Peranan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Perusahaan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pada PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PERANAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS

DAN RASIO SOLVABILITAS PERUSAHAAN SEBAGAI

BAHAN PERTIMBANGAN DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK PANIN

CABANG PEMUDA MEDAN

OLEH:

NAMA : ANWAR SUHUT

NIM : 060522124

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peranan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Perusahaan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pada PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan.” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Januari 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Anwar Suhut NIM : 060522124


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Peranan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Perusahaan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pada PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.,Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail,MM, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Dosen Pembimbing.

3. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

4. Kedua orang tua saya, J.Situmorang dan H.Sinaga. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.


(4)

5. Bapak Surya yang telah memberikan kesempatan, meluangkan waktu, dan memberikan pertolongan yang sangat membantu selama proses riset berlangsung.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan membalas kebaikan segenap pihak yang telah membantu.

Medan, Januari 2011 Penulis

Anwar Suhut NIM 060522124


(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan. Leverage diwakili oleh Debt to Total Assets Ratio, likuiditas diwakili oleh Quick Ratio dan profitabilitas diwakili oleh Net Profit Margin and Return On Investment. Rasio–rasio keuangan ini digunakan oleh kreditur untuk membuat keputusan dalam penyaluran kredit.

Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan dan sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 32 debitur. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.

Kata kunci : Rasio Utang, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Kredit Modal Kerja


(6)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment. These financial ratios are used by creditor to make decision for credit approval.

The research populations are debitor who are apply for credit approval and approve by bank as long as 2007 until 2008. This research uses purposive sampling method and the sample of this research is 32 debitors. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment have simultaneously influenced to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin, and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.

Keywords : Leverage ratio, Liquidity ratio, Profitability ratio and Working Capital Credit.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Perumusan Masalah………3

C. Tujuan Penelitian...3

D. Manfaat Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis...5

1. Pengertian Peranan...5

2. Analisis Rasio...5

3. Pengertian Kredit...8

4. Fungsi Kredit………9

5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit……...………12

6. Prosedur Pemberian Kredit……...………..………17

7. Pengertian Efektivitas……….………26

8. Efektivitas Pemberian Kredit………..27

9. Peranan Penerapan Analisis Laporan Keuangan yang Memadai dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit………28

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………..……..…..30


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian……….……….32

B. Populasi dan Sampel Penelitian………32

C. Jenis Data………..………33

D. Teknik Pengumpulan Data………33

E. Metode Analisis Data………34

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Bank Panin Cabang Pemuda...35

1. Sejarah Berdiri PT. Bank Panin Cabang Pemuda...35

2. Prosedur Perkreditan pada PT Bank Panin Cabang Pemuda...3

8 a. Tahap Permohonan Kredit...39

b. Tahap Analisis Kredit...41

c. Tahap Keputusan Kredit...43

e. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit...44

f. Tahap Pengawasan Kredit...45

3. Analisis Kredit oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan...47

4. Prinsip Pemberian Kredit oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan...47

5. Penilaian Aspek-Aspek Pemberian Kredit pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan...50


(9)

6. Proses Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan...53 7. Penggunaan Hasil Analisis Rasio Likuiditas, Rasio

Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit...73

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan...79 B. Saran...81


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu...30

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian...33

Tabel 4.1 Laporan Neraca PT A...54

Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi PT A...55

Tabel 4.3 Laporan Neraca PT B...60

Tabel 4.4 Laporan Laba Rugi PT B...61

Tabel 4.5 Laporan Neraca PT C...67

Tabel 4.6 Laporan Laba Rugi PT C...68

Tabel 4.7 Perbandingan Rasio Keuangan PT A dengan Rasio Standar...73

Tabel 4.8 Perbandingan Rasio Keuangan PT B dengan Rasio Standar...75

Tabel 4.9 Perbandingan Rasio Keuangan PT C dengan Rasio Standar...76

Tabel 4.10 Hasil Analisis Laporan Keuangan Tiga Perusahaan yang Mengajukan Kredit...77


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul


(12)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan. Leverage diwakili oleh Debt to Total Assets Ratio, likuiditas diwakili oleh Quick Ratio dan profitabilitas diwakili oleh Net Profit Margin and Return On Investment. Rasio–rasio keuangan ini digunakan oleh kreditur untuk membuat keputusan dalam penyaluran kredit.

Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan dan sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 32 debitur. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.

Kata kunci : Rasio Utang, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Kredit Modal Kerja


(13)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment. These financial ratios are used by creditor to make decision for credit approval.

The research populations are debitor who are apply for credit approval and approve by bank as long as 2007 until 2008. This research uses purposive sampling method and the sample of this research is 32 debitors. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment have simultaneously influenced to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin, and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.

Keywords : Leverage ratio, Liquidity ratio, Profitability ratio and Working Capital Credit.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, Indonesia berada pada masa transisi menuju era liberalisasi perdagangan bebas dimana terjadi diberbagai bidang, terutama bidang ekonomi. Hal ini ditandai dengan melajunya perdagangan dan investasi, sehingga perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang sangat ketat. Perusahaan-perusahaan saling berlomba untuk menjadi yang terbaik, dengan meningkatkan keunggulannya. Dengan adanya persaingan ini, menyebabkan kegiatan usaha di perusahaan ini saling beragam dan berkembang, sehingga diperlukan dana yg besar untuk membiayainya. Dengan alasan-alasan tersebut maka perusahaan harus mencari dana tambahan untuk membiayainya.

Bank adalah suatu lembaga yang aktivitas usahanya bergerak dalam bidang keuangan. Fungsi bank diantaranya adalah untuk menyalurkan kredit bagi para nasabahnya. Bagi suatu bank kredit merupakan sumber penghasilan utama, yaitu pendapatan bunga, tetapi kredit juga sekaligus menjadi resiko terbesar bagi pihak bank. Sebagian besar dana operasional bank diputarkan dalam kredit nasabahnya. Bila kredit nasabah ini berhasil, maka usaha bank ini berhasil. Sebaliknya apabila kredit ini bermasalah, maka bank akan mengalami kesulitan yang besar. Kredit bermasalah ini sering disebut kredit macet. Kasus semacam ini pernah terjadi pada awal tahun 1998 dimana banyak bank yang di likuidasi akibat para debiturnya tidak dapat melunasi kewajiban ditambah dengan bunga pada saat jatuh tempo. Kondisi ini biasa disebut Rush atau dalam pengertian masyarakat mengambil uangnya di bank dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang


(15)

serentak. Dengan terjadinya kasus kredit macet dalam jumlah besar dan secara terus-menerus menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak bagi bank sendiri sangat merugikan karena semakin terbatasnya dana serta peningkatan biaya yang cukup besar.

Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, maka bank harus memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit yang meliputi aspek hukum, aspek ekonomi atau komersial, aspek teknis, aspek yuridis, aspek manfaat dan kesempatan kerja dan aspek keuangan. Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting karena dengan melakukan penilaian atas aspek keuangan akan diketahui likuiditas,solvabilitas,rentabilitas dan stabilitas suatu perusahaan serta dapat diketahui berapa lama suatu investasi dapat dikembalikan.

Melihat kenyataan diatas, jelaslah bahwa pelaksanaan dari penilaian permasalahan kredit melalui analisis laporan keuangan merupakan salah satu upaya yang diperlukan dan berperan sangat penting dalam menilai kelayakan suatu perusahaan dalam memperoleh kredit dari suatu bank. Suatu bank harus memberlakukan kebijakan yang tepat untuk mengatur pemberian kredit pada nasabahnya agar jangan sampai membawa kesulitan bagi pihak bank sendiri dan berdampak negatif bagi ekonomi makro. Bank harus menganalisis secara akurat terhadap pihak-pihak yang mengajukan permohonan kredit dan selalu mengevaluasinya secara ketat dalam rangka melakukan penilaian kelayakan pemberian kredit tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyusun skripsi ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penilaian permohonan kredit yang diberlakukan oleh PT Bank Panin Cabang Medan, Jl.Pemuda No.16-22 Medan.


(16)

Mengingat luasnya aspek yang dapat dihubungkan dengan judul diatas, maka masalah yang akan dibahas secara garis besar dapat dibatasi sebagai berikut: 1. rasio Likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio dan Quick Ratio

2. rasio Solvabilitas yang digunakan adalah Total Debt To Equity Ratio dan Total Debt To Total Asset Ratio

3. rasio Profitabilitas yang digunakan adalah Profit Margin, Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah analisis rasio likuiditas, rasio salvabilitas dan rasio profitabilitas sudah digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian kredit di PT Bank Panin Cabang Medan?.

C. Tujuan Penelitian

1 untuk mengetahui apakah pemberian kredit yang dilakukan oleh PT Bank Panin Cabang Medan terhadap setiap permohonan kredit sudah didasarkan kepada analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas dari laporan keuangan debitur?.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis sendiri, untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana Fakulta Ekonomi Jurusan Akuntansi Program S-1 Ekstension Universitas Sumatera Utara (USU), serta menambah wawasan dan informasi tentang keuangan di dalam dunia perbankan.


(17)

2. Bagi manajemen bank, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan untuk membantu penetapan kebijakan dalam hal pemberian kredit bagi para nasabahnya serta sebagai bahan untuk perbaikan di masa yang akan datang.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.

1 Pengertian Peranan

Menurut Komaruddin dalam bukunya Ensiklopedia Manajemen (1994; 768), peranan dapat didefenisikan sebagai berikut:

a. bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen.

b. pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status c. bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. d. fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi

karakteristik yang ada padanya.

e. fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. 2 Analisis Rasio

Analisis Rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersenit. Rasio menggambarkan suatu hubungan matematis antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan . rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Dalam menafsirkan rasio laporan keuangan, diperlukan alat pembanding agar rasio itu bermakna dan dapat kita nilai prestasi atau posisi perusahaan. Alat pembanding ini disebut sebagai Yardstick atau standar.


(19)

Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo, terdiri dari rasio:

a. Current Ratio

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Atau dapat juga disebut sebagai suatu kemampuan daripada aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam menjamin hutang-hutang lacar yang mereka miliki.

% 100 x ies ntLiabilit TotalCurre

ntasset TotalCurre

io

CurrentRat =

b. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Merupakan suatu rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang-hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets), atau kemampuan aktiva lancar selain daripada inventory yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjamin hutang lancar mereka.

% 100 x ies ntLiabilit TotalCurre

Inventory ntasset

TotalCurre

QuickRatio= −

2.2. Rasio Profitabilitas (Provitability Ratio)

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba), terdiri dari rasio:


(20)

Menunjukkan berapa besar persentse pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

% 100 arg

Pr x

NetSales ertax Earningaft in

ofitM

Net =

b. Return on Investment (ROI)

Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.

% 100 x NetAssets

ertax Earningaft

ROI =

c. Return On Equity (ROE)

Merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuangan netto.

% 100 'sAssets x Owner

ertax Earningaft

ROI =

2.3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio Solvabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi, terdiri dari rasio:

a. Total Debt to Equity Ratio

Menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadkan jaminan untuk keseluruhan hutang

% 100 'sequity x Owne

Totaldebt Totaldebt =


(21)

Merupakan bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan hutang, atau merupakan bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.

% 100 x s Totalasset

Totaldebt ts

ototalasse

Totaldebtt =

Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, semuanya merupakan awal dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan dan setiap metode analisis yang diperlukan untuk menganlisis laporan keuangan dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untukmembuat data-data yang tersedia lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

3 Pengertian Kredit

Pengertian kredit yang menjadi dasar perkreditan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tentang Perbankan (1998;100, sebagai berikut:

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Teguh Pudjo Muljono dalam bukunya Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil (1993;9), menyatakan bahwa: “Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran yang akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.


(22)

Dari pengertian kredit di atas, dapat dikatakan bahwa: 1. adanya suatu penyerahan uang atau tagihan, 2. adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur,

3. adanya suatu syarat bagi pihak, debitur berkenaan dengan pinjaman dan bungan yang harus dibayar pada saat jatuh tempo.

4 Fungsi Kredit

Dalam garis besarnya ada tujuh fungsi kredit dalam kehidupan sosial ekonomi (perekonomian, perdagangan dan keuangan );

a. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang

1. Para pemilik uang modal dapat secara langsung meminjamkan uang kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau meningkatkan usahanya.

2. Para pemilik uang modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan usahanya.

b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro, bilyet dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu kredit perbankan yang ditarik secar tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu-lintas uang akan berkembang pula.

c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan bakumenjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan


(23)

peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli braang-barang dari suatu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Uang yang digunakan dalam pembelian tersebut berasal dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang.

d. Kredit sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan pada usaha-usaha antra lain:

1. pengendalian inflasi, 2. peningkatan ekspor,

3. pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.

Untuk menekankan laju inflasi pada tahun 1966, yang lebih kurang berkisar 650% pemerintah melaksanakan kebijakan uang ketar (tight money) melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk melindungu usaha-usaha yang bersifat nonspekulatif. Arus kredit diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan pembatasan kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenurhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor. Kebijakan tersebut terlah berhasil dengan baik.

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha

Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usaha tersebut, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan meningkatkan usahanya.


(24)

f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai, maka untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan humbugging Internasional Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Begitu juga negara-negara yang telah maju yang mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang tinggi dapat memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk kredit kepada negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak hanya mempererat hubungan ekonomi antar negara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional.

5 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit

Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam kredit benar-benar terwujud, sehingga kredit yang diberikan sesuai


(25)

dngan sasaran dan terjaminnya pemberian kredit tepat waktu sesuai perjanjian. Karena penghasilan bungan dari kredit-kredit yang diberikan merupakan tulang punggung dari pendapatan bank, serta untuk terjaminnya kelancaran pengembalian pokok, maka sudah sewajarnya apabila pemberian kredit tersebut memerlukan perhitungan-perhitungan yang teliti dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian kredit. Prinsip-prinsip pemberian kredit terdiri dari Prinsip-prinsip 7C, Prinsip-prinsip 7P dan Prinsip-prinsip 3R. antara prinsip 7C dengan prinsip 7P hampir tidak ada perbedaan, karena prinsip 7P berlandaskan pada prinsip 7C, dan untuk prinsip yang lebih baik umum digunakan adalah prinsip 7C.

1. Character

Dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooporatif dan juga mempynyai rasa tanggung jawab yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.

2. Capacity

Pengertian dari capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi jelaslah bahwa penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk melunasi hutang-hutangnya pada waktunya.


(26)

Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini terlihat kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana,namun demikian halnya dalam kaitan bisnis murni, semakin kaya seseorang ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan kredit yang diperolehnya dari bank, akan melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan. Kemampuan modal sendiri ini akan menjadi benteng yang kuat agar tidak mudah terkna goncangan dari luar, misalnya dalam situasi pasar modal dengan tingkat suku bunga yang tinggi.

4. Collateral

Collateral yang dimaksud disini adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi atau jatuh tempo.

5. Condition of Economy

Condition of economy yaitu suatu situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu sat maupun untuk kukrun waktu tertentu yang kemungkinanya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari


(27)

perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat penting utnuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan di luar negeri atau membiayai suatu proyek di luar negeri.

6. Constraint

Constraint yaitu perimbangan akan risiko-risiko yang mungkin terjadi 7. Coverage

Coverage merupakan jaminan kredit yang telah diasuransikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Pemberian kredit juga dapat dinilai dengan prinsip 7P. 1. Personality

Personality adalah menilai nasabah dari kepribandiannya atau tingkah laku sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

Party adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam suatu golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank.

3. Purpose

Purpose adalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan


(28)

pengambilan kredit dapat bermacam-macam, sebagai contoh apakah modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya. 4. Prospect

Prospect adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa memiliki prospek, bukan hanya bank yang akan rugi tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengambilan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi dari sektor lainnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaiman perusahaan mendapatkan laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.


(29)

1. Return (Hasil yang dicapai)

Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur dengan kredit, apakah hasil tersebut dapat menutup pengembalian pinjamannya dan perusahaan bisa terus berkembang atau sebaliknya.

2. Repayment (Pembayaran kembali)

Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjamannya pada saat-saat kredit harus dicicil atau dilunasi.

3. Risk Bearing Ability (Kemampuan untuk menanggung risiko)

Bank harus menilai sampai sejauh mana perusahaan mampu menanggung risiko kegagalan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

6 Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh suatu permohonan sejak permohonan tersebut diajukan oleh nasabah sampai disetujui oleh bank, dipergunakan oleh nasabah dan akhirnya dilunasi oleh nasabah. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit, maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Tahapan-tahapan dalam proses pemberian kredit bank menurut Rachmat Firdaus dalam bukunya,. Manajemen Perkreditan Bank Umum (2003;91), yaitu:

a. persiapan kredit (credit preparation)

b. analisis atau penilaian kredit (credit realization dan credit administration).

c. keputusan kredit (credit decision)

d. pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization dan credit administration)

e. supervisi kredit dan pembinaan debitur (credit supervision dan follow up).


(30)

6.1 Persiapan Kredit

Persiapan kredit adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur yang baru pertama kali akan mengajukan kredit kepada bank yang bersangkutan, biasanya dilakukan melaui wawancara atau cara-cara lain.

Informasi global/umum yang dikemukakan oleh pihak bank antara lain tentang produser/tata cara pengajuan kredit serta syarat-syarat untuk memperoleh fasilitas kredit. Dari pihak calin debitur diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal yang diperlukan pihak bank antara lain:

a. keadaan usaha calon debitur,

b. surat-surat perusahaan, antara lain surat izin usaha, surat izin tempat usaha dan surat-surat lain yang diperlukan,

c. jaminan/agunan yang akan diberikan serta surat-suratnya, misalnya sertifikat tanah, BPKB untuk kendaraan bermotor, Surat Izin Bangunan,

Wawancara tersebut biasanya setelah ada surat pengajuan dari calon debitur,tetapi sering pula calon debitur langsung datang menghadap pejabat bank yang ditunjuk untuk tugas-tugas tersebut. Setelah diadakan tukar-menukar informasi global dengan jalan wawancara tersebut, biasanya sudah dapat digambarkan apakah permohonan kredit tersebut dimungkinkan untuk diproses lebih lanjut. Apabila demikian maka kepada calon debitur diberikan atau dimintar mengisi formulir yang sudah tersedia khusus untuk


(31)

permohonan atau pengajuan kredit. Formulir tersebut harus ditandatangani oleh pemohon kredit serta dibubuhi cap perusahaan (jika ada). Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya.

6.2 Tahap Analisis atau Penilaian Kredit (Credit analysis/credit appraisal)

Penilaian atas analisis adalah semacam studi kelayakan (feasibility study) atas perusahaan pemohon kredit. Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit. Penilaian tersebut meliputi penilaian terhadap prinsip-prinsip pemberian kredit dan aspek-aspek pemberian kredit. Aspek-aspek yang dinilai dalam pemberian kredit pada umumnya terdiri dari;

a Aspek Yuridis/Hukum

Aspek Yuridis/Hukum merupakan aspek yang menilai masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Poko Wajib Pajak (NPWP), Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan, keabsahan surat-surat yang dijaminkan (misalnya serftikat tanah) dan lain-lain.


(32)

Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimana yang akan datang, prospeknya bagaimana.

c Aspek Keuangan

Aspek Keuangan merupakan aspek untuk menilai kondisi keuangan calon debitur, dan yang terpenting untuk menilai kemampuan berkembangnya usaha tersebut pada masa-masa mendatang. Dari perhitungan keuangan perusahaan tercermin adanya kemampuan dari perushaan calon debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, baik untuk pengembalian pokok pinjaman maupun bunganya dalam waktu yang wajar. Titik berat penganalisisan dilakukan terhadap laporan keuangan pemohon kredit yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Analisis-analisis yang digunakan seperti Analisis Rasio, Sumber dan Penggunaan Dana, Arus Kas (Cash Flow), Break Even Point dan sebagainya.

d Aspek Teknis/Operasi

Aspek Teknis/Operasi ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi dan lay out ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.


(33)

Aspek Manajemen merupakan aspek untuk menilai struktur organisasi perusahaan sumberdaya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumberdaya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.

f Aspek Sosial Ekonomi

Aspek Sosial Ekonomi ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti meningkatkan ekspor barang, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat dan lainnya.

Pembahasan tentang aspek-aspek tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha pemohon kredit itu layak untuk diberi bantuan kredit atau tidak, dengan kata lain apakah permohonan kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit diberikan, mak usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pinjaman pokoknya maupun bunganya dalam jangka waktu yang wajar, atau sebaliknya.

Oleh karena itu laporan hasil analisa kredit tersebut harus merupakan bahan informasi yang akurat dan dapat dipercaya (reliable) bagi Pemutus Kredit. Dan dengan demikian pula laporan tersebut harus memuat secara lengkap baik data kualitatif maupun kuantitatif tentang keadan usaha pemohon kredit, biasanya yang menyangkut data beberapa tahun yang lalu, sedang berjalan maupun perkiraan estimasi yang berupa proyeksi beberapa tahun


(34)

yang akan datang (disesuaikan dengan rencana jangka waktu kredit).

Pada tahap ini, analis kredit memerlukan data-data yang akurat dari calon debitur, dan untuk meneliti kebenaran dan keandalan data tersebut termasuk data laporan keuangan perusahaan calon debitur diperlukan data dan informasi dari berbagai sumber dan dengan berbagai teknik antara lain dengan melakukan wawancara atau kunjungan langsung ke tempat usaha (on the spot inspection, informasi dari bank lain (bank to bank confirmation), informasi dari mitra bisnis (trade checking), dan lembaga-lembaga lain yang ada hubungannya dengan usaha calon debitur. Selan hal tersebut di atas, untuk data laporan keuangan yang diperoleh dari calin debitur harus merupakan laporan keuaganan yang sudah diaudit oelh Akuntan Publik (Public Accountant), untuk menilai kewajarannya bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Standar Akuntansi Keuangan) dan telah diterapkan secara konsistern dari tahun ke tahun.

6.3 Tahap keputusan Kredit (Credit Decision)

Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit dapat memutuskan apakah permohonan kredit tersebut layak disetujui atau tidak.Jika tidak maka permohonan tersebut harus segera ditolak, surat penolakan biasnya secara tertulis dengan disertai beberapa alasan. Andaikata permohonan tersebut layak untuk diberikan maka segera dituangkan dalam surat


(35)

keputusan kredit, biasanya disertai beberapa persyaratan tertentu. Pemutus kredit adalah seorang pejabat bank atau komite yang khusus diberi wewenang untuk tugas tersebut. Kewenangan memutus seseorang belum tentu sama dengan yang lainnya, tergantung tingkat jabatan, kedudukan dan pangkatnya. Untuk kredit-kredit yang relatif besar, keputusan kredit biayanya dipegang oleh Pimpingan atau Direksi Bank tersebut, bahkan mungkin diputuskan oleh lebih dari satu orang pemutus yang merupakan komite/panitia pemutus, termasuk disini kemungkinan melibatkan anggota komisaris dari bank tersebut.

6.4 Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit (credit realization dan credit administration)

a. Tahap Pelaksanaan Kredit

Setelah calon debitur mempelajari dan menyetujui isi keputusan kredit serta bank telah menerima dan meneliti semua persuaratan kredit dari calon debitur, maka kedua belah pihak menandatangani perjanjian kredit serta syarat-syarat umum pemberian kredit, beserta lampiran-lampirannya.

b. Tahap Administrasi/Tata Usaha Kredit

Dalam tahap ini, kredit yang direalisasi baik yang telah ditarik oleh debitur maupun yang belum segera dibukukan dengan mengacu kepada Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).Pada tahap ini juga dilaksanakan pengarsipan (filing) pelaporan, pencatatan data


(36)

informasi dan lain-lain sesuai denga pedoman yang berlaku pada bank yang bersangkutan.

6.5 Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur (Credit Supervision dan follow up)

Supervisi pengawasan pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan serta memberikan sara/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari siklus kredit dan sekaligus pula merupakan tahap yang paling kritis dan sulit apalagi jika keadaan usaha debitur kurang menggembirakan. Dikatakan tahap paling kritis atau sulit, karena pada tahap-tahap sebelumnya bank belum melibatkan uang dalam pembiayaan usaha debitur, sedangkan pada tahap ini bank telah melepaskan sejumlah uang untuk diputar dalam perusahaan debitur.Adapun batas tahapan supervisi ini pada umumnya dmulai dari pencairan kredit (disbursement) dan berakhir setelah semua kewajiban kepada bank dilunasi oleh debitur. Supervisi dan pembinaan kredit hendaknya dilakukan secara simultan melalui dua cara yaitu;

1. Supervisi dan pembinaan secara aktif

Dilakukan dengan kunjungan-kunungan langsung ke lokasi usaha proyek debitur dan mengadakan penilaian berdasarkan data fisik dan administrasi catatan-catatan yang ada pada nasabah serta mengadakan pembicaraan dan diskusi langsung dengan nasabah.


(37)

2. Supervisi dan pembinaan secara pasif

Dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisis informasi-informasi dan data yang ada pada bank, misalnya dari neraca dan perhitungan laba rugi, dapat terlihat berapa keuntungan yang didapat atau kerugian yang diderita pada suatu saat. Bagaimana pula perkembangan perusahaan tersebut akan terlihat jika bank membandingkan dengan neraca/ perhitungan laba rugi sebelumnya. supervisi dan pembinaan debitur hanyalah suatu upaya meminimilisasi kredit-kredit yang kurang lancar, diragukan atau macet, sebab bagaimanapun ketatnya upaya tersebut dalam kenyataannya hampir tidak mungkinbahwa segalanya akan berjalan dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki.

7 Pengertian Efektivitas

Efektivitas merupakan salah satu aspek yang mendapatkan perhatian khusus dari manajemen, khususnya dalam mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pengertian efektivitas dikemukakan oleh J.s. Badudu (1994;371) adalah sebagai berikut: “Efektivitas mempunyai efek /pengaruh/akibat;

memberikan hasil yang memuaskan; memanfaatkan waktu dan cara dengan sebaik –baiknya; berhasil guna; keefektifan; sifat atau keadaan efektif”.

Sedangkan menurut Anthony and Weish (1996;544), pengertian efektivitas adalah: “Effectiveness is the relationship between the output as responsibility center and the goals of the organization”.


(38)

Dari kedua defenisi di atas maka dapat dikatakan bahwa efektivitas di atas maka dapat dikatakan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran pencapaian sasaran atau tujuan dari perusahaan yang maksimal dari input yang tersedia.

8 Efektivitas Pemberian Kredit

Pemberian suatu kredit memiliki tujuan atau sasaran tertentu yang ingin dicapai oleh pihak bank. Tujuan pemberian kredit itu tidak akan terlepad dari misi bank tersebut didirikan. Kasmir (2000;96), menyebutkan bahwa tujuan utama pemberian kredit itu antara lain;

1. mencari keuntungan, yaitu yang bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya adminstrasi kredit yang dibebankan pada nasabah,

2. membantu usaha nasabah, yaitu nasabah yang memerlukan dana baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan memperluas usahanya,

3. membantu pemerintah. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank, maka akan semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya kredit adalah;

a. penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh dari nasabah dan bank,


(39)

b. membuka kesempatan kerja,

c. meningkatkan jumlah barang dan jasa, d. menghemat devisa Negara,

e. meningkatkan devisa Negara.

Dari ketiga faktor di atas, faktor pertamalah yang biasanya dikaitkan dengan efektifitas pemberian kredit disuatu bank. Dengan tepatnya pengembalian kredit disertai pembayaran bunga yang menjadi keuntungan bagi pihak bank, maka pemberian kredit dapat dikatakan efektif.

9 Peranan Penerapan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Yang Memadai Dalam Menunjang Efektifitas Pemberian Kredit.

Laporan keuangan merupakan alat pertanggung jawa manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Penyajian laporan keuangan juga dimaksudkan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi. Maka itu penyajian daripada laporan keuangan disajikan sedemikian rupa dan diatur dalam berbagai standar atau prinsip yang berlaku umum agar setiap informasi yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan dari segi keuangan maupun going concern perusahaan dapat diakses dan tersedia didalamnya. Bagi pihak kreditur (bank), laporan keuangan mempunyai peranan yang sangat penting sebab laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang bermanfaat dalam membuat keputusan kredit yang mana merupakan penghaslan sekaligus risiko terbesar yang dimiliki bank, sehingga


(40)

keputusan yang diambil benar-benar telah sesuai dengan apa saja yang telah ditentukan atau sesuai dengan pedoman yang berlaku. Sebelum memberi keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan , pihak kreditur perlu mengetahui terlebih dahulu posisi dan keadaan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Posisi atau keadaan perusahan pemohon kredit akan dapat diketahui melalui penganalisaan laporan keuangan perusahan tersebut. Dari hasil analisis laporan keuangan, pihak kreditur dapat mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas (profitability) dan stabilitas usaha perusahaan pemohon kredit. Kemudian kreditur dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman tersebut, kreditur juga dapat mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan trsebut, yang digabarkan atau terlihat pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dari uraian di atas tampak jelas peranan penerapan analisis laporan keuangan perusahaan yang memadai dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Selain itu dengan analisis laporan keuangan maka pihak kreditur dapat mengurangi resiko terjadinya kredit macet.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu


(41)

Anna Safitri

(2010) Pengaruh Debt to Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment Debitur Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan. DAR,QR,NPM, ROI, dan pemberian KMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analis Debt to Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment berpengaruh terhadap pemberian KMK. Sastro Herbet Simamora (2009)

Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio

Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Untuk Keputusan dalm Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk. Cabang Bekasi.

Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio

Profitabilitas, Rasio Aktivitas dan Pemberian KMK Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh terhadap keputusan pemberian Kredit Modal Kerja

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakah sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian secara merumuskan hipotesis. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas dan variabel terikat yang digunakan pemberian kredit.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pemberian Kredit Rasio Likuiditas Rasio Profitabilitas Rasio Solvabilitas


(42)

1. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yang terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio. Jika rasio likuiditas debitur lebih dari standar yang ditentukan (current ratio = 200% dan quick ratio = 100%), maka kredit akan diberikan, demikian sebaliknya,

2. Rasio profitabilitas (profitability ratio), yang terdiri dari Profit Margin, Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE). Rasio profitabilitas debitur yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan debitur memiliki profit yang tinggi yang artinya perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar utang kredit jika jatuh tempo.

3. Rasio solvabilitas (leverage ratio), yang terdiri dari Total Debt To Equity Ratio dan Total Debt To Total Asset Ratio. Jika rasio solvabilitas lebih kecil dari standar yang ditentukan (total debt to equity ratio = <50% dan total debt to asset ratio = <33,3%), maka kredit akan diberikan,demikian sebaliknya.


(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan cara yang sistematis dan obyektif untuk mengumpulkan data. Penulis menggunakan metode penelitian dalam menulis skripsi , yang akan dijelaskan lebih lanjut berikut ini.

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003 : 30).

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:55), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan dan disetujui pada tahun 2006 sampai dengan 2008. Debitur yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 5 pada tahun 2006, 10 pada tahun 2007 dan 15 pada tahun 2008.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004 : 79). Beberapa kriteria yang diambil untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu :


(44)

1. debitur yang diteliti adalah debitur yang menerima pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) jangka pendek dengan batas Rp. 500.000.000,00 hingga Rp 1.000.000.000,00;

2. debitur tersebut masih menerima pinjaman kredit modal kerja dari PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan pada tahun 2006,2007 dan 2008; 3. usaha debitur bergerak di bidang dagang dan manufaktur;

4. usaha debitur masih tetap berjalan dan masih melakukan pembayaran kredit hingga akhir 2008.

Berdasarkan kriteria diatas, sampel yang dapat diambil sebanyak 3 debitur selama tahun 2006 sampai dengan 2008.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Nama Debitur Jenis Usaha

1 A Perdagangan Sembako

2 B Industri Pengolahan

3 C Perdagangan Emas

Sumber: Bank Panin Cabang Pemuda Medan

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kuantitatif yang bersumber dari data sekunder yang berupa rasio keuangan debitur untuk tiga tahun terakhir.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari PT.Bank Panin Cabang Pemuda Medan

E. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode peneltian yang memusatkan pada pemecahan masalah


(45)

actual dengan tujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penulis mencoba untuk menganilisis data yang diperoleh dari hasil penelitian serta menbandingkannya dengan teori yang ada, untuk kemudian dianalisis penerapannya dalam praktek.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT.Bank Panin Cabang Pemuda Medan

Gambaran umum mengenai lokasi penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah berdirinya PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan, prosedur perkreditan, analisis kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit dan penilaian aspek-aspek pemberian kredit.

1. Sejarah Berdirinya PT.Bank Panin Cabang Pemuda Medan

Panin Bank merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1971 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 1982 sebagai bank Go Public yang pertama. Dengan struktur permodalan yang kuat dan Rasio Kecukupan Modal yang tinggi, Panin Bank bersyukur tidak harus direkapitalisasi oleh Pemerintah pasca krisis ekonomi (1998).

Pemegang saham Panin Bank adalah ANZ Banking Group of Australia (37,1%), Panin Life (45,9%) dan publik-domestik & internasional. Per Juni 2009, Panin Bank tercatat sebagai bank ke-7 terbesar di Indonesia dari segi total aset yang sebesar Rp 71,2 triliun, dengan permodalan mencapai sebesar Rp 9,8 triliun dan CAR 23,9%. Panin Bank memiliki jaringan usaha lebih dari 450 kantor di berbagai kota besar di Indonesia dan lebih dari 18.500 ATM ALTO dan jaringan ATM BERSAMA, Internet Banking, Mobile Banking dan juga Phone Banking dan Call Centre serta Debit Card bekerja sama dengan MasterCard, Cirrus dan Maestro yang dapat diakses secara internasional. Strategi usaha Panin Bank adalah fokus pada bisnis perbankan retail. Panin Bank berhasil memposisikan diri


(47)

sebagai salah satu bank utama yang unggul dalam produk jasa konsumen dan komersial.

Visi Panin Bank adalah menjadi "Bank Nasional" dalam Arsitektur Perbankan Indonesia di masa datang. Melalui layanan produk yang inovatif, jaringan distribusi nasional dan pengetahuan pasar yang mendalam, Panin Bank siap untuk terus memperluas pangsa pasar dan berperan serta dalam meningkatkan fungsi intermediasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

1971

Established as a merger of three banks. Bank Kemakmuran (1956), Bank Industri dan Dagang Indonesia (1956) and Bank Industri Djaya Indonesia (1969).

1982

The First Indonesian bank to go public, listing its shares on the Jakarta Stock Exchange.

1997

Ranked as "Top 10" among 243 national commercial banks.

1998

Multidimensional crisis hits Indonesia: political, economic, and social. Panin Bank was one of only few banks certified by international Accounting Firm as "A" category bank and was exempted from being recapitalized by the government.

1999

Technical Assistance Agreement signed with strategic partner ANZ Banking Group, Australia which acquired 29% shareholding. Repositioning Panin Bank s business strategy from traditionally corporate banking, undertakes retail and consumers segments. A change program in corporate culture and new business initiatives.


(48)

Rated "The Best Rated Bank in the Indonesian Banking Industry Post Crisis" by Moody s Investor Service-BFSR.

2002

Achieved a leading position in consumer banking products and services supporting Panin Bank s retail business strategy.

2003

Awarded "Best Public Bank" based on EVA Concept (MarkPlus and Swa) and "Best Bank in Forex Transaction Reporting" (Bank Indonesia).

2004

Awarded "Best Public Bank" based on EVA Concept (MarkPlus and Swa), "Best Non-Recap Bank" (Investor) and "The Most Active Participant - Government and Corporate Bonds Trading" (Surabaya Stock Exchange).

2005

Received Elite Quality Recognition Award (JP Morgan Chase) for fund transfer operations; nominated "Best National Bank 2005" (Bisnis Indonesia); "Best Non-Recap Public Bank with Assets Above Rp. 10 trillion" (Investor Magazine); and "Excellence Award for Financial Achievements" (InfoBank).

2006

Received Asiamoney's "Best Domestic Provider of FX Serices", The Bank of New York's "Recognition of Outstanding Payment Formatting and Straight Through Rate", and "The JP Morgan Quality Recognition Award" and named one of the 4 Best Selling Agent for the ORI II Government Retail Bonds.: Panin Bank ranked as Indonesia’s 5th largest non-state bank, and 8th largest overall. Total Assets: Rp. 40.5 trillion. Network: 273 offices.

2007

1. Received the “Most Active Participant in Corporate Bond Transaction in the Bank Category” award by the Surabaya Stock Exchange.


(49)

2. Received three award by Marketing Research Indonesia (MRI) and Infobank Magazine:

a. Best Performance, Internet Banking – Runner-up b. Best Performance SMS Banking – Runner-up

c. Best Performance, Phone Banking in 2005-2006, Ranked No. 9

Sumber :

2. Prosedur Perkreditan Pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan.

Prosedur pemberian kredit merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh bank dalam setiap permohonan kredit yang diajukan oleh pemohon kredit (debitur). Langkah-langkah yang dimaksud adalah suatu tahapan yang harus dilalui oleh calon debitur mulai dari permohonan kredit yang diajukan sampai disetujui dan pada akhirnya dapat digunakan oleh calon debitur untuk usahanya serta pengawasan terhadap penggunaan fasilitas kredit agar dapat kembali sesuai waktu yang telah disepakati atau jatuh tempo, sehingga resiko kredit macet dapat diatasi. Langkah-langkah ini harus dapat dilaksanakan dengan baik dan seksama oleh bank agar kredit macet dapat dikendalikan dan dilain pihak calon debitur dapat menggunakan dan memanfaatkan fasilitas kredit yang diterimanya sesuai dengan tujuan dengan sebaik-baiknya.

Prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan dibagi dalam beberapa tahap yaitu;

1. Tahap Permohonan kredit 2. Tahap Analisis kredit 3. Tahap Keputusan kredit


(50)

5. Tahap Pengawasan

a. Tahap Permohonan Kredit

Tahap permohonan kredit disebut juga sebagai tahap wawancara awal yang merupakan proses dari aktivitas pemberian kredit. Tahap ini merupakan permulaan dengan maksud untuk saling mendalami informasi dasar mengenai calon debitur dengan baik.

1. Calon debitur datang langsung ke bank untuk mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai kemungkinan didapatnya yang bersangkutan untuk memperoleh kredit.

2. Calon debitur dihadapkan kepada petugas atau Analis kredit yang diatur oleh Kepala Bagian Pemasaran Dalam Negeri untuk diberikan penjelasan,dimana pada kesempatan ini petugas atau Analis Kredit menjelaskan mengenai tata cara pengajuan kredit, sektor-sektor kredit yang dapat dilayani oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan, serta persyaratan untuk memperoleh fasilitas kredit. Pada kesempatan ini pula, Analis kredit mengadakan wawancara awal dengan calon debitur sebagai penjajakan pertama untuk mendapatkan informasi umum tentang calon debitur,gambaran umum perusahaan, keadaan usaha, tujuan permohonan kredit, jaminan/agunan yang akan diberikan serta surat-suratnya, gambaran proyek, cara pembayaran dan lain sebagainya.

3. Apabila menurut penilaian dari hasil wawancara awal permohonan kredit tersebut memuaskan, maka calon debitur akan diberi formulir permohonan kredit yang harus diisi sesuai jenis kreditnya dan menyerahkan proposal permohonan kredit untuk dipelajari.


(51)

4. Setelah proposal permohonan kredit dipelajari oleh Analis Kredit, maka calon debitur menyerahkan persyaratan dan melampirkan data pendukung lainnya. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon debitur, antara lain:

a. Akte pendirian perusahaan lengkap dengan akte-akte perubahan. b. Pengesahan akte pendirian dari Departemen Kehakiman.

c. Surat-surat izin perusahaan, seperti: 1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) 2. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 3. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 4. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

5. SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi) bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontruksi.

6. Surat izin lain yang diperlukan

7. Daftar supplier dan daftar pembeli utama 8. Curriculum Vitae debitur

9. Foto copy KTP/SIM, identitas debitur yang masih berlaku 10.Foto copy kartu keluarga dan surat kewarganegaraan Republik

Indonesia

11.IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

12.Neraca dan Laporan Laba Rugi 3 (tiga) tahun terakhir dan jika ada diserta proyeksi neraca dan laporan laba rugi.

13.Rekening korang 3 (tiga) bukan terakhir 14.Struktur organisasi dan pembagian wewenang 15.Susunan pemegang saham


(52)

16.Performance perusahaan yang bersangkutan 17.Pengalaman kerja perusahaan

18.Keterangan dan bukti penguasaan atas jaminan kredit yang diberikan.

5. Analis Kredit akan meneliti kelengkapan data yang diperoleh dari calon debitur.

b. Tahap Analisis Kredit

Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah calon debitur memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang disepakati, sehingga kredit macet dapat diminimalisasi.

Analisis kredit dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh pada tahap permohonan kredit. Oleh karena itu data dan informasi tersebut harus akurat dan andal, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi perusahaan calon debitur, untuk itu Analis Kredit terlebih dahulu akan menganalisis kebenaran dan keandalan data tersebut termasuk data kondisi keuangan calon debitur (laporan keuangan), yaitu dengan mengadakan wawancara atau peninjauan langsung ke tempat usaha debitur (on the spot inspection), meminta informasi bank lain (bank to bank confirmation) tentang perusahaan tersebut, apakah pemohon tidak tersangkut kredit macet dan tidak termasuk dalam daftar black list Bank Indonesia, seta meminta informasi dari mitra bisnis (Trade checking) mengenai performansi perusahaan calon debitur.


(53)

1. analisis terhadap prinsip-prinsip pemberian kredit, terdiri dari analisis 7C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy, Constraint, dan Coverage) dan analisis 3R (Return, Repayment, dan Risk bearing ability),

2. analisis terhadap aspek-aspek pokok dalam pemberian kredit, yaitu aspek hukum, aspek manajemen, aspek teknik, aspek pemasaran, aspek sosial ekonomi dan aspek keuangan.

Analisis ini dilakukan Analis Kredit dan hasilnya akan dituangkan dalam bentuk laporan Berita Acara Pemeriksaan dan Hasil Analisa Kredit yang telah ditandatangani. Kemudian hasil analisis tersebut disampaikan kepada pejabat pemutus kredit untuk diputuskan, dilampiri kelengkapan data serta proposal permohonan kredit.

c. Tahap Keputusan Kredit

Pemberian kredit pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan adalah wewenang Direksi,akan tetapi demi mempercepat dan meningkatkan pelayanan kepada debitur, wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Pimpinan Cabang melalui surat keputusan tersendiri, sedangkan untuk batas wewenang pemberian kredit, Pimpinan Cabang diberi wewenang memberikan kredit yang batasannya Rp. 50 juta. Apabila debitur meminta kredit lebih dari Rp. 50 juta, maka yang berwenang memberikan keputusan adalah Direksi.

Ada tahapan dalam memberikan keputusan kredit;

1. Analis Kredit akan menyerahkan hasil analisis kredit yaitu berupa Berita Acara Pemeriksaan disertai kelengkapan data dan proposal permohonan kredit kepada Kepala Seksi Pemasaran Kredit dan kepada Kepala Bagian Pemasaran Dalam Negeri untuk dilakukan penilaian dan analisis ulang.


(54)

2. Setelah dianalisis ulang dan telah disetujui, Kepala Bagian Pemasaran Dalam Negeri akan menyerahkan seluruh berkas tersebut kepada Pimpinan Cabang.

3. Selanjutnya akan dilakukan rapat komite kredit yang diikuti oleh Pimpinan Cabang tujuannya adalah untuk memberikan persetujuan atau penolakan permohonan, perpanjangan, penyelamatan, pemberian keringanan dan penghapusbukuan kredit sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan adalah kredit di atas Rp. 250.000.000. Susunan Komite Kredit adalah: Pimpinan Cabang, Kepala Bagian Pemasaran Dalam Negeri – Kepala Bagian Supervisi Kredit, Kepala Seksi Supervisi Kredit dan Kepala Seksi Pemasaran Kredit.

4. Dari sidang tersebut akan diperoleh suatu keputusan final atas suatu permohonan kredit. Jika hasil dari sidang komite kredit adalah penolakan terhadap permohonan kredit, maka dibuat surat penolakannya, dan jika diminta semua berkas permohonan dapat dikembalikan kepada pemohon kredit. Sebaliknya jika permohonan kredit disetujui maka dibuat surat keputusan kredit yang berisi maksimum kredit yang dapat diberikan keperluan kredit, jangka waktu penggunaan kredit, suku bunga, jaminan kredit, besarnya biaya provinsi, dan lain-lain.

d. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit

Berdasarkan surat keputusan kredit, dilakukan penandatanganan perjanjian kredit yang merupakan pengikatan secara hukum antar debitur dengan bank sehubungan dengan permohonan kredit. Setelah perjanjian kredit ditandatangai pihak bank telah menerima surat pernyataan notaris, pengikatan jaminan telah dilaksankan, dan surat-surat yang diserahkan telah lengkap serta


(55)

administrasi lainnya telah diselesaikan, maka fasilitas kredit dapat dicairkan oleh kantor cabang. Kredit yang telah dicairkan akan segera dibukukan oleh seksi administrasi kredit dengan menginput data debitur pada Master File Komputer dan memeriksa kembali hasil input data yang mengacu kepada Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) dan akan dilakukan pengarsipan dokumen-dokumen kredit.

e. Tahap Pengawasan Kredit

PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan melakukan pengawasan (monitoring) kredit terhadap debitur dengan memantau perkembangan aktivitas usaha debitur setelah pemberian kredit dan memantau penggunaan kredit tersebut. Hal ini dilakukan pihak bank guna mendapatkan indikasi bila terjadi gejala-gejala yang kurang menguntungkan bagi bank, sehingga secara dini bank dapat mengantisipasi akan mencegah atau mengambil langkah-langkah pengamanan:

Monitoring kredit yang dilakukan yaitu;

1. Analis Kredit melakukan kunjungan ke tempat usaha debitur (in the spot inspection ) secara berkala, minimal 3 (tiga) bukan sekali untuk mengetahui perkembangan usaha debitur. Debitur wajib menyerahkan laporan 3 (tiga) bulanan kepada bank, yang akan dijadkan dasar bagi bank saat melakukan pengawasan (on the spot inspection)

2. Memonitor pelaksanaan pembayaran pokok pinjaman dan bunga.

3. Review jaminan. Tujuannya untuk mengetahui kondisi keadaan fisik dan nilai taksasi real jaminan.


(56)

Credit filing adalah file untukmenyimpan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan fasilitas kredit debitur. Credit file disimpan oleh administrasi kredit,dengan demikian keberadaan serta pemeliharaannya menjadi tanggungjawab seksi administrasi kredit.

Selain itu, auditor internal pusat akan melakukan pengawasan atas kredit yang diberikan, yaitu;

1. Memastikan bahwa fasilitas kredit yang diberikan benar-benar dipergunakan sesuai dengan tujuan pemberiannya.

2. Memeriksa apakah tersedia data-data keuangan debitur dan telah dianalisis.

3. Memastikan bahwa ada bukti adanya kontak yang terus menerus oleh pihak bank selama berjalannya fasilitas kredit.

4. Apabila ada pelanggaran-pelanggaran syarat kredit atau penyimpangan lainnya, harus terdapat bukti adanya peneguran resmi secara tertulis oleh bank kepada debitur.

Auditor internal pusat akan datang ke kantor cabang minimal 1 (satu) tahun sekali. Adapun tugas auditor internal PT Bank Panin Cabang Pemudan Medan secara umum adalah;

1. Menilai keandalan dan integritas dari operasi serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasikan serta melaporkan informasi-informasi.

2. Melaksanakan pengawasan kegiatan bank, dalam melaksanakan pemeriksaanya taat pada kebijakan rencana, prosedur hukum dan peraturan yang terdapat pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan. antara lain memastikan bahwa semua prosedur pemberian kredit telah


(57)

benar-benar dilakukan dan memastikan bahwa semua jaminan layak dijadikan agunan dari segi harga dan kondisi keabsahan.

3. Menilai hasil aktivitas manajemen untuk memastikan apakah hal tersebut konsisten dengan tujuan dan sasaran serta apakah aktivits tersebut dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

4. Memberikan saran-saran kepda manajemen agar sasaran perusahaan dapat tercapai.

3. Analisis Kredit oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan

Analisis kredit yang dilakukan merupakan sarana yang sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat apakah suatu permohonan kredit layak diberikan atau tidak. Oleh karena itu dalam setiap analisisnya, PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan tetap memperhatikan persyaratan-persyaratan yang sudah dijelaskan pada tahap permohonan kredit di atas. Satu hal pokok yang perlu mendapat perhatian sebelum analisis dimulai adalah tersedianya data yang lengkap, relevan dan benar, karena sangat berpengaruh terhadap ketepatan pengambilan keputusan.

4. Prinsip Pemberian Kredit oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan

Untuk memenuhi keadaan yang sebenarnya maka pihak bank melakukan analisis terhadap data permohonan kredit dari calon debitur dengan menggunakan pendekatan antara lain penilaian dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit, yaitu:

1. Analisis 7C


(58)

Account Officer harus memiliki keyakinan terhadap calon debitur bahwa yang bersangkutan mempunyai moral, watak, maupun sifat-sifat pribadi yang positif dan memiliki rasa tanggung jawab. Baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dalam melakukan analisis ini, keterangannya dapat diperoleh dari wawancara dengan calon debitur, Curriculum Vitae pemohon pinjaman, reputasi dalam bisnis dan keuangan serta sumber informasi lain.

b. Capacity (kemampuan)

Penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajiban dari kegiatan usaha yang dilakukannya, atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit bank

c. Capital (modal)

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data berupa laporan keuangan calon debitur untuk mengetahui jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki olehnya.

d. Collateral (jaminan)

Analisis ini brupa penilaian terhadap barang-barang yang diserahkan oleh debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya yang bermanfaat sebagai alat pengamanan apabila usahah yang dibiayai kredit tersebut gagal atau sebab lain dimana debitur tidak dapat melunasi kreditnya dari hasil usaha normal perusahaan. Jaminan yang diserahkan oleh debitur minimal 60 % lebih besar dari jumlah kredit yang diminta oleh calon debitur


(59)

e. Condition of Economy (kondisi ekonomi)

Analisis yang menilai kondisi politik, social, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha deitur.

f. Constraint (kendala)

Analisis yang menilai risiko-risiko yang mungkin terjadi dengan adanya pemberian kredit tersebut.

g. Coverage

Analisis yang menilai adanya asuransi atas jaminan kredit yang diberikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Analisis 3R

a. Return (hasil yang dicapai)

Analisis ini dilaksanakan oleh Analis Kredit untuk menilai hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur dengan kredit, menilai apakah hasil tersebut dapat menutupi pengembalian pinjaman dan apakah perusahaan bisa berkembang terus atau tidak. Keterangannya dapat diperoleh dari peninjauan langsung ke tempat usaha debitur (on the spot inspection), pihak manajemen dari instansi lain yang terkait.

b. Repayment (pembayaran kembali)

Dalam analisis ini harus dinilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjamannya pada saat-saat kredit harus dicicil atau dilunasi beserta bunganya. Keterangannya dapat diperoleh dari data laporan keuangan perusahaan calon debitur


(60)

Untuk mendapatkan kepastian mengenai hal ini, maka datanya berupa penilaian terhadap barang-barang jaminan. Bank harus menilai sampai sejauh mana perusahaan mampu menanggung risiko kegagalan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

5. Penilaian Aspek – Aspek Pemberian Kredit pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan

Selain melakukan analisis 7C dan 3R, Bank Pemuda Cabang Pemuda Medan juga melakukan analisis kredit yang memfokuskan pada aspek-aspek tertentu yang dianggap penting sesuai dengan jenis usahanya. Analisis kredit ini dikelompokkan ke dalam tujuh aspek pemberian kredit, yaitu:

1. Aspek Hukum

Analisis aspek ini menekankan pada penelitian status yuridis badan usaha, yaitu mengutamakan pembahasan perusahaan calon debitur dari segi hukum/legalnya, mencakup:

a. Keabsahan akte pendirian maupun akte perubahan dimana ditetapkan bahwa akte tersebut harus mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman.

b. Surat-surat izin perusahaan, seperti; 1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) 2. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 3. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 4. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

5. SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi) bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontruksi.


(61)

c. Legalitas barang-barang jaminan yang diajukan sebagai jaminan. Penilaian disini meliputi bukti-bukti secara sah yang dikeluarkan pihak yang berwenang, antara lain sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) jika jaminan yang diajukan berupa tanah atau rumah.

2. Aspek Manajemen

Titik berat analisis ini diarahkan kepada riwayat perusahaan, mencakup: a. Bentuk/status perusahaan serta sejarah singkat perusahaan.

b. Gambaran mengenai struktur organisasi serta pembagian wewenang. c. Gambaran pengalaman perusahaan dalam bisnisnya.

d. Susunan pemegang saham dan tenaga kerja.

e. Performance pengurus/pemilik/pemohon, yang perlu diperhatikan adalah latar belakang pendidikan serta pengalaman pengurus dalam mengelola perusahaan, yang dapat dilihat dari curriculum vitae. f. Informasi lain yang berkaitan dengan manajemen.

3. Aspek Teknis

Aspek ini menekankan kelayakan dari segi proses produksi, dalam arti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dengan biaya yang efisien sehingga diharapkan dapat menunjang pemasaran produk, misalnya;

a. Bagaimana pemilihan lokasi proyek apakah dekat dengan sumber bahan baku utama, di dekat pasar, atau di tempat dimana sumberdaya manusia mudah diperoleh. Analis kredit harus meneliti dan menyanyakan kepada pemilik perusahaan mengenai kriteria atau alasan apa yang dipakai untuk lokasi yang dipilihnya.


(62)

c. Karakteristik bahan baku dan bahan pembantu serta tingkat harga dan biaya-biaya untuk mendapatkannya

d. Tersedianya prasarana pabrik dan peralatannya. e. Luasnya pasar

4. Aspek Pemasaran

Pemasaran yang berhasil merupakan sumber penggerak utama dari proses perkembangan perusahaan secara keseluruhan dan merupakan sumber utama untuk pengembalian kredit. Dengan demikian Bank “X” harus merasa yakin bahwa pengusaha benar-benar:

a. Mengetahui/mengerti segmen pasarnya

b. Sejauh mana kemampuan pasar dapat menyerap produk yang dihasilkan

c. Kekuatan pesaing baik dari segi harga, saluran distribusi dan lain-lain

d. Strategi pemasaran yang akan dilakukan.

5. Aspek Sosial Ekonomi

Dalam menilai aspek ini, pihak bank secara langsung harus tersebut dapat diterima masyarakat setempat, terutama yang menyangkut norma agama, adat istiadat atau budaya setempat, undang-undang dan peraturan pemerintah serta lingkungan hidup masyarakat setempat. Selain hal tersebut di atas, juga penting diperhatikan apakah usaha tersebut dapat memberikan tambahan kesempatan kerja masyarakat setempat, dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.


(1)

bahwa profitabilitas PT. B masih dalam keadaan baik, karena memperlihatkan kemajuan dan diharapkan akan meningkat terus setiap tahunnya.

3. Hasil Analisis Rasio Laporan Keuangan Dan Keputusan Kredit PT. C Tabel 4.9

Perbandingan Rasio PT C Dengan Rasio Standar

Keterangan Thn

2001 Thn 2002 Thn 2003 Rasio Standar Analisis a. b. Rasio Likuiditas Current Ratio Quick Ratio 111% 58% 121% 57% 117% 68% 200% 100% Buruk Buruk a. b. c. Rasio Profitabilitas Profit Margin ROI ROE 4,9% 4,7% 9% 4,7% 4,1% 7% 3% 3,2% 5% - - - Buruk Buruk Buruk a. b. Rasio Solvabilitas Total Debt to Total Equity Ratio

Total Debt to Total Asset Ratio 91% 48% 72,5% 42% 71% 41% < 50% < 33,3% Buruk Buruk

Sumber: Data Perusahaan PT Bank Panin Cabang Pemuda, Medan, diolah kembali oleh penulis

Keputusan kredit dari hasil analisis rasio PT C adalah penolakan terhadap permohonan kredit, karena dilihat dari hasil analisis rasio menunjukkan potensi keuangan PT C buruk (Tabel 4.3). ini terlihat dari semua hasil analisis yang menunjukkan angka buruk serta tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Perusahaan ini sangat tergantung pada modal dari luar yaitu adanya hutang perusahaan yang besar sehingga untuk membayar bunga dan pokok pinjaman sangat sulit. Hal ini dapat dilihat dari likuiditas PT C yang sangat rendah sekali.

PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan menolak usulan kredit karena sangat berisiko tinggi untuk bank bila memberikan kredit karena kemungkinan kredit macet sangat tinggi.

Hasil dari penerapan analisis rasio laporan keuangan akan dijadikan sebagai bahan pertimbanan oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan dalam memutuskan suatu kredit. Apabila hasil analisis rasio secara keseluruhan


(2)

menunjukkan hasil yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan, maka permohonan kredit diterima dan begitu pula sebaliknya apabila hasil analisis rasio secara keseluruhan dalam keadaan buruk berarti permohonan kredit ditolak karena keadaan keuangan yang buruk akan mengakibatkan kredt yang berisiko tinggi.

Tabel berikut ini adalah hasil dari penerapan analisis rasio laporan keuangan yang dilakukan oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan terhadap tiga perusahaan yng mengajukan kredit. Tabel ini dibuat berdasarkan data dari table 4.7, tabel 4.8, dan tabel 4.9.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Rasio Laporan Keuangan Tiga Perusahaan Yang Mengajukan Kredit

Keterangan Kredit Yang

Diterima

Kredit Yang Ditolak

PT A PT B PT C

a b. Rasio Likuiditas Current Ratio Quick Ratio Ditolak Ditolak Diterima Diterima Ditolak Ditolak a. b. c. Rasio Profitabilitas Profit Margin ROI ROE Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Ditolak Ditolak Ditolak a. b. Rasio Solvabilitas

Total Debt to Total Equity Ratio Total Debt to Total Asset Ratio

Diterima Diterima Diterima Diterima Ditolak Ditolak


(3)

kondisi keuangan PT A, dan PT B baik dan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan, sehingga pihak bank yakin dengan kredit yang diberikannya, sedangkan permohonan kredit PT C ditolak, karena hasil analisis rasio secara keseluruhan dalam keadaan buruk yang akan mengakibatkan kredit yang berisiko tinggi.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan mengenai peranan penerapan analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas laporan keuangan debitur, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas sudah digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pemberian kredit, yang dapat dibuktikan bahwa rasio likuiditas yang tinggi (current ratio lebih besar atau sama dengan 200%, quick ratio lebih besar atau sama dengan 100%) itu berarti kondisi keuangan debitur adalah sangat baik karena debitur dinilai mampu membayar hutang jangka pendeknya dengan dana aktiva lancar yang dimiliki. Kemudian rasio profitabilitas yang semakin besar memberi arti bahwa debitur dinilai mampu menghasilkan laba yang terus meningkat dari penjualannya. Rasio Solvabilitas yang semakin kecil (total debt to total equity ratio lebih kecil dari 50%, total debt to total asset ratio lebih kecil dari 33,3%) membuktikan bahwa keuangan debitur dinilai baik oleh bank karena debitur mampu menggunakan modal sendiri untuk memnuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Dari tiga perusahaan yang mengajukan kredit terlihat bahwa hanya dua perusahaan yang


(5)

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi berbagai pihak, diantaranya bagi debitur, perbankan, dan juga bagi peneliti selanjutnya.

1. Kepada pihak bank, sebaiknya lebih meningkatkan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam menganalisis laporan keuangan debitur untuk mengurangi risiko-risiko yang dapat merugikan perbankan dan pemerintah.

2. Disarankan bagi para debitur yang ingin meminjam kredit, sebaiknya memberikan laporan keuangan yang lengkap, meliputi seluruh rasio keuangan yang sebenarnya untuk mengurangi risiko ketidakmampuan pembayaran kredit kembali kepada pihak bank.

3. Kepada peneliti yang lain disarankan untuk memperluas sampel penelitian dimana sampel tidak terbatas hanya pada satu cabang saja, memperluas kriteria sampel penelitian untuk maksimal jumlah pinjaman yang telah diberikan oleh bank, dan menambah faktor-faktor lain yang belum termasuk dalam penelitian ini, seperti rasio-rasio keuangan lainnya yang belum dibahas dalam penelitian ini, maupun kondisi-kondisi ekonomi yang kurang kondusif seperti depresiasi rupiah, laju inflasi, maupun kenaikan harga bahan-bahan pokok dan harga minyak tanah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Safri, 2004. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Nogi, Hessel, 2003. Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance, Edisi Pertama, Balairung & Co., Yogyakarta.

Pudjo, Teguh, 1996. Bank Budgeting – Profit, Planning and Control, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Salam dan Wahyudi, 2003. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga, Universitas Terbuka, Jakarta.

Sastradipoera, Komaruddin, 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan : Konsep dan Implementasi untuk Bersaing, Penerbit Kappa-Sigma, Bandung, 2004.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedelapan, Alfabeta, Bandung. Veithzal Rivai, Andria Permata V., 2007. Credit Management Handbook, Edisi

Pertama, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Yuanaria, Friska, 2007. ”Pengaruh Analisis Laporan Keuangan Debitur Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) Jangka Pendek Pada PT. Bank SUMUT Cabang Pematang Siantar”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Keputusan Auditor terhadap Internet Financial Reporting pada Perbankan yang terdaftar di BEI

3 23 114

Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Tekstil Di BEI

7 27 79

RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PRICE BOOK VALUE (PBV) PADA Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan Food And Beverage Tahun 2011-2014.

0 6 14

RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PRICE BOOK VALUE (PBV) Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan Food And Beverage Tahun 2011-2014.

0 6 16

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas Terhadap pertumbuhan Laba.

0 9 27

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 5

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 4

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

1 2 24

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 1

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 16