PERBEDAAN TINGKAT STRESS DITINJAU DARI KEPANGKATAN MILITER

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Setiap pekerjaan pasti memiliki tuntutannya sendiri. Setiap pekerjaan
pasti mengandung unsur tekanan yang menimbulkan stress pada setiap
individunya. Masing-masing orang memiliki tipe dan karakter sendiri dalam hal
pekerjaan yang mereka pilih, dan mereka pun memiliki respon sikap tersendiri
terhadap tuntutan pekerjaannya. Masing-masing orang mempunyai sikap yang
bermacam-macam terhadap objek sikap yang sama. Pada kenyataannya ada
seorang pimpinan yang mengelola anak buahnya dengan cara yang keras atau
sangat disiplin guna meningkatkan kinerja anggotanya. Terhadap kondisi itu,
masing-masing anak buah mempunyai sikap yang berbeda terhadap perilaku
pimpinannya. Ada yang merasa senang dengan cara pimpinan mengatur anak
buah karena memang ditujukan untuk mendidik anak buah, namun sementara itu
tidak sedikit juga yang merasa tidak suka bahkan membenci cara-cara
pimpinannya yang sangat keras atau sangat ketat dalam memimpin anak
buahnya.
Munculnya perasaan senang dan tidak senang itu dikarenakan

pengalaman masing-masing orang terhadap perlakuan pimpinannya pada mereka.
Ada yang sudah terbiasa dengan cara kerja yang sangat disiplin dan merasa
cocok dengan perlakuan pimpinannya itu, ada juga yang menganggap sikap
pimpinannya itu terlalu keras karena tidak terbiasa.
Fenomena ini mungkin sudah banyak dikalangan masyarakat disekitar.
Dengan adanya perlakuan sikap yang diterima oleh tiap anak buah dari
pimpinannya, tentu akan memunculkan pandangan sendiri terhadap tuntutan
pekerjaan yang mereka kerjakan sehari-harinya. Tentara Nasional Indonesia
(TNI), baik itu angkatan laut (AL), angkatan darat (AD), maupun angkatan udara
(AU) dapat kita kenal sebagai instansi yang memiliki sikap kerja yang sangat
disiplin dan boleh jadi keras terhadap anggotanya.
1

2

TNI Angkatan Laut merupakan salah satu dari empat instansi atau
lembaga besar Negara yang bergerak dibidang pertahanan Negara, khususnya
diwilayah laut. TNI pun sejatinya tidak bekerja secara menyeluruh disemua
bidang, namun memiliki kriteria sendiri mengenai kualifikasi-kualifikasi tugas
yang sudah diatur sebelumnya. Dalam struktur TNI-AL juga sudah dibagi tentang

pembagian tugas-tugas yang sesuai pangkat. Secara garis besar TNI memiliki tiga
besar golongan strata kepangkatan dan berdasarkan klasifikasi pekerjaannya,
yaitu; Tamtama (kopral/klasi dalam TNI-AL), Bintara (sersan), Perwira (letnanjendral). Dari sinilah berangkat pula mengenai kualifikasi-kualifikasi pekerjaan
sesuai dengan pangkat dan korps atau kejuruan.
Tentunya dalam hal ini akan memberikan banyak respon tersendiri dari
tiap perorangan yang mungkin bisa disebut anak buah dalam suatu struktur
pekerjaan. Pastinya seorang pemimpin akan selalu memerintahkan anak buahnya
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pimpinan teratasnya, dan tentunya si
“anak buah” ini pun wajib menyanggupi apa yang diperintahkan si “pemimpim”
bagaimanapun kondisi mereka baik fisik maupun psikologis. Dalam hal ini
mungkin tidak tampak bagi seorang pemimpin mengenai bagaimana kondisi
psikologis anak buahnya apabila mereka selalu dihadapkan pada beban kerja
yang begitu tinggi dan banyak dalam melaksanakan tugas-tugas dari
pimpinannya. Jika seseorang berada dalam suatu keadaan tekanan terus-menerus,
menekan berbagai masalah serta tanpa menyalurkan katarsisnya maka lambat
laun akan mengakibatkan stress atau suatu saat akan mengalami keadaan ekstrim
yang bisa jadi memicu munculnya sebuah gangguan psikologis atau bisa jadi
mengarah pada keadaan patologis seperti depresi, cemas dan lain-lain.
Dalam kehidupan sekarang ini yang semakin kompleks, orang-orang akan
cenderung mengalami stress apabila ia kurang mampu menyesuaikan keinginankeinginan dengan kenyataan-kenyataan yang ada, baik kenyatan yang ada di

dalam maupun di luar dirinya.
Segala

macam

kekurangmengertian

bentuk

manusia

stress
akan

pada

dasarnya

disebabkan


keterbatasan-keterbatasannya

oleh

sendiri.

Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan
frustasi, konflik, gelisah, dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stress.

3

Akibat-akibat stress terhadap seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini
tergantung pada kekuatan konsep diri yang akhirnya menentukan besar kecilnya
toleransi orang tersebut terhadap stress. Tetapi meskipun demikian fleksibilitas
dan adaptasi juga diperlukan agar seseorang dapat menghadapi stressnya dengan
baik. Orang-orang yang kaku atau fanatik terhadap ambisi-ambisi dan norma
yang dipegangnya cenderung mengalami keadaan yang lebih buruk apabila ia
tidak berhasil mengatasi stressnya. Reaksi-reaksi yang muncul apabila seseorang
menerima stress dapat digolongkan sebagai reaksi-reaksi yang jasmaniah
(biologis atau lebih tepatnya reaksi fisiologis) dan reaksi rohaniah (psikologis)

yang meliputi kelakuan sikap menarik diri, bertingkah laku agresif, dan tingkah
laku yang tidak terorganisasi.
Kejadian yang baru-baru ini terjadi dalam media massa Jawa Pos (13
Desember 2011) adalah fenomena seorang wakil kepala kepolisian sektor
(Wakapolsek) yang diduga mengalami stress berat hingga membunuh ayah
kandungnya sendiri. Dalam media massa tersebut masih belum diketahui apa
yang menyebabkan seorang Wakapolsek tersebut sampai seperti itu, tapi peneliti
menduga ada hubungannya dengan pekerjaan serta jabatannya di kepolisian.
Dalam TNI, jabatan Wakapolsek dapat setara dengan pangkat perwira atau
letnan. Lalu dalam media massa yang sama, Jawa Pos (21 Januari 2012)
mengenai keberangkatan kapal legendaris Indonesia, KRI Dewaruci mengelilingi
dunia juga diperbantukan seorang personel subdinas pembinaan mental
(subdisbintal) guna mendampingi awak kapal yang nantinya mengalami tekanan,
karena menurutnya tekanan psikologis paling sering dihadapi oleh tentara.
Contoh lainnya pada TNI-AL, dalam hal ini peneliti memberikan contoh
salah satunya adalah seorang perwira korps elektronika yang pekerjaannya
berhubungan dengan listrik dan komputerisasi. Dalam buku panduan standart
kualifikasi personil perwira TNI angkatan laut dijelaskan salah satunya seorang
perwira korps elektronika harus mampu mengoprasikan senjata melalui kendali
komputer dan mampu bekerja ditempat yang sempit. Dapat peneliti bayangkan

bahwasanya pekerjaan seperti ini dapat memunculkan stress terhadap
pekerjaannya jika itu terus-menerus.

4

Peranan unik ABRI/TNI sejak saat proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945 hingga sekarang selama lebih dari 60 tahun, bahkan
didahului oleh sepak terjangnya selaku unsur generasi muda yang berjuang
melawan kekejaman dan penjarahan tentara pendudukan Jepang di tahun 19421945, kemudian disusul dengan perang gerilya selama lima tahun melawan
tentara Belanda dengan agresi kolonialnya untuk menghapus Republik Indonesia,
jelas menunjukkan garis-garis patriotik murni dan nasionalistik kental. Hal ini
membuktikan betapa pentingnya peranan ABRI/TNI membaktikan kepada Ibu
Pertiwi, dan betapa besarnya pengorbanan serta ketulus-ikhlasan ABRI
melaksanakan tugas-tugasnya, baik di bidang militer maupun di arena politik,
ekonomi dan social budaya. Motivasi perjuangan ABRI/TNI di awal masa
kemerdekaan ialah loyalitas mutlak pada bangsa dan tanah air, dengan status
kesukarelaan atas kemauan sendiri, yang tidak dibayar oleh pemerintah, partai
dan kelompok masyarakat/kesatuan apapun juga, dengan semboyan yang tidak
bisa ditawar-tawar sedikitpun yaitu “merdeka atau mati”. Kemudia ABRI/TNI
terpanggil untuk ikut membangun di segala sektor kehidupan bangsa. Maka

intervensi dan asistensi militer di seluruh aspek kehidupan bangsa itu merupakan
bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari kondisi Negara Indonesia yang
baru memerdekakan diri dari cengkraman kaum penjajah Belanda dan Jepang.
Kemudian bangkit membangun dengan kekuatan sendiri, terutama menuju ke
modernisassi politik, militer, ekonomi dan sosial budaya (Kartini Kartono;1996).
Alasan mengapa peneliti mengambil subjek dari militer, terutama TNI AL
atau angkatan laut ialah karena peneliti menyadari betul akan pendidikan militer
dari seorang calon prajurit sangat berat dan sungguh-sungguh dipersiapkan untuk
medan yang nantinya akan dihadapi. Begitu juga dengan pekerjaan seorang
prajurit setelah lulus pendidikan, tidak begitu saja tinggal bekerja di balik meja,
tetapi juga berlatih di medan tempur dan bekerja di lapangan dengan tekanantekanan. Tidak banyak penelitian yang menggunakan personil angkatan laut
sebagai subjek penelitiannya. Karena untuk masuk ke dalam lingkup militer tidak
mudah dan harus ada beberapa faktor yang dilewati, termasuk ijin penelitian dan
keterbatasan penggunaan subjek di dalamnya. Penelitian sebelumnya mengatakan
bahwa pemicu stress seorang tentara disebabkan oleh beberapa faktor baik

5

internal dan eksternal. Tekanan tiap individu itu sendiri dipengaruhi oleh hal-hal
yang berbeda tiap orangnya. Ada yang merasa sangat janggal atau gelisah ketika

akan dipindah tugaskan sehingga stress ketika harus meninggalkan anak istri.
Atau ada juga yang merasa tertekan ketika seseorang atau seorang prajurit
ditugaskan ditempat yang terpencil dan asing bagi mereka. Dengan adanya
tekanan-tekanan inilah yang mungkin nantinya akan memicu stress seperti yang
akan peneliti teliti.
Stress adalah suatu respon yang adaptif,

dihubungkan dengan

karakteristik dan atau proses psikologis individu, yang merupakan suatu
konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang
menempatkan tuntutan psikologis dan atau fisik khusus pada seseorang.
Lazarus memberikan pandangan bahwa stress terdiri dari beberapa faktor
yaitu stimulus, respon, kemampuan kognitif. Stress muncul ketika masalah
datang dan begitu cepat. (Greenberg, 1999).
Penguraian singkat syndrome adaptasi umum mengenai stress (Munandar,
2001) dipaparkan sebagai ; jika seseorang mengalami situasi stress untuk pertama
kalinya maka mekanisme pertahanan badan akan aktif yaitu berupa lepasnya
kelenjar-kelenjar adrenalin, cortisone dan hormone-hormon lain dalam jumlah
yang besar, dan perubahan yang tersambung langsung dengan saraf pusat (tahap

alarm). Jika paparan terhadap pembangkit stress terjadi secara terus-menerus
sehingga badan mampu menyesuaikan, maka hasilnya akan terjadi terjadi reaksi
berupa perlawanan terhadap sakit. Reaksi badan kita yang khas terjadi untuk
menahan dampak-dampak dari pembangkit stress (tahap resistance). Akan tetapi
bila paparan terhadap stress terus-menerus berlanjut, maka hasilnya adalah
turunnya mekanisme pertahanan tubuh secara perlahan-lahan sampai akhirnya
tidak sesuai dengan tubuh kita dan satu-persatu dari organ kita tidak berfungsi
sebagai mana sepertinya. Proses seperti ini dapat mengarah pada penyakit dari
semua bagian tubuh (tahap exhaustion).
Berawal dari sebuah fenomena-fenomena yang mungkin kurang terlihat
dimata masyarakat umumnya dan kesempatan peneliti yang mendapatkan ijin
penelitian di dalam angkatan laut, dalam pembahasan permasalahan yang peneliti
tulis

saat

ini,

peneliti mencoba untuk mengungkap


dan mengetahui

6

bagaimanakah perbedaan tingkat stress apabila ditinjau dari kepangkatan pada
militer.
B.

Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan
peneliti kaji yaitu : apakah ada perbedaan tingkat stress ditinjau dari kepangkatan
pada militer ?

C.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti mencoba untuk mengungkap dan
mengetahui

perbedaan tingkat stress ditinjau dari kepangkatan militer pada


perwira, bintara, dan tamtama.

D.

Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban mengenai
bagaimana perbedaan tingkat stress bila ditinjau dari segi kepangkatan pada
militer, sehingga mempunyai menfaat sebagau berikut :
1. Secara Teoritis
Untuk memperluas dan memperkaya informasi dibidang ilmu psikologi
terutama bidang ilmu psikologi klinis.
2. Secara Praktis
a. Bagi Negara : Memberikan informasi mengenai perbedaan tingkat
stress ditinjau dari segi kepangkatan pada militer. Sehingga nantinya
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada Negara mengenai
militer.
b. Bagi instansi : Dapat dijadikan sebagai acuan agar nantinya akan
menggunakan pertimbangan terhadap anak buah
c. Bagi personel : dapat memberikan sajian informasi, agar nantinya
diharapkan tiap-tiap personel lebih dapat mendalami diri sendiri
dalam menghadapi masalah dan menemukan alternatif strategi
manghadapi stress.

PERBEDAAN TINGKAT STRESS DITINJAU DARI KEPANGKATAN
MILITER

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu
persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Ellan Wahyudi
08810234

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Perbedaan Tingkat Stress Ditinjau Dari
Kepangkatan Militer.

2. Nama peneliti

: Ellan Wahyudi

3. No. Induk Mahasiswa

: 08810234

4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 20 April – 23 April 2012

7. Tempat penelitian

: Komando Pengembangan dan Pendidikan
Angkatan Laut (Kobangdikal) Surabaya

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Latipun, M.Kes

Zainul Anwar, S.Psi., M. Psi

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji
Pada Tanggal 13 Juli 2012

Dewan Penguji
Ketua Penguji

: Dra. Tri Dayakisni, M. Si

____________

Anggota Penguji

: Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi

____________

Diana Savitri H, S.Psi., M.Psi

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si

iii

____________

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Ellan Wahyudi

NIM

: 08810234

Fakultas/ Jurusan

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa Skripsi/Karya Ilmiah berjudul:
Perbedaan Tingkat Stress Ditinjau Dari Kepangkatan Militer :
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan
telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian

yang saya lakukan

merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.
Mengetahui

Malang, 30 Juli 2012

Ketua Program Studi

Yang menyatakan
mat erai

M. Salis Yuniardi, S.Psi, M. Psi

Ellan Wahyudi

iv

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Rabbil Alamin, dengan segala kebesarannya, karunia
dan izinnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam
selalu tercurah pada kekasih Allah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat
dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Tingkat Stress Ditinjau Dari Kepangkatan
Militer”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Latipun, M.Kes selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas bimbingan dan
saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini dan telah banyak
memberikan bantuan selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Malang.
3. Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas
bimbingan dan saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini dan
telah banyak memberikan bantuan selama ini
4. M. Shohib, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi
pengarahan sejak awal hingga selesainya skripsi ini
5. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.
6. Brigjen TNI (Mar) P. Verry Kunto G., S.H selaku komandan Komando
Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Surabaya yang
mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di Kobangdikal Surabaya.
7. Drs. Amzalmadi selaku Gumil sekaligus ayah saya dan seluruh personil dari
semua unit Kobangdikal yang telah membantu berjalannya penelitian ini.

v

8. Yang paling istimewa dan yang telah mendampingi dan membimbing saya
dengan penuh kasih sayang, Ayah Amzalmadi dan Mama Elmawati yang telah
mendukung dan mendoakan saya, terima kasih atas bantuan moril maupun
materil yang telah diberikan kepada saya.
9. Kakakku Rahmad Hidayat, adikku Ramon Juniardi, dan M. Aidil Azma. Terima
kasih atas segala dukungan dan perhatiannya selama ini.
10. Annisa Hamlin Istiqomah, terima kasih telah sangat membantu dari awal hingga
akhir pengerjaan skripsi, dan juga atas semangat dan perhatian yang telah
diberikan.
11. Untuk Ibu Hudaniah M. Si. Selaku kepala BK dan teman-teman, Wiwin,
Frengky, Dian, Vika, Mbak Ros, Ari, mbak Nay terima kasih atas bantuan, saran
dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini
12. Rekan-rekan Psikologi 2008 khususnya kelas A dan D yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, kebersamaan yang begitu berarti selama berkumpul bersama kalian.
13. Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak.
Akhir kata tiada satu pun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik
sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 30 Juli 2012
Penulis

Ellan Wahyudi

vi

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
D. Manfaat Penelitian .......................................................................

1
6
6
6

BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Stress ...........................................................................................
1. Pengertian Stress ....................................................................
2. Gejala dan Tanda-tanda Stress................................................
3. Tahapan Stress .......................................................................
4. Pembagian Stress……………………………...........................
5. Sumber dan Pemicu Stress...…………………………………..
B. Kepangkatan ...............................................................................
1. Pengertian Pangkat .................................................................
2. Golongan Kepangkatan ..........................................................
C. Pekerjaan yang memicu stress…………………………………….
1. Pekerjaan otak..........................................................................
2. Pekerjaan otot ..........................................................................
D. Kepangkatan dan Stress…………………………………………...
E. Kerangka Berpikir ........................................................................
F. Hipotesis……………………………………………………………

7
7
8
11
12
12
14
14
15
16
16
17
17
19
19

BAB III : METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................
B. Identifikasi Variabel dan Definisi operasional ..............................
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
D. Prosedur Penelitian ......................................................................
1. Tahap Persiapan .....................................................................
2. Tahap Pelaksanaan .................................................................
3. Tahap Akhir ...........................................................................
E. Metode Pengumpulan Data .........................................................
F. Validitas dan Reliabilitas .............................................................
G. Metode Analisa Data....................................................................

20
20
21
22
22
22
22
23
24
26

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .............................................................................
B. Hasil Analisa Data .......................................................................
C. Pembahasan .................................................................................

28
29
31

vii

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran ...........................................................................................

35
35

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................

37
39

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 1

: Blue Print Skala Stress ............................................................ 23

Tabel 2

: Rangkuman Skoring Skala Stress ............................................ 24

Tabel 3

: Rangkuman Analisa Validitas Skala Stress ............................. 25

Tabel 4

: Uji Reliabilitas Item Skala Stress ........................................... 26

Tabel 5

: Hasil Perhitungan T-Score Skala Stress ................................... 29

Tabel 6

: Hasil Uji Analisis Variansi ...................................................... 30

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 2

: Blue Print

Lampiran 3

: Instrumen Penelitian

Lampiran 4

: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5

: Hasil Analisa Data

x

37

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, G, M,. 1999. Applied industrial/organizational psychology (third edition).
Washington : Wadhsworth Publishing Company.
Anoraga, P. 2009. Psikologi kerja. . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bartone, P, T. 2006. Military psychology. Washington DC. Lawrence Earlbaum
Associates, Inc.
Bray, R, M., Camlin, C, S., Fairbank J, A., Dunteman, G, H., & Wheeless, S, C.
2001. The effect of stresson job functioning of military men and woman.
Journal Armed Forces & Society. 27 (3) 397-417. Abstrak diakses 18 Juli
2012 dari http://www.sagejournal.com
Bray, R, M., Fairbank, J, A., & Marsden, M, E. 1999. Stress and substance use
among military women and men. Journal of Drug and Alcohol Abuse, 25 (2),
239-256.
Abstrak
diakses
pada
18
Juli
2012
dari
http://www.informahealthcare.com
Delahaij, R.; Gaillard, A.W.K.; Soeters, J.M.L.M. 2006. Stress training and the new
military environment. Human dimensions in military operations – military
leaders’ strategies for Addressing Stress and Psychological Support (hal.
17A-1

17A-10).
Diakses
18
Juli
2012
dari
http://www.rto.nato.int/abstracts.asp.
Dimiceli, E., Steinhardt, M., & Smith, S. . Stressful experiences, coping strategies,
and predictors of health-related outcomes among wives of deployed military
servicemen. Armed forces & society (hal. 3-4). Diakses 18 Juli 2012 dari
http://stuffspec.com/publicfiles/Psychology.html.
Greenberg, S. 1999. Comprehensive stress management sixth edition. McGraw-Hill;
University of Maryland.
Kartini, Kartono. 1996. ABRI dan permasalahannya. Bandung: Penerbit Mandar
Maju.
Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Liyana, N, M, B., & Talib, M, A. 2009. A preliminary study on occupational stress
and job satisfaction among male navy personnel at a naval base in Lumut,
Malaysia. The Journal of International Social Research. Vol 2 (9), 299-307.

38

Lucas, M & Kim, W. 1989. Memelihara gairah kerja: psikologi untuk orang
kantoran. Jakarta: ARCAN Penerbit Umum.
Munandar, A, S,. 2001. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta:UI-Press.
Petunjuk kerja detasemen markas komando komando pengembangan dan pendidikan
TNI AL (Jukker Denmako Kobangdikal). 2010. Detasemen markas komando.
Qorashi, B. S. 2007. Keringat buruh. Jakarta : Al-Huda.
Rusdi, R, & Septian, D. (2008). Pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan
pada bagian redaksi surat kabar harian umum Lampung post. Jurnal Bisnis
dan Menejemen, 4 (2), 91-219.
Standar kualifikasi personil perwira TNI-AL. Mabes TNI-AL. SKEP/1286/IV/1992
TT.
Sumartha, A. O. 2009. Obat stress tanpa dokter. Yogyakarta: Surya Media.
Tekanan psikologis paling sering dihadapi tentara. (2012, 21 Januari). Jawa Pos, hal.
1.
Tyrer, P. 1984. Psikologi populer bagaimana mengatasi stress. (Terj. Irwanto).
Jakarta: Penerbit Arcan.
Wakapolsek stress bunuh ayah. (2011, 13 Desember). Jawa Pos, hal. 1, 15.
Weiss, D. H. 1990. Manajemen stress. Jakarta Barat: Binarupa Aksara.
Winarsunu, T. 2009. Stasistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang:
UMM Press.
Wikipedia. http://artikata.com/arti-343545-pangkat.html. Diakses 18 Juli 2012.
Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/tamtama. Diakses 18 Juli 2012.
Wikipedia. http:// id.wikipedia.org/wiki/Bintara. Diakses 18 Juli 2012.
Wikipedia. http:// id.wikipedia.org/wiki/Perwira. Diakses 18 Juli 2012.