Kepaduan wacana di atas didukung oleh aspek leksikal yang berupa sinonimi antara frasa kecelakaan dan tragedi pada kalimat pertama dengan kata musibah
pada kalimat berikutnya. Selain itu, kepaduannya juga didukung adanya pemakaian kata musibah itu dengan realisasi peristiwa yang digambarkan secara
rinci melalui ungkapan bis yang ditumpangi jatuh ke sungai dan menelan korban 16 anak meninggal.
4.1.2.3 Antonim Lawan Kata
Antonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain; atau satuan lingual yang maknanya berlawananberoposisi dengan satuan lingual
yang lain. Antonim disebut juga oposisi makna. Pengrtian oposisi makna mencakup konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang hanya
kontras makna saja. Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dapat dibedakan menjadi lima macam,
yaitu 1 oposisi utlak, 2 oposisi kutub, 3 oposisi hubungan, 4 oposisi hirarkial, 5 oposisi majemuk.
1. Oposisi Mutlak
Oposisi mutlak adalah pertentangan makna secara mutlak.
65 [...] antarane arca asli lan palsu mau nganti puluhan malah atusan juta
rupiah. ’ [...] antara arca asli dan palsu tadi sampai puluhan apalagi ratusan juta
rupiah’. PSWT5007
66 [...] akeh kalahe tenimbang menange.
’ [...] banyak kalanya daripada menangnya’. PSWT108
67 perwira tinggi sekutu sing peng-pengan disegani kanca lan musuh.
’ perwira tinggi sekutu berusaha diseganu teman dan musuh’. PSWT4807
Pada tuturan 65 terdapat oposisi mutlak antara kata asli lan palsu ’asli dan palsu’, tuturan 66 pada kata kalahe tenimbang menange ’ kalahnya daripada
menangnya’. Sedangkan pada tuturan 67 terdapat antonim oposisi mutlak pada
kata kanca lan musuh ’teman dan musuh. Contoh lain antonimi oposisi mutlak
juga terdapat pada tuturan 68 antara kata keluwihan ’kelebihan’ dan kekurangan ’kekurangan’ yaitu
68 minangka titah ora maido sapa bae ora milang siji lan sijine mesti duwe
keluwihan lan kekurangan.
’meskipun perintah tidak memandang siapa saja tidak memilih salah satunya pasti punya kelebihan dan kekurangan’. PSWT709
2. Oposisi Kutub
Oposisi kutub adalah oposisi makna yang tak bersifat mutlak, tetapi bersifat gradasi artinya, terdapat tingkatan makna pada kata-kata tersebut. Misalnya
69 ora milang gedhe cilik [...]
’ tidak membedakan besar kecil’. PSWT4807
70 [...] tambah sugih sing mlarat ya pancen ae gak gebleg.
’[...] semakin kaya yang miskin ya memang saja tidak mampu’. PSRC31 07
71 gak sing enom gak sing tuwa kabeh saniki padha sepedaan.
’ tidak yang muda tidak yang tua semua sekarang sama bersepeda’. PSRC4307
Pada tuturan 69 terdapat oposisi kutub antara kata gedhe cilik ’besar kecil’,
selain besar dan kecil, juga ada sangat besar, agak besar, agak kecil, dan sangat
kecil. Sedangkan pada tuturan 70 juga terdapat oposisi kutub antara kata sugih lan mlarat ’ kaya dan miskin’. Kedua kata tersebut dikatakan beroposisi kutub
sebab terdapat gradasi diantara keduanya, yaitu adanya realitas sangat kaya, kaya, agak kaya, agak miskin, miskin, dan sangat miskin bagi kehidupan orang di dunia
ini. Demikian juga mengenai realitas yang lain terdapat pada tuturan 71 kata
enom ’muda’ dan tuwa ’tua’. Kedua kata tersebut dikatakan beroposisi kutub
sebab terdapat gradasi diantara oposisi keduanya, yaitu adanya realitas sangat muda, muda, agak muda, agak tua, tua, dan sangat tua bagi kehidupan orang di
dunia ini.
3. Oposisi Hubungan 72 muride barek gurune komunikasine nggae dua bahasa.