2 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG (1)

12 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG
SUKSES
Dalam suatu krisis, beberapa orang akan terbebani. Sebagian ada yang
menyerah untuk berharap, mengapa? Laurence Gonzales mempelajari
ratusan dari kasus-kasus yang menunjukkan sesuatu dengan tepat
mengenai sikap dan strategi dari beberapa orang yang menolak untuk
mati.berikut penjelasannya. .
Saya telah mempelajari beberapa kecelakaan selama kurang lebih 30
tahun. Pertama, sebagai pilot yang juga wartawan, saya berkonsentrasi
pada kecelakaan pesawat terbang. Kemudian, ketika ketertarikan saya
beralih pada paddling, climbing dan travelling ke tempat-tempat terpencil,
saya mulai mempelajari beberapa kecelakaan yang terjadi pada kegiatan
alam terbuka.
Silahkan Anda sebut saya sebagai orang yang tidak berperasaan, tetapi
bagi saya membaca laporan kecelakaan-kecelaka an tersebut seperti
membaca komedi bisu (bisu, karena orang-orangnya sebagian besar
meninggal). Saya mencari pengertian mengapa beberapa orang
meninggal dengan cepatnya dalam keadaan survive ini. Secara
mengejutkan, saya menemukan kengerian yang sama pada beberapa
orang yang bertahan hidup dalam keadaan sulit yang sangat ekstrim,
kasus-kasus ini saya sebut “deep survival.”

Pada dasa warsa dan beberapa abad, terpisah melalui budaya, geografi,
ras, agama dan tradisional, beberapa survivor yang sukses menunjukkan
pola yang sama dari pikiran dan tindak tanduk yang mengarah pada
transformasi keagamaan yang sama dalam mempertahankan hidup
mereka. Satu kali kamu pernah melewati hujan salju, kapalmu karam atau
kamu tersesat di hutan atau tanganmu terjepit saat boulder, sebagian
besar menyangkut mental, berikut adalah cerita yang berhubungan
dengan hal tersebut di atas, sebagian besar adalah kisah sebenarnya yang
pernah dialami oleh beberapa survivor yang berhasil kembali dari
perjalanan yang hampir membuat mereka mati.
ATURAN PENYELAMATAN DIRI DALAM KEADAAN BERBAHAYA
1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak terjebak pada perangkap
ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak termobilisasi atau
penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang seharusnya
selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September
2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu
pertolongan dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka
sendiri.
Dan banyak diantara mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak

selalu berarti berlari kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa
berarti diam dengan tidak melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan
pesawat sering menemukan bahwa para penumpang ternyata ditemukan
mati dengan keadaan masih terikat erat di tempat duduk mereka. Orang
yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari keadaan mereka,

“Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan
saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya.”
Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan terjadi, sang korban dipenuhi
dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi dan fungsi kognitif
seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam tingkat yang
tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas
nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui
keadaan sekitar mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu
merekapun meyakini naluri mereka.
Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja
menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru,
terjatuh dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam
benaknya adalah mungkin dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat
kemudian dia berkata pada dirinya sendiri,”Kakiku patah, aku akan mati.”

Orang yang dapat menyelamatkan dirinya tidak menyangkal kebenaran.
Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson mampu untuk
menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.
2. TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat menyelamatkan diri tidak
dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan rasa takut
tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi
rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat
berpikir dengan cerdik.
Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya
untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah
lembah celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan
tubuhnya ke batu yang telah menjepit tangannya.
Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan menarik nafas
panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia miliki.
Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya
untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat
menyelamatkan dirinya.
Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa
mereka harus tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari

emosi ingin memberontak yang terlalu meluap-luap.
Dan dengan menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi
penderitaan yang mereka rasakan dengan baik.
Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan
penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat
“menyesuaikan diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan”
yang disebabkan oleh kakinya yang terluka dan patah yang menjadi
penghalang baginya untuk dapat menuruni gunung tersebut.
James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam
dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan bagi

camp penjaranya, yakin bahwa “dengan membiasakan diri dengan rasa
sakit” adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat
menyelamatkan dirinya, “Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh
ada kata tidak.”
3. BERPIKIR, MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam jangka panjang dengan
cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus mereka
lakukan dan menetapkan disiplin.
Dalam kelompok orang-orang yang sedang menyelamatkan diri, akan

muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan diri seorang diri
seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara yang
mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara
dapat mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu,
hal tersebut juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan
akal.
Dalam kasus-kasus tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi
seringkali mengambil alih. Tapi seorang yang dapat menyelamatkan diri
mengesampingkan emosi dan membiarkan akal yang bekerja dan mereka
membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda dimana mereka
akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.
Steve Callahan, seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam
pelayaran tunggal di samudera Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tibatiba mengalami masalah dan mulai tenggelam. Terombang ambing selama
76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima kaki, dia melakukan pelayaran
penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang “kapten” yang
memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat
membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak.
“Kapten”nya dengan rutin melatih “kru” tersebut. Sehingga dalam kendali
yang sangat ketat ini dia mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya
tidak mempunyai harapan. Dia harus terombang-ambing sejauh 1800 mil

di dataran Karibia dan mengambil langkah-langkah pertama yang harus
dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam mencapai penyelamatan
dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan perencanaan
yang akan dia jalani.
4. MENGAMBIL TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil resiko untuk
menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun berani
dan menyadari apa yang akan mereka lakukan.
Callahan tidak mengerti mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi
dengan air, mungkin terbentur oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut
mulai tenggelam dia tidak hanya diam memandang kapalnya dengan rasa
tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan
diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah dipenuhi air untuk
dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul kembali
dengan membawa “tas alat-alat darurat” berisi survival gear dan sleeping
bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak dapat

menyelamatkan dirinya.
Lauren Elder, adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan
pesawat di dataran tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan

ketinggian 12.000 kaki, dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat
lembah Saint Joaquin di bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang
luas dan tebing es yang menyeramkan.
Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah kemeja, dan sepatu boot
dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak “dengan kedua tangan dan
kakinya” seperti yang dia katakan kemudian, ”menjaga keseimbangan di
antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya.”
Dia harus memanjat tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak
mustahil baginya. Namun Elder hanya memikirkan batu yang didepannya
selangkah demi selangkah.
Orang yang dapat menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang
mereka lakukan setahap demi setahap sesuai dengan apa yang dapat
mereka lakukan.
Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya dengan baik (Elder selalu
menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia lewati sebelum dia
melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk beristirahat. Orang
yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat sedikit
kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan
mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.
5. RAYAKAN KEBERHASILAN ANDA

Orang yang dapat menyelamatkan diri akan mendapatkan sukacita yang
luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih, sekecil apapun itu. Hal
tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa yang
mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga
melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat
dilukiskan dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil
menuruni lereng es pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan
hampir tidak percaya atas apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada
dirinya sendiri, ”Lihat apa yang telah kamu lakukan.” Saya berseru keras
hingga terdengar hingga ke lereng di bawah saya. Bahkan dengan
lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang yang luar biasa
menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan
dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.
6. JADILAH ORANG YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI
KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan hal yang sama bagi
orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil jauhnya. Saat
penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah
pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa
yang akan terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali.

Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung kebangsaan Israel, tersesat di
hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah terpisah dengan temantemannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang wanita cantik
yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun

yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.
7. MENIKMATI PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang ada, namun
dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat menyelamatkan
dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dia
lakukan.
Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan menjadi
sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia
menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam
roknya saat dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam,
dia hanya berhenti tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya
saat harus menaiki rakit seperti seorang bajak laut.
Uji coba yang dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga
akan menghasilkan penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik
atau strategi yang baru yang akan menyelamatkan anda. Saat melewati
tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe simpson menciptakan irama saat

dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya yang lain ke atas
permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan dengan
kakinya yang masih sehat. “Saya dengan cermat terus mengulang pola
irama tersebut,” tulisnya, “Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di
sekeliling saya.”
bersenandung, membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung
dan mencoba menemukan solusi matematika yang sulit, akan membuang
rasa jenuh karena menunggu dan akan membuat situasi jadi lebih
menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang mengancamnya.
Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, ”Orang yang melewati
tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah orang
yang mempunyai karunia.”
Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur masa kritis yang dia
alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga yang dia
tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang
hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, “zona” dimana emosi dan akal
saling seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubahrubah.
8. MELIHAT KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan keajaiban dunia
mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan

kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran
akan keadaan di sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang
indah, pupil mata anda akan membesar).
Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan
Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982.
Mereka tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air
minum dan dapat saja mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut
dan mulai menjadi gila. Ketika salah seorang dari mereka melompat dari

papan ke laut, segera dia dimakan oleh ikan hiu di bawah papan mereka.
Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut, maka diapun dapat
menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, “Lihat ke langit,
disana tampak sangat indah.”
Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun, dia menyadari bahwa dia
dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : ”Disini kita berada, akan
mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang
saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk yang
saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan.”
9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya, anda akan mati, semua
orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di hari ketiga saat
dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan dan air
minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan
dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi
merasa menderita. “Saya menerima kematian dengan rasa damai,”
katanya.
Dalam berbagai cara, fase perjalanan penyelamatan bersama
berhubungan dengan tahap-tahap kematian dijelaskan dalam buku yang
terkenal On Death and Dying (Dalam Menghadapi Kematian) ditulis oleh
Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan, kemarahan, penawaran,
depresi, dan penerimaan.
Hanya dengan menerima kematian, banyak orang yang menyelamatkan
diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk berjuang dan bertahan
hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri menyebutkan
“Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang
yang menyerahkan diri.”

10. YAKIN BAHWA ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang menyelamatkan diri
mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat. “Selama dua
hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang,” kenang Aron Ralston,
“Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya
walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman.” Segera
setelah itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang
telah mati. Elder juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan :
”Saat itu seolah-olah saya telah mendapatkan energi yang tidak ada
batasnya.”
11. LAKUKAN APAPUN YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu karang tanpa alat-alat
dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah sejauh bermil-mil
untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri untuk
membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang
disebut para psikolog sebagai pengetahuan- meta: Mereka mengetahui
kemampuan mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya .

Mereka yakin bahwa segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka
harus bertindak.
Mereka seringkali mengucapkan sebuah kalimat untuk menolong mereka,
saat Yossie Ghinsberg hilang di hutan Bolivia, ia menuliskan,”Ketika saya
putus asa, saya membisikkan kalimat di telinga saya ”Lelaki sedang
beraksi, lelaki sedang beraksi, “ saya tidak tahu darimana saya
mendapatkan kata-kata tersebut…saya ulangi terus kata-kata tersebut :
‘Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang harus dia
lakukan dengan tidak takut dan khawatir.’”
12. TIDAK PERNAH MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam perjalanannya ke bulan
pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat itu berada di
ambang kematian.
Komandan James Lovell memutuskan untuk terus menyampaikan semua
data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar dalam
perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint
Exupery, Simpson, Stockdale –semuanya sama-sama menentukan dan
mengetahui kebenaran akhir ini – jika kamu tetap hidup, masih ada yang
dapat kamu lakukan.
Orang yang menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh
kemunduran. Saat mereka merasa bimbang, mereka akan mendorong diri
mereka untuk melakukan sebuah proses dari awal kembali.
Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan
mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan
yang kaya, dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat
kesempatan dalam kesengsaraan.
Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri dapat
belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan,
”Saya tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun.
Bahkan kadang-kadang saya merindukannya.
Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui dengan tepat apa yang
harus saya lakukan selanjutnya.”
Mereka yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu
dalam permainan, bisnis ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi
akan melakukannya melalui suatu perubahan. Tetapi hal tersebut tidak
muncul begitu saja saat dibutuhkan.
Hal tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan
yang kita lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana
kekuatan yang dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri
adalah anugerah yang tidak dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan
siapa sebenarnya anda.