Pembentukan Model JST HASIL DAN PEMBAHASAN

diperoleh dari hasil percobaan ini mengalami perbaikan dengan diperolehnya nilai MSE yang lebih kecil dari percobaan dengan menggunakan variasi fungsi pelatihan resilent backpropagation yang memiliki nilai MSE terkecil 0.000981795 menjadi 0,000944155. Hal yang sama dengan tingkat generalisasi pada data validasi dan data testing, mengalami peningkatan menjadi 87.88 untuk data validasi dan 75.76 untuk data testing. Nilai MSE terkecil dan tingkat generalisasi tertinggi dari data validasi pada percobaan ini berada pada laju pembelajaran 0.5 dan jumlah hidden-node 5. Tabel 7 merupakan hasil percobaan pada kelompok data pertama dengan menggunakan fungsi pelatihan levenberg-marquardt. Tabel 7 Kelompok data pertama MPLS dengan fungsi pelatihan levenberg- marquardt Pembelajaran Pengujian Laju Pembelajaran Hidden Node Waktu detik MSE Data Validasi Data Testing 0.01 5 0.97 0.000216378 96.97 81.82 10 1.31 0.000819831 96.97 78.79 15 2.51 0.000246061 93.94 78.79 0.05 5 0.58 0.00076569 51.51 60.61 10 1.08 0.000706945 96.97 81.82 15 1.58 0.000443307 81.82 69.70 0.1 5 0.83 0.000166963 96.97 87.88 10 0.75 0.000300433 63.64 45.45 15 1.14 0.000562517 96.97 75.76 0.5 5 1.06 0.00023595 96.97 84.85 10 1.05 0.000501864 96.97 84.85 15

2.42 0.000269378

51.51 51.51 Percobaan dengan menggunakan fungsi pelatihan levenberg-marquardt menunjukkan bahwa nilai waktu pembelajaran tercepat, nilai MSE terkecil dan tingkat generalisasi untuk data validasi dan data testing dari percobaan ini mengalami perbaikan nilai jika dibandingkan dengan hasil percobaan dengan menggunakan fungsi pelatihan resilent backpropagation dan scaled conjugate gradient. Nilai waktu pembelajaran tercepat turun menjadi 0.58 detik jaringan semakin lebih cepat belajar, nilai MSE terkecil semakin mendekati nol menjadi 0,000166963 dan tingkat generalisasi tertinggi dari data validasi dan data testing meningkat menjadi 97.97 dan 87.88. MSE terkecil dan tingkat generalisasi tertinggi dari data validasi dan data testing pada percobaan ini berada pada laju pembelajaran 0.1 dan jumlah hidden-node 5. Dari ketiga hasil percobaan kelompok data pertama pada model prediksi lama studi MPLS dengan menggunakan variasi fungsi pelatihan dapat diketahui bahwa proses percobaan dengan menggunakan fungsi pelatihan levenberg-marquardt terbukti dapat memperbaiki bobot sehingga bisa menghasilkan waktu pembelajaran yang lebih cepat pada proses pembelajarannya, nilai MSE yang semakin kecil dan tingkat generalisasi data valiadasi dan data testing yang lebih tinggi. Tabel 8 menyajikan hasil percobaan pada kelompok data kedua dengan menggunakan fungsi pelatihan dengan perbaikan teknik heuristik resilent backpropagation. Tabel 8 Kelompok data kedua MPLS dengan fungsi pelatihan resilent backpropagation Pembelajaran Pengujian Laju Pembelajaran Hidden Node Waktu detik MSE Data Validasi Data Testing 0.01 5 0.89 0.0151417 72.73 63.64 10 1.95 0.0217372 36.36 39.39 15 6.76 0.003475 51.51 51.51 0.05 5 2.16 0.016927 72.73 51.51 10 2.28 0.0221829 42.42 30.30 15 3.7 0.0126983 54.54 54.54 0.1 5 1.09 0.0127768 66.67 63.64 10 0.83 0.0293735 42.42 42.42 15 2.37 0.0193201 30.30 39.39 0.5 5 2.23 0.0138682 63.64 72.73 10 0.78 0.0218776 42.42 36.36 15 1.14 0.0218282 30.30 33.33 Dari Tabel 8 terlihat bahwa waktu pembelajaran tercepat 0.78 detik berada pada laju pembelajaran 0.5 dan jumlah hidden-node 10. Nilai MSE terkecil yang diperoleh pada percobaan kelompok data kedua ini sebesar 0.003475. Tingkat generalisasi tertinggi dari data validasi dan data testing memiliki besar persentase yang sama yakni 72.73.