tertinggi dan tercepat terdapat pada perlakuan k3 Koran+Kompos+Tanin sebesar 14,3  cm.  Sebelumnya  diketahui  bahwa  pada  perlakuan  k3  pertumbuhan  tinggi
bibit sengon hingga minggu ke 4 masih relatif sedang, namun setelah minggu ke 6 hingga  terakhir  terjadi  pertumbuhan  tinggi  yang  signifikan.  Sedangkan
pertumbuhan terendah
dan terlambat
terdapat pada
perlakuan m2
Koran+Serasah sebesar 6,85 cm.
4.1.3  Pertumbuhan  Diameter  Bibit  Sengon  Selama  10  Minggu  di  Rumah Kaca
Berdasarkan  hasil  analisis  sidik  ragam  pada  Tabel  6  dapat  diketahui
bahwa faktor komposisi media dan interaksi antara komposisi media dan perekat tidak  berbeda  nyata  terhadap  pertumbuhan  diameter  bibit  sengon  pada  selang
kepercayaan  95  sedangkan  faktor  perekat  memberikan  pengaruh  yang  nyata pada selang kepercayaan 95.
Tabel  6  Sidik  ragam  pengaruh  komposisi  media  dan  perekat  terhadap  rata-rata pertumbuhan diameter bibit sengon umur 3 BSP di rumah kaca
Sumber Keragaman Db
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F hitung P
Perekat A 2
0,372 0,186
5,65 0,0045
Komposisi media B 2
0,041 0,020
0,63
tn
0,5352 AB
4 0,305
0,076 2,32
tn
0,0605 Galat
126 4.145
0,032 Total
134 4,864
Keterangan :    : berpengaruh sangat nyata pada taraf uji F
0,05
tn : tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F
0,05
Tabel  7    Uji  lanjut  Duncan  pengaruh  faktor  perekat  terhadap  pertumbuhan diameter bibit sengon
Perlakuan Rata-rata cm
Peningkatan terhadap perlakuan tanpa
perekat
Tanin 5 1,20
a
9,09 Tapioka 5
1,08
b
-1,81 Tanpa perekat
1,10
b
Keterangan  :  Angka  yang  diikuti  oleh  huruf  yang  sama  menyatakan  tidak  berbeda  nyata  pada taraf uji F
0,05
Dari  uji  lanjut  Duncan  Tabel  7  diketahui  bahwa  kontainer  yang  diberi
perekat  memiliki  nilai  rata-rata  pertambahan  diameter  bibit  sengon  lebih  besar daripada  kontainer  yang  tidak  diberi  perekat.  Faktor  perekat  tanin  memberikan
pengaruh yang lebih baik ditunjukkan pada Tabel 7 bahwa kontainer yang diberi
perekat  tanin  mengalami  peningkatan  sebesar  9,01  terhadap  perlakuan  tanpa perekat.
Pengukuran  diameter  bibit  sengon  dilakukan  setiap  2  minggu  sekali. Perlakuan  bahan  baku  kontainer  organik  memberikan  pengaruh  yang  berbeda
terhadap diameter bibit seperti terlihat pada Gambar 4.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
2 4
6 8
10
Minggu Pengamatan D
ia m
e te
r c
m
m1 m2
m3 k1
k2 k3
b1 b2
b3 kontrol
Gambar  4  Pengaruh  perlakuan  bahan  kontainer  terhadap  pertumbuhan  diameter bibit sengon selama 10 Minggu di rumah kaca.
Pada  Gambar  4  menunjukkan  pengaruh  perlakuan  bahan  baku  kontainer
terhadap  pertumbuhan  diameter  bibit  sengon  selama  10  minggu  di  rumah  kaca, dimana  perlakuan  yang  berpengaruh  terhadap  pertumbuhan  diameter  tertinggi
terdapat  pada  perlakuan  k3  Koran+Kompos+Tanin  sebesar  0,83  cm,  dan  yang terendah  terdapat  pada  perlakuan  b1  Koran+Tapioka  sebesar  0,62  cm,
sedangkan  pada  perlakuan  yang  lainnya  tidak  berbeda  nyata,  yaitu  sebesar  06,2 cm.
4.1.4 Nisbah Pucuk Akar Bibit Sengon Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada  Tabel 8 diketahui bahwa nilai
NPA dipengaruhi oleh faktor komposisi media sedangkan perlakuan perekat dan interaksi  antara  perekat  dan  komposisi  media  memberikan  pengaruh  yang  tidak
nyata terhadap nisbah pucuk akar pada selang kepercayaan 95. Pengaruh faktor
komposisi media  diuraikan dalam uji lanjut Duncan pada Tabel 9.
Tabel 8  Sidik ragam pengaruh bahan baku kontainer terhadap NPA bibit sengon
Sumber Keragaman Db
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F hitung P
Perekat A 2
0,0113 0,0056
0,00tn 0,9954
Komposisi media B 2
70,65887 35,3294  28.66
0,0001 AB
4 11,4443
2,8610 2.32tn
0,0604 Galat
126 155,3001
1,2325 Total
134 237,4146
Keterangan :    : berpengaruh sangat nyata pada taraf uji F
0,01
tn : tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F
0,05
Tabel  9    Uji  lanjut  Duncan  pengaruh  faktor  komposisi  media  terhadap  nisbah pucuk akar sengon
Perlakuan Rata-rata
rasio Peningkatan terhadap
perlakuan koran
Koran 50 Kompos 50 KM3 4,18
a
67,2 Koran 50 Serasah 50 KM2
2,85
b
14,0 Koran 100 KM1
2,50
b
Keterangan  :  Angka  yang  diikuti  oleh  huruf  yang  sama  menyatakan  tidak  berbeda  nyata  pada taraf uji F
0,05
Dari  Tabel  9  uji  lanjut  Duncan  diketahui  bahwa  faktor  komposisi  media
terbaik  terhadap  NPA  Nisbah  Pucuk  Akar  adalah  K3  yaitu  kompos,  dengan peningkatan  sebesar  67,2.  Sedangkan  komposisi  media  yang  lainnya  tidak
berbeda nyata. Nisbah  Pucuk  Akar  NPA  adalah  perbandingan  antara  Berat  Kering
Pucuk terhadap Berat Kering Akar. Berat Kering Pucuk BKP dan Berat Kering Akar  BKA,  diperoleh  dengan  memisahkan  bagian  pucuk  dan  akar  sengon
setelah pemanenan, lalu masing-masing bagian ditimbang dengan alat timbangan
digital neraca Ohauss. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.
0.068 0.166
0.075 0.168
0.116 0.534
0.077 0.184
0.106 0.316
0.112 0.435
0.097 0.258
0.088 0.276
0.123 0.464
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
B K
g ra
m
m1 m2
m3 k1
k2 k3
b1 b2
b3
Jenis Perlakuan
BKP BKA
Gambar  5  Pengaruh  perlakuan  bahan  kontainer  terhadap  BKP  dan  BKA  bibit sengon umur 3 BSP di rumah kaca.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5 5
m1 m2
m3 k1
k2 k3
b1 b2
b3
Jenis Perlakuan N
il a
i N
P A
NPA
Gambar 6 Pengaruh perlakuan bahan kontainer terhadap NPA bibit sengon umur 3 BSP di rumah kaca.
Pada  Gambar  6  diketahui  bahwa  perlakuan  bahan  baku  kontainer
memberikan  pengaruh  yang  berbeda-beda  terhadap  nilai  NPA.  Adapun  NPA tertinggi  umur  3  BSP  di  rumah  kaca  di  rumah  kaca  terdapat  pada  perlakuan  m3
Koran+Kompos dan k3 koran+kompos+tanin sebesar 4,60 dan 3,88 sedangkan terendah  terdapat  pada  perlakuan  m2  Koran+Serasah  yang  memiliki  rata-rata
rasio pucuk akar sebesar 2,24.
4.1.5 Berat Kering Total Bibit Sengon Berdasarkan  hasil  analisis  sidik  ragam  pada  Lampiran  1b  faktor  perekat
dan  interaksi  antara  perekat  dan  komposisi  media  tidak  berpengaruh  nyata terhadap  biomasa  bibit  sengon  pada  selang  kepercayaan  95  namun  komposisi
media  berpengaruh  sangat  nyata  terhadap  biomasa  bibit  sengon  pada  selang kepercayan  95.  Uji  Duncan  pengaruh  faktor  komposisi  media  disajikan  pada
Tabel 10.
Tabel 10  Uji lanjut Duncan pengaruh komposisi media terhadap biomasa
Perlakuan Rata-rata
gram Peningkatan terhadap
perlakuan koran
Koran 50 Kompos 50 KM3 0,59
a
110,7 Koran 50 Serasah 50 KM2
0,34
b
21,42 Koran 100 KM1
0,28
b
Keterangan  :  Angka  yang  diikuti  oleh  huruf  yang  sama  menyatakan  tidak  berbeda  nyata  pada taraf uji F
0,05
Berat  Kering  Total  atau  biomasa  diperoleh  dengan  menjumlahkan  berat kering  pucuk  dan  akar  tanaman.  Biomasa  digunakan  sebagai  parameter
pertumbuhan  tanaman  karena  dianggap  sebagai  hasil  dari  semua  proses fotosintesis dalam pertumbuhan tanaman.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
m1 m2
m3 k1
k2 k3
b1 b2
b3
B K
T g
ra m
Biomasa
Gambar 7 Pengaruh perlakuan bahan kontainer terhadap Berat Kering Total bibit sengon umur 3 BSP.
Gambar 7 menunjukkan penggunaan media kompos cenderung memiliki
biomasa tertinggi
yaitu pada
perlakuan m3
Koran+Kompos, b3
Koran+Kompos+Tapioka  dan  k3  Koran+Kompos+Tanin  masing-masing sebesar  0,65  gram,  0,58  gram,  dan  0,54  gram.  Sedangkan  biomasa  terendah
teradapat pada m1 Koran dan m2 Koran+Serasah sebesar 0,23 dan 0,24 gram.
4.1.6 Analisis Kimia