Latar Belakang Penjadwalan Mata Kuliah Mayor-Minor: Studi Kasus di FMIPA IPB

I PENDAHULUAN Pada bagian awal bab ini akan dijelaskan latar belakang dan tujuan penelitian yang dilakukan. Sementara itu pada bagian akhir bab ini akan dipaparkan manfaat penelitian ini bagi Departemen Matematika, Ilmu Komputer, Statistika, dan Fisika Institut Pertanian Bogor.

1.1 Latar Belakang

Institut Pertanian Bogor IPB merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang mempunyai mot o “Mencari dan Memberi yang Terbaik”. Selain mencari lulusan siswa-siswa SMA terbaik dari berbagai daerah di Indonesia, IPB juga senantiasa berusaha untuk selalu meningkatkan mutu pendidikannya agar lulusannya kelak dapat memenuhi kriteria dari motonya tersebut. Berbagai usaha telah dilakukan IPB untuk menghasilkan lulusan terbaik yang mampu bersaing dan juga bermanfaat di lingkungannya. Salah satu usaha yang dilakukan IPB untuk meningkatkan mutu pendidikannya yaitu dengan menerapkan Kurikulum Mayor-Minor yang dimulai sejak tahun ajaran 20052006 yang menjadikan IPB sebagai universitas pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum sistem mayor-minor. Kurikulum mayor-minor telah diberlakukan selama enam tahun hingga sekarang. Kurikulum tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pada tahun 2009, Dicky Pratama Yendra dalam karya ilmiahnya yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Sistem Mayor-Minor Program Pendidikan Sarjana S1 Institut Pertanian Bogor” telah menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari kurikulum tersebut. Keunggulannya antara lain, mahasiswa mendapat tambahan pengetahuan, mahasiswa dapat memilih mayor dan minor sesuai dengan keinginan dan kemampuannya, dan mahasiswa memiliki kesempatan untuk memilih mayor ganda ataupun minor ganda sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, salah satu kelemahannya yaitu masalah jadwal yang sering tumpang tindih menjadi permasalahan utama dalam pengimplementasian kurikulum ini. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui model yang tepat agar masalah jadwal yang sering tumpang tindih dapat teratasi dan tidak terjadi lagi pada tahun-tahun berikutnya. Pada karya ilmiah ini akan dibahas salah satu model penjadwalan mata kuliah pada kurikulum mayor-minor yang meminimumkan tingkat penolakan dosen terhadap hari dan periode waktu tertentu untuk suatu mata kuliah agar semua mata kuliah dapat dijadwalkan tanpa ada jadwal yang tumpang tindih. Permasalahan ini dapat dimodelkan dengan pemrograman linear integer. Sumber utama karya ilmiah ini ialah artikel yang berjudul An integer programming formulation for a case study in university timetabling yang ditulis oleh S Daskalaki, T Birbas, dan E Housos pada tahun 2004. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan jadwal perkuliahan mata kuliah mayor-minor di Departemen Matematika, Ilmu Komputer, Statistika, dan Fisika IPB agar diperoleh tingkat penolakan dosen terhadap hari dan periode waktu tertentu yang minimum.

1.3 Manfaat Penelitian