Analisis pemasaran sayuran organik di PT Agro Lestari Ciawi Bogor, Jawa Barat

ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK
DI PT AGRO LESTARI
CIAWI BOGOR JAWA BARAT

Oleh :
SHANTY ROSDIANA BATUBARA
A 14105606

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
SHANTY ROSDIANA BATUBARA, Analisis Pemasaran Sayuran Organik di
PT Agro Lestari, Ciawi Bogor Jawa Barat. Di bawah bimbingan EKA INTAN
KUMALA PUTRI.
Sayuran adalah salah satu kelompok hortikultura yang mempunyai arti dan
kedudukan tersendiri dalam proses pembangunan nasional di sub sektor pertanian.
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting bagi pemenuhan
gizi masyarakat. Sayuran organik mempunyai peluang untuk mengisi pasar di

dalam negeri, karena kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan
mengkonsumsi sayuran bebas bahan kimia.
Tujuan penelitian ini adalah : (1)Mengidentifikasi sistem pemasaran dan
saluran pemasaran sayuran organik PT Agro Lestari, (2) menganalisis perbedaan
harga jual di tingkat petani dan di tingkat pemasok dan (3) menganalisis
dan rasio keuntungan biaya untuk sayuran organik pada PT Agro Lestari.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk pihak.pihak
pengambil kebijakan dalam upaya perbaikan kinerja pemasaran sayuran organik
pada PT Agro Lestari.
Penelitian ini dilakukan di Kawasan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukanfsecara sengaja (
) dengan
petimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi sayuran
di Jawa Barat dan juga tujuan pasar dari PT Agro Lestari. Penelitian dilaksanakan
pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2008. Data yang diperoleh diolah dan
dianalisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kuantitatif
dilakukan untuk mengetahui keadaan marjin pemasaran. Analisis secara kualitatif
dilakukan dengan cara melihat saluran pemasaran, fungsi.fungsi pemasaran,
struktur pasar, perilaku pasar, dan permasalahan pemasaran yang terjadi di lokasi
penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan saluran pemasaran sayuran organik pada PT
Agro Lestari terdiri dari tiga pola saluran pemasaran yaitu : (1) Petani.pedagang
pengumpul dan petani besar.pemasok dan petani besar.swalayan.konsumen,
Saluran Pemasaran (2) Petani.pedagang pengumpul dan petani besar.pemasok.
swalayan.konsumen, Saluran Pemasaran (3) Petani.pedagang pengumpul dan
petani besar.konsumen.
Petani sayuran organik di PT Agro Lestari melakukan fungsi pertukaran
dengan kegiatan penjualan. Fungsi fisik yang dilakukan oleh petani responden
dengan melakukan kegiatan pengumpulan dan fungsi fasilitas yang dilakukan oleh
petani adalah pengumpulan informasi pasar.
PT Agro Lestari melakukan fungsi pertukaran dengan kegiatan penjualan
dan pembelian. Fungsi fisik yang dilakukan oleh PT Agro Lestari dengan
melakukan kegiatan pengumpulan,pengangkutan dan pengemasan dan fungsi
fasilitas yang dilakukan oleh PT Agro Lestari adalah standarisai dan sortasi,
penanggungan resiko, informasi pasar, pembiayaan dan pengumpulan informasi
pasar.
Pemasok sayuran organik di PT Agro Lestari melakukan fungsi pertukaran
dengan kegiatan penjualan dan pembelian. Fungsi fisik yang dilakukan oleh petani
responden dengan melakukan kegiatan pengumpulan dan pengangkutan dan


fungsi fasilitas yang dilakukan oleh petani adalah penanggungan resiko,
pengumpulan informasi pasar dan pembiayaan.
Struktur pasar yang dihadapi oleh petani sayuran organik bersifat pasar
persaingan sempurna. Hal ini didasarkan pada jumlah petani (penjual) yang
banyak, dimana sebagian besar penduduk di daerah perusahaan bermata
pencaharian pokok sebagai petani, sehingga petani yang menjual sayuran organik
bersaing dengan petani sayuran non oraganik.
Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengumpul dan petani besar
yaitu perusahaan sebagai penjual dan pemasok sebagai pembeli yaitu menghadapi
struktur pasar monopsoni karena jumlah pedagang pengumpul hanya ada satu
sementara pemasok cukup banyak. Namun pedagang pengumpul tidak dapat
mempengaruhi harga begitu juga dengan pemasok, karena harga yang ditentukan
berdasarkan mekanisme pasar.
Struktur yang terjadi di pemasok merupakan struktur pasar oligopoli,
dimana penjual sayuran organik lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
pembeli (konsumen akhir). Jumlah pemasok yang menjual sayuran organik di
kawasan Bogor dan sekitarnya berjumlah sedikit, sehingga harga ditentukan oleh
pemasok.
Berdasarkan tiga pola saluran pemasaran pada PT Agro Lestari
menunjukkan bahwa total marjin pemasaran yang terbesar tedapat pada pola

pemasaran tiga yaitu pada komoditi wortel organik dan petsai organik yaitu
masing.masing sebesar Rp 8500,00 per kg (68 persen) dan Rp 8500,00 per kg
(70,86 persen). Marjin pemasaran terkecil terjadi pada pemasaran satu pada
komoditi kangkung organik yaitu sebesar Rp.4500,00 per kg (60,02 persen).
terbesar pada komoditi kangkung organik terdapat pada
saluran pemasaran 1 dan 2 yaitu masing.masing sebesar 40 persen dan
terkecil terdapat pada saluran pemasaran 3 yaitu sebesar 30 persen. Jika
dilihat dari kepentingan petani maka saluran pemasaran 1 dan 2 lebih
menguntungkan bagi petani karena memiliki total marjin pemasaran yang rendah
dan
yang terbesar. Saluran pemasaran 1 dan 2 dapat digunakan
sebagai alternatif pemasaran, jika petani ingin mendapatkan keuntungan yang
lebih besar.
Saluran pemasaran yang memberikan rasio keuntungan terhadap biaya
pemasaran sayuran organik tertinggi terdapat pada saluran pemasaran tiga pada
komoditi wortel organik yaitu sebesar 4,22 dengan keuntungan pemasaran yang
diperoleh oleh supermarket sebesar Rp 4850,00/kg. Rasio keuntungan biaya
pemasaran sebesar 4,22 ini berarti bahwa setiap Rp 100,00 per kg biaya
pemasaran yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan Rp 422,00 per kg.


ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK
DI PT AGRO LESTARI
CIAWI BOGOR JAWA BARAT

Oleh :
SHANTY ROSDIANA BATUBARA
A 14105606

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Program Studi Manajemen Agribisnis

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul Skripsi
Nama

NRP

: Analisis Pemasaran Sayuran Organik di PT Agro Lestari,
Ciawi Bogor Jawa Barat
: Shanty Rosdiana Batubara
: A 14105606

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, Ms
NIP. 131 918 659

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M Agr
NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus Ujian : 22 Januari 2009


PERYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
” ANALISIS PEMASARAN SAYURAN ORGANIK DI PT AGRO LESTARI
CIAWI BOGOR JAWA BARAT” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK
TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA
MANTAYAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN.BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI
SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM PUSTAKA DI AKHIR
SKRIPSI INI.

Bogor, Januari 2009

SHANTY ROSDIANA B
NRP A 14105606

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Kota Pekanbaru, Riau pada tanggal 9 Agustus 1983
dari Ayah yang bernama Welman Batubara dan Ibu yang bernama Agustina
Siregar.Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Pada tahun 1989 penulis memulai pendidikan di Taman Kanak.Kanak
Katolik Santa Maria Pekanbaru, setelah itu pada tahun 1990 penulis masuk ke
Sekolah Dasar Katolik Santa Maria Pekanbaru dan lulus pada tahun 1996. Pada
tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama Katolik Santa Maria Pekanbaru dan lulus pada tahun 1999. Lulus dari
SMP Katolik Santa Maria Pekanbaru penulis langsung melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Umum Katolik Tri Sakti Medan dan lulus pada tahun 2002
dengan jurusan IPA.
Pada Tahun 2002 penulis diterima menjadi Mahasiswa Institut Pertanian
Bogor pada Program Studi Diploma

III Analisis Lingkungan, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun
yang sama, penulis melanjutkan studi ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini ditulis dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk
memproleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai ” Analisis Pemasaran
Sayuran Organik di PT Agro Lestari Ciawi Bogor Jawa Barat ”. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui terjadinya perbedaan harga yang cukup besar pada
tingkat petani dan di tingkat pengecer, sistem pemasaran pada lokasi penelitian
dan tingkat efisiensi pemasaran dalam kegiatan pemasaran sayuran organik.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Bogor, Januari 2009

A 14105606


UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan dengan
memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuni ayang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, Ms, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dengan
sabar, dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, Msi, selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah
banyak memberikan masukan dan saran bagi kesempurnaan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utama atas masukan dan saran
bagi kesempurnaan skripsi ini.
4. Dra. Yusalina, Msi selaku dosen penguji komisi pendidikan atas masukan dan
saran bagi kesempurnaan skripsi ini.
5. Tri Judadmadji SE, selaku pembimbing penulis selama penulis turun lapang.
6. Papa dan mama tercinta atas doa dan dukungannya baik dalam segi moril dan
materiil

yang telah diberikan dan menjadi sumber inspirasi selama penulis


menempuh pendidikan.
7. Jeffry Pianov suami tercinta atas doa dan dukungannya baik dalam segi moril
dan materiil yang telah diberikan kepada penulis.
8. Buat abangku Wilson, adik.adikku tercinta Netty, Dodo, Siska dan Leo atas doa
dan dukungannya kepada penulis.

9. Wukir Trangjiwani SP, selaku pembahas dalam seminar hasil penulis yang
telah banyak memberikan masukan dan saran bagi kesempurnaan skripsi ini.
10. Teman.temanku seperjuangan Eli, Teh Eni, Imel, Wempi, Edo, David, Udut
dan anak.anak extensi MAB angkatan 13 lainnya yang telah berbagi suka dan
duka, canda tawa bersama penulis.
11. Seluruh petani responden yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
informasi yang sangat berguna dalam penelitian ini.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 16
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 19
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 21
1.4 Kegunaan Penelitian......................................................................... 21
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan .................................................... 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komoditi Sayuran............................................................................. 23
2.1.1 Jenis dan Karakteristik Sayuran .............................................. 25
2.2 Pertanian Organik............................................................................. 27
2.2.1 Definisi Pertanian Organik ...................................................... 27
2.2.2 Tujuan Pertanian Organik........................................................ 28
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pertanian Organik ........... 29
2.2.4 Perbedaan Pertanian Organik dan Pertanian Anorganik ......... 30
2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 32
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis............................................................ 34
3.1.1 Pengertian Pasar dan Konsep Pemasaran................................ 34
3.1.2 Lembaga Pemasaran, Saluran Pemasaran dan Fungsi – Fungsi
Pemasaran................................................................................ 36
3.1.3 Struktur Pasar, Marjin Pemasaran, Perilaku Pasar dan
........................................................................ 42
3.1.4 Rasio Keuntungan dan Biaya .................................................. 47
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional..................................................... 47
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 50
4.2 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 50
4.3 Metode Penarikan Sampel................................................................ 50
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data............................................. 51
4.4.1 Analisis Saluran dan Lembaga Pemasaran.............................. 53
4.4.2 Analisis Fungsi.Fungsi Pemasaran ......................................... 53

4.4.3 Analisis Struktur Pasar ............................................................ 53
4.4.4 Analisis Perilaku Pasar ............................................................ 53
4.4.5 Efisiensi Pemasaran................................................................. 54
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah Singkat Perusahaan Agro Lestari ........................................ 55
5. 2 Struktur Organisasi Perusahaan Agro Lestari ................................. 57
5.3 Sumberdaya Perusahaan Agro Lestari ............................................. 57
5.3.1 Sumberdaya alam atau fisik .................................................... 58
5.3.2. Sumberdaya Manusia ............................................................. 59
5.3.3.Sumberdaya Modal.................................................................. 60
5.4. Keadaan Umum Lokasi Perusahaan Agro Lestari........................... 60
5.5. Deskripsi Kegiatan Perusahaan Secara Umum ............................... 61
5.5.1 Usaha Pengadaan Sarana Produksi.......................................... 61
5.5.2. Kegiatan Budidaya ................................................................. 61
5.5.3. Kegiatan Pemasaran ............................................................... 63
5.5.4. Pola Kemitraan ....................................................................... 64
BAB VI SISTEM DAN SALURAN PEMASARAN
6.1 Sistem Pemasaran............................................................................. 67
6.2. Saluran Pemasaran .......................................................................... 67
6.2.1. Saluran Pemasaran 1 .............................................................. 68
6.2.2. Saluran Pemasaran 2 .............................................................. 69
6.2.3. Saluran Pemasaran 3 .............................................................. 69
6.3. Fungsi.Fungsi Pemasaran................................................................ 70
6.3.1 Fungsi Pemasaran di Tingkat Petani ....................................... 71
6.3.2 Fungsi Pemasaran di Tingkat Pedagang Pengumpul dan Petani
Besar ........................................................................................ 73
6.3.3. Fungsi Pemasaran di Tingkatan Pemasok .............................. 74
6.4. Struktur Pasar .................................................................................. 75
6.4.1 Struktur Pasar di Tingkat Petani.............................................. 75
6.4.2. Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Pengumpul dan Petani
Besar ........................................................................................ 76
6.4.3. Struktur Pasar di Tingkat Pemasok ........................................ 77
6.5. Perilaku Pasar .................................................................................. 78
6.5.1. Praktek Penjualan dan Pembelian .......................................... 78
6.5.2. Sistem Penentuan dan Pembayaran Harga ............................. 79
6.5.3. Kerjasama Antara Lembaga Pemasaran................................. 81
6.6. Efisiensi Pemasaran......................................................................... 82
BAB VII
RASIO KEUNTUNGAN BIAYA
7.1. Analisis Marjin Pemasaran.............................................................. 84
7.2. Farmer’s Share ................................................................................ 90
7.3 Rasio Keuntungan dan Biaya ........................................................... 94
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan..................................................................................... 108
8.2 Saran............................................................................................... 109

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Konsumsi Sayur dan Buah Tahun 2002.2006........................................ 16

2.

Perbandingan Peningkatan Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia
tahun 2005.2006..................................................................................... 17

3.

Perkembangan dan Peningkatan Luas Panen dan Produksi Sayuran di
Indonesia Tahun 2001.2006 ................................................................... 18

4.

Penelitian Terdahulu............................................................................... 32

5.

Karakteristik dan Struktur Pemasaran Pertanian.................................... 43

6.

Sumberdaya Fisik Perusahaan Agro Lestari tahun 2008......................... 58

7.

Sumberdaya Manusia di Perusahaan Agro Lestari tahun 2008.............. 59

8.

Fungsi.Fungsi Pemasaran yang dilakukan oleh PT. Agro Lestari ......... 71

9.

pada saluran Pemasaran Sayuran Organik di PT. Agro
Lestari..................................................................................................... 92

10

Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Bawang Daun
Organik di PT. Agro Lestari................................................................... 94

11

Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Bayam Organik di
PT. Agro Lestari ..................................................................................... 95

12

Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Wortel Organik di
PT. Agro Lestari ..................................................................................... 96

13

Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Petsai Organik di PT.
Agro Lestari............................................................................................ 97

14

Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Kangkung Organik di
PT. Agro Lestari ..................................................................................... 98

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1

Saluran Distribusi Untuk Barang Konsumsi ............................................ 37

2

Pola Umum Saluran Pemasaran Produk Pertanian di Indonesia.............. 38

3

Kerangka Pemikiran Operasional............................................................. 49

4

Saluran pemasaran sayuran organik di PT. AgroLestari………………...53

15

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1.

Marjin Saluran Pemasaran Bawang Daun Organik di PT. Agro Lestari
........................................................................................................ 113

2.

Marjin Saluran Pemasaran Organik Wortel di PT. Agro Lestari .......... 114

3.

Marjin Saluran Pemasaran Wortel Organik di PT. Agro Lestari .......... 116

4.

Marjin Saluran Pemasaran Petsai Organik di PT. Agro Lestari............. 118

5.

Marjin Saluran Pemasaran Kangkung Organik di PT. Agro Lestari...... 119

16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Produk hortikultura sebagai sumber pangan dan gizi, seperti sayuran dan
buah.buahan merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang baik. Rata.rata
ketersediaan kalori per kapita untuk sayuran dan buah.buahan pada tahun 2005
adalah 91 kkal dan pada tahun 2006 adalah 94 kkal yang mengalami peningkatan
sebesar 3,30 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya ( Dirjen Bina Produksi
Hortikultura, 2007).
Konsumsi kelompok sayuran dan buah.buahan tahun 2006 bila dibandingkan
dengan tahun 2005 mengalami penurunan dari 66,86 kg per kapita per tahun
menjadi 57,71 kg per kapita per tahun atau menurun sebesar 16,03 persen.
Konsumsi terbesar berasal dari konsumsi sayuran yaitu sebesar 34,15 kg per
kapita per tahun atau menurun sebesar 3,37 persen. Penurunan konsumsi buah
terjadi pada tahun 2006 sebesar 23,56 kg per kalori per tahun atau menurun
sebesar 33,96 persen.
Tabel 1. Konsumsi Sayur dan Buah Tahun 2002.2006
!
&'
!'

(

!

!

"

!

#

!

$

!

%

"! )*

"# $!

"" #*

"$ "

"# &$

!* ")

!* #"

!+ !

"& $%

!" $%

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Hortikultura, 2007

17

Sayuran adalah salah satu kelompok hortikultura yang mempunyai arti dan
kedudukan tersendiri dalam proses pembangunan nasional di sub sektor pertanian.
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting bagi pemenuhan
gizi masyarakat. Idealnya, seseorang harus mengkonsumsi sayuran sekitar 200
gram per hari agar metabolisme di dalam tubuh tidak terganggu akibat
kekurangan serat (Rahardi,2001). Berdasarkan hal tersebut maka produksi sayuran
harus ditingkatkan untuk konsumsi masyarakat. Apabila dibandingkan dengan
tahun 2005, total produksi sayuran tahun 2006 mengalami peningkatan sekitar
93,63 persen yaitu dari 1.134.677 ton pada tahun 2005 meningkat menjadi
1.465.555 ton pada tahun 2006, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Peningkatan Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia
Tahun 2005 . 2006
#
!

$"! %

&

#

! '$

"
)

)

&'

%(

"

&

!!*'**+

!*!'*$

!+ "+

!'

(

&!"'+)$

&#*'#"$

! +!

"'

,

&) ' !*

!&!'%*+

&) &$

$ &'#"+

$+&'!%#

&" *"

!& ')"%

!"*'! *

&" #%

#'
$'

)

.
"

*

+*

*+

*

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Hortikultura, 2007

Gaya hidup sehat telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan
jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (
), kandungan nutrisi tinggi (
(

) dan ramah lingkungan

). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan

permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat (Bappepam, 2002).

18

Perkembangan produksi dan pemasaran produk pertanian organik di
Indonesia cukup pesat. Perkembangannya ditandai dengan semakin banyaknya
supermarket,

, dan model pemasaran alternatif di berbagai kota yang

menjual produk organik (Pangaribuan, 1999). Oleh karena itu, pengembangan
budidaya organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi
untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor. Tabel 3 menunjukkan perkembangan
dan peningkatan luas panen produksi sayuran di Indonesia tahun 2001.2006.
Peningkatan luas panen dan produksi yang cukup tinggi pada tahun 2006 dari
tahun sebelumnya yaitu masing.masing 3,36 persen menjadi 6,68 persen dan 0,47
persen menjadi 4,67 persen
Tabel 3. Perkembangan dan Peningkatan Luas Panen dan Produksi Sayuran di
Indonesia Tahun 2001.2006
0
/

0

(
,

(

0

0

0
0

2,

2,

1
!

&

+*#' ""

%'*&*'%!#

3

3

3

3

!

!

)!#'"%&

+'&##'+#$

" '"!)

" )!

!!$'&!&

" !$

!

"

*&"'##$

)'$+#')+

)*' )#

& )&

&'#" '&!$

!

#

*++'$$!

*' $*'%+%

%#'& +

+ !

#)#') %

!

$

*##'%*$

*'& &'*)%

3"!')$+

3" "%

#!'"&

!

%

*'$!+'#%"

%"'&##

% %)

#!$'#++

&'

+')"*

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Hortikultura, 2007

.

!

!
$ %$
#+
# %+

19

PT Agro Lestari berdiri sejak tahun 1983, namun produksi awalnya bukan
sayuran organik melainkan tanaman obat serta rempah.rempah. Pada tahun 1999
PT Agro Lestari mengadakan kerjasama dengan pengusaha dari Korea untuk
membudidayakan sayuran khusus dari Korea. Jenis tanaman yang ditanam
meliputi tujuh kelompok dan 70 jenis tanaman yaitu : kelompok sayuran daun,
kelompok sayuran buah, kelompok tanaman
kelompok tanaman

, kelompok sayuran umbi,

, buah. buahan dan kelompok tanaman lainnya. PT

Agro Lestari memasarkan produknya hingga kawasan Jabotabek meliputi :
supermarket, hotel, restauran, konsumen, rumah sakit, agen dan minimarket.
Pengiriman produk dilakukan setiap hari oleh PT Agro Lestari.
1.2 Perumusan Masalah
Sayuran organik merupakan salah satu produk pertanian khususnya
hortikultura yang memiliki ciri antara lain mudah rusak (

) atau tidak

tahan lama disimpan, memerlukan tempat atau ruangan yang luas, memiliki
ukuran besar yang beragam (

), dan harga pasar ditentukan oleh

mutunya. Berdasarkan ciri.ciri tersebut, maka sayuran organik perlu mendapatkan
penanganan yang insentif mulai dari pra panen, pasca panen, sampai dengan
pemasaran sehingga dapat sampai di tujuan dengan keadaan yang masih segar.
Oleh karena itu, sistem pemasaran yang baik penting dilakukan terutama fungsi
pemasaran yang meliputi fungsi pembelian, penjualan, pengolahan, penyimpanan,
standarisasi dan

, serta pengangkutan.

Umur penyimpanan sayuran organik yang relatif pendek yaitu hanya dapat
bertahan sekitar 2.3 hari, mengakibatkan petani memerlukan pemasaran yang
cepat. Pemasaran yang tidak cepat dapat menimbulkan penyusutan berupa

20

penurunan harga karena sayuran akan menjadi rusak atau busuk. Jauhnya daerah
pemasaran dengan sentra produksi sayuran dapat memungkinkan akan timbulnya
risiko apabila petani menjual langsung kepada konsumen akhir yaitu berupa biaya
transportasi.
Pengembangan pertanian organik terutama sayuran organik tidak cukup
hanya mengandalkan potensi lahan atau sistem produksi yang baik saja, karena
dapat

menghambat

perkembangan

pertanian

organik

tersebut.

Untuk

meningkatkan kegiatan pertanian organik diperlukan sistem agribisnis yang baik
dan terencana. Lembaga pemasaran sebagai bagian dari sebuah sistem agribisnis
perlu untuk diperhatikan kesiapan dan kinerjanya, karena lembaga pemasaran
berperan dalam sistem tataniaga hasil pertanian sejak lepas dari produsen sampai
ke tangan konsumen.
Harga sayuran di tingkat petani selalu lebih rendah dibandingkan dengan
harga sayuran di tingkat pemasok, hal ini disebabkan karena petani tidak memiliki
yang kuat dibandingkan dengan lembaga pemasaran lainnya.
Selain itu petani juga tidak memiliki informasi pasar yang lengkap padahal tinggi
rendahnya harga jual sayuran tergantung dari informasi pasar.
Pada umumnya struktur pasar yang dihadapi oleh komoditi pertanian
biasanya bersifat bersaing sempurna, sehingga petani bertindak sebagai penerima
harga (

). Pemasaran komoditi pertanian, khususnya sayuran organik

harus melalui beberapa lembaga pemasaran sehingga panjangnya saluran
pemasaran mengakibatkan penerimaan di tingkat petani rendah.
Permasalahan pemasaran yang terjadi pada PT Agro Lestari adanya
ketidak efisienan saluran pemasaran sayuran organik yang dipasarkan sehingga

21

terjadi perbedaan harga yang cukup besar antara harga jual di tingkat petani dan
harga jual di tingkat pemasok.
Berdasarkan uraian masih terdapat kendala dalam pemasaran sayuran
organik di PT. Agro Lestari, maka dapat dirumuskan permasalahannnya sebagai
berikut :
1. Mengapa terjadi perbedaan harga yang cukup besar diantara harga jual di
tingkat petani dan harga jual di tingkat pemasok di PT Agro Lestari?
2. Bagaimana pemasaran sayuran organik petani dan pemasok di PT Agro
Lestari?
3. Bagaimana

dan rasio keuntungan biaya yang didapat oleh

petani dan perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah:
1. Menganalisis perbedaan harga jual di tingkat petani dan di tingkat pemasok.
2. Mengidentifikasi sistem pemasaran dan saluran pemasaran sayuran organik PT
Agro Lestari.
3.Menganalisis

dan rasio keuntungan biaya untuk sayuran organik

pada PT. Agro Lestari.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak.pihak yang
terkait, antara lain :
1. Petani dan lembaga yang terlibat, sebagai bahan informasi untuk
melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan dalam pemasaran
sayuran organik.

22

2. Pemerintah daerah setempat, yaitu digunakan untuk bahan masukan dalam
menetapkan dan menerapkan kebijaksanaan untuk perbaikan sistem
pemasaran sayuran organik.
3. Peneliti, yaitu digunakan sebagai tambahan perbendaharaan pustaka dan
sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.
4. Penulis, yaitu digunakan untuk sarana latihan penerapan ilmu atau teori yang
telah didapat selama masa perkuliahan dan menambah pengalaman agar dapat
diterapkan ditengah masyarakat.
5. Perusahaan, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan
kegiatan pemasaran.
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Pada penelitian ini terdapat ruang lingkup dan keterbatasan dalam melakukan
penelitian, diantaranya :
1. Komoditi sayuran organik yang diteliti meliputi komoditi bawang daun, bayam,
petsai/sawi, wortel, kangkung merupakan sayuran organik yang diusahakan di
salah satu perusahaan sayuran organik di Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
2. Harga komoditi sayuran organik yang digunakan merupakan harga pada saat
melakukan pengumpulan data.
3. Saluran pemasaran sayuran organik yang diidentifikasi hanya sampai konsumen
yang berada di wilayah Bogor saja.

23

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditi Sayuran
Sayuran sebagai bahan pangan merupakan pelengkap dari kebutuhan manusia
yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sayuran adalah salah satu komoditi
hortikultura disamping buah.buahan, tanaman hias, dan tanaman obat. Istilah
hortikultura dikenal di Eropa pada abad 17 yaitu di Italia dan Eropa Tengah.
Hortikultura berasal dari bahasa latin yaitu

yang berarti kebun dan

yang berarti membudidayakan. Secara harafiah, hortikultura berarti ilmu yang
mempelajari pembudidayaan tanaman kebun.
Kedatangan

dan

pengembangan sayuran

menetapnya

bangsa

Eropa

di

Indonesia

memulai

di dataran tinggi seperti kentang, kubis, tomat, dan

wortel. Bibit dan benih yang dibutuhkan untuk budidaya sayuran didatangkan dari
Eropa terutama Belanda. Kondisi ini merupakan awal perkembangan sayuran di
Indonesia terutama sayuran dataran tinggi.
Sayuran sebagai makanan pelengkap yang memiliki ciri.ciri yaitu (1) dipanen
dan dimanfaatkan dalam keadaan segar atau hidup sehingga bersifat mudah rusak,
(2) komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air bukan kandungan bahan
kering seperti halnya tanaman agronomi (jagung) dan tanaman perkebunan, (3)
produk bersifat meruah

sehingga susah dan mahal diangkut, dan (4)

harga sayuran ditentukan oleh mutunya (kualitas), bukan jumlahnya (Setyati,
1989).

24

Pentingnya sayuran untuk kesehatan manusia sudah lama diketahui. Sayur
dibutuhkan menusia untuk beberapa macam manfaat yang salah satunya untuk
membantu metabolisme tubuh. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat, dan
mineral pada sayur tidak dapat disubstitusi dengan makanan pokok. Karbohidrat
di dalam sayuran berbentuk selulosa, gula dan zat tepung. Selulosa yang
dikandung sayuran memberi manfaat yang lebih banyak bagi manusia. Secara
alami dikenal dengan serat. Serat pada sayuran berupa bahan relatif keras yang
memberi bentuk dan penampilan suatu jenis tanaman.
Manfaat serat ternyata tak seburuk penampilannnya kerena serat tidak dapat
dicerna oleh usus manusia. Serat berfungsi untuk membantu proses kerja usus
manusia sehingga menyehatkan perut. Bila hanya mengkonsumsi makanan yang
lembut atau tidak berserat justru pencernaan semakin rusak. Selain serat,
kandungan vitamin dan mineral dalam sayuran juga diperlukan manusia.
Kandungan vitamin dan mineral dalam sayuran sangat mudah sekali rusak oleh
udara panas (rebusan air panas atau terik matahari). Oleh karena itu, penting bagi
kita untuk senantiasa mengkonsumsi sayuran segar dengan cara memasak yang
benar. Kalangan ilmuwan kesehatan percaya mengkonsumsi sayuran secara
teratur berpengaruh positif terhadap kesehatan manusia (Nazarudin, 1999).
Menurut Soedharoedjian (1993) sayuran merupakan sumber seluruh vitamin
seperti vitamin A yang banyak terdapat dari jenis sayuran yang berwarna merah
dan kuning seperti wortel dan waluh. Untuk vitamin B1, B2, B6 terdapat pada
banyak sayuran, terutama sayuran yang daunnya yang berwarna hijau tua dan
kacang.kacangan. Hampir semua sayuran mengandung vitamin C seperti tomat,
lombok, kentang, dan sayuran yang berwarna tua yang merupakan sumber yang

25

kaya. Sedangkan untuk vitamin E dan K banyak terdapat pada sayuran dedaunan
dan pucuk tunas seperti bayam, kubis, selada, asparagus dan lain.lain. Sayuran
juga merupakan sumber utama mineral dalam diet. Beberapa mineral penting
yang dipasok oleh sayuran adalah besi, kalium dan fosfor.
2.1.1 Jenis dan Karakteristik Sayuran
Menurut Nazarudin (1999) sayuran dapat digolongkan menjadi dua
kelompok besar sayur.sayuran berdasarkan suhu dan ketinggian tempat dari
permukaan laut. Kedua golongan ini tidak terpisah secara nyata. Kedua jenis
sayuran tersebut adalah sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah.
Sayuran dataran tinggi tumbuh baik pada suhu rata.rata bulanan kurang dari
21o C. Pertumbuhan optimal diperoleh pada kisaran suhu 16.18,5

o

C. Sayuran

dataran tinggi dikonsumsi pada bagian vegetatifnya, sperti daun, kuncup, batang
atau bagian yang berada di permukaan tanah. Daerah perakaran yang dangkal
adalah ciri lain tanaman sayuran dataran tinggi. Penyesuaian dengan ketersediaan
air tanah yang banyak pada lapisan atas memungkinkan perakaran sayuran dataran
tinggi hanya sampai pada kedalaman 60 cm.
Sayuran dataran rendah akan lebih baik tumbuh pada kisaran suhu yang
lebih tinggi dengan rata.rata suhu untuk pertumbuhan optimum ialah 26.28,5 o C.
Bagian yang dikonsumsi pada sayuran dataran rendah umumnya buahnya,
contohnya dapat dilihat pada kacang panjang, tomat, kecipir, mentimun, labu,
cabai, terong dan lain.lain. Sayuran dataran rendah memiliki daerah perakaran
yang relatif lebih dalam yaitu mencapai 120.180 cm.
Selain pengklasifikasian di atas, sayuran dapat juga dibedakan berdasarkan
kebiasaan tumbuh yaitu sayuran semusim dan tahunan. Pengklarifikasian juga

26

dapat dilakukan berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dapat dibedakan
menjadi sayuran daun, buah, bunga, umbi, dan rebung (Rahardi,2001). Setyati
(1989) menyatakan bahwa sayuran dapat dibedakan berdasarkan letak
penanamannya yaitu sayuran yang biasa ditanam di atas tanah dan tanaman
sayuran yang biasa ditanam di bagian bawah tanah. Tanaman yang dapat ditanam
di atas tanah meliputi :
1. Kubis.kubisan (kubis, bunga kubis, sayuran)
2. Kacang.kacangan (buncis, kapri, kacang panjang, kecipir)
3. Tanaman

berbuah (cabai, tomat, terung)

4. Ketimun (ketimun, melon, semangka)
5. Sayuran hijau (spinasi, bayam, kangkung, dan lain.lain)
6. Jamur (

)

7. Sayuran lain (okra, asparagus, jagung manis, rebung)
Tanaman yang dapat ditanam di bagian bawah tanah meliputi :

4
&'!+

1. Tanaman akar iklim sedang (bit, wortel, lobak)
2. Tanaman akar tropik (talas, ubi jalar)
3. Tanaman umbi (kentang)
4. Tanaman umbi lapis (bawang putih, bawang merah, bawang bombay)
Sayuran juga mempunyai sifat yang berbeda dengan komoditas pertanian
lainnya. Sifat ini menyebabkan adanya ketergantungan yang tinggi antara
konsumen dan produsen. Sifat.sifat sayuran tersebut adalah (Rahardi, 2001) :
1. Tidak tergantung musim. Sifat ini meyebabkan sayuran dapat dibudidayakan
kapan saja asal syarat tumbuh terpenuhi.

,

27

2. Mempunyai risiko yang tinggi. Komoditi sayuran sifatnya mudah busuk dan
rusak sehingga umur tampilannya pendek. Seiring dengan berlalunya waktu dan
kekuranghatian dalam penanganan secara pasca panen, sayuran yang dijual
semakin lama semakin turun nilainya sampai tidak bernilai sama sekali.
3. Perputaran modalnya cepat. Hal ini disebabkan umur tanaman produksi yang
singkat dan permintan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap hari orang
membutuhkan sayuran.
4. Mengingat sifat sayuran yang mudah rusak dan berumur pendek, maka lokasi
produksi

sebaiknya

dekat

dengan

konsumen.

Keadaan

ini

sangat

menguntungkan karena dapat menghemat biaya distribusi.
2.2 Pertanian Organik
2.2.1 Definisi Pertanian Organik
Pertanian yang mirip dengan kelangsungan kehidupan hutan disebut
pertanian organik karena kesuburan tanaman berasal dari bahan organik secara
alamiah. Pengertian lain, pertanian organik adalah sistem pertanian (dalam hal
bercocok tanam) yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan
bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon
pertumbuhan, dan sebagainya ( Pracaya, 2007).
Prinsip pertanian organik yaitu berteman akrab dengan lingkungan, tidak
mencemarkan dan merusak lingkungan hidup. Cara yang ditempuh agar tujuan
tersebut tercapai antara lain :

28

1. Memupuk dengan kompos, pupuk kandang, guano
2. Memupuk dengan pupuk hijau, seperti orok.orok (
,

),

maupun batang, akar, dan daun kacang.kacangan, turi

serta gamal
3. Memupuk dengan limbah yang berasal dari kandang ternak, pemotongan hewan
Rumah Pemotongan Hewan (RPH),
4. Mempertahankan dan melestarikan habitat tanaman dengan pola tanam
polikultur (Pracaya, 2007).
2.2.2 Tujuan Pertanian Organik
Tujuan utama pertanian organik adalah untuk mengoptimasi kesehatan dan
produktivitas komunitas tanah, tanaman, hewan dan manusia yang saling terkait
(

!

"
$

1995). Menurut IFOAM (#
%

), tujuan yang hendak dicapai

dengan penggunaan sistem pertanian organik adalah :
1. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam
jumlah cukup.
2. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur alamiah yang
mendukung semua bentuk kehidupam yang ada.
3. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan
mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta
hewan.
4. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.

29

5. Menggunakan sebanyak mungkin sumber.sumber terbaharui yang berasal
dari sistem usahatani itu sendiri.
6. Memanfaatkan bahan.bahan yang mudah didaur ulang baik yang di daalm
maupun di luar usahatani.
7. Menciptakan keadaan yang memungkinkan ternak hidup sesuai dengan
perilakunya yang hakiki.
8. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang
mungkin dihasilkan oleh kegiatan pertanian.
9. Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat
tanaman dan hewan.
10. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian
(terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi
manusia

untuk

memenuhi

kebutuhan

dasar

serta

memperoleh

penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang amat
sehat.
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pertanian Organik
Kelebihan dari digunakannya sistem pertanian organik antara lain sebagai
berikut:
1. Tidak

menggunakan

pupuk

maupun

pestisida

kimia

sehingga

tidak

menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun
udara, serta produknya tidak mengandung racun.
2. Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman
non.organik.

30

Sistem pertanian organik juga mempunyai faktor kekurangan atau
kelemahan, yaitu sebagai berikut :
1. Kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan
penyakit. Pengendalian hama dan penyakit masih dilakukan secara manual.
Apabila menggunakan pestisida alami, perlu dibuat sendiri karena pestisida ini
belum terdapat di pasaran.
2. Penampilan fisik tanaman organik kurang bagus (misalnya berukuran lebih
kecil dan daun berlubang.lubang) dibandingkan dengan tanaman yang
dipelihara secara non organik.
3. Produk tanaman organik lebih mahal (Pracaya, 2007).
2.2.4 Perbedaan Pertanian Organik dan Pertanian Anorganik
Menurut Pangaribuan (1999) perbedaan pertanian organik dan pertanian
anorganik adalah :
1. Biaya Operasional di Lapang
Penggunaan pupuk buatan dan pestisida pada pertanian anorganik menyebabkan
biaya yang tinggi dalam pengusahaan tanaman. Penggunaan pupuk kandang,
pupuk hijau dan kompos pada pertanian organik biayanya lebuh rendah dari
pupuk buatan.
2. Pencemaran Lingkungan
Penggunaan pupuk buatan dan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan (tanah, air dan udara) dan merusak keseimbangan alam,
sehingga penggunaan bahan kimia ini harus disesuaikan.

31

3. Ketergantungan pada Musim
Pengusahaan sayuran secara organik hasilnya tergantung pada musim, sehingga
untuk menanam sayuran tertentu harus memperhatikan sesuai atau tidak dengan
waktu penanamannya. Misalnya penanaman tomat tidak dapat dilakukan pada
musim hujan karena banyak hama penyakit yang menyerang, sedangkan pada
pertanian anorganik dapat dilakukan karena adanya pengendalian dengan
pestisida dan penggunaan

.

4. Harga Jual Tinggi
Produksi komoditi yang lebih berkualitas (bersih dan sehat) membuka peluang
harga yang lebuh tinggi. Sebagian masyarakat mulai menyadari mengenai
komoditi pertanian organik yang bebas pestisida sehingga harga yang dibayar
tidak terlalu dipermasalahkan. Pembelian komoditi organik masih dilakukan
oleh kalangan tertentu yang sudah mengerti pentingnya konsumsi sayuran
organik.
5. Prinsip Penanaman
Penanaman pada pertanian organik dilakukan secara tumpang sari, sehingga jika
tanaman utama tidak berhasil masih dapat hasil dari tanaman yang
ditumpangsarikan. Hasil dari pertanian organik tidak dapat sebanyak hasil
pertanian anorganik yang ditanam secara monokultur, tetapi risiko kegagalan
untuk tanaman monokultur lebih tinggi jika terserang hama penyakit.
6. Modal dan Hasil
Pertanian organik memberikan hasil yang baik dalam waktu yang lama dan
modal awal yang cukup besar, karena diperlukan adanya keseimbangan secara

32

alami (tanah, tanaman, musuh alami, hama) dalam pengusahaan perntanian
organik, sehingga risiko kegagalan akibat serangan hama penyakit pada awalnya
cukup besar. Pertanian anorganik yang menggunakan pupuk buatan dan
pestisida pada awalnya dapat memberikan hasil yang baik dan waktu yang
dibutuhkan lebih cepat, tetapi di masa yang akan datang jika penggunaan pupuk
buatan dan pestisida yang tidak dibatasi dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Dalam menjalankan penelitiannya penulis menggunakan beberapa contoh skripsi
penelitian terdahulu sebagai tambahan referensi untuk memperkaya penulisan.
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
#
0

! !
#

!

,

,

!"!"
,

2

) -

#

! !

,

.
'
5

!

#

2

,

7

. '

.
'
0

!

%

2

,

,
'

.
'
6

(

!

%

2

,
.
0 (
- .

'
!

+

2

,
/

'

,
,
.
'

,

8
6
'

2
,

/

33

Hasil umum dari penelitian terdahulu mengenai buah–buahan, bahwa saluran
pemasaran buah.buahan memiliki sebaran marjin yang belum merata dan
menunjukkan tingkat keterpaduan yang berbeda.beda Hasil tersebut juga dapat
dilihat bahwa hasil penelitian hampir memiliki kesamaan dalam menyalurkan
hasil produksinya yaitu melalui beberapa lembaga pemasaran yang terlibat.
Penelitian ini merupakan analisis sistem pemasaran yang dilakukan untuk
sayuran organik, dimana potensi sumberdaya yang cukup tinggi cocok ditanam di
dataran tinggi antara 1.000–2.000 meter diatas permukaan laut (dpl) yang suhu
udaranya dingin dan lembab. Analisis yang digunakan pada penelitian yang akan
dilakukan sama dengan analisis yang digunakan pada penelitian terdahulu, yaitu
menggunakan analisis sistem pemasaran yang meliputi analisis saluran dan
lembaga pemasaran, analisis fungsi.fungsi pemasaran, analisis struktur pasar,
analisis marjin pemasaran, dan analisis perilaku pasar.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah komoditasnya yang berbeda
dengan penelitian terdahulu yaitu komoditi sayuran organik dan tempat yang akan
dilakukan adalah pada PT Agro Lestari.

34

BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian yang dilakukan di kawasan Ciawi, Bogor, Jawa Barat menggunakan
analisis yaitu analisis sistem pemasaran yang meliputi analisis saluran dan
lembaga pemasaran, analisis fungsi.fungsi pemasaran, analisis struktur pasar,
analisis marjin pemasaran, dan analisis perilaku pasar. Analisis
dan rasio keuntungan biaya digunakan untuk melihat keuntungan tertinggi bagi
petani dan lembaga pemasaran. Berikut ini penjelasan yang menyangkut berbagai
analisis tersebut.
3.1.1 Pengertian Pasar dan Konsep Pemasaran
Menurut Limbong dan Sitorus (1987), pasar adalah suatu tempat dimana
penawaran dan permintaan membentuk suatu harga tertentu. Pasar juga
merupakan himpunan semua pelanggan potensial yang sama.sama mempunyai
kebutuhan atau keinginan yang mungkin ingin dan mampu terlibat dalam
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Menurut Lipsey (1995), istilah pasar pada awalnya diperuntukkan hanya
suatu tempat dimana barang. barang diperdagangkan. Namun dalam pengertian
modern, pasar merujuk pada situasi manapun di mana pembeli dan penjual dapat
menegosiasikan pertukaran komoditi. Pasar adalah suatu tempat atau daerah
geografis dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi, barang. barang dan
pelayanan ditawarkan untuk dijual dan terjadilah pemindahan pemilik barang.

35

Defeninsi suatu pasar dapat pula dikatakan sebagai suatu permintaan
dalam jumlah besar oleh pemilik yang mempunyai daya beli untuk produksi atau
pelayanan (Idochi, 1976).
Pemasaran merupakan semua kegiatan yang mengarahkan aliran barang.
barang dari produsen kepada konsumen termasuk kegiatan operasi dan transaksi
yang terlibat dalam pergerkan, penyimpanan, proses, dan distribusi barang
(Setyati,1989). Kotler (2002), menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Foster (1974), pemasaran adalah fungsi manajemen yang
merangkum semua kegiatan komersil perusahaan seperti teknik.teknik pemasaran
modern seperti riset pemasaran, metode statistik untuk meramalkan omset
penjualan serta aplikasi pengetahuan tentang tingkah laku manusia yang diambil
dari ilmu tentang tingkah laku manusia dengan tujuan mencapai penjualan barang
secara lebih efektif, dengan jalan melihat ke masa depan, menemukan konsumen
beserta kebutuhannya dan mengusahakan barang dan jasa dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Tataniaga pertanian menurut Limbong dan Sitorus (1987)
adalah segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan pemindahan hak
milik dan fisik barang.barang hasil pertanian dari produsen hingga konsumen,
termasuk di dalamnya kegiatan.kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan.
perubahan bentuk dari barang, yang ditujukan untuk mempermudah penyaluran
dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen. Ditinjau dari segi
ekonomi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang produktif, karena kegiatan

36

pemasaran tersebut memberikan kegunaan bentuk, kegunaan waktu, kegunaan
tempat, dan kegunaan hak milik ( Limbong dan Sitorus, 1987).
Lembaga Pemasaran, Saluran Pemasaran dan Fungsi – Fungsi
Pemasaran
Lembaga pemasaran berperan sebagai perantara produsen dengan konsumen
dalam pendistribusian barang dan jasa. Menurut Limbong dan Sitorus (1987)
lembaga pemasaran merupakan suatu badan atau orang yang terlibat dalam
penyaluran barang dan jasa atau kehadirannya untuk menggerakkan barang dan
jasa dari titik produsen ke titik konsumen melalui berbagai kegiatan atau aktivitas.
Lembaga.lembaga pemasaran akan melakukan kegiatan dan akan melaksanakan
fungsi.fungsi pemasaran yang meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi
fasilitas. Lembaga.lembaga pemasaran ini melakukan pengangkutan barang dari
tingkat produsen sampai ke tingkat konsumen, juga berfungsi sebagai sumber
informasi mengenai suatu barang dan jasa.
Pengolahan hasil.hasil pertanian tidak hanya dilakukan oleh produsen, juga
dilakukan oleh lembaga pemasaran, baik itu pengolahan tingkat pertama maupun
pengolahan tingkat lebih lanjut. Lembaga.lembaga pemasaran yang terlibat di
dalam proses penyaluran barang mulai dari titik produksi sampai titik konsumen
dapat dikelompokkan yaitu : (1) penggolongan menurut fungsi yang dilakukan,
(2) penggolongan menurut penguasaan terhadap barang, (3) penggolongan
menurut kedudukan dalam struktur pasar, (4) penggolongan menurut bentuk
usahanya.
Sebagian besar produsen tidak langsung menjual barang dan jasa mereka kepada
pemakai akhir. Antara produsen dan konsumen terdapat saluran pemasaran, yang

37

melakukan berbagai fungsi. Saluran pemasaran merupakan jalur yang dilewati
barang untuk sampai ke tangan konsumen.
Fungsi saluran pemasaran yaitu melaksanakan tugas memindahkan barang dari
produsen ke konsumen, guna mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan
kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang.orang yang
membutuhkan atau mengiginkannya.
Menurut Angipora (2002), saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga
yang ada di antara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai
suatu tujuan. Tujuan saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar.pasar
tertentu. Alternatif saluran pemasaran yang digunakan dalam memasarkan produk
kepada konsumen yaitu didasarkan kepada jenis barang dan segmen pasarnya :
(1) saluran distribusi barang konsumsi yang ditujukan untuk segmen pasar
konsumen, dan (2) saluran disribusi barang industri, ditujukan untuk segmen pasar
industri. Adapun saluran distribusi barang konsumsi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Saluran Distribusi untuk Barang Konsumsi

38

Dalam menyalurkan produknya, produsen sering menggunakan lembaga
pemasaran sebagai penyalur. Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah
saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya kepada
konsumen dari titik produsen