MAKNA TRADISI RITUAL TANDHAK SETRENBAGI TANDHAK(Studi Pada Acara Padang Bulan Di Padepokan Gunung Ukir Desa Torongrejo Kec. Junrejo Kota Batu)

MAKNA TRADISI RITUAL TANDHAK SETRENBAGI TANDHAK(Studi
Pada Acara Padang Bulan Di Padepokan Gunung Ukir Desa
TorongrejoKec. Junrejo Kota Batu)
Oleh: Evita Nur Priati ( 01240036 )
Sociology
Dibuat: 2009-08-03 , dengan 7 file(s).

Keywords: tradisi ritual dan tandhak setren
ABSTRAK
Dari hasil penggalian Ki Iswandi dari Padepokan Gunung Ukir Ds Torongrejo dipercaya bahwa penari pertama yang
ada di batu adalah Nyi Srigati, beliau adalah salah seorang punggawa atau prajurit Pangeran Diponegoro pada
tahun 1826 bersama Mbah Iro dengan rombongannya melarikan diri ke Jawa Tengah menuju Jawa Timur, karena
dikejar-kejar oleh Belanda. Nyi Srigati memberi kekuatan, pengasihan, kewibawaan dengan cara ritual padusan
(mandi jamas bulan purnama), selamatan nasi kabuli dan air kendi dengan cahaya lampu damar sewu pada setiap
murid-muridnya. Upacara ritual tersebut berjalan setiap bulan purnama (tanggal 14 malam 15 penanggalan Jawa)
karena pada tanggal itu ketika bulan penuh (bulan purnama) dianggap sebagai hari yang sacral.
Seiring dengan pergantian waktu, tradisi yang sempat hilang tersebut muncul kembali di tengah-tengah
masyarakat yang lebih modern. Dengan kemasan yang lebih dinamis, ritual ini dibangun kembali oleh Ki Iswandi
dari padepokan gunung ukir beserta para anggotanya yang merasa mempunyai kewajiban untuk uri-uri budaya
leluhur (melestarikan budaya leluhur) sebagai salah satu aset kebudayaan yang memang sudah sepantasnya untuk
dilestarikan.Ritual ini memang dikhususkan hanya untuk penari wanita atau tandhak, karena dalam setiap

pertunjukan penari wanita yang selalu dianggap sebagai primadona.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Proses Ritual Tandhak Setren Di
Padepokan Gunung Ukir ? dan Apa makna Ritual Tandhak Setren Di padepokan Gunung Ukir bagi Tandhak?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui proses Ritual Tandhak Setren di Padepokan Gunung Ukir.
Mengetahui makna Ritual Tandhak Setren Di padepokan Gunung Ukir bagi Tandhak.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah anggota dari padepokan gunung ukir yaitu : Ki Iswandi
selaku sesepuh Padepokan Gunung Ukir (Penyetren), Dewi (Tandhak), Ita (Tandhak), Hanifah (Tandhak), Ira
(Tandhak), Pundi (Tandhak).
Teknik pengumpulan data adalah Interview / Wawancara, Observasi, Dokumentasi.Dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisa diskriptif kualitatif.
Kerangka teori dari penelitian ini adalah teori Interaksionalisme Simbolik Herbert Blummer. Menurut H. Blumer
teori ini berpijak pada premis bahwa: manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna yang ada pada
“sesuatu” itu bagi mereka. Makna tersebut berasal atau muncul dari “interaksi sosial seseorang dengan orang lain”,
dan. Makna tersebut disempurnakan melalui proses penafsiran pada saat “proses interaksi sosial” berlangsung.
Dan Interaksionalisme Simbolik George Herbert Mead yang menyatakan bahwa masyarakat bukanlah sesuatu yang
statis “di luar sana” yang selalu mempengaruhi dan membentuk diri kita, namun pada hakekatnya merupakan
sebuah proses interaksi. Individu bukan hanya memiliki pikiran (mind), namun juga diri (self) yang bukan sebuah
entitas psikologis, namun sebuah aspek dari proses sosial yang muncul dalam proses pengalaman dan aktivitas
sosial.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ritual setren ini bagi tandhak adalah merupakan Sarana pengasahan

mental, karena dari setren dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan munculnya perasaan aman dari dalam diri
tandhak serta memperkuat insthink. Sehingga tandhak tidak pernah merasa canggung untuk berhadapan dengan
orang banyak. Sarana untuk mendapatkan kekuatan magis berupa ilmu pengasihan, daya tarik yang lebih, serta
penglarisan bagi diri tandhak. Dan adanya stimulasi kesungguhan dari para tandhak dengan menganggap bahwa
setren ini sebagai sarana latihan olah tubuh dan latihan berinteraksi dengan penonton. Yaitu merasa dirinya lebih
lincah dalam menari setelah mengikuti ritual setren. Hal ini juga menunjukkan profesionalisme seorang tandhak
dalam menjalankan profesinya sebagai tandhak

ABSTRACT
Stone town have quite a lot ommission of artistry even tradition ritual which possible still can in diging and
developed and also more is straightened. Particularly again regarding the existence of first tandhak of times rill
appear on stone town. From result of dig of Ki Iswandi of Padepokan gunung ukir Ds Torongrejo believed that by
first dancer exist in stone is Nyi Srigati,he is one of the Prince soldier or punggawa of Diponegoro in the year 1826
with Mbah Iro with its entourage run away to Central Java go to East Java, because is colonized of VOC. Nyi Srigati
give strength, commiseration, authority by padusan ritual take a bath full moon jamas, rice traditional party of
kabuli jar water and with resin lamplight of sewu in each its pupils. ceremony of Ritual the walk each month full
moon (14 night 15 calendar of Java) because on that when full of full moon considered to be day which is sacral.
Along with commutation of time, tradition which have time to lose the reappear in the centre of more modern
society. With more dynamic tidiness, this ritual is rebuilt by Ki Iswandi of mount padepokan carve along with all its
member which feel have obligation for cultural placentas of ancestor ( preserve ancestor culture) as one of the

culture asset which it is true have as proper as for this dilestarikan. Ritual is it is true majored by just for dancer of
or woman of tandhak, because in each;every show of dancer of woman which is always considered to be
primadona.
As for this research internal issue formula shall be as follows: How Process of Ritual Tandhak Setren In Padepokan
Mount Carve? and What meaning of Ritual Tandhak Setren [In] Mount padepokan Carve to Tandhak?
Intention of this research is to Know process of Ritual Tandhak Setren in Padepokan Mount Carve. Knowing
meaning of Ritual Tandhak Setren In Mount padepokan Carve to Tandhak.
In this research which become research subyek is member of mount padepokan carve that is : Ki Iswandi as doyen
of Padepokan Mount Carve ( Penyetren), Goddess ( Tandhak), Ita ( Tandhak), Hanifah ( Tandhak), Ira ( Tandh ak),
Bladder ( Tandhak).
Technique data collecting is Interview / Interview, Observation, this Dokumentasi.in Research use technique
analyse diskriptif qualitative.
Theory framework of this research is theory of Interaksionalisme Symbolic of Herbert Blummer. According to H.
this Blumer theory tread on at premis that: human being act to something pursuant to meaning exist in "
something" that for them. The meaning come or emerge from " social interaction one with others", and. The
meaning completed to pass interpretation process at the time of " social interaction process" taking place. And
Symbolic Interaksionalisme of George Herbert Ad expressing that society is not static something that " outside
there" what always influence and form our x'self, but intrinsically represent a interaction process. Individual not
merely owning mind (mind), but also x'self (self) which non a psychological entitas, but a aspect of social process
emerging in course of social activity and experience.

Result of this research express that this setren ritual to tandhak is to represent Medium grindace bounce, because
from setren can influence trust of safeness appearance and x'self from within x'self of tandhak and also strengthen
insthink. So that tandhak have never feel gauche to deal with throng. Medium to get magical strength in the form
of commiseration science, more fascination, and also in demand to x'self of tandhak. And existence of seriousness
stimulasi from all tandhak by assuming that this setren as practice medium process practice and body have
interaction to with audience. That is feeling friskier x'self in dancing after following setren ritual. This matter also
show professionalism a tandhak in running its profession as tandhak.