WIWIN IKA INDRIYATI Performa Komunikasi Resiko dalam Upaya Penanganan dan Pengendalian Avian Influenza (Kasus Penanganan dan Pengendalian Avian Influenza di Kabupaten Tangerang - Banten)

PERFORMA KOMUNIKASI RESIKO DALAM UPAYA PENANGANAN DAN PENGENDALIAN AVIAN INFUENZA Kasus Penanganan dan Pengendalian Avian Influenza di Kabupaten Tangerang - Banten

R. WIWIN IKA INDRIYATI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Performa Komunikasi Resiko dalam Upaya Penanganan dan Pengendalian Flu BurungAvian Influenza : Kasus penanganan dan pengendalian Avian Influenza di Kabupaten Tangerang- Banten adalah karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya tulis yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Januari 2010 R. Wiwin Ika Indriyati NIM I 35070021 ABSTRACT R. WIWIN IKA INDRIYATI. Risk Communicatin Perform in the Preventing and Controling Highly Pathogenic Avian Influenza - Study Cases in Tangerang District- Banten Province. Under direction of SUMARDJO and WIDIYANTO DWI SURYA Risk communication is intended to educate, inform, and give advice in the prevention of risks. Risk communication is open and full of empathy to build a trust for the public during the crisis time. Risk communication determined by various factors. The objectives of this research are to 1 to analyze the risk communication factors that influence behavior related to the preventing and controlling HPAI; 2 to analyze the others factors that influence behavior related to the preventing and controlling HPAI. The result shows that 1. the weakness of people behavior in the preventing AI is determined by the application of the principle of risk communication, especially the low of participationegalitarian, lack of public recognition, less involvement of experts, and less accuracy of communication, 2. the weakness of people behavior in the preventing AI is also determined by less the functioning of the element of risk communication, especially the nature of risk and uncertainty risk, 3. individual characteristics that are less cosmopolitan, low consumption of poultry and lack of motivation to seek information is also the factor that causes weakness people behavior in the preventing AI, 4 socio-cultural which is trust of AI risk build awareness to the people behavior in the preventing AI 5. AI controlling activity was less preventive in the region which has high population of birds but has not happened AI cases. It can be dangerous condition, so the government must be more preventive and intensive to preventing AI in this area. Keywords; risk communication, High Pathogenic Avian Influenza HPAI, people behavior. RINGKASAN R. WIWIN IKA INDRIYATI. Performa Komunikasi Resiko dalam Upaya Penanganan dan Pengendalian Flu BurungAvian Influenza. Kasus Penanganan dan Pengendalian Avian Influenza di Kabupaten Tangerang-Banten. Di bimbing oleh SUMARDJO dan WIDIYANTO DWI SURYA. Kasus flu burung yang terjadi pada manusia hingga September 2008 telah mencapai 143 kasus positif confirm dengan 112 kasus meninggal. Dikhawatirkan dengan terus meningkatnya kasus kematian pada manusia akan terjadi pandemi flu burung di Indonesia seperti yang terjadi pada tahun 1918, jutaan orang di belahan dunia meninggal akibat pandemi flu burung US Department of Health Human Services 2006. Kabupaten Tangerang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu wilayah endemis. Avian Influenza. Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang hingga bulan April tahun 2009 terdapat 19 sembilan belas kecamatan dari 36 tiga puluh enam kecamatan yang positif kasus AI pada unggas. Selain itu, dari tahun 2005 hingga Maret 2009 tercatat bahwa terdapat 20 kasus konfirm AI dengan 18 orang meninggal dunia. Menanggapi hal ini, pemerintah melakukan upaya-upaya strategis dalam upaya penangangan dan pengendalian AI. Namun, banyak permasalahan serta hambatan yang dihadapi dalam upaya tersebut. Melihat banyaknya permasalahan dalam upaya penanganan dan pengendalian flu burung di Indonesia, maka perlu kajian mengenai performa komunikasi yang telah dilakukan. Komunikasi resiko mempunyai tujuan pokok untuk memberikan informasi terkait resiko yang bermakna, relevan dan akurat kepada khalayak tertentu. Komunikasi resiko pada saat krisis ditujukan untuk mendidik, menginformasikan, dan himbauan untuk melakukan pencegahan terharap resiko. Tugas dari komunikasi resiko adalah bagaimana menyampaikan pengetahuan tentang Flu Burung serta resikonya kepada masyarakat umum. Tujuan penelitian ini adalah 1. untuk menganalisa faktor komunikasi resiko yang mempengaruhi perilaku masyarakat terkait dengan upaya penanganan dan pengendalian flu burung, 2. untuk menganalisa faktor-faktor lain selain komunikasi resiko flu burung yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat terkait dengan upaya penanganan dan pengendalian flu burung. Desain penelitian adalah penelitian eksplanasi ekplanatory research. Lokasi penelitian pada 4 desa di Kabupaten Tangerang diambil secara purposive dengan kategori desa positif AI dan desa negatif AI pada manusia. Pengambilan sampel responden di tiap desa dilakukan menggunakan teknik stratified random sampling dengan strata mata pencaharian. Jumlah sampel untuk 4 desa adalah 160 responden, tiap desa 40 responden. Data dikumpulkan pada bulan Juni- Juli 2009. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Uji reliabilitas kuesioner diperoleh nilai koefisien Cronbach’s Alhpa untuk instrumen elemen komunikasi resiko sebesar 0,583, untuk karakteristik individu 0,536, untuk prinsip komunikasi resiko sebesar 0,909, untuk perilaku masyarakat sebesar 0,804 dan untuk lingkungan sosial budaya sebesar 0,990, dan dibandingkan dengan nilai r tabel = 0,305 α = 0,05 dan n=30 maka koefisien reliabilitas lebih besar dari r tabel sehingga kuesioner yang digunakan dalam penelitian reliabel. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dalam bentuk rataan skor, total rataan skor, persentade dan tabel distribusi. Hubungan antar variabel dianalisis dengan Uji Regresi Linear dan korelasi Rank Spearman yang pengolahan datanya menggunakan program SPSS for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. perilaku masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya Avian Influenza AI lemah terutama dalam hal pemahaman terhadap AI, hal ini disebabkan oleh penerapan prinsip komunikasi resiko yang kurang tepat dalam mengkomunikasikan resiko, partisipasi masyarakat yang rendah terhadap upaya pencegahan AI, kurangnya pengenalan khalayak oleh yang mengembangkan komunikasi resiko, kurang melibatkan pakar, dan strategi komunikasi yang kurang tepat, 2. perilaku masyarakat yang lemah tersebut juga disebabkan oleh kurang berfungsinya elemen komunikasi resiko terutama menyangkut aspek sifat resiko dan ketidakpastian resiko AI, 3. karakteristik individu yang kurang kosmopolit, rendahnya pola konsumsi unggas dan motivasi yang lemah untuk mencari informasi tentang AI juga merupakan faktor yang menyebabkan lemahnya perilaku masyarakat waspada terhadap AI, 4. kepercayaan masyarakat bahwa keberadaan AI sangat beresiko menyebabkan terbentuknya perilaku masyarakat yang lebih waspada terhadap AI, 5. upaya penanggulangan AI ternyata kurang bersifat preventif, hanya intensif di daerah – daerah telah yang terjadi kasus AI. Kondisi seperti ini berbahaya terutama pada daerah yang memiliki populasi unggas yang tinggi dan belum terjadi kasus AI jika pemerintah tidak merubah cara penanggulangan AI secara lebih intensif Hasil penelitian menyarankan hal-hal sebagai berikut 1. lebih mengenali khalayak dengan baik di daerah-daerah yang berpotensi AI dan melakukan tindakan preventif melalui komunikasi tentang resiko dan pencegahan AI, terutama di daerah yang populasi unggasnya tinggi tetapi belum terjadi kasus AI. 2. dalam mengembangkan komunikasi perlu menekankan aspek resiko dan lebih menekankan keterlibatan pakar terkait dalam upaya pencegahan AI, 3. mengingat sifat resiko dan ketidakpastian resiko kurang tersosialisasikan dalam masyarakat, diperlukan upaya-upaya penekanan kedua faktor tersebut dalam berkomunikasi dan dikemas sesuai dengan hasil upaya pengenalan khalayak sasaran, 4. mengingat partisipasi masyarakat rendah terkait dengan upaya pencegahan AI maka pelibatan masyarakat dalam perencanaan serta pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian AI perlu ditingkatkan. Kata kunci : komunikasi resiko, Avian Influenzaflu burung, perilaku masyarakat © Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB PERFORMA KOMUNIKASI RESIKO DALAM UPAYA PENANGANAN DAN PENGENDALIAN AVIAN INFUENZA Kasus Penanganan dan Pengendalian Avian Influenza di Kabupaten Tangerang - Banten

R. WIWIN IKA INDRIYATI