1. Repetisi Anafora
Repetisi anafora adalah pengulangan satuan lingual berupa kata atau frasa pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya.
47 umpamane ndhuk Sumatera, ndhuk Kalimantan, ndhuk Jawa, ndhuk Sulawesi, terus ndhuk Irian.
’ apabila di Sumatera, di Kalimantan, di Jawa, di Sulawesi, terus di Irian’. PSRC1607
Pada data 47 terjadi repetisi anafora berupa pengulangan ndhuk ’di’ pada awal setiap kalimat , ndhuk ’di’ disini menunjukkan suatu tempat atau wilayah
yang ada di Indonesia.
2. Repetisi Epistrofa
Repetisi epistrofa adalah pengulangan satuan lingual kata atau frasa pada akhir baris dalam puisi atau akhir kalimat dalam prosa secara berturut-turut.
48 Soale ya kenok pengaruh gak muk saka Amerika thok, Jepang thok, India thok, China Thok, tah Arab.
’ soalnya ya kena pengaruh tidak Cuma dari Amerika saja, Jepang saja, India saja, China saja, dan Arab’. PSRC2207
Pada data 48 terjadi repetisi epistrofa berupa perulangan thok ’saja’ pada
akhir setiap kalimat.
49 pendhidhikan iku iya encen bisa dipadhakna gaman, nek wis cekel gaman, lak beda tah barek sing gak duwe gaman.
‘ pendidikan itu iya memang bisa samakan senjata, kalau sudah memegang senjata, kan beda dengan yang tidak punya senjata’.
PSRC31 07
Pada data 49 terjadi repetisi epistrofa berupa pengulangan gaman ’senjata’
pada akhir setiap kalimat. Adapu contoh lain yang merupakan repetisi epistrofa yaitu;
50 tapine marine liwat setaun rong taun wes gak tanggep maneh, nyepelekna maneh, sembrana maneh.
’ tetapi setelah lebih setahun dua tahun sudah tidak mau tahu lagi, meremehkan lagi, tidak peduli lagi’. PSRC1509
3. Repetisi Tautotes
Repetisi tautotes ialah pengulangan satuan lingual sebuah kata beberapa kali dalam sebuah kontruksi.
51 [...] sing kuwasa wong sugih, sing sugih tambah sugih [...]
‘ […] yang berkuasa orang kaya, yang kaya tambah kaya […]’. PSRC31 07
52 yaaa wis, sing wis yaaa wis
‘ yaaa sudah, yang sudah yaaa sudah’. PSWT4607
Pada tuturan sugih’ kaya’ 51, wis ‘sudah’52 merupakan repetisi tautotes. Dalam hal ini kata sugih, dan wis diulang beberapa kali dalam sebuah kontruksi.
4. Repetisi Epizeuksis
Repetisi Epizeuksis adalah pengulangan suatu lingual kata yang dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut.
53 [...] ora cukup dicukup cukupaken kuwe wis biasa.
’ [...] tidak cukup dicukup cukupkan itu sudah biasa’. PSWT3907 54 Oooh, oooh, oooh, iyaaa, iyaaa, bener I.
’ Oooh, oooh, oooh, iyaaa, iyaaa, benar I’. PSWT42009
Pada tuturan cukup ’cukup’ pada data 53 dan 54 diulang beberapa
kali secara berturut-turut yang merupakan bentuk reduplikasi fungsunya untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam konteks tuturan itu.
5. Repetisi Anadiplosis