PERAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI ASURANSI DI KOTA MALANG"

(1)

PERAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI ASURANSI

DI KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Dedy Cahya Kurniawan 201010050311057

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Dedy Cahya Kurniawan

NIM : 201010050311057

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI

ASURANSI DI KOTA MALANG

Diterima dan Disetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Yana S. Hijri, M.Ip ) ( Gonda Yumitro, MA )

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Dedy Cahya Kurniawan

NIM : 201010050311057

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI

ASURANSI DI KOTA MALANG

Telah dipertahankan dihadapan dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada Hari : Jum’at

Tanggal : 29 Januari 2016

Tempat : Kajur Ilmu Pemerintahan

Mengesahkan Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji

1. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov ( )

2. Drs. Jainuri, M.Si ( )

3. Yana S Hijri, S,Ip, M.Ip ( )


(4)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Dedy Cahya Kurniawan

NIM : 201010050311057

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI

ASURANSI DI KOTA MALANG Pembimbing I : Yana S. Hijri, M.Ip

Pembimbing II : Gonda Yumitro, MA

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

24 September 2015 Pengajuan Judul

29 September 2015 ACC Judul

6 Oktober 2015 ACC Bab I

10 Oktober 2015 Seminar Proposal

26 November 2015 Revisi Bab II

15 Desember 2015 ACC Bab II

31 Desember 2015 Revisi Bab III

7 Januari 2016 ACC Bab III

12 Januari 2016 Revisi Bab IV

18 Januari 2016 ACC Bab IV

21 Januari 2016 Revisi Keseluruhan

26 Januari 2016 ACC Keseluruhan

Malang, 24 Januari 2016 Disetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(5)

SURAT PERNYATAAN

Nama : Dedy Cahya Kurniawan

Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 06 Agustus 1992

NIM : 201010050311057

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jenjang studi : Setara-1

Menyatakan Bahwa Karya Ilmiah / Skripsi saya: PERAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI ASURANSI DI KOTA MALANG.

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagaian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana yang berlaku.

Malang, 24 Januari 2016 Yang menyatakan,


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: PERAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN INDUSTRI ASURANSI DI KOTA MALANG

Karya yang sederhana ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis selama menyusun skripsi ini, pada kesempatan ini dan lewat tulisan ini pula peneliti menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

2. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Yana S. Hijri, M.Ip, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

4. Gonda Yumitro, MA, sebagai Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan kepada peneliti

5. Orang tua, Saudara, dan semua keluarga serta semua pihak yang turut membantu peneliti dalam hal apapun selama mengerjakan penulisan skripsi ini.


(7)

Semoga skripsi yang penulis susun ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan dasar atau ide untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam tentang analisis isi. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada mereka semua dan senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.

Malang, Januari 2016 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBARORISINALITAS... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

ABSTRAK ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Konsep ... 12

F. Definisi Operasional... 14

G. Metode Penelitian... 18

1. Tipe Penelitian ... 18

2. Jenis Penelitian ... 18

3. Subjek Penelitian ... 19

4. Lokasi Penelitian ... 19

5. Sumber Data ... 20

6. Teknik Pengumpulan Data ... 20

7. Teknik Analisis Data ... 22

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Negara Bantu ... 27

B. Kelembagaan Negara ... 38

1. Ketatanegaraan Indonesia ... 38

2. Lembaga Negara ... 40

3. Teori Kelembagaan Negara ... 43


(9)

1. Pengertian Asuransi ... 47

2. Macam-macam Asuransi ... 52

3. Tujuan Asuransi ... 53

D. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ... 57

1. Dasar Hukum OJK ... 57

2. Pembentukan OJK... 58

3. Fungsi dan Wewenang OJK ... 59

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kota Malang ... 66

1. Kondisi Geografis ... 66

2. Visi Misi Kota Malang ... 69

3. Pembagian Administratif ... 70

B. Lembaga Asuransi ... 72

1. Visi AAUI ... 72

2. Misi AAUI ... 72

3. Struktur Organisasi ... 73

C. Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ... 76

1. Gambaran Umum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ... 76

2. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ... 80

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Kebijakan OJK Terkait dengan Lembaga Asuransi ... 83

B. Mekanisme Kebijakan OJK ... 111

C. Capaian Tujuan ... 119

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 131 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses Analisis Data Model Interaktif ... 23 Gambar 3.1 Struktur Organisasi dan Kepengurusan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Tahun 2014-2017 ... 74 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang ... 82


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pembagian Administratif kota Malang ... 72


(12)

DAFTAR PUSTAKA

A. Burhan Bungin, 2008. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Abbas Salim. 2007. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Adrian Sutedi, 2014. Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta: Raih Asa sukses

Afika Yumya Syahmi, 2004. Pengaruh Pembentukan Pengawasan Lembaga Perbankan Suatu Kajian Terhadap Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan, Skripsi Sarjana, Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Bambang Muryadi, 2012, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang Memiliki Kewenangan Penyidikan,

Bambang Muryadi, 2012, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang Memiliki Kewenangan Penyidikan

Chalid, Pheni. 2005. Keuangan Daerah, Investasi dan desentralisasi. Kemitraan. Jakarta.

Darmin Nasution, 2004. Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi, Penerbit Buku Kompas, Februari 2004

Dasrol, 2013, Fungsi Strategis Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perbankan Nasional Indonesia

Dewan Asuransi Indonesia, Perjanjian Asuransi Dalam Praktek dan Penyelesaian Sengketa, Hasil simposium tentang Hukum Asuransi (Padang: BPHN, 1978), EnsikloMedi@, Asuransi Syariah, juli 2006

Herman Darmawi. 2004. Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara

Hüpkes, Quintyn, andTaylor,―The Accountability of Financial Sector Supervisors: Principles and Practice.

Ilustrasi OJK, 2014. Berita satu.com, 214178-ojk-tindak-tegas-perusahaan-asuransi-yang-terbukti-lakukan-pidana, tanggal 1 Oktober 2014.html


(13)

Jimly Asshiddiqie, 2004. “Perkembangan Ketatanegaraan Pasca Perubahan UUD

NRI 1945 dan Tantangan Pembaruan Pendidikan Hukum di Indonesia ―, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasioanal ― Perkembangan

Ketatanegaraan Pasca Perubahan UUD dan Lokakarya Pembaruan Kurikulum Pendidikan Tinggi Hukum Indonesia “, diselenggarakan Oleh Asosiasi pengajar HTN dan HAN, di Jakarta, 7 September 2004

Kamus besar Bahasa Indonesia. Prof Has Natabaya S,H. LLM Lembaga(tinggi)Negara menurut UUD 1945 dalam Refly Harun ,dkk Menjaga Denyut Konstitusi: Refleksi Satu Tahun Mahkamah Konstitusi , Jakarta; Konstitusi Pers

Konsorsium Reformasi Hukum Nasioanal (KRHN) bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) , Lembaga Negara dan Sengketa Kewenangan Antarlembaga Negara , Jakarta:2005

Lisa, Harison, 2004, Metodologi Penelitian Politik Perdana. Media Group. Jakarta. Malang, Actual.co OJK Malang Siap Tampung Aduan Keluarga Korban AirAsia, 14

Januari 2015.

Mamiko Yokoi-Arai, “The Regulatory Efficiency of a Single Regulator in Financial Services: Analysis of the UK and Japan”, Banking and Finance Law Review, (Oktober 2006), hlm. 1

Man Suparman dan Endang, Hukum Asuransi : Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Bandung, Alumni, 1997, hlm.1.

Moenir.2001. Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta. Moral hazard adalah suatu tindakan yang dilakukan bank untuk memanfaatkan celah

hukum dan keadaan demi keuntungan pribadi dan pihak lain dari adanya keterbukaan kebijakan

Muhammad, Abdulkadir, 2006. Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti,

Mulyadi Nitisusastro, 2013. Asuransi Dan Usaha Perasuransian Di Indonesia, Bandung, Alfabeta

Nova Asmirawati, 2012.Catatan Singkat Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal Legisasi Indonesia Vol. 9 No.3, 2012

Prodjodikoro, Wirjono, 1987.; Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta: PT. Intermasa Radiks Purba. 2002. Asuransi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.


(14)

Rebekka Dosma Sinaga, 2013. Sistem Koordinasi Antara Bank Indonesia Dan Otoritas Jasakeuangan Dalam Pengawasan Bank Setelah Lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal Hukum Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Soehartono, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial. PT Remaja Roesdakarya. Bandung.

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. PT Remaja Roesdakarya. Bandung

Sri Sumantri M. 1993. Lembaga Negara dan State Auxiliary Bodies dalam Sistem

Ketatanegaraan Menurut UUD NRI 1945” dalam Departemen Hukum Tata

Negara Universitas Airlangga, Dinamika Perkembangan Hukum Tata Negara dan Hukum Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Alfabeta. hal 50

Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Penerbit Alfbeta

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, 2000, Hadi. Metodologi Research. Pustaka Pelajar.

Perundang-Undangan

Kitab Undang – Undang Hukum Dagang, Pasal 246

Pasal 38 Keppres No. 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia Pasal 4 Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti

Kekerasan terhadap Perempuan Presiden Republik Indonesia

Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

Penjelasan Pasal 34 ayat (1) 34 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.


(15)

TIM Kerja Sama Pantia FEB-UGM dan FE-UI. Alternatif Stuktur OJK Yang Optimum: Kajian Akademik h.29

Tim Panitia Antar Departemen Rancangan Undang-Undang Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Naskah Akademin Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta: 2010.

Undang-Undang Perasuransian, UU No. 40 Tahun 2014, LN No. 337 Tahun 2014, TLN No. 5618, Ps. 57 ayat (1)

Undang-Undang No, 32 Tahun 2003 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4342).

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK), Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253, Penjelasan Umum Paragraf 3 dan 4.

Sumber Lain

Ahmad Syaiful Afandi, 26 februari 2015. dalam http://mediacenter.malangkota. go.id/2015/02/hadapi-mea-tantangan-lembaga-keuangan-tidak-ringan/#ixzz3s CdWICjv

Asuransi dalam https://id.wikipedia.org/wikisumber/Asuransi/2015. http://aaui.or.id/index.php/about-aaui/history-of-aaui

http://keuangan.kontan.co.id/news/ini-dua-permasalahan-di-industri-asuransi-umum, diakses tanggal 12 September 2015.

http://keuangan.kontan.co.id/news/ini-dua-permasalahan-di-industri-asuransi-umum, diakses tanggal 12 September 2015.

http://koran.bisnis.com/read/20130618/245/145593/editorial-hari-ini-ojk-perlu-tegas-tangani-asuransi, diakses tanggal 24 Januari 2016.

http://malang-post.com/component/content/article/96372-ojk-malang-buru-500-karyawan-baru

http://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/berita-dan-kegiatan/info-terkini/default.aspx, diakses tanggal 08 Januari 2016


(16)

http://www.ojk.go.id/struktur-organisasi . https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang

OJK malang buru 500 karyawan baru dalam http://malang-post.com/component/

content/article/ 96372-ojk-malang-buru-500-karyawan-baru

Otoritas jasa keuangan dalam https://id.wikipedia.org/wiki/ Otoritas _Jasa Keuangan/ 2011

Pengawasan Controlling dalam http://bloggerukri.blogspot.co.id/2012/ 10/ pengawasan-controlling. html

Pengertian, Definisi, Peran, Info dalam https://carapedia.com/pengertian definisi peran_info2184/ 2011.html

Seputar pengetahuan dalam http://www.seputarpengetahuan.com

Tugas, teori, organisasi umum dalam https://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/

Subarjo Joyosumarto, 2012. Pemenuhan Kompetensi Dewan Komisioner dan Rekrutmen Pegawai OJK, (makalah dipresentasikan dalam seminar OJK) Jakarta 13 Febuari 2012.

Zainal Arifin Mochtar dan Iwan Satriawan, 2012. Jurnal Konstitusi, Volume 6, Nomor 3, September 2012

Zulkarnain Sitompul, 2012. “Konsepsi dan Transformasi Otoritas Jasa Keuangan”, Journal Legislasi Indonesia Vol. 9 No. 3 Oktober 2012


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem keuangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu bangsa karena sistem keuangan memberikan jasa penyaluran dari pihak yang mempunyai surplus finansial kepada pihak yang mengalami defisit finansial. Apabila sistem keuangan tidak berjalan dengan baik, hal ini tentu akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Sistem perbankan yang merupakan salah satu unsur sistem keuangan juga mengambil peran strategis dalam hal ini. Sebuah negara yang iklim perekonomiannya berkembang pesat pasti memiliki sistem perbankan yang baik pula.1 Pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Indonesia dengan krisis Perekonomian di tahun 1997, Kasus BLBI, dan kasus Bank Century di tahun 2008 merupakan beberapa masalahyang menunjukan bahwa efektivitas pengaturan dan pengawasan bank oleh Bank Indonesia dinilai Gagal. Berdasarkan Pasal 34 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI), pemerintah diamanatkan membentuk lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang independen, selambat-lambatnya akhir

1


(18)

2

tahun 2010. Lembaga ini bertugas mengawasi industri perbankan, asuransi, dana pensiun, pasar modal, modal ventura, dan perusahaan pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat.2

Kesepakatan pemerintah dan DPR untuk membentuk lembaga baru melalui Undang-Undang No.1 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencetak sejarah reformasi sektor keuangan di Indonesia. Pada 22 November 2012, UU No. 21 tentang OJK disahkan. Lembaga yang disebut independen ini mulai berfungsi pada 31 Desember 2012 dengan mengambil alih fungsi, tugas dan wewenang pengaturan yang sebelumnya dilakukan oleh Kementerian Keuangan melalui Badan Pengawas Pasar Modal serta Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Menyusul kemudian di akhir tahun 2013, giliran fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia yang juga dialihkan ke OJK.3

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK), OJK sendiri merupakan lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, serta penyidikan sektor jasa keuangan di Indonesia.Sebagai lembaga baru yang krusial dalam menjaga kestabilan perekonomian Indonesia, efektivitas kinerja OJK perlu dicermati secara kritis. Dibentuknya sebuah kelembagaan baru dalam struktur pemerintahan tentunya bertujuan untuk mewujudkan cita-cita good

2

Bambang Muryadi, 2012, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang Memiliki Kewenangan Penyidikan, hlm. 1

3

Dasrol, 2013, Fungsi Strategis Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perbankan


(19)

3

governance dengan ukuran berjalannya fungsi lembaga, tercapainya tujuan dengan indikator tertentu, serta membandingkan dampak sebelum dan sesudah didirikannya, termasuk dalam hal ini lembaga asuransi.4

Asuransi adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung yang mewajibkan tertanggung membayar sejumlah premi untuk memberikan penggantian atas risiko kerugian, kerusakan, kematian, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi atas peristiwa yang tak terduga.Usaha perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang: 1) Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang dan 2) Usaha penunjang usaha asuransi, yang menyelenggarakan jasa keperantaraan, penilaian kerugian asuransi, dan jasa akturia.5

Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan

4

Dasrol, 2013, Fungsi Strategis Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perbankan

Nasional Indonesia

5


(20)

4

mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.

Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi.

Peneliti memilih objek penelitian di asuransi dengan alasan bahwa asuransi merupakan salah satu pendukung laju perekonomian di Indonesia. Asuransi menjadi salah satu indikator kemakmuran suatu negara yaitu dilihat melalui jumlah pemegang polis maupun jumlah dana yang berhasil dikumpulkan dari masyarakat melalui pembayaran premi. Peran asuransi sebagai suatu produk jasa relatif lambat di dalam perkembangannya karena produk asuransi kurang diminati konsumen untuk membeli (un-sought goods). Namun tidak dipungkiri bahwa asuransi berperan penting dalam sejumlah aktifitas industri dan perdagangan6. Pemanfaatan asuransi semakin terasa oleh individu maupun perusahaan dalam menggunakan asuransi dalam kehidupan.

6

Mulyadi Nitisusastro, Asuransi Dan Usaha Perasuransian Di Indonesia, Bandung, Alfabeta, 2013, hlm. 3-6


(21)

5

Asuransi sebagai lembaga pengalihan dan pembagian risiko mempunyai kegunaan positif baik bagi masyarakat, perusahaan maupun bagi pembangunan negara. Bagi masyarakat, seseorang yang menutup perjanjian asuransi akan merasa tentram sebab mendapat perlindungan dari kemungkinan tertimpa suatu kerugian. Bagi perusahaan, suatu perusahaan yang mengalihkan risikonya melalui perjanjian asuransi akan dapat meningkatkan usahanya dan berani menggalang tujuan yang lebih besar. Bagi pembangunan negara, premi-premi yang terkumpul dalam suatu perusahaan asuransi dapat diusahakan dan digunakan sebagai dana untuk usaha pembangunan. Hasilnya akan dapat dinikmati oleh masyarakat7. Perkembangan asuransi di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat semakin maraknya perusahaan asuransi dan variatifnya jenis asuransi yang dijual. Salah satu variasi dari asuransi yang ada yaitu unit link. Produk unit link memberikan solusi bagi nasabah, seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda yaitu perlindungan asuransi dan investasi.

Dewasa ini, kebutuhan masyarakat akan produk-produk asuransi menjadi meningkat, seiring dengan adanya kesadaran dari masyarakat, terutama masyarakat perkotaan akan pentingnya hakikat dari asuransi tersebut dalam mengantisipasi timbulnya kerugian, kerusakan barang yang dimilikinya, atau kehilangan keuntungan dari suatu kegiatan usaha yang dijalankannya. Hal ini kemudian direspon positif oleh perusahaan asuransi

7

Man Suparman dan Endang, Hukum Asuransi : Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Bandung, Alumni, 1997, hlm.1.


(22)

6

dengan meningkatkan penawaran produk asuransinya. Kebutuhan akan jasa asuransi semakin penting baik oleh perorangan maupun dunia usaha karena asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Walaupun banyak metode yang digunakan untuk menangani resiko, namun asuransi merupakan merupakan metode yang paling bagus dan efektif digunakan, hal ini disebabkan oleh manfaat asuransi yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung kepada resiko yang akan dihadapi perorangan maupun yang dihadapi perusahaan. Resiko merupakan kondisi ketidakpastian yang diakibatkan oleh ketidaksempurnaan peramalan seperti musibah, cedera, kegagalan pendidikan dan lain-lain yang sifatnya menimbulkan kerugian.

Pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan sebagai regulator, yang sekaligus bertindak sebagai pembina dan pengawas usaha perasuransian, supaya melakukan tugasnya dengan maksimal. Law enforcement harus dilakukan.Dari segi pembinaan, sebenarnya pemerintah sudah cukup baik dalam tugasnya, di mana saat ini Indonesia telah memiliki Undang-Undang Perasuransian, ditambah dengan Peraturan Pemerintah di Bidang Usaha Perasuransian, serta banyak keputusan Menteri Keuangan. Namun, implementasi serta law enforcement dari undang-undang dan peraturan tersebut belum optimal.Untuk menghindari terjadinya masalah besar, pemerintah harus menuntaskan setiap ada masalah yang kecil sehingga tidak menjadi besar. Frekuensi pengawasan langsung ke lapangan harus


(23)

7

ditingkatkan karena yang ada selama ini rata rata perusahaan perasuransian hanya dikunjungi sekali setahun.8

Industri asuransi umum saat ini masih terdapat permasalahan dalam industri asuransi umum yaitu perihal permodalan yang tidak mencukupi dan klaim yang bermasalah. Deputi Komisioner Pengawasan Industri Keuangan Non Bank II OJK, Dumoly F. Pardede mengatakan masalah permodalan dalam industri asuransi umum dan reasuransi membuat retensi yang terbuang ke luar negeri begitu besar. Padahal jika modal industri dalam negeri diperkuat, maka akan bisa menampung banyak resiko yang timbul dari produk asuransi. Ekuitas sangat menentukan dalam hal menutup resiko. Saat ini, asuransi masih mempunyai modal yang minim dengan masih banyaknya perusahaan asuransi umum yang belum memenuhi persyaratan modal disetor sebesar Rp 100 miliar. Padahal dengan modal Rp 100 miliar, perusahaan asuransi hanya bisa menampung resiko sebesar Rp 1000 miliar, sehingga perusahaan asuransi membutuhkan perusahaan reasuransi luar negeri yang akhirnya membawa uang premi keluar. Selain permasalah tersebut, asuransi umum juga mengalami permasalah dalam hal klaim asuransi suretyship. Banyak pengaduan masyarakat terkait klaim asuransi suretyship yang tidak dibayar9

Sedangkan permasalahan asuransi yang ditemukan di kota Malang adalah mengenai pengaduan klaim dari masyarakat yaitu masalah keuangan, jikas terjadi kecelakaan yang sebenarnya permasalahan harus ditangani di

8

Radiks Purba. 2002. Asuransi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

9

Ini dua permasalahan asuransi umum dalam http://keuangan.kontan.co.id/news/ini-dua-permasalahan-di-industri-asuransi-umum, diakses tanggal 12 September 2015.


(24)

8

pusat, namun pihak asuransi di kota Malang siap membantu masyarakat jika ada pengaduan. Pengaduan yang masuk ke OJK Malang nantinya akan langsung diteruskan ke pusat. Selain permasalahan asuransi, OJK Malang juga siap membantu jika ada korban yang memiliki tabungan maupun kredit di bank. Selama ini masih belum ada pengaduan soal klaim asuransi dari keluarga korban. Namun pengaduan soal permasalahan tabungan dan pinjaman sudah mulai masuk ke kantor OJK.

Dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 412/KMK06.2003 tentang Tes Uji Kepatutan dan Kelayakan (fit and proper test), bagi pemegang saham, komisaris, dan direksi usaha perasuransian, diharapkan kasus-kasus asuransi yang terjadi akan semakin berkurang. Dengan adanya minimal 2 (dua) aspek yang dinilai, yaitu kompetensi dan integritas, maka ada harapan usaha perasuransian akan dikelola dengan lebih baik sehingga masalah yang mungkin timbul dapat diminimalkan.Pengelola usaha perasuransian harus menunjukkan prinsip utmost good faith-nya, jangan hanya menuntut utmost good faith dari tertanggung. Kontrak asuransi harus dijelaskan dengan baik kepada calon tertanggung, bagaimana hak dan kewajiban tertanggung berkaitan dengan kontrak, apa akibatnya apabila tertanggung melanggar ketentuan yang ada dalam polis. Sudah harus dihilangkan konsep pemikiran "adalah kewajiban tertanggung untuk membaca kontrak asuransi". Perusahaan asuransi harus selektif dalam menjalin kerja sama dengan agen asuransi, jangan asal terima bisnis. Perusahaan asuransi juga harus menjalankan prinsip underwriting yang


(25)

9

prudent.Harus diingat bahwa tujuan perusahaan asuransi bukan sekadar bagaimana menjual produk atau bagaimana menghimpun premi sebanyak-banyaknya, jauh lebih penting adalah bagaimana melaksanakan kewajiban kepada tertanggung kelak.10

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan di kota Malang terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, juga mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat khususnya kota Malang11.

Pertumbuhan industri asuransi di bawah naungan otoritas jasa keuangan kota Malang yang bertujuan memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak, meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya, pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti atau membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti, dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang, Sebagai

10

Herman Darmawi. 2004. Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara

11

Tugas, teori, organisasi umum dalam https://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/ diakses tanggal 25 Nopember 2015


(26)

10

tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa, menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi (bekerja).12 Akan tetapi realita yang terjadi di masyarakat kota Malang bahwasanya masyarakat kota Malang kurang percaya terhadap industri asuransi, khususnya dalam penjaminan keuangan dan pengawasan dari pemerintah.

Adanya pengalaman masyarakat tentang sulitnya saat mengajukan klaim dan uang nasabah yang bermasalah efek kasus moneter tahun 1997, tetapi permasalahan di atas bukan hanya karena krisis moneter melainkan juga disebabkan karena kurangnya seleksi dalam perekrutan tenaga pemasaran yang berpotensi dan tidak adanya tindakan penutupan perusahaan asuransi yang track record-nya kurang jelas dan bermasalah.

OJK Malang itu sendiri belum bisa dikatakan efektif karena belum dapat mencapai 10 sasaran startegis dengan keterbatasan SDM yang dimiliki sekarang, keterbatasan tersebut meliputi, pemetaan terhadap segmen OJK, sosialisasi ke berbagai elemen masyarakat, tindakan pengawasan dan lain-lain. Dampaknya, belum banyak pengguna jasa keuangan di masyarakat yang mengetahui secara pasti apa fungsi dan tugas OJK. Sampai sekarang sosialisasi baru dilakukan ke akademisi dan ibu rumah tangga saja. OJK masih memiliki keterbatasan di SDM, disamping usia OJK di Malang masih

12

OJK malang buru 500 karyawan baru dalam http://malang-post.com/component/content/article/ 96372-ojk-malang-buru-500-karyawan-baru, diakses tanggal 02 Desember 2015


(27)

11

muda. Dengan menambah SDM di Kota Malang, OJK kanwil Malang bisa maksimal dalam melaksanakan tugasnya.13

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengamati dan meneliti lebih lanjut akan peran OJK dan melakukan pengawasan kinerja asuransi, yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Kinerja Perusahaan

Industri Asuransi di Kota Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap kinerja perusahaan asuransi di Kota Malang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahuiperan pengawasan otoritasi jasa keuangan terhadap kinerja perusahaan asuransi di Kota Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Sebagai salah satu bahan kajian dalam mata kuliah Ilmu Pemerintahan khususnya mengenai pengelolaan suatu jasa asuransi dengan mengetahui peran otoritas jasa keuangan, di samping itu juga sebagai bahan

13OJK malang buru 500 karyawan baru dalam

http://malang-post.com/component/content/


(28)

12

referensi dan informasi bagi penyusun lain yang hendak melakukan penelitian dengan tema dan masalah yang serupa.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelaku usaha bidang asuransi terkait dengan peran yang dimiliki oleh otoritas jasa keuangan.

E. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan penguraian tentang beberapa istilah atau konsep yang terkait dalam penelitian yang dilakukan. Dalam memperjelas penulisan lebih lanjut maka perlu dilakukan penjelasan terkait beberapa istilah atau konsep dan penyeragaman pemahaman terhadap pokok pembahasan untuk menghindari kesalah pahaman didalam penelitian ini. Konsep yang akan dijabarkan tentunya mengacu pada judul penelitian, untuk itu konsep yang dijabarkan adalah:

1. Peran

Perilaku individu dalam kesehariannya hidup bermasyarakat berhubungan erat dengan peran. Karena peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bermasyarakat. Sebuah peran harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga di masyarakat. Seorang individu akan terlihat status sosialnya hanya dari peran yang dijalankan dalam kesehariannya.14

14

Pengertian, Definisi, Peran, Info dalam https://carapedia.com/pengertian _definisi


(29)

13

2. Pengawasan

Dari beberapa definisi yang dikemukakan tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa pengawasan adalah proses pengamatan yang dilakukan pimpinan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan pekerjaan dari pegawai-pegawai yang menjadi bawahannya agar pelaksanaan pekerjaan tersebut bisa sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.15

3. Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.16

15

Pengawasan Controlling dalam

http://bloggerukri.blogspot.co.id/2012/10/pengawasan-controlling. html, diakses tanggal 12 Oktober 2015

16

Otoritas jasa keuangan dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Otoritas_Jasa_Keuangan/2011, diakses tanggal 03 Oktober 2015


(30)

14

4. Asuransi

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan.17

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel, definisi operasional juga merupakan suatu informasi ilmiah yang dapat membantu peneliti lain yang menggunakan variabel yang sama18. Adapun indikator-indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan OJK terkait dengan Industri Asuransi, merupakan bentuk-bentuk kebijakan yang ditetapkan oleh OJK dalam upaya untuk peningkatan kinerja asuransi di Indonesia. Peningkatan kinerja asuransi tersebut disesuaikan dengan ketentuan atau perundang-undangan yang telah ditetapkan di Indonesia dan OJK memiliki

17

Asuransi dalam https://id.wikipedia.org/wikisumber/Asuransi/2015.

18


(31)

15

peranan sebagai lembaga pengawasan aktivitas asuransi di Indonesia. Terkait Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) yang meliputi :

1) Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;

2) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen

3) Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan; 4) Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

5) Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain. 2. Mekanisme Kebijakan OJK

a. Pengawasan, merupakan upaya dari OJK untuk mengendalikan upaya dari aktivitas operasional dari asuransi sehingga sistem atau perundangan yang berlaku mengenai asuransi di Indonesia dapat dijalankan secara maksimal.

b. Pengelolaan, merupakan aktivitas dari OJK untuk mengendalikan setiap aktivitas operasional yang dilaksanakan oleh kegiatan aktivitas operasional asuransi.


(32)

16

c. Tindakan, melaksanakan setiap aktivitas yang dilakukan oleh asuransi dengan memberikan tindakan secara langsung terhadap aktivitas asuransi yang tidak sesuai dengan prosedur.

3. Capaian Tujuan

1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel 2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara

berkelanjutan dan stabil.


(33)

17

Gambar 1

Kerangka Pikir Penelitian

Pengawasan yang dilakukan oleh OJK adalah Tidak Efektif

Kinerja perusahaan industri Asuransi di Kota Malang

Peran Pengawasan Perusahaan

Asuransi Pemerintah

Perusahaan Asuransi

Swasta

Pengawasan yang dilakukan OJK

adalah Efektif

Peran Otoritas Jasa Keuangan

Kebijakan OJK Malang Memberikan atau mencabut:

1. izin usaha,

2. izin orang perseorangan,

3. efektifnya pernyataan pendaftaran, 4. surat tanda terdaftar,

5. persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan


(34)

18

Berdasarkan kerangka pikir penelitian dapat diketahui peranan dari kepengawasan otoritas jasa keuangan terhadap kinerja perusahaan industri Asuransi di Kota Malang adalah mencakup izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan. Peran kepengawasan tersebut dapat dikategorikan efektif dan tidak efektif. Dikatakan tidak efektif apabila peran kepengawasan yang dilakukan belum memberikan dukungan dalam upaya peningkatan kinerja industri asuransi di Kota Malang, begitu pula sebaliknya jika peran kepengawasan tersebut sudah dapat memberikan dukungan dalam meningkatkan kinerja industri asuransi adalah sudah efektif. Pada dasarnya kebijakan yang ditetapkan oleh OJK dapat digunakan sebagai dasar dalam penetapan pengawasan baik isntansi pemerintah maupun pihak swasta. Jaminan tingkat efektifitas ditinjau dari kemampuan yang dimiliki oleh OJK dalam proses kepengawasan industri asuransi di Indonesia.

G. Metode Penelitian

Metode adalah prosedur untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis, dalam hal ini metode penelitian adalah suatu pengkajian tentang peraturan-peraturan suatu metode dalam penelitian. Oleh karena itu didalam metode penelitian ini akan dijelaskan beberapa uraian sebagai berikut:


(35)

19

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dijelaskan bahwa penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena sosial yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena yang dimaksud19.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, dengan tujuan untuk menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial20. Dalam penelitian deskriptif peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan secara tepat mengenai fenomena yang terjadi pada saat sekarang dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

3. Subyek Penelitian

Menurut Sugiono sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber atau partisipan,

19

A. Burhan Bungin, 2008. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal 68

20


(36)

20

informan/subjek, teman dan guru dalam penelitian21. Subyek penelitian berupa benda, hal, atau orang tempat variabel penelitian melekat, oleh karena itu subjek juga diartikan sebagai seseorang atau lebih yang dipilih dengan sengaja sebagai narasumber data yang dikumpulkan, sesuai bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian. Adapun subjek yang dijadikan sumber dari penelitian ini adalah: Pimpinan OJK dan beberapa staf Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penyusun mengadakan pengamatan langsung terhadap masalah yang ada sehingga peneliti bisa mendapatkan informasi, gambaran, dan data-data yang diinginkan. Tempat penelitian yang dituju oleh penyusun adalah: Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung diperoleh di lapangan, baik yang diamati oleh penyusun maupun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penyusun kepada nara sumber. Sumber data primer akan penyusun dapatkan dari hasil wawancara dengan Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang.

21

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Alfabeta. hal 50


(37)

21

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini penyusun juga menggunakan sumber-sumber data sekunder yang pada dasarnya diperoleh dari berbagai macam referensi mulai dari dokumen, jurnal, buku, arsip, dan internet guna mendukung kandungan/isi penelitian ini.

6. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan Jenis data yang akan dikumpulkan maka tekhnik penelitian yang akan digunakan peneliti adalah berupa studi lapangan (FieldReseach) yang merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan pada lokasi penelitian. Pengumpulan data menurut cara ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Observasi

Menurut Spradley22, obyek observasi dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga komponen yaitu, place, actor dan activity. Dalam pengertian yang sempit observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja dengan menggunakan alat indera sebagai alat penangkap secara langsung kejadian yang terjadi pada waktu itu, yang berarti tidak mengajukan pertanyaan. Dalam arti yang lebih luas observasi sebenarnya tidak terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh informasi akan keadaan

22

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta. 2010) hal 226.


(38)

22

yang ada atau terjadi, dalam hal ini mengenai Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Kinerja Perusahaan Industri Asuransi Kota Malang.23

b. Wawancara Langsung

Wawancara langsung adalah pertemuan antara periset dan responden, dimana jawaban responden akan menjadi data mentah. Secara khusus, wawancara adalah alat yang baik untuk menghidupkan topik riset. Wawancara juga merupakan metode bagus untuk melakukan pengumpulan data24. Wawancara dilakukan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian dalam hal ini untuk mengetahui peran dari OJK dalam melakukan kepengawasan otoritas jasa keuangan terhadap kinerja perusahaan industri asuransi di Kota Malang.

c. Dokumentasi

Adalah laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan-pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia yang lalu, dokumen tersebut secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan transfusi keterangan. Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara mendapatkan dokumen-dokumen atau arsip-arsip data, gambaran-gambaran tabel data, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan penelitian25. Teknik ini dapat mengumpulkan data dari bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang, dokumen yang berbentuk

23

Soehartono, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial. PT Remaja Roesdakarya. Bandung.

24

Sutrisno, 2000, Hadi. Metodologi Research. Pustaka Pelajar.

25


(39)

23

tulisan bisa berbentuk catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan26.

Data yang diperoleh dari dokumen berasal dari Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang dan membaca serta mempelajari buku-buku literatur, peraturan-peraturan perundang-undangan yang masih berlaku yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interprestasikan. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data, yaitu analisis kualitatif. Analisis data merupakan cara atau langkah mengolah data. Analisis data ini sangat penting dilakukan karena akan dapat diketahui manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini dan mencapai tujuan akhir penelitian. Miles dan Hubberman dalam Sugiyono27, mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Proses analisis data dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

26

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta, hal 240

27


(40)

24

Gambar 1

Proses Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman 1992 (dalam Sugiyono, 2005:92)

Dari gambar diagram alur teknik analisis data dapat dijelaskan satu persatu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data (Data Collection)

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam pengumpulan data ini peneliti mengumpulkan data yang terkait dengan judul penelitian yaitu peran pengawasan OJK terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi

Data collection

Data Reduction

Data Display

Conclusions: Drawing/verifying


(41)

25

2. Reduksi data (Data reduction)

Merupakan proses penilaian, pemilihan, pemusatan perhatian, dan penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan lalu direduksi oleh peneliti dengan cara pengkodean dan klasifikasi data dan selanjutnya dilakukan pemilihan terhadap data yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahn pada fokus penelitian. Reduksi data ini berlanjut terus sesudah penelitian di lapangan sampai pada laporan akhir secara lengkap tersusun.

Dalam penelitian kualitatif reduksi data berlangsung terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Misalnya peneliti melakukan reduksi data terhadap sub fokus penelitian tentang bentuk pengawasan OJK terhadap kinerja perusahaan industri asuransi, maka peneliti akan mengumpulkan data yang ditemukan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian memilah mana yang dibutuhkan dan membuang mana yang tidak diperlukan, sehingga data tersebut menjadi lebih sederhana dan terfokus.

3. Penyajian data (DataDisplay)

Penyajian data dimaksud sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan tentang adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Dengan melihat penyajian data, kita dapat memahami apa yang sedang terjadi, kapan terjadinya dan apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti


(42)

26

melihat gambaran secara keseluruhan bagian-bagian tertentu dari penelitian sehingga data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian dapat berupa tabel, gambar, skema atau matriks dan dalam bentuk teks naratif yaitu kumpulan kalimat singkat agar lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami.

Penyajian data merupakan upaya peneliti untuk mengelompokkan data yang telah direduksi yang dimaksudkan untuk menyederhanakan informasi yang komplek menjadi informasi yang sederhana dan selektif serta membantu pemahaman tentang maknanya dan kemungkinan untuk mengambil kesimpulan. Dalam hal ini peneliti menyajikan teks naratif yang didukung data sebagai informasi yang terseleksi dan sederhana dalam kesatuan bentuk (gestalt) yang kuat. Penyajian data pada masing-masing kasus didasarkan pada fokus penelitian yang mengarah pada kesimpulan sementara yang tertulis dalam temuan penelitian.

4. Verifikasi atau menarik kesimpulan (Conclusions: Drawing/verifying) Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Dari data-data yang telah dikumpulkan dan di analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan. Penarikan kesimpulan tersebut dilakukan selama penelitian berlangsung.

Verifikasi merupakan kegiatan analisis yang lebih dikhususkan pada penafsiran data yang telah disajikan atau peneliti mencari


(43)

27

makna secara menyeluruh (holistic meaning) dari berbagai preposisi yang telah ditentukan. Makna menyeluruh sebagai suatu kesimpulan memerlukan verifikasi ulang pada catatan lapangan atau diskusi teman sejawat sehingga terbentuk kesepakatan antar subyek. Penarikan kesimpulan merupakan langkah awal dalam membuat kesimpulan yang bersifat umum. Hal ini tercermin dari temuan sementara pada masing-masing kasus misalnya peneliti menyimpulkan tentang peran pengawasan OJK terhadap kinerja perusahaan asuransi di kota Malang. Kesimpulan ini masih bersifat umum dan untuk mendapatkan verifikasi data tersedia dalam kesimpulan akhir.


(1)

yang ada atau terjadi, dalam hal ini mengenai Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Kinerja Perusahaan Industri Asuransi Kota Malang.23

b. Wawancara Langsung

Wawancara langsung adalah pertemuan antara periset dan responden, dimana jawaban responden akan menjadi data mentah. Secara khusus, wawancara adalah alat yang baik untuk menghidupkan topik riset. Wawancara juga merupakan metode bagus untuk melakukan pengumpulan data24. Wawancara dilakukan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian dalam hal ini untuk mengetahui peran dari OJK dalam melakukan kepengawasan otoritas jasa keuangan terhadap kinerja perusahaan industri asuransi di Kota Malang.

c. Dokumentasi

Adalah laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan-pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia yang lalu, dokumen tersebut secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan transfusi keterangan. Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara mendapatkan dokumen-dokumen atau arsip-arsip data, gambaran-gambaran tabel data, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan penelitian25. Teknik ini dapat mengumpulkan data dari bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang, dokumen yang berbentuk

23

Soehartono, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial. PT Remaja Roesdakarya. Bandung.

24

Sutrisno, 2000, Hadi. Metodologi Research. Pustaka Pelajar.

25


(2)

tulisan bisa berbentuk catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan26.

Data yang diperoleh dari dokumen berasal dari Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang dan membaca serta mempelajari buku-buku literatur, peraturan-peraturan perundang-undangan yang masih berlaku yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interprestasikan. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data, yaitu analisis kualitatif. Analisis data merupakan cara atau langkah mengolah data. Analisis data ini sangat penting dilakukan karena akan dapat diketahui manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini dan mencapai tujuan akhir penelitian. Miles dan Hubberman dalam Sugiyono27, mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Proses analisis data dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

26

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta, hal 240

27


(3)

Gambar 1

Proses Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman 1992 (dalam Sugiyono, 2005:92)

Dari gambar diagram alur teknik analisis data dapat dijelaskan satu persatu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data (Data Collection)

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam pengumpulan data ini peneliti mengumpulkan data yang terkait dengan judul penelitian yaitu peran pengawasan OJK terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi

Data collection

Data Reduction

Data Display

Conclusions: Drawing/verifying


(4)

2. Reduksi data (Data reduction)

Merupakan proses penilaian, pemilihan, pemusatan perhatian, dan penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan lalu direduksi oleh peneliti dengan cara pengkodean dan klasifikasi data dan selanjutnya dilakukan pemilihan terhadap data yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahn pada fokus penelitian. Reduksi data ini berlanjut terus sesudah penelitian di lapangan sampai pada laporan akhir secara lengkap tersusun.

Dalam penelitian kualitatif reduksi data berlangsung terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Misalnya peneliti melakukan reduksi data terhadap sub fokus penelitian tentang bentuk pengawasan OJK terhadap kinerja perusahaan industri asuransi, maka peneliti akan mengumpulkan data yang ditemukan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian memilah mana yang dibutuhkan dan membuang mana yang tidak diperlukan, sehingga data tersebut menjadi lebih sederhana dan terfokus.

3. Penyajian data (DataDisplay)

Penyajian data dimaksud sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan tentang adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Dengan melihat penyajian data, kita dapat memahami apa yang sedang terjadi, kapan terjadinya dan apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti


(5)

melihat gambaran secara keseluruhan bagian-bagian tertentu dari penelitian sehingga data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian dapat berupa tabel, gambar, skema atau matriks dan dalam bentuk teks naratif yaitu kumpulan kalimat singkat agar lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami.

Penyajian data merupakan upaya peneliti untuk mengelompokkan data yang telah direduksi yang dimaksudkan untuk menyederhanakan informasi yang komplek menjadi informasi yang sederhana dan selektif serta membantu pemahaman tentang maknanya dan kemungkinan untuk mengambil kesimpulan. Dalam hal ini peneliti menyajikan teks naratif yang didukung data sebagai informasi yang terseleksi dan sederhana dalam kesatuan bentuk (gestalt) yang kuat. Penyajian data pada masing-masing kasus didasarkan pada fokus penelitian yang mengarah pada kesimpulan sementara yang tertulis dalam temuan penelitian.

4. Verifikasi atau menarik kesimpulan (Conclusions: Drawing/verifying) Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Dari data-data yang telah dikumpulkan dan di analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan. Penarikan kesimpulan tersebut dilakukan selama penelitian berlangsung.

Verifikasi merupakan kegiatan analisis yang lebih dikhususkan pada penafsiran data yang telah disajikan atau peneliti mencari


(6)

makna secara menyeluruh (holistic meaning) dari berbagai preposisi yang telah ditentukan. Makna menyeluruh sebagai suatu kesimpulan memerlukan verifikasi ulang pada catatan lapangan atau diskusi teman sejawat sehingga terbentuk kesepakatan antar subyek. Penarikan kesimpulan merupakan langkah awal dalam membuat kesimpulan yang bersifat umum. Hal ini tercermin dari temuan sementara pada masing-masing kasus misalnya peneliti menyimpulkan tentang peran pengawasan OJK terhadap kinerja perusahaan asuransi di kota Malang. Kesimpulan ini masih bersifat umum dan untuk mendapatkan verifikasi data tersedia dalam kesimpulan akhir.