadaan bit Jnb : Percabangan yang akan lompat ke label atau alamat yang dituju jika dalam keadaan tidak bit Jz : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah nol Jnz : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah tidak nol Jc : Percabangan terjadi jika CF Carry Flag diset „1‟ Jne : Percabangan terjadi jika CF Carry Flag diset „0‟ Cjne : Operasi perbandingan Operand pertama dengan operand kedua, jika tidak sama akan dilakukan percabangan Djnz : Mengurangi nilai operand sumber dengan satu dan percabangan akan dilakukan bila hasilnya tidak nol Ret : Kembali ke subrutine. Reti : Kembali ke program interupsi utama Universitas Sumatera Utara

2.4 Analog To Digital Converter ADC 0804

ADC banyak tersedia dipasaran, tetapi dalam perancangan ini digunakan ADC 0804. Gambar 2.11 menunjukkan susunan kaki ADC tersebut. Beberapa karakteristik ADC 0804 adalah sebagai berikut:  Memiliki 2 masukan analog : Vin + dan Vin- sehingga memperbolehkan masukan selisih diferensial. Dengan kata lain, tegangan masukan analog yang sebenarnya adalah selisih dari masukan kedua pin [ analog Vin = Vin+ – Vin-]. Jika hanya satu masukan maka Vin- dihubungkan ke ground. Pada operasi normal, ADC menggunakan Vcc = +5V sebagai tegangan referensi, dan masukan analog memiliki jangkauan dari 0 sampai 5 V pada skala penuh.  Mengubah tegangan analog menjadi keluaran digital 8 bit. Sehingga resolusinya adalah 5V255 = 19.6 mV  Memiliki pembangkit detak clock internal yang menghasilkan frekuensi f=11,1RC, dengan R dan C adalah komponen eksternal.  Memiliki koneksi ground yang berbeda antara tegangan digital dan analog. Kaki 8 adalah ground analog. Pin 10 adalah ground digital. Gambar 2.11 Pin Konfigurasi ADC 0804 ADC 0804 merupakan ADC yang paling familier, yang paling sering digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat ukur digital, dengan karakteristik dasar, lebar data = 8 bit, waktu konversi = 100 uS. WR : input pin ini digunakan untuk memulai konversi tegangan analog menjadi data digital, bila WR mendapat logika 0 maka konverter akan mengalami reset; dan ketika WR kembali pada keadaan tinggi maka konversi segera dimulai. Bila CS atau RD diberi logika 1 maka output Universitas Sumatera Utara D0 sd D7 akan berada dalam keadaan high impedanzi, sebaliknya bila CS dan RD diberi logika 0 maka output digital akan keluar pada D0 sd D7. INT: output pin ini digunakan sebagai indikator apabila ADC talah selesai menkonversikan tegangan analog menjadi digital, INT akam mengeluarkan logika 1 pada saat memulai konversi dan akan berada pada logika 0 bila konversi telah selesai. Frekuensi clock konverter harus terletak dalam daerah frekuensi 100 sd 800 kHz. CLK IN dapat diturunkan dari sumber clock eksternal. Clock internal dapat dibangkitkan dengan memeberikan komponen R dan C pada CLK IN dan CLK R. Vin : pin ini sebagai inputan tegangan analog yang akan dikonversikan menjadi data digital.

2.5 Relay