Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,045 artinya variabilitas variabel dependen perubahan laba dapat dijelaskan sebesar
4,5 oleh variabel independen CR, DER, TATO, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
G. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Current ratio CR Terhadap Perubahan Laba
Hasil pengujian statistik atau uji parsial menujukkan nilai signifikan variabel Current ratio sebesar 0,571 alpha 0,05 maka H
1
ditolak, sedangkan nilai koefisien regresi beta sebesar -0,019 artinya tidak terdapat hubungan pengaruh Current ratio
terhadap perubahan laba perusahaan. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa Current ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba karena Current ratio dari nilai mean desciptive statistics sebesar 2,0640 menunjukkan bahwa aktiva yang dilihat dari
persediaan sudah sesuai dengan standar 2:1. bila persediaan hanya mempertahankan standar 2:1 maka penjualan juga bertahan dengan standar yang ditentukan, nilai
perubahan laba juga belum tentu tinggi karena perusahaan mempertahankan persediaan dengan standar industrinya. Dengan penyebaran data Current ratio nilai
tertinggi pada perusahaan PT. Indocoment Tunggal Prakasa Tbk INTP sebesar 6,98 pada tahun 2011 dengan perubahan laba sebesar 0,12 dan nilai terendah Current
ratio pada perusahaan PT. Summarecon Tbk SMRA sebesar 0,12 pada tahun 2012 dengan perubahan laba sebesar 1,04. Jika Current ratio perusahaan rendah maka
kewajiban membayar hutang jangka pendek juga rendah dan mempengaruhi perubahan laba perusahaan, pengaruh tidak signifikan alpha 0,05 menunjukkan
bahwa tidak adanya efisiensi kinerja perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva lancar untuk menjamin hutang lancarnya.
Berdasarkan sebaran data jika Current ratio tinggi maka aktiva dari persediaan tinggi tetapi perputaran penjualannya rendah karena perusahaan kurang
mengoptimalkan penjualan dengan mempertahankan standar perusahaan sehingga perubahan laba juga tidak optimal.
Rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancarnya. Bila semakin besar
aktiva lancar maka semakin mudah perusahaan membayar hutang jangka pendeknya, dan semakin tinggi rasio lancar menunjukkan perubahan laba yang tinggi pada
perusahaan. Seperti yang diuraikan dalam teori signally yang memberikan sinyal atas informasi, maka apabila Current ratio rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan
kurang modal untuk membayar utang, namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan baik atau tidak, dan sering kali dipakai bahwa
Current ratio dengan standar 200 2:1 yang dianggap cukup baik untuk pengukuran suatu perusahaan. Hanafi 2012.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam mengambil keputusan investasi para investor tidak harus memperhatikan Current ratio, perusahaan bisa
memperhatikan nilai standar persediaannya. Maka hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini 2013 dan Wibowo 2011.
2. Pengaruh Debt to equity Ratio DER Terhadap Perubahan Laba