TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Romantisme Berjudul "Tandhak".
TUGAS AKHIR
Oleh:
Nama : Yurizko Septiryan
NIM : 08.51016.0107
Program Studi : DIV Komputer Multimedia
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA 2013
STIKOM
(2)
ABSTRAK
Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Meski tak lagi menjadi pertunjukan yang laris manis seperti pada saat belum munculnya media televisi dan film layar lebar sebagai sarana hiburan, pagelaran ludruk tetap menarik untuk ditonton. Ludruk juga kadang kala masih muncul di stasiun televisi dalam negeri dan radio. Meskipun sebagian besar penikmatnya tetap masyarakat kelas menengah kebawah. (Kasemin,1999:19-20)
Dalam seni pertunjukan ludruk, ludruk memiliki ciri khas berbeda yang menarik, salah satunya yaitu tokoh wanita yang diperankan oleh seorang pria yang berbusana wanita yang biasa disebut dengan tandhak ludruk. Dari ciri khas menarik itulah beserta realita yang terjadi pada saat ini mengenai seni pertunjukan ludruk yang semakin tergerus jaman maka topik tentang ludruk menarik untuk dijadikan sebuah karya film pendek.
Film pendek sendiri merupakan film dengan durasi di bawah 60 menit (Effendy, 2009: 4). Asumsi ini juga didukung dengan pernyataan dari Gotot Prakosa (2008:3) film pendek tak akan sama dengan dunia film cerita komersial. Melalui film pendek, bisa didapatkannya kajian film yang dapat mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam mengkespresikan pemikiran serta kehidupan manusia.
Merujuk pada pembuatan film pendek berjudul “Tandhak”, film ini dibuat dengan genre romantisme. Karena di dalam genre ini menjelaskan sebuah kisah percintaan yang dilengkapi dengan unsur sandiwara.
Judul “Tandhak” diberikan pada film, dimaksudkan karena tandhak adalah salah satu ciri khas yang menarik dalam pementasan ludruk dimana peran wanita dimainkan oleh seorang pria. Para pemain film “Tandhak” ini juga berasal dari seniman ludruk asli yang biasa berperan sebagai tandhak ludruk. Dengan latar belakang mereka sebagai tandhak ludruk, diharapkan film pendek ini mampu memenuhi target sebagai film bergenre romantisme.
Kata Kunci: Ludruk, Film Pendek, Tandhak
STIKOM
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN…... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Manfaat ... 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ludruk ... 7
2.2 Film Sebagai Media Komunikasi ... 8
2.3 Jenis-jenis Film ... 9
2.4 Film Pendek ... 11
2.5 Genre dan Klasifikasinya ... 11
2.5.1 Definisi Genre ... 11
2.5.2 Klasifikasi Genre ... 11
STIKOM
(4)
2.6 Genre Romantisme ………... 15
2.7 Visual Effect …... 16
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi ... 17
3.1.1 Teknik Pengambilan Data ... 17
3.1.2 Teknik Analisis Data ... 19
3.2 Studi Eksiting ... 20
3.3 Kesimpulan ... 22
3.4 Segmentasi, Targeting, Positioning ... 23
3.4.1 Geografis ... 23
3.4.2 Demografis ... 23
3.4.3 Targeting ... 23
3.4.4 Positioning ... 24
3.5 Analisis Data ... 24
3.5.1 Hasil ... 24
3.5.2 Metode Pencarian Kata Kunci (Keyword) ... 25
3.5.3 Deskripsi Konsep ... 25
3.6 Alur Perancangan Karya ... 26
3.7 Ide dan Konsep ... 27
3.8 Analisis Warna ... 29
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA
STIKOM
(5)
4.1 Pra Produksi ... 30
4.1.1 Sinopsis ... 30
4.1.2 Skenario ... 32
4.1.3 Treatment ... 64
4.1.4 Penokohan ... 69
4.1.5 Crew Produksi ... 69
4.1.6 Lokasi Syuting ... 71
4.1.7 Anggaran Produksi ... 72
4.1.8 Jadwal Kerja ... 73
4.2 Produksi ... 74
4.3 Pasca Produksi ... 79
4.3.1 Editing ... 79
4.3.2 Colour Grading ... 80
4.3.3 Scoring Film ... 81
4.3.4 Rendering ... 82
4.3.5 Mastering ... 82
4.3.6 Publikasi ... 83
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 84
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
STIKOM
(6)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring masuknya pengaruh dari seni budaya asing. Permasalahannya seniman ludruk sendiri tidak dapat atau tidak mempunyai keinginan untuk mencoba berkembang mengikuti kemajuan zaman. Ludruk sebagai teater mempunyai ciri yang sama dengan seni musik dan seni tari, yaitu bersifat hilang dalam waktu dan ruang. Beberapa faktor penyebab atas berkurangnya minat ludruk yaitu hiburan film, video, dan televisi. Ludruk menyikapi dengan lamban gejolak dan perubahan kota, sikap tradisional seniman ludruk yang cenderung menganggap ringan peranan lakon yang disajikan di kota, dan prasarana pementasan ludruk di kota semakin sempit (Henry Supriyanto,1992:37)
Sebagai seni pertunjukan tradisional Jawa Timur, ludruk memiliki hubungan yang terkait dengan wewaton (dasar pertunjukan), paugeran (aturan pertunjukan), dan pakem (bakuan) dalam setiap pertunjukannya.Seni pertunjukan ludruk ini merupakan salah satu jenis pertunjukan tradisional yang menjadi “korban” perubahan selera kesenian dan selera publik terhadap jenis tontonan dan hiburan. Sekarang ini berbeda dari era 1950-an dan 1960-an ketika kesenian
STIKOM
(7)
tradisional masih berjaya,sekarang ludruk kurang mendapatkan tempat dihati publik.
Meski tak lagi menjadi pertunjukan yang laris manis seperti pada saat belum munculnya media televisi dan film layar lebar sebagai sarana hiburan. Pagelaran ludruk tetap menarik untuk ditonton, ludruk juga kadang kala masih muncul di stasiun televisi dalam negeri dan radio. Meskipun sebagian besar penikmatnya tetap masyarakat kelas menengah kebawah. (Kasemin,1999:19-20)
Ludruk merupakan seni pertunjukan yang khas bagi rakyat Jawa Timur. Sebagai produk budaya lokal yang khas, ludruk mempunyai karakteristik yang tidak ditemukan dalam seni tradisional yang lain. Didalam karya WJS Poerwadarminta yaitu Bpe Sastra (1930) ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak. Ludruk merupakan salah suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
Dalam seni pertunjukan ludruk, ludruk memiliki ciri khas berbeda yang menarik, salah satunya yaitu tokoh wanita yang diperankan oleh seorang pria yang berbusana wanita yang biasa disebut dengan tandhak ludruk. Para pemain yang secara fisik merupakan seorang laki-laki tulen didalam kehidupan sehari-harinya, sangat berbeda jika mereka sudah beraksi diatas panggung. Karena peran
STIKOM
(8)
diatas panggung menuntut mereka menjadi seorang wanita sesuai dengan cerita didalam ludruk.
Dari ciri khas menarik itulah beserta realita yang terjadi pada saat ini mengenai seni pertunjukan ludruk yang semakin tergerus jaman maka topik tentang ludruk menarik untuk dijadikan sebuah karya film pendek. Mengingat sudah ada beberapa film dokumenter tentang ludruk yang telah dibuat, peluang film pendek untuk dinikmati audience lebih baik karena Film pendek menarik dan mampu menyampaikan pesan secara utuh. Dengan keterbatasan durasi terkadang pesan yang ingin disampaikan akan jauh lebih mudah, penonton atau audien lebih fokus pada pesan dari film tersebut. Selain itu, film akan jauh lebih nyaman disaksikan dan dipahami oleh penonton. Asumsi ini juga didukung dengan pernyataan dari Gotot Prakosa (2008:3) film pendek tak akan sama dengan dunia film cerita komersial. Melalui film pendek, bisa didapatkannya kajian film yang dapat mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam mengkespresikan pemikiran serta kehidupan manusia.
Film pendek sendiri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan film-film lainnya, secara umum hanya perbedaan durasi yang membuat film pendek berbeda. Namun secara konsep film pendek mampu menuangkan semua ide cerita yang ingin disampaikan. Tidak teralu banyak membuang-buang waktu dengan penambahan gambar dan durasi, menjadikan film pendek film yang syarat pesan. Dalam hal ini penonton memang diajak langsung mengikuti alur cerita, sehingga bisa dibilang penonton akan langsung tertarik dengan jalan cerita yang ingin disampaikan. Ini semua didasarkan pada asumsi bahwa sebuah film akan lebih
STIKOM
(9)
realistis apabila mampu memainkan emosi dari penonton, seakan penonton merasakan kehidupan dari film tersebut (Prakosa, 2008:16).
Merujuk pada pembuatan film pendek berjudul “Tandhak”, film ini nantinya akan dibuat film bergenre romantisme. Genre romantisme sendiri digunakan memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya. Pernyataan tersebut ditulis oleh Himawan Prastista dalam materi kuliah Teori Film.
Supaya lebih menarik, selain dibuat dengan konsep genre romantisme, film pendek berjudul “Tandhak” ini akan beri unsur visual effect untuk lebih mendramatisir cerita. Menurut Didik Wijaya dalam SPECIAL EFFECT HISTORY
AND TECHNIQUES-www.escaeva.com Visual Effect merupakan istilah
sub-kategori dari special effect dimana gambar dan film dimanipulasi di dalam post production. Biasanya visual effect berurusan dengan integrasi antara adegan manusia sungguhan(live-action shot) dengan CGI (Computer Generate imagery) atau elemen lain seperti miniatur dll.Dengan demikian efek yang dibuat dengan komputer yang masuk di dalam proses editing dikenal sebagai CGI (Computer Generate Imagery) effect atau visual effect bukan special effect.
Judul “Tandhak” diberikan pada film, dimaksudkan karena tandhak adalah salah satu ciri khas yang menarik dalam pementasan ludruk dimana peran wanita dimainkan oleh seorang pria. Para pemain film “Tandhak” ini juga berasal dari seniman ludruk asli yang biasa berperan sebagai tandhak ludruk. Dengan latar
STIKOM
(10)
belakang mereka sebagai tandhak ludruk, diharapkan film pendek ini mampu memenuhi target sebagai film bergenre romantisme.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam pembuatan film ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Bagaimana membuat film pendek bergenre romantisme berjudul Tandhak?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan dalam pembuatan film ini sebagai berikut:
1. Menggunakan teknik visual effect pada bagian tertentu dalam scene filmnya 2. Film khusus audience berumur 17 tahun ke atas
3. Ludruk sebagai cerita utama dalam film 4. Berdurasi + 17 menit, berjenis film pendek
1.4 Tujuan
Berikut adalah beberapa tujuan pembuatan film ini:
1. Ingin membuat film pendek bergenre romantisme berjudul Tandhak
2. Ingin menerapkan teknik visual effect pada bagian tertentu dalam scene filmnya
STIKOM
(11)
1.4.1 Manfaat
Secara Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi film di bidang seni pertunjukan rakyat
2. Hasil penelitian juga diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan film mahasiswa Multimedia, Desain Komunikasi Visual, serta mahasiswa yang fokus dalam bidang perfilman.
Secara Praktis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangsih di dunia perfilman, khususnya dalam bidang kesenian tradisional ludruk. Sehingga dapat menginspirasi para sineas Indonesia untuk membuat dan mengembangkan film bertema kesenian tradisional.
2. Selain itu, ikut memperkenalkan kembali seni pertunjukan ludruk yang telah pudar di mata masyarakat melalui film pendek
STIKOM
(12)
BAB II
LANDASAN TEORI
Agar pembuatan film pendek bergenre romantisme yang berjudul “Tandhak” relevan, maka didukung dengan beberapa konsep dan teori yang berkaitan di antaranya yaitu:
1.1 Ludruk
Menurut Suwardi Endraswara, dalam bukunya yang berjudul Tradisi Lisan Jawa, Ludruk adalah seni pertunjukkan rakyat yang khas di Jawa Timur. Seni pertunjukan rakyat ini tergolong seni tradisional, karena memiliki tradisi yaitu monolog dan dialog aktor di atas panggung secara improvisasi, cerita/lakon di atas pentas terjadi dengan sendirinya, ada spontanitas, tidak dijadikan seperti drama modern dengan cara menghafalkan naskah/teks drama, bahasa yang dipakai oleh aktor di atas panggung di sesuaikan dengan tokoh dan ciri-ciri etnik tokoh, maka dalam 1 lakon bahasanya campuran, yakni bahasa Jawa, bahasa Madura dan bahasa Indonesia, cerita ludruk amat bervariasi dan banyak versi, bersumber dari kisah kehidupan sehari-hari, pementasan ludruk di awali dengan tari pembukaan Ngerema gaya putra Surabayan, atau gaya putri Malangan.
Di sisi lain, manuskrip Wilken menerangkan bahwa makna kata ludruk ialah een kindernaam voor een plomp vet meisie (nama untuk anak kecil wanita yang bloon karena tampak lucu). Data yang dikutip dari kamus
Javaans-STIKOM
(13)
Nederlands Handwoordenboek, 1928, karya Th. Pegeaud menerangkan makna ludruk sebagai modderig (jembek,jeblok), bemoddred (gluprut), grappermaker (badhutan), volkstoneel (teater rakyat) (Pegeaud 1928:224). Selanjutnya, W.J.S Poerwadarminta dalam buku Baoe Satra Djawa (Kamus Satra Jawa), tahun 1930, jilid I, menerangkan makna ludruk ialah teledhek (penari wanita) dan badhut (pelawak).
Peranan ludruk sebagai seni hiburan ditonjolkan pada atraksi lawak/ banyolan (Jawa). Secara tradisional setelah tari pembukaan ngerema, lalu atraksi Bedayan, kemudian diikuti adegan lawak. Robert N. Wilson di dalam bukunya yang berjudul The Arts in Society telah membahas kehidupan penyair di Amerika dan lingkungan sosialnya (Damano, 1979: 66-67). Dengan titik tolak kerangka analisis Robert N. Wilson, ludruk sebagai teater sosial dapat dianalisis dari tiga aspek yaitu aspek kehidupan seniman ludruk di masyarakatnya, organisasi seniman ludruk dan produktivitasnya, sikap/ tanggapan masyarakat terhadap kesenian ludruk.
1.2 Film Sebagai Media Komunikasi
Film adalah media komunikasi sekaligus media untuk ekspresi dan statement pembuat filmnya. Fungsi tiap film berbeda sesuai dengan gagasan apa yang dipilih oleh pembuat filmnya. Apakah film itu hanya untuk menghibur saja, atau ada statement khusus yang ada di film itu. (Sobur, 2002:122). Film juga merupakan mass mediated culture yaitu penggambaran budaya sebagaimana adanya seperti yang terdapat dalam berbagai media massa kontemporer, baik
STIKOM
(14)
tentang golongan elit, awam, orang terkenal, ataupun budaya asli masayarakat (Real 1996:89)
Menurut Richard Beck Peacock dalam bukunya The Art of Moviemaking: Script to Screen (2001: 1-3), film atau movie merupakan tampilan pada layar oleh kilatan atau flicker cahaya yang muncul sebanyak 24 kali (24 gambar) tiap detiknya dari lampu proyektor. Kejadian itu dapat dilihat oleh mata manusia hanya saja karena kemampuan mata manusia yang terbatas, maka potongan-potongan gambar tidak terlihat sedangkan yang muncul adalah pergerakan gambar yang halus. Fenomena ini disebut persistence of vision. Pergerakan gambar-gambar tersebut merupakan exaggeration dari ide-ide romantis kita yang liar, potret atau gambaran dari kenyataan hidup, atau hingga terjerumus pada gelapnya mimpi buruk.
Melihat konteks perancangan film “Tandhak”, film dibuat dengan jenis film pendek. Pemilihan film pendek tak akan sama dengan dunia film cerita komersial. Melalui film pendek, bisa didapatkannya kajian film yang dapat mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam mengkespresikan pemikiran serta kehidupan manusia Gotot Prakosa (2008:3).
2.3 Jenis-jenis Film
Jenis-jenis film menurut Heru Efendy, 2002, Mari Membuat Film, panduan menjadi produser, terdiri dari:
STIKOM
(15)
a. Film dokumenter
Film dokumenter adalah rekaman atau realitas. John Grierson dari tahun 1926menyatakanbahwadokumentermerupakan perwujudan karya cipta yang tersusun dari berbagai realitas. Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwamenginterpretasikan kenyataan, sehingga lebih mengarah pada keberagaman film dokumenter yang dianggap sebagai bagian dari dunia fiksi. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal yang senyata mungkin.
b. Film cerita pendek
Film cerita pendek biasanya berdurasi dibawah 60 menit. Dan biasanya digunakan para kelompok atau para sineas sebagai batu loncatan untuk memproduksi film cerita panjang.
c. Film cerita panjang
Film dengan durasi lebih dari 60 menit, ataubiasanya berdurasi 90-100 menit.Namun ada juga film ceritapanjang yang berdurasi lebih dari 100 menit, semisal film-film yang diputar di bioskop.
d. Video klip
Video klip sebenarnya merupakan sarana bagi para produsen musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali oleh saluran televisi MTV tahun 1981.
STIKOM
(16)
1.4 Film Pendek
Film pendek adalah film-film yang masa putarnya diluar ketentuan untuk film cerita di bawah 50 menit (mengacu dari regulasi berbagai festival film pendek Internasional hingga tahun 1997) (Prakosa, 2008). Di Amerika, yang tergolong film pendek adalah film berdurasi 20-40 menit. Bahkan di Eropa dan Australia, film pendek harus berdurasi 1-15 menit saja (http://www.la-lights.com/sejarah-film-pendek-1/). Film pendek pada dasarnya memiliki bahasa yang jauh berbeda dengan film cerita panjang, mengingat masa putarnya yang singkat. Untuk menyiasatinya diperlukan pemahaman bahasa gambar yang lebih jernih, baik mempergunakaan tanda-tanda esensial, atau simbol-simbol yang secara tidak langsung bisa menggambarkan suatu keadaan atau cerita (Prakosa, 2008).
1.5 Genre dan Klasifikasinya
2.5.1 Definisi Genre
Genre, menurut Himawan Pratista (2008,16) sang penulis buku Memahami Film, mengacu pada istilah biologi yaitu genus yang dalam tingkatan klasifikasi mahluk hidup berada satu tingkat di atas spesies dan satu tingkat lebih rendah di bawah family.
2.5.2 Klasifikasi Genre
a) Kriminal
Genre film ini merupakan rangkaian peristiwa maupun kejadian yang bersetting kehidupan kriminal termasuk pembunuhan, pencurian,
STIKOM
(17)
perampokan, persaingan antar kelompok, pemerasan, perjudian, penggunaan narkotika, serta aksi kelompok bawah tanah yang bekerja di luar jalur hukum. b) Noir
Film noir merupakan turunan dari genre film-film kriminal yang populer di Amerika pada era 30an. Dalam genre ini lebih menekankan pada keambiguan moral dan motivasi seksual para tokohnya. Istilah film noir sendiri berasal dari bahasa Prancis yang berarti gelap, hitam atau suram. Istilah ini diberikan salah satu kritikus film asal Prancis, Nino Frank, untuk film-film Hollywood yang membanjiri bioskop Prancis setelah Perang Dunia II.
c) Sejarah
Dalam genre film sejarah maka setting film ini terjadi pada masa lalu berdasarkan cerita mengenai tokoh pahlawan yang benar-benar ada pada kejadian masa lalu.
d) Fiksi Ilmiah
Film fiksi ilmiah sering kali berhubungan dengan hal-hal yang bersangkutan mengenai teknologi serta rekaan kejadian ataupun peristiwa yang sesuai dengan teori-teori ilmiah yang kesemuanya di luar jangkauan manusia.
e) Perang
Film perang merupakan film peperangan yang dilakukan baik di laut, udara maupun darat. Terkadang dalam genre ini kisah akan berputar tentang tawanan perang, operasi rahasia, dan subjek-subjek yang berhubungan dengan pelatihan militer.
STIKOM
(18)
f) Western
Meskipun di dalam genre ini akan ditemukan adegan aksi tembaktembakan ataupun peperangan antara geng yang sering terdapat pada genre aksi, tapi genre ini memiliki kekhususan tersendiri karena genre ini asli dimiliki oleh warga Amerika.
g) Aksi/action
Film aksi menawarkan banyaknya adegan-adegan berbahaya kepada penontonnya. Misalnya dalam wikipedia diberikan definisi bahwa film ini menampilkan perkelahian, akrobatik, tabrakan mobil ataupun ledakanledakan, serta adegan-adegan fisik lainnya.
h) Petualangan/adventure
Film dengan genre petualangan berupa kisah tokoh utamanya yang sedang melakukan perjalanan, eksplorasi maupun ekspedisi ke wilayahwilayah asing.
i) Komedi
Komedi merupakan genre tertua dalam sejarah perkembangan genre dunia. Dramawan Rendra di dalam buku Kritik Sosial Dalam Film Komedi mendefinisikan komedi sebagai sandiwara yang secara lucu mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia sehingga penonton bisa lebih menghayati kenyataan hidup.
j) Fantasi
Genre ini merupakan spekulasi fiksi, misalnya hewan yang bisa berbicara layaknya manusia, kekuatan sihir, adanya dongeng, mitos, legenda, imajinasi, halusinasi, serta alam mimpi.
STIKOM
(19)
k) Horor
Dalam penciptaan film dengan genre horor, maka pembuatnya menurut bulettin Montase, bertujuan untuk memberikan rasa takut yang mendalam bagi penontontonnya. Selain memberikan rasa ketakutan, film ini juga memberikan teror, mimpi buruk serta kepanikan luar biasa terhadap penontonnya.
l) Misteri
Dalam genre ini kisahnya akan dimulai dengan kejadian yang tidak diketahui sebabnya yang kemudian dapat dipecahkan dengan petunjukpetunjuk yang dikumpulkan oleh di tokoh. Genre ini fokus pada kemampuan detektif, investigator swasta ataupun mata-mata untuk mengatasi misteri tersebut dengan mengumpulkan petunjuk-petunjuk, informasi investigasi dan pengambilan kesimpulan.
m) Romantis
Dalam materi kuliah Teori Film ditulis oleh Himawan Prastista disampaikan bahwa film romantis memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya.
n) Thriller
Film ini berbeda dengan film horor karena tujuan dari film ini bukan memberikan rasa ketakutan pada penontonnya, tapi lebih pada memberikan rasa ketegangan, penasaran dan ketidakpastian selama menonton film ini.
STIKOM
(20)
o) Genre Olahraga
Film olahraga mengambil kisah seputar aktifitas olahraga, baik atlet, pelatih, agen maupun ajang kompetisi. Film olahraga biasanya diadaptasi dari kisah nyata baik biografi maupun peristiwa besar olahraga lainnya. Cerita filmnya seringkali mengambil kisah seorang atlit pemula atau mantan atlit yang kembali berlaga.
p) Genre Drama
Pada penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa film drama adalah film yang lebih menekankan pada segi cerita. Dan pernyataan lain dari Joanne Parrent (2002:18), genre drama yaitu genre terbesar didunia, genre drama lebih ditekankan pada pendalaman dari karakter. Cerita dengan genre drama digambarkan secara realitis dengan dukungan dari setting lokasi yang nyata.
1.6 Genre Romantisme
Dalam materi kuliah Teori Film ditulis oleh Himawan Prastista disampaikan bahwa film romantis memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya.
1.7 Visual Effect
Menurut Didik Wijaya dalam SPECIAL EFFECT HISTORY AND TECHNIQUES-www.escaeva.com Visual Effect merupakan istilah sub-kategori dari special effect dimana gambar dan film dimanipulasi di dalam post production. Biasanya visual effect berurusan dengan integrasi antara adegan
STIKOM
(21)
manusia sungguhan(live-action shot) dengan CGI (Computer Generate imagery) atau elemen lain seperti miniatur dll.Dengan demikian efek yang dibuat dengan komputer yang masuk di dalam proses editing dikenal sebagai CGI (Computer Generate Imagery) effect atau visual effect bukan special effect.
STIKOM
(22)
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
3.1 Metodologi
Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.
3.1.1 Teknik Pengambilan Data
Untuk mendapatkan data penelitian, teknik pengambilan data dari informan melalui metode sebagai berikut:
a) Wawancara
Dalam sesi wawancara informan akan diberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan tema penelitian yang di angkat.
I. Informan
Informan merupakan sumber informasi yang memberikan data-data yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh peneliti. Menurut Spradley (1997), informan merupakan pembicara asli (native speaker). Dalam proses penelitian ini, teknik yang digunakan dalam menentukan informan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive (purposive sampling), yakni dengan mempertimbangkan bahwa orang-orang yang menjadi informan dianggap benar-benar tahu serta mempunyai hubungan dengan
STIKOM
(23)
permasalahan yang akan diteliti, oleh karena itu informan harus sesuai dengan:
1. Kategori Informan
Dalam hal ini kategori yang dibutuhkan sebagai informan ialah:
• Pelaku seni ludruk 2. Kriteria Informan
Agar data yang didapat akurat dan tepat, maka kriteria dari informan harus sesuai dengan yang diharapakan. kriteria tersebut yaitu:
• Pernah berkecimpung sebagai pelaku seni dalam seni tradisional ludruk
• Memiliki jam terbang yang tinggi sebagai pelaku seni ludruk b) Observasi
Pengamatan dilakukan untuk mendapat informasi yang lebih terperinci tentang seni tradisional ludruk. Agar film pendek yang dibuat sesuai dengan tema dan cerita.
c) Studi Pustaka
Agar tidak terjadi salah paham dalam proses pengumpulan data, maka informasi yang diperoleh akan disamakan dengan teori atau pendapat dari sumber yang pernah ada. Informasi tersebut disamakan melalui proses tinjauan pustaka.
STIKOM
(24)
3.1.2 Teknik Analisis Data
Menurut Moleong (2005) analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.
Miles (1992) menjabarkan analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan, yaitu:
1. Reduksi data
Memilih data yang didapat dari penelitian dan hasil wawancara dengan pelaku ludruk sebagai informan di lapangan yang dianggap sesuai dengan masalah penelitian
2. Penyajian data
Merancang data hasil wawancara yang telah dipilih atau diseleksi dari keseluruhan data kasar di lapangan selama proses penelitian tentang ludruk. Selanjutnya, dibentuk dalam bagan yang digunakan dalam analisis data
3. Verifikasi dan kesimpulan
Menyimpulkan data hasil penelitian dan wawancara tentang ludruk yang telah direduksi dan disajikan.
STIKOM
(25)
3.2 Studi Eksiting
Dalam proses pembuatan film, proses penelitian terhadap studi terdahulu sangatlah penting. pemahaman dan pengamatan yang teliti dapat memudahkan proses pembuatan film Tandhak, studi eksiting juga dilakukan dengan memahami dan mempelajari dari film-film yang pernah beredar sebelumnya. hal ini dilakukan agar kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan film dapat dimengerti. Penelitian film-film terdahulu dapat dilakukan bedasarkan SWOT film berikut.
a. The Little Comedian
Gambar 3.2.1 Potongan Adegan Film Little Comedian
• Strenght: Unsur komedinya melekat dengan pembawaan karakter, terdapat dramatisasi cerita karena film mengambil background keluarga.
• Weaknesess: Gaya lelucon khas Thailand yang tidak mudah dipahami pada beberapa scene, yg membuat alur leluconnya datar.
STIKOM
(26)
• Opportunity: Menjadi film drama komedi yang kental akan budaya Thailand sendiri
• Threat: Pemahaman audience tentang komedi berbeda-beda
b. Preman in Love
Gambar 3.2.2 Potongan Adegan Film Preman in Love
• Strenght: Segi cerita unik dan menghibur, teknik pengambilan gambar dan angle bagus, mampu menyisipkan unsur humor yang fresh dan pendidikan yang baik tanpa menggurui.
• Weaknesess: Terdapat beberapa unsur sexualitas didalamnya.sehingga tidak cocok apabila di tonton audience dibawah 17 tahun
• Opportunity: Memberikan pesan moral akan pendidikan di Indonesia
• Threat: Aspek nilai pendidikan dalam suatu film masih dipertanyakan keabsahannya
STIKOM
(27)
c. Kick Ass
Gambar 3.2.3 Potongan Adegan Film Kick Ass
• Strenght: Teknik pengambilan gambar dan angle bagus, penataan effect visualnya rapi, mampu menyisipkan unsur humor yang fresh
• Weaknesess: Sangat kental unsur kekerasannya tanpa sensor dan beberapa unsur sexualitas didalamnya.
• Opportunity: Memberikan pemahaman tentang teknik penggabungan visual effect dengan film live shot
• Threat: Penggabungan teknik visual effect dengan live shot masih sulit tanpa adanya dukungan perlatan yang memadai
3.3 Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang diambil dari pengamatan film – film di atas: JUDUL FILM
The Little Comedian Preman in Love
Kick Ass
Tabel 3.1 Pengamatan Pada Film
STIKOM
(28)
Kesimpulan:
• Dalam pembuatan film, teknik pengambilan gambar dan angle yang baik sangat penting untuk hasil visual yang bagus
• Pesan yang dapat diambil dalam sebuah film penting bagi audience
• Ide dan cerita yang diangkat mempengaruhi kualitas dari film
3.4 Segmentasi, Targeting, Positioning
3.4.1 Geografis:
a) Ukuran keluarga : Kota besar b) Kepadatan : Tengah kota
3.4.2 Demografis:
a) Usia : 17-25
b) Gender : L/P c) Ukuran Keluarga : 4+(sedang) d) Pendidikan : Sma-kuliah
3.4.3 Targeting
Target dalam pembuatan film ini tidak terlalu spesifik, namun lebih ditujukan pada para mahasiswa.
STIKOM
(29)
3.4.4 Positioning
Film pendek ini bertemakan cinta dengan background ludruk yang dikemas dengan genre romantisme. Bahasa khas jawa timuran dipakai didalam film, beberapa penggabungan teknik visual effect dan alur cerita yang kocak bertujuan untuk menghibur audien.
3.5 Analisis Data
3.5.1 Hasil
Dari hasil pengumpulan data dengan metode wawancara terhadap Ary salah satu pelaku kesenian ludruk, maka didapatlah sebuah informasi bahwa ludruk mengalami masa yang suram. Dimana setiap pergelaran pertunjukan peminatnya berkurang meskipun ludruk mempunyai penggemar sejati yang tidak banyak jumlahnya. Ludruk kehilangan masa kejayaannya mengingat perkembangan zaman yang modern. Para seniman ludruk pun terbilang kurang siap menghadapi perkembangan zaman.
Meskipun berkurangnya peminat. Para seniman ludruk tetap nyaman menjalani profesinya itu. Menjadi seorang tandhak bagi Ary dan salah satu informan yang bernama Santo merupakan sebuah passion bagi mereka. Mereka serasa bebas berbagi peran tandhak dalam sebuah pergelaran ludruk. Walaupun upah yang didapat hanya sedikit, Beberapa tandhak (laki laki pelaku ludruk) juga ada yang sudah berkeluarga. Mereka menjalani kehidupannya secara normal, masing – masing dari mereka juga
STIKOM
(30)
punya cita-cita, salah satunya Ary yang masih aktif sebagai mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di Surabaya. Jadi, Ludruk bukan hanya pergelaran seni pertunjukan biasa, ludruk mempunyai ciri khas dan tetap eksis meskipun terkikis dalam perkembangan jaman. Para pelaku seni ludruk juga mempunyai visi dalam menjalani kehidupannya.
3.5.2 Metode Pencarian Kata Kunci (Keyword)
Pencarian kata kunci atau keyword ditujukan untuk pengarahan perancangan film ini kedepannya. Oleh karena itu data dan hasil penelitian sebelumnya menjadi acuan dalam proses penentuan keyword. Berikut adalah perancangan keyword.
Wawancara dan Observasi
Eksistensi Ludruk Ciri Khas Seni pertunjukan
tradisional
Peran
Tabel 3.5 Perancangan Keyword
3.5.3 Deskripsi Konsep
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, konsep yang diperoleh untuk pembuatan film Tandhak adalah Peran. Berikut diskripsi dari konsep ini
STIKOM
(31)
Peran
Penggambaran kata peran pada konsep ini adalah sosok yang berperan dalam sebuah pertunjukan ludruk. Ludruk yang memang berupa pertunjukan lelucon atau komedi dijadikan inti cerita yang digabung dengan konsep film yang bergenre romantisme. Konsep peran adalah seorang tandhak yang jatuh cinta kepada salah seorang penggemar seni pertunjukan ludruk. Ciri khas yang ditampilkan dari seorang tandhak menjadi hal menarik yang dapat divisualkan dalam film.
3.6 Alur Perancangan Karya
Berikut adalah bagan susunan alur perancangan karya. Pembuatan film pendek ini diawali dengan pencarian ide dan ditambah data yang berasal dari studi literatur, studi eksisting dan wawancara. Setelah fix, konsep pun jadi. Maka langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis. Sinopsis berkembang menjadi skenario. Pada skenario yang telah final, bisa diketahui shot list, setting lokasi, peralatan syuting yang akan dipakai dan dana yang diperlukan. Semua itu masuk ke dalam proses pra produksi. Untuk produksi, yang dilakukan adalah merekam gambar dan suara. Untuk memudahkan editing, saat syuting, jangan lupa menulis laporan pada script continuity report. Pada proses pasca produksi, dilakukan pemilihan gambar, yang lalu disusun sesuai skenario, dan diberi audio yang mendukung. Jika telah fix, maka langkah selanjutlah adalah render.
STIKOM
(32)
Berikut gambar alur perancangan karya film pendek berjudul Tandhak:
IDE DATA
KONSEP
SINOPSIS
SCENARIO
MEREKAM GAMBAR + SUARA
EDITING ALUR PEMIKIRAN
RENDERING
Gambar 3.1 Bagan Alur Perancangan Karya
3.7 Ide dan Konsep
Ide pembuatan film ini berawal dari keprihatinan terhadap perkembangan seni teater rakyat ludruk di Jawa Timur khusunya Surabaya. Masyarakat seakan meminggirkan seni teater rakyat Jawa Timur ini yang sudah berdiri dari berpuluh tahun yang lalu. Ludruk juga kebanyakan diangkat hanya menjadi film dokumenter,dari sini peluang untuk menciptakan film ludruk yang bergenre romantisme lebih menarik untuk dibuat. Serta ide terbentuk karena interaksi
STIKOM
(33)
langsung yang terjadi dengan salah pemeran ludruk yang masih eksis di surabaya dan seorang mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di Surabaya.
Konsep film pendek ini menceritakan tentang kemelut perjuangan cinta antara Pono,Djamino dan Ningsih. Seorang tokoh utama Pono akan diperankan oleh seorang tandhak ludruk asli. Setting lokasi sebagian besar berada dalam area panggung tempat pergelaran ludruk. Konsep komedi dibuat natural tanpa melebih-lebihkan visual effect yang akan diterapkan dalam film ini. Ludruk digunakan sebagai cerita utama filmnya.
3.8 Analisis Warna
Pada http://julio.staff.ipb.ac.id/2012/warna, yang diakses pada tanggal 25 Januari 2013, warna adalah sesuatu yang sederhana yang hanya mendapat respon akibat tangkapan mata, sehingga kadang membuat dikesampingkan oleh sebagian pihak, namun tak jarang membuat orang berlama-lama memilihnya. Dalam analisis warna, data dari STP (Segmentation, Targeting, and Positioning) dan keyword digunakan untuk mencari warna yang akan diterapkan dalam proses colour grading dan konsep wardrobe film pendek berjudul Tandhak ini, Warna yang sesuai dari keyword yaitu romantic seperti yang terlihat pada gambar 3.2
STIKOM
(34)
Gambar 3.2 Analisis Warna “Romantic”
Berdasarkan gambar 3.2, hasil analisis warna yang sesuai dengan keyword “peran” adalah romantic. Warna romantic dilambangkan dengan warna yang soft seperti yang terlihat di gambar. Nuansa warna-warna soft inilah yang akan diterapkan pada nuansa di dalam film pendek berjudul Tandhak ini.
STIKOM
(35)
BAB IV
IMPLEMENTASI KARYA
Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang hasil karya yang didapat berasal dari rancangan pada bab sebelumnya proses pembuatan film pendek. Pada BAB IV ini menjelaskan mengenai pelaksanaan produksi film pendek mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi.
4.1 Pra Produksi
4.1.1 Sinopsis
Film ini bercerita tentang kisah percintaan antara Ningsih dan seorang tandhak ludruk bernama Pono. Ningsih tertarik dengan Pono sejak pertama kali bertemu di suatu pementasan, tapi hubungannya tidak berjalan mulus karena Djamino yang juga cinta dengan Ningsih berusaha merusak. Meskipun kalah saingan, Djamino tidak menyerah. Alih-alih mencoba mempelet Ningsih, akibat kelalaian ajudannya pelet itu malah salah sasaran pada seorang seniwati teman Pono. Pada akhirnya Pono berhasil menikah dengan Ningsih dan dikaruniai anak bernama Amir. Suatu hari dia di ajak oleh Pono untuk ikut ngeludruk di suatu tempat. Sembari menunggu ayahnya dan pemain ludruk lainnya make up dan ganti kostum, ia bengong
STIKOM
(36)
di suatu sudut kamar kecil dan tak sengaja menemukan sebuah buku yang sudah usang lalu membacanya.
Tidak jelas apa sebenarnya buku itu, tetapi dibuku itu diceritakan perebutan cinta antara Pono,Djamino, dan 1 wanita yaitu Ningsih. Ningsih adalah seorang wanita yang sangat menggemari ludruk, Pono adalah seorang tandhak ludruk,dan Djamino ya dia adalah seorang anak juragan bawang merah yang jaya di masanya. Di suatu ketika Ningsih jatuh cinta pada Pono saat pandangan pertama mereka bertemu di suatu pementasan ludruk di Surabaya. Ningsih kagum dengan performa Pono sebagai tandhak,sebenarnya Pono juga suka pada Ningsih tapi dia ragu karena setiap pentas dia melihat Ningsih selalu bersama Djamino. Djamino sangat cinta dengan Ningsih, tapi Ningsih tidak cinta dengan dia.
Karena beberapa kali bertemu dalam setiap pementasan, bertambahlah chemistry cinta yang dirasakan antara Pono dan Ningsih. Pono curhat kepada Santik sahabatnya atas apa yang dia rasakan.di suatu ketika Pono dan Djamino sama-sama terbuai membayangkan sosok Ningsih. Ada saja hal-hal mengejutkan yang mereka berdua lakukan. Melihat gelagat seperti itu Djamino langsung curiga, dia iri karena si Ningsih tak ada rasa dengan dia.Kemelut pun terjadi, di suatu ketika saat pono make up sebelum perform, santik mendatangi Pono. Mereka berdua beradu mulut dan akhirnya terjadi perkelahian. Dalam drama perkelahian si Pono dibantu Santik akhirnya mereka berdua dipisah oleh Ningsih. Ningsih kecewe dengan sikap Djamino. Akhirnya Ningsih tidak mau bertemu dengan dia.
STIKOM
(37)
Ningsih ingin menjalin hubungan dengan Pono.Tak hanya berhenti di situ saja,Djamino mencoba cara haram dengan mencoba memelet Ningsih meskipun dengan segala cara.Akibat kesalahan ajudannya peletnya malah salah sasaran ke seorang seniwati teman Pono.
Singkat cerita, Pono dan Ningsih akhirnya menikah. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Amir, ya Amir yang sedang membaca buku kenangan Ibunya si Ningsih. Beberapa saat kemudian ayah Amir yaitu Pono mulai pentas. Amir duduk di suatu deretan kursi dan secara tiba-tiba dia ditangi oleh sosok seorang wanita cantik, wanita itu duduk di sebelah Amir. Amir langsung terkejut,tak disangkanya wanita itu adalah Ningsih ibunya yang sudah 3 tahun tidak pulang karenan menjadi seorang TKI.
4.1.2 Skenario
Skenario adalah naskah tulis untuk sandiwara, film, atau sinetron secara rinci dari adegan-adegan yang disusun (Atmowiloto, 2011: 178). Dari skenario dapat diketahui soal jalan cerita, bukan hanya soal karakterisasi pemain, melainkan juga gambaran perkiraan pembiayaan, atau bahkan kira-kira siapa yang akan memainkan.
4.1 Skenario Film Pendek “Tandhak” SCENE 1
OPENING TEASTE INT-KAMAR 1 PONO-NINGSIH (DAY)
STIKOM
(38)
PEMAIN: PONO,NINGSIH
Saat bersantai di kamar, tiba-tiba Pono mendapat sebuah panggilan telpon dari Ningsih
Pono
(menjawab telpon)
Haloo
Ningsih
(menjawab telpon)
Haloo Assalamualaikum
Pono
(menjawab telpon)
Ono opo dek?
Ningsih
(menjawab dengan nada sabar)
Gak opo mas, waras kabeh ta nang kunu?
Pono
(menjawab)
Alhamdulillah waras kabeh nang kene, sampeyan yo opo nang kunu?
STIKOM
(39)
Ningsih
(bertanya)
Alhamdulillah waras mas, Amir to opo kabare?
Pono
(menjawab)
Oh anakmu ta? Sehat, embuh mau moleh sekolah dolen nang ndi
Ningsih
(menjawab dengan sabar)
Mek ngabari lek wulan ngarep insyaALLAh aku mulih
Pono
(menjawab)
oo.. tanggal piro dek?
Ningsih
(menjawab)
30 September
Pono
(menjawab)
STIKOM
(40)
30 September? Wah iku aku pas ono gedhong dek nang ludrukan
Ningsih
(bertanya)
oo.. lek ngunu ketemuan langsung nang gedung ae yo mas?
Pono
(menjawab)
Oh iyo gag opo wis
CUT TO:
SCENE 2
INT-MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 1
(EVENING)
PEMAIN: AMIR, PONO
Di area ruang make up beberapa tandhak dan seniwati sedang sibuk make up dan ganti kostum. Pono bergegas juga untuk merias diri dan Amir tertegun melihat beberapa tandhak yang sibuk make up.
Amir
(tertegun melihat tandhak sedang merias diri)
STIKOM
(41)
Woooo..
Pono
(melepaskan tangan Amir)
Entenono nang kunu le..
CUT TO:
---
Sambil bersiap merias diri, Pono menyuruh Amir menunggu di suatu sudut ruangan. Di situlah Amir duduk dan menemukan sebuah album foto yang misterius. Amir pun tertarik untuk melihat fotonya
(masuk ke cerita)
---
CUT TO:
SCENE 3
INT-LUDRUK STATE 1. (NIGHT)
PEMAIN: PONO, NINGSIH, DJAMINO, CAMEO
Stage terlihat sepi. Pono sedang ngeludruk, tiba-tiba dari kursi penonton datanglah Ningsih dengan Djamino, mereka berdua duduk bersebelahan.
Pono V.O
STIKOM
(42)
(tertegun melihat ningsih)
Ya Allah.. ayune arek iku
Ningsih
(ketawa kecil melihat Pono perform)
Hahaahahahah...
Djamino
(sambil mengupil, tertawa sinis)
Huh! Lucu apane.. wong yo banci ngunu kok..
Pono V.O
(senyum ke arah NIngsih)
Sopo yo jenenge.
Karena terlalu lama melamun Pono lupa kalau dia sedang pentas, tiba-tiba plakk!! Kepalanya dipukul dari belakang oleh temannya
Pono
(kesakitan)
Aduuuhhh!!!!..
Cameo
(gregetan menatap Pono)
STIKOM
(43)
Deloki opo kun cuk! Pringas.. pringis ae.. kerjo!
CUT TO:
SCENE 4
INT-MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 1. (NIGHT)
PEMAIN: PONO,SANTIK,CAMEO
Santik sedang sibuk merias diri sambil menunggu giliran manggung, tiba-tiba Pono dengan sumringah menyambar Santik. Dan seketika dandanan Santik jadi amburadul.
Pono
(girang sambil memeluk Santik)
Edyaann..edyaann..edyannn
Santik
(heran,menatap Pono tanpa ekspresi)
Saking senangnya Pono tidak menyadari bahwa make up Santik sudah amburadul
Pono
(menjambak Santik)
Wis taa.. jiaaann.. sumringaaah aku deloke
Santik
STIKOM
(44)
(menjawab dengan sinis)
Ono opo cuk?
Pono
(bercerita sambil membayangkan)
Mau loh cung.. pas nandhak, aku delok wedok uaaayyuu..jan keblinger aku deloke.. matanya, bibirnya..tresno aku pokoke
Santik
(menjawab santai sembari membetulkan konde)
Sek ta, emange areke gag gilo ndeloki awakmu?
Pono
(menjawab dengan nada tinggi sambil memukul jidad Santik)
Heh! Lambemu! Ngene iki yo jek doyan perawan..
Santik
(tertawa)
Hahhaha.. iyo iyo cung.. trus piye enake?
Pono
(bicara dengan nada pelan)
Lah yo iku.. piye yo carane kenalan ambek areke..
STIKOM
(45)
CUT TO:
SCENE 5
INT-MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 1. (EVENING)
PEMAIN: AMIR
Amir membuka lembaran album berikutnya perlahan-lahan ia mangamati suatu photo (masuk ke cerita)
SCENE 6
INT- LUDRUK STATE 2. (NIGHT)
PEMAIN: NINGSIH,DJAMINO,PONO,CAMEO
Suasana stage tetap sepi, Ningsih dan Djamino menonton pertunjukan ludruk lagi. Sambil menunggu giliran manggung Pono mengamati Ningsih dari sudut kiri panggung dengan terkagum.
Pono
(melihat Ningsih dengan kagum)
Byuh..byuh.. pancen ayu tenan arek iki
CUT TO:
Di lain sisi, Ningsih kebingungan,tidak sabar menunggu Pono perform
STIKOM
(46)
Ningsih
(dengan wajah bingung menggerutu dengan nada pelan)
Nang ndi yo arek iku kok gag muncul-muncul? Cckk..
Melihat Ningsih kebingungan, Djamino penasaran
Djamino
(penasaran)
Ono opo?
Ningsih
(menggelengkan kepala)
Tangan Djamino merambat nakal ke pundak Ningsih, seketika PLAKK!!!!! Muka Djamino terkena sikut Ningsih yang bertepuk tangan ketika Pono naik panggung
Ningsih
(bertepuk tangan)
Beberapa saat perform, Pono menoleh ke arah penonton, suasana hening hanya tersisa Ningsih dan Djamino
Ningsih
(menjawab)
STIKOM
(47)
Betulll!!!!!
Djamino
(menguap)
Hoaaaammmmm..
CUT TO:
SCENE 7
INT-MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 2.(NIGHT)
PEMAIN: PONO,CAMEO
Dalam ruangan make up terlihat beberapa tandhak menanggalkan kostumnya, terlihat Santik mondar-mandir mengeluh karena penontonnya semakin lama semakin sepi
Santik
(mondar-mandir sambil mengeluh)
Beuhh..lek ngene carane sui-sui awak dewe ora iso mangan iki..
Pono
(melamun membayangkan Ningsih sambil ngowoh)
Santik
STIKOM
(48)
(mengomel)
Lah lek ngelawak ora ono sing ndelok trus koyok opo? Sopo sing tepuk tangan?
Pono
(tetap melamun tak menghiraukan omelan Santik)
Santik
(mondar-mandir mengomel)
Mosok ben dino sing nonton podo mreteli, ono’o yo begejul lanang iku ambek bidadari senenganmu kui yo to?
CUT TO:
Santik sadar omelannya tidak dihiraukan oleh Pono yang sedang melamun, plakk!! Santik memukul bahu Pono..
Santik
(ngomel dengan nada tinggi)
Hoii!! Aku iki ket mau gundah kok awakmu enake ngowoh ae.. aku iki wedi karo nasibe Ludruk lek sui-sui peminate kurang.. trus yo opo awak dewe?
Pono
(menjawab dengan santai)
STIKOM
(49)
Wis too.. terimo ae.. sing penting kan duwe penonton setia, opo maneh sing nonton ayu koyok kui (Ningsih).. hiihihhii
Santik
(menepuk jidad)
Owalah no.. ojok mimpi.. de’e gelem ora karo awakmu? Trus awakmu wis kenalan durung?
Pono
(menjawab dengan nada pelan)
Lah iku.. aku iki was-was sopo yo lanang sing mesti ngancani arek iku?
Santik
(menyemangati)
Wis ta no.. ojo kuwatir sebelum janur kuning melengkung awakmu ojo nyerah.. yo ora? Wis to engko lek ketemu maneh langsung jaluken.. eh.. maksudku
langsung kenalan..
Pono
(menganggukkan kepala)
CUT TO:
STIKOM
(50)
SCENE 8
EXT-WARUNG (DAY)
PEMAIN: NINGSIH, DJAMINO, PONO, CAMEO
Pono melihat Ningsih berada di kerumunan orang, lalu Pono mendekati Ningsih dan berkenalan. Pono bertanya apakah Ningsih mau menonton pertunjukan ludruk besok malam.
Pono
(senyum dengan nada pelan)
Uhmm.. mbaknya yang nonton ludruk itu ya?
Ningsih
(menjawab dengan malu)
ii.iya mas, kenapa?
Pono
(menjawab dengan malu)
Ehmm.. nggak.. kalo boleh tau namanya sapa?
Ningsih
STIKOM
(51)
(senyum)
Ningsih..
Pono
(sembari menjulurkan tangan)
Aku Pono..
Uhmm.. besok mau gag liat ludrukan lagi?
Ningsih
(menjawab dengan ramah)
InsyaALLAH ya mas..
Pono
(bertanya dengan sunkan)
Uhmm.. kalau boleh tau.. mas yang nemenin kamu nonton itu sapa ya?
Ningsih
(menjawab dengan ragu)
Uhmm. Anu mas.. cumaa..
CUT TO:
Saat hendak menjawab seketika tangan Ningsih ditarik oleh Djamino yang memaksa Ningsih pulang
STIKOM
(52)
Djamino
(marah sambil menarik tangan Ningsih)
Loh..loh.. lah lapo awakmu ambek wedus gembel iki!! Ayo mulihhh..
Pono
(diam, melas meratapi Ningsih)
Ningsih
(berusaha berontak tangannya ditarik paksa)
Ccckk... duuhhh..
CUT TO:
SCENE 9
INT-WARUNG (DAY)
PEMAIN: DJAMINO,SUEP
Sembari bangun pagi, Suep yang sudah berada di warung seketika kaget didatangi Djamino sambil ngomel
Djamino
(marah dengan nada tinggi)
Ora iso ngunu!! Aku gag sudi de’e cidek karo wedus (Pono) iku..
STIKOM
(53)
Suep
(bertanya penasaran)
Lah yo lapo toh bos Ningsih nyideki wedus? Opo yo ora mambu?
Djamino
(menepok jidad)
Ya ampun.. angel ngomong karo arek gag tau sekolah iki.. Tandhak iku maksudku dul!
Suep
(menjawab polos)
Yo ben to bos.. wong mek nyedaki ae gag oleh.. sopo kon?
Djamino
(menjawab dengan nada tinggi)
Loh!! Koe iki yo opo seh? Aku iku tresno karo Ningsih ket sui.. pokoke Ningsih kudu jadi milikku! Gag oleh ambek wong liyo!!
Suep
(menjawab dengan santai)
STIKOM
(54)
Emange Nigsih yo gelem opo karo awakmu?
Djamino
(cegek,muka datar)
oo. Asssuuu..
CUT TO:
SCENE 10
INT-MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 1. (EVENING)
PEMAIN: AMIR,CAMEO
Amir membuka lembar halaman pertengahan pada album photo
CUT TO:
SCENE 11
INT-MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 3. (NIGHT)
PEMAIN: PONO,SANTIK,NINGSIH,DJAMINO,SEH,CAMEO
Djamino
(marah)
Oohh.. ngunu toh.. bagus!bagus!
STIKOM
(55)
Suep
(menanggapi polos)
Apane bos sing bagus?
Djamino
(menoleh ke arah Suep)
Asuuuu..
Suyit
(dengan nada tinggi)
Wis bos.. gasakan ae!
Keadaan mulai tegang,para tandhak mulai ketakutan
Pono
(dengan nada menantang)
Arep lapo kowe? Heh?
Suep
(sambil mendorong pundak Djamino)
Wis.. ayo bos maju!
Djamino
STIKOM
(56)
(cegek, berbalik ke arah Suep)
Asuuu.. yo koe toh sing maju.. aku bose!
CUT TO:
Djamino dan Pono berkelahi, akhirnya seisi ruangan terlibat perkelahian dan beberapa saat dipisah oleh Ningsih.
Ningsih
(emosi,teriak)
Mandeeeeekkkkk!!
CUT TO:
Mendengar Ningsih teriak, seketika perkelahian berhenti, Ningsih mendatangi Djamino dan hendak menamparnya
Ningsih
(menampar Djamino)
Plakkkk!!!!
Djamino
(malu,mengancam Pono)
Deloken yo !! titenono..
STIKOM
(57)
Akhirnya Djamino dan ajudannya pulang dengan rasa malu dan kecewa, Ningsih menolong Pono berusaha menetralkan suasana
CUT TO:
SCENE 12
INT-TERAS RUMAH (EVENING)
PEMAIN: DJAMINO,SUEP
Suasana di teras rumah sunyi,hanya terdengar omelan Djamino
Djamino
(emosi)
Aku gag terimo!!!! Isin aku diperlakukno koyok ngono!!
Suep
(bertanya polos)
Loro to bos?
Djamino
(menanggapi Suep dengan gregetan)
Loro asuuuuu..
Suyit
STIKOM
(58)
(dengan nada santai)
Piye lek gawe jalan pintas?
Djamino
(menanggapi)
Opo cuk?
Suyit
(dengan santai)
Dukun! Cinta ditolak dukun bertindak!
Djamino
(senyum setan)
Ya..ya...ya..
CUT TO:
SCENE 13
INT-RUMAH DUKUN 1. (DAY)
PEMAIN: MARPUAH,DJAMINO,SUEP,SUYIT,CAMEO
Djamino datang dengan Suep dan Suyit. Setelah masuk mereka langsung disambut oleh si dukun Marpuah beserta asistennya.
Marpuah
STIKOM
(59)
(bertanya dengan tegas)
Arep melet sopo!
Djamino
(kaget plonga plongo)
Kkook.. mbah ngerti?
Marpuah
(menjawab dengan santai)
Yo ngerti lah.. gag moco iku tah!
Sambil menunjuk ke arah sebuah tulisan “Hanya Menerima Pelet, Bukan Santet!”
Djamino
(mengutarakan maksud sambil menyodorkan foto Ningsih)
Oooohh.. iki mbah aku wis tresno karo arek ikin tapi ditolak
Cameo-banci
(menanggapi dengan sinis)
Hmm.. pantes ditolak.. wong dapuranmu koyok ngunu
Suep,Suyit
(tertawa kecil)
STIKOM
(60)
Hihihihihi
Djamino
(menoleh ke Suep,Suyit)
Asuuuu..
Marpuah
(melotot)
Yowis! Entenono..
CUT TO:
Sambil jampi-jampi, Marpuah menyuruh asistennya untuk mengambilkan bahan pelet
Marpuah
(menyodorkan bahan peletnya)
Nyoooohhh..banyu iki siramen nang latar omahe awan-awan pas wayahe Suro
Djamino
(senyum setan)
Oh.. iyo..iyo
Cameo-banci
STIKOM
(61)
(menyindir)
Awas salah omah..
Djamino
(memandang banci dengan sinis sembari menyodorkan uang)
Iyo yoh! Wis iki mbah..
Marpuah
(matanya binar sambil menghitung uang)
Hahhaa.. ingih-inggih matur nuwun .
Djamino
(cegek,muka datar sambil melihat Marpuah)
Marpuah
(melotot)
Loh! Jek lungguh!Opo maneh! Ndang mbaliko..
Djamino
(memelas sembari memegang ramuan)
Hhmm.. susuke mbah? Hehe
Marpuah
STIKOM
(62)
(melotot emosi)
Gag duwe duek cilik! Arep lapo!
Cameo-banci
(menyindir)
Hmm.. kere!
Djamino
(melirik banci dengan sinis)
CUT TO:
SCENE 14
EXT-HALAMAN RUMAH. (DAY)
PEMAIN: SUEP,SEH
Keadaan di sekitar terlihat sepi, Suep menyusup ke halaman, dia menyiram air kembang ramuan marpuah si dukun
Suep
(kebingungan)
Aduuhh.. piye iki lali takok nomer omahe sing endi? Wis embuh.. bonda bandi ketiban dadi..
CUT TO:
STIKOM
(63)
Akhirnya Suep menyiramkan air ke halaman rumah, tapi sayangnya Suep salah sasaran yang disiram ternyata halaman rumah Seh, teman Pono
CUT TO:
SCENE 15
INT-LUDRUK STATE 3. (NIGHT)
PEMAIN: DJAMINO,NINGSIH,SEH,PONO,CAMEO
Saat pertunjukan ludruk Djamino sengaja mendekati Ningsih, dia kira mantranya tepat sasaran dengan pedenya dia mencolek-colek dan bibirnya maju hendak mencium Ningsih. Dengan emosi Ningsih menampar Djamino dan pergi.
Djamino
(menyodorkan bibirnya)
mm..mmmuuuu..mmuuaaccchhh
Ningsih
(jijik,marah,menampar)
Plaaaaakkk!!!!!
CUT TO:
Kemudian ningsih pergi, Tak disangka dari panggung,turunlah wanita bernama Seh langsung tergila gila mengejar Djamino, Djamino ketakutan dan kabur. Seh adalah korban pelet salah sasaran dari Djamino.
STIKOM
(64)
Seh
(lari mendekati Djamino sambil meyodorkan bibirnya)
Mas Djaminooo...
Djamino
(kaget dan lari ketakutan)
CUT TO:
SCENE 16
EXT-EVERYWHERE 1. (DAY)
PEMAIN: PONO,NINGSIH
Ningsih menunggu pono di suatu tempat, tak lama kemudian dengan mengayuh sepedanya pono akhirnya datang.
Pono
(senyum malu)
Ningsih..
Ningsih
(membalas senyuman)
Mas Pono..
STIKOM
(65)
CUT TO:
Pono mengutarakan cintanya kepada Ningsih. Ningsih mengiyakan dan akhirnya mereka berdua menjalin hubungan serius.
Pono
(sambil memegang tangan Ningsih)
Ningsih.. aku tresno karo koe sejak aku memandangmu pertama kali di panggung itu.
Ningsih
(menjawab malu)
Aaaakuu,, juga..
Pono
(deg-degan)
Ehmm.. trus.. piye penake iki?
Ningsih
(polos)
Maksude?
Pono
STIKOM
(66)
(menjawab dengan malu, centil)
Aaahh.. dek Ningsih kayak gag tau ajah.. iituu..tuh
Ihiiii... mau gag?
Ningsih
(cemas)
Ehmm.. tapi.. tapi anu mas..
Pono
(mulai cemas,melas)
Loh.. anuu kenapa?...gag suka ya?
Ningsih
(menjawab malu dengan senyum kecil)
Anuu mas.. Ningsih mintanya langsung dilamar..
Pono
(girang bahagia sambil memeluk Ningsih)
Oh iyo? Huaaahhhahahahahahaa.
CUT TO:
STIKOM
(67)
SCENE 17
INT-EVERYWHERE 1. (DAY)
PEMAIN: DJAMINO,SEH
Djamino ditawan oleh Seh di suatu tempat karena Seh terlanjur tergila-gila oleh Djamino karena peletnya
Seh
(bertanya mengancam)
Haha.. ayoo pilih endi kawin ambek aku.. opo ta nngenekno ping sepuluh! Heh!
CUT TO:
Sambil menyodorkan gunting rumput ke arah kemaluan Djamino, karena sedang disekap Djamino tak berkutik
Djamino
(menggelengkan kepala)
Seh
(melotot, emosi)
Heh!Opo! gelem ora!
STIKOM
(68)
Seh mendekati Djamino, tangannya memegang kepala Djamino, dan dia
memaksa Djamino menganggukkan kepala CUT TO:
SCENE 18
INT‐MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 1. (NIGHT)
PEMAIN: AMIR,CAMEO
Setelah selesai melihat album photo Amir beranjak menuju kursi penonton untuk melihat pono perform.
CUT TO:
SCENE 19
INT-LUDRUK STATE 1.(NIGHT)
PEMAIN:AMIR,NINGSIH,PONO,CAMEO
Tidak banyak penonton yang hadir, deretan kursi tetap sepi. Tetapi beberapa saat kemudian datang seorang wanita yang duduk langsung di sebelah Amir. Sontak Amir kaget, dia senyum ke arah wanita itu. Wanita itu sembari memeluk Amir. Dialah Ningsih ibu dari Amir hasil pernikahannya dengan Pono. Ketika Pono mulai perform dengan menari rema tanda pembukaan ludruk, terlihat senyum di bibirnya, wajahnya sumringah melihat Ningsih istrinya sudah kembali berkumpul bersama-sama dengan anaknya setelah sekian tahun mengadu nasib menjadi TKI di negeri orang.
STIKOM
(69)
CUT TO:
CLOSING
4.1.3 Treatment
OPENING TEASTE INT-KAMAR 1 PONO-NINGSIH (DAY)
Suasana kamar tenang. Saat bersantai, tiba-tiba Pono mendapat sebuah panggilan telpon dari Ningsih
INT. MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 1.EVENING
Pono bergegas untuk make up, sedangkan Amir tertegun melihat beberapa tandhak yang sedang sibuk mempoles diri untuk manggung. Kemudian Amir pindah di suatu sudut ruangan kecil. Setelah beberapa saat Amir bengong tidak sengaja menemukan sebuah album usang yang berisi sebuah kumpulan foto. Dia tertarik untuk melihatnya.(masuk ke cerita)
INT. LUDRUK STATE 1. NIGHT
Pono sedang ngeludruk, tiba-tiba datanglah Ningsih dengan Djamino, mereka berdua duduk bersebelahan. Ketika menghadap ke penonton, seketika mata Pono tertuju pada salah satu penonton yaitu Ningsih. Begitu pula Ningsih, dia pun menunjukkan rasa ketertarikannya saat dia
STIKOM
(70)
memandang Pono. Timbullah rasa ketertarikan antara mereka berdua saat pandangan pertama.
INT. MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 1. NIGHT
Pono berlari girang ke arah Santik yang sedang make up, sambil memeluk dan meremas pundak Santik, Pono tidak sadar bahwa muka Santik yang sudah dimake up rapi akhirnya amburadul. Kemudian Santik bertanya pada Pono ada apa? Pono langsung menceritakan apa yang dialaminya barusan.
INT. MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 2. EVENING
Amir membuka lembaran album berikutnya perlahan-lahan ia mangamati suatu photo
INT. LUDRUK STATE 2. NIGHT
Ningsih dan Djamino menonton pertunjukan ludruk lagi. Sambil menunggu giliran manggung Pono mengamati Ningsih dari sudut kiri panggung dengan terkagum. Ningsih kebingungan menunggu giliran Pono perform dan Djamino tanya kenapa? Ningsih menggelengkan kepala, seketika Pono perform Ningsih girang bertepuk tangan. Pono melihat ke arah penonton sepi sekali hanya tersisa Ningsih yang bertepuk tangan dan Djamino yang sedang menguap.
STIKOM
(71)
INT. MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 2. NIGHT
Santik mengeluh karena penontonnya semakin lama semakin sepi, tapi Pono senang meskipun penonton sepi tapi dambatan hatinya Ningsih tetap setia menonton. Curhatlah Pono kepada Santik.
EXT. WARUNG. DAY
Pono melihat Ningsih berada di kerumunan orang, lalu Pono mendekati Ningsih dan berkenalan. Pono bertanya apakah Ningsih mau menonton pertunjukan ludruk besok malam. Ningsih menjawab InsyaALLAH. Lalu pono bertanya siapa cowok yang selalu bersamanya? Saat mau menjawab seketika Ningsih diajak paksa pulang oleh Djamino.
INT. WARUNG KOPI. DAY
Djamino berbicara dengan ajudannya Suep. Dia marah-marah karena cemburu melihat perlakuan Ningsih ke Pono yang berbeda. Sambil buang air besar mereka berdua adu argumen. Suep menyarankan agar langsung melabrak Pono.
INT. MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 3. EVENING
Amir membuka lembar halaman pertengahan pada album photo
INT. MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 3. NIGHT
Beberapa saat kemudian Djamino bersama ajudannya Suep dan Suyit datang menggebrak pintu. Mereka bersitegang dengan Pono dan pemain
STIKOM
(72)
ludruk lainnya yang ada di situ. Djamino menantang Pono berkelahi, akhirnya seisi ruangan terlibat perkelahian dan beberapa saat dipisah oleh Ningsih. Ningsih menampar Djamino, dan Djamino tidak terima akhirnya pulang.
INT. TERAS RUMAH. EVENING
Djamino marah tidak terima diperlakukan Ningsih seperti itu, Suep memberikan saran agar Djamino pergi ke dukun untuk mempelet Ningsih. Dan dia pun setuju.
INT. RUMAH DUKUN 1. DAY
Djamino datang dengan Suep dan Suyit. Setelah masuk mereka langsung disambut oleh si dukun Marpuah beserta asistennya. Djamino mengutarakan maksud dan Marpuah langsung membuat jampi-jampi.
EXT. HALAMAN RUMAH. DAY
Suep menyusup ke halaman, dia menyiram air kembang ramuan marpuah si dukun. Tapi Suep salah sasaran.
INT. LUDRUK STATE 3. NIGHT
Saat pertunjukan ludruk Djamino sengaja mendekati Ningsih, dia kira mantranya tepat sasaran dengan pedenya dia mencolek-colek dan bibirnya maju hendak mencium Ningsih. Dengan emosi Ningsih menampar Djamino
STIKOM
(73)
dan pergi. Tak disangka dari panggung,turunlah wanita bernama Seh langsung tergila gila mengejar Djamino, Djamino ketakutan dan kabur. Seh adalah korban pelet salah sasaran dari Djamino.
EXT. EVERYWHERE 1. DAY
Ningsih menunggu pono di suatu tempat, tak lama kemudian pono akhirnya datang. Pono mengutarakan cintanya kepada Ningsih. Ningsih mengiyakan dan akhirnya mereka berdua menjalin hubungan serius.
INT. EVERYWHERE 1. DAY
Djamino ditawan oleh Seh yang sudah tergila-gila karena peletnya. Seh meminta Djamino untuk segera menikahinya, kalau tidak Djamino akan disunat paksa oleh Seh 10x.
INT. MAKE UP ROOM LUDRUK STATE 4. NIGHT
Setelah selesai melihat album photo Amir beranjak menuju kursi penonton untuk melihat pono perform.
INT. LUDRUK STATE 1. NIGHT
Tidak banyak penonton yang hadir, deretan kursi tetap sepi. Tetapi beberapa saat kemudian datang seorang wanita yang duduk langsung di sebelah Amir. Sontak Amir kaget, dia senyum ke arah wanita itu. Wanita itu
STIKOM
(74)
sembari memeluk Amir. Dialah Ningsih ibu dari Amir hasil pernikahannya dengan Pono. Ketika Pono mulai perform dengan menari rema tanda pembukaan ludruk, terlihat senyum di bibirnya, wajahnya sumringah melihat Ningsih istrinya sudah kembali berkumpul bersama-sama dengan anaknya setelah sekian tahun mengadu nasib menjadi TKI di negeri orang.
CLOSING
4.1.4 Penokohan
Penokohan dalam film sangat penting untuk mendapatkan peran yang pas sesuai dengan karakter tokoh yang diperlukan dalam cerita beberapa tokoh yang digunakan dalam cerita:
Tabel 4.2 Watak Penokohan
Pono Pemuda berusia 23 tahun, seorang tandhak, introvert, protagonis,polos, tapi pemberani
Ningsih Cewek berumur 21 tahun, pecinta ludruk khusunya seorang tandhak,protagonis, ekstrovert, supel, cerdas, dan baik hati
Djamino Pemuda berusia 24 tahun, anak juragan bawang merah,Antagonis, egois, sok pede, licik, penakut, rada melambai.
Amir Anak berusia 6 tahun, protagonis, suka ingin tahu, ekstrovet, anak dari Pono dan Ningsih
Suep Pemuda berusia 22 tahun, antagonis,bego,polos, ajudan Djamino Marpuah Wanita berusia 27 tahun, seorang dukun pelet, tegas, dan jahat
Seh Wanita berusia 25 tahun, rada gila, polos
Santik Tandhak berumur 52 tahun, sahabat pono, protagonis emosi,pemberani.
Santo Tandhak berumur 70 tahun, sahabat Pono, protagonis
STIKOM
(75)
4.1.5 Crew Produksi
• PRODUCER : Yurizko Septiryan
• LINE PRODUCER : Fara Raissa Putri
• SUTRADARA : Yurizko Septiryan
• ASS. SUTRADARA : Ari Setiawan
• SCRIPT WRITER : Yurizko Septiryan
• SCENARIO : Yurizko Septiryan
• D.O.P : Yurizko Septiryan
: Eko Adi Wijaya
• UNIT MANAGER : Yurizko Septiryan Fara Raissa Putri
• CAMERAMEN 1 : Eko Adi Wijaya
• CAMERAMEN 2 : Yudhisti Eko
• CAMERAMEN 3 : Yurizko Septiryan
• ART DIRECTOR : Yuda Ari
• SET LIGHTING : Yuda Ari
• SET LOCATION : Yudhisti Eko : Yuda Ari
• MAKE-UP : Ari Setiawan
• CASTING : Yurizko Septiryan
: Ari Setiawan
• SCORING MUSIC : Yurizko Septiryan
STIKOM
(76)
• AUDIOMAN : Yudhisti Eko
• EDITOR : Yurizko Septiryan
• GRAFIS : Haristya Nugraha
• KONSUMSI : Fara Raissa Putri
4.1.6 Lokasi Syuting
Tabel 4.3 Lokasi Shoting
INT-MAKE UP ROOM LUDRUK
STATE
22 - 9 – 2012 (09:00 – 16:00)
Gedung Kesenian Ludruk Irama Budaya
LUDRUK STATE 13 – 14 – 2012 (09:00 – 16:00)
Gedung Kesenian Ludruk Irama Budaya
EXT-WARUNG 29 – 9 – 2012 (09:00 – 13:00)
Kawasan Gedung Kesenian Ludruk Irama Budaya
EXT – TERAS RUMAH
30 – 9 -2012 (12:00 – 18:00)
Jl. Simo Gunung 1/30 Surabaya
INT-RUMAH DUKUN
30 – 9 -2012 (12:00 – 18:00)
Jl. Simo Gunung 1/30 Surabaya
STIKOM
(77)
EXT-HALAMAN RUMAH
7 – 10 – 2012 (12:00 – 15:00)
Kawasan Kodam Brawijaya Surabaya
INT-EVERYWHERE 24 – 11 – 2012 (09:00 – 17:00)
Taman Prestasi Surabaya Gedung Kesenian Ludruk Irama
Budaya
4.1.7 Anggaran Produksi
Tabel 4.4 Anggaran Produksi
Keterangan Durasi Waktu Harga Satuan Total Sub Total Ket
ARTIST / TALENT
1 Ari Setiawan 9 Hari Rp. 300.000 Paket
2 Arienta Dian 7 Hari Rp. 250.000 Paket
3 Ali 7 Hari RP. 250.000 Paket
4 Tandhak 5 Hari
Rp. 35.000
(175.000 x 4) = Rp. 700.000
4 orang
5 Panjak 1 Hari
Rp. 20.000
(20.000 x 5) = Rp. 100.000
5 orang Rp. 1.600.000
EQUIPMENT
1 Kamera DSLR Canon 7D : 1 unit
Rp. 15.000.000
pribadi 2 Kamera DSLR Canon
60D : 1 unit
3 Kamera DSLR Canon 550D : 1 unit
4 Mic Boomer : 1 unit 5 Audio Recorder : 1 unit 6 Lampu 150 watt : 1
unit
7 Lampu 500 watt : 1 unit
8 Lampu 300 watt : 1 unit
1 Hari Rp. 50.000 Rp. 50.000
STIKOM
(78)
9 Lampu 1000watt : 1 unit
10 Slider 3 Hari Rp. 100.000 Rp. 300.000 11 Tripod Kamera : 2 unit
12 Memory Card CF Canon 7D 8Gb : 1 unit 13 SD Card 8 Gb : 2 unit
14 PC Hardware Rp. 6.500.000 pribadi
Rp. 21.850.000
PERIJINAN LOKASI
1 Gedung Kesenian Ludruk Irama Budaya
6 Hari Rp. 85.000 Rp. 510.000
Rp. 510.000
KONSUMSI
1 Makan Crew + Talent 70 Pak Rp. 10.000 Rp. 700.000 2 Air Mineral 4 Dos Rp. 25.000 Rp. 100.000
Rp. 800.000
GRAND TOTAL Rp. 24.760.000
4.1.8 Jadwal Kerja
Tabel 4.5 Jadwal Kerja
URAIAN
TARGET WAKTU PER MINGGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PRA PRODUKSI
Membuat skenario Membuat Treatment Membuat Rundown Shooting Melengkapi perijinan dan lokasi Merekrut crew Produksi Membuat breakdown budget Hunting lokasi Melengkapi properti & set
STIKOM
(79)
Menyewa alat
Wardrobe / make up
PRODUKSI
Shooting Logistic Evaluasi Produksi - Controlling
PASCA PRODUKSI
Editing Color Grading Scoring music
Merchandizing
Promosi Film - Penayangan
4.2 Produksi
Setelah semua persiapan pra produksi selesai selanjutnya adalah tahap produksi, yaitu shooting. Pelaksanaan shooting sesuai pada rundown shooting.
Beberapa peralatan untuk produksi adalah :
Kamera DSLR Canon 7D 1 Unit
Kamera DSLR Canon 60D 1 Unit Kamera DSLR Canon 550D 1 Unit Lensa Fix 50 mm 2 Unit Lensa 18-135 mm IS 2 Unit
Batterai Kamera DSLR 4 Unit
Lighting Halogen 1000 watt 1 Unit Lighting 500 watt 1 Unit Lighting 150 watt 1 Unit
STIKOM
(80)
Tripod Kamera 2 Unit
Reflektor 1 Unit
Mic Boomer 1 Unit
Audio corder 1 Unit
Tripot Boomer 1 Unit
Headphone 1 Unit
Cleper 1 Unit
Slider Kamera 1 Unit
Dalam produksi film ini terdapat beberapa scene sebagai penguat cerita. Beberapa potongan scene film pendek ini sesuai dengan scenario yang telah dibuat dalam pra produksi. Contohnya sebagai berikut:
Tabel 4.6 Potongan Scene Film “Tandhak”
Scene Gambar Keterangan
1
Ex.Close Up
Full Shoot
Scene 1 ini adalah Intro. Di sini dijelaskan asal mula cerita dan siapa tokoh dalam film pendek ini. Di dalam adegan Pono sedang berbicara lewat telpon dengan Ningsih, istrinya yang akan pulang selepas menjadi TKW di negeri orang. Ningsih ingin melepas kangen dengan suami dan anaknya di gedung pementasan ludruk
- Pengambilan gambar pada scene ini adalah
ex.close up, close up, dan full shoot.
- Ex.Close Up digunakan untuk memperjelas
scene pada opening bunyi dering HP panggilan dari Ningsih
- Full Shoot memperjelas scene ketika Pono
STIKOM
(81)
Close Up
menanggapi telpon dari Ningsih
- Close Up merupakan pengambilan gambar
untuk memperlihatkan ekspresi Pono ketika berdialog dengan Ningsih melalui HP
3
Full Shoot
Medium Shoot
Long Shoot
Scene ini menjelaskan flashback asal mula bertemunya Pono dan Ningsih. Sepintas terlihat ludrukan yang salah satu tandhaknya diperankan oleh Pono. Ningsih yang sangat menggemari ludruk berbeda pandangan dengan Djamino yang tidak suka dengan ludrukan dan menganggap remeh sosok tandhak. Pono terlihat langsung jatuh cinta saat melihat Ningsih dari penonton
- Pengambilan gambar pada scene ini adalah full
shoot, medium shoot, dan long shoot.
- Full Shoot digunakan dalam adegan ludrukan
yang memperlihatkan sekumpulan tandhak bersandiwara di panggung
- Medium Shoot pengambilan gambar adegan
Djamino dan Ningsih untuk memperlihatkan kharakter mereka yang saling bersebrangan
- Long Shoot pengambilan gambar pertama dari
visual album photo yang digunakan dalam cerita
4
Medium Shoot
Close Up
Di balik panggung Pono menjelaskan perasaannya kepada para sahabatnya yaitu Santik, Santo. Dia sumringah ketika pertama kali melihat Ningsih dari atas panggung, namun dia diperingatkan oleh Santo agar dia mawas diri sebagai seorang tandhak, apakah seorang wanita mau dengan seorang tandhak?
- Pengambilan gambar pada scene ini adalah
medium shoot, dan close up
- Medium Shoot pengambilan gambar yang
digunakan dalam dialog Pono dengan Santik salah seorang sahabatnya
- Close Up pengambilan gambar yang
memposisikan Pono di tengah untuk
STIKOM
(82)
memperjelas dialog ketika dia dalam posisi terjepit karena mendapat hujatan dari teman-temannya.
9 - 12
Full Shoot
Close Up
Merasa mendapat perlakuan tidak adil dari Ningsih. Djamino yang tergila – gila dengan Ningsih ditolak mentah – mentah. Di lain sisi Djamino menganggap remeh Pono, dia mencurahkan emosinya ke sahabatnya Suep. Beberapa kali Djamino mengomel atas perlakuan Ningsih, Sehingga muncul ide gila dari Suep untuk memelet Ningsih.
- Pengambilan gambar pada scene ini adalah
Full shoot, dan close up
- Full Shoot dan Close Up pengayaan shoot
yang digunakan dalam adegan Djamino dengan Suep memperjelas scene dimana Djamino meluapkan emosi karena mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari Ningsih
13
Ex.Close Up
Close Up
Alih – alih cinta ditolak dukun bertindak, ide gila itu muncul dari kepala Suep. Karena sakit hati Djamino terpaksa mencari jalan pintas dengan memelet Ningsih. Dengan bantuan mbah dukun yang menjampi-jampi ramuan, berharaplah Djamino agar upayanya berhasil.
- Pengambilan gambar pada scene ini adalah
Full shoot, close up dan ex.close up
- Ex.Close Up digunakan untuk memperjelas
objek pada pengambilan gambar photo Ningsih, adegan jampi-jampi, dan menghitung uang.
- Close Up memperlihatkan ekspresi ketika
mbah dukun bertikai dengan Djamino
- Full Shoot pengambilan gambar keseluruhan
objek dan adegan scene 13
STIKOM
(83)
Full Shoot
16
Medium Shoot
Close Up
Pono dan Ningsih yang saling jatuh cinta. Akhirnya mereka berdua janjian di sebuah taman. Pono seketika mengungkapkan perasaanya kepada Ningsih begitu juga sebaliknya yang pada akhirnya mereka berdua sepakat untuk menjalin kasih sampai nikah.
- Pengambilan gambar pada scene ini adalah
Medium shoot dan close up
- Medium Shoot pengambilan gambar dalam
adegan percakapan Pono dengan Ningsih dengan shoot environtment.
- Close Up pengambilan gambar dalam dialog
Pono dengan Ningsih agar ekspresi dari kedua objek terlihat jelas.
17
Full Shoot
Close Up
Berbeda nasib dengan Pono, Djamino yang alih memlet Ningsih ternyata salah sasaran. She salah seorang seniwati menjadi korban salah sasaran pellet yang mengakibatkan She tergila –gila dengan Djamino sampai tega menyandra agar mau menikah paksa dengan dia
- Pengambilan gambar pada scene ini adalah
Full shoot dan close up
- Full Shoot Pengambilan gambar ketika Seh
mengancam Djamino dengan membawa belati
- Close Up Gambar yang diambil untuk
memperlihatkan ekspresi Djamino yang ketakutan ketika Seh mulai mendekat dengan membawa belati
STIKOM
(84)
4.3 Pasca Produksi
Ini adalah tahap terakhir dalam pembuatan film. Dalam pasca produksi ada beberapa tahapan seperti editing, colour grading, dan scoring film. Prosesnya antara lain:
4.3.1 Editing
Gambar 4.1 Editing
Proses yang dilakukan dalam tahap ini yaitu menata video dari stock shoot shooting yang disesuaikan dengan urutan scenario. Memasukkan gambar ke timeline pada software editing yang tersedia.
STIKOM
(85)
Gambar 4.2 Cuting
Setelah video atau stock shoot dimasukan ke dalam timeline software editing. Kemudian memotong gambar mentah yang acak menjadi dan menatanya sesuai scenario. Menata audio master, memberikan transisi dan menentukan timeline durasi film.
4.3.2 Colour Grading
Gambar 4.2 Colour Grading
Gambar 4.3 Sebelum Colour Grading Gambar 4.4 Setelah Colour Grading
STIKOM
(86)
Stock shoot atau gambar video yang telah memasuki proses cutting dan ditata rapi di timeline sesuai scenario. Proses selanjutnya yaitu penyelarasan warna atau colour grading yang dilakukan pada proses film ini dengan tujuan agar film tersebut memiliki kepaduan warna yang dinamis, selain itu untuk mendapatkan warna sesuai konsep film yang dibuat.
4.3.3 Scoring Film
Gambar 4.5 Scoring Film
Untuk menambah dramatisasi film maka dibuatlah background music pada proses scoring film. Musik orisinil yang memang dibuat untuk mengiring gambar atau visual dari sebuah film. Bentuknya bisa berupa soundtrack, dialog, sound effects, atau bahkan hanya berupa potongan perpaduan suara instrumental yang dapat meningkatkan dramatisasi suatu adegan. Dalam film Tandhak ini background music yang digunakan berasal dari Jamendo sebuah situs musik yang menyediakan berbagai jenis musik yang dapat diunduh secara gratis (free download). Background musik yang diunduh dari Jamendo berjenis drama, horror, thriller dan komedi.
STIKOM
(87)
4.3.4 Rendering
Gambar 4.6 Rendering
Proses rendering adalah proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot yang sudah siap disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Data stock shoot yang sudah ditata rapi melalui proses cuting dan scoring film dirender seusai format output video yang diinginkan. Sedangkan dalam film pendek berjudul Tandhak menggunakan format media MP4.
4.3.5 Mastering
Mastering merupakan proses dimana file yang telah di-render dipindahkan ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film pendek berjudul Tandhak ini menggunakan media DVD karena kapasitas data output hasil render
STIKOM
(1)
Stock shoot atau gambar video yang telah memasuki proses cutting dan ditata rapi di timeline sesuai scenario. Proses selanjutnya yaitu penyelarasan warna atau colour grading yang dilakukan pada proses film ini dengan tujuan agar film tersebut memiliki kepaduan warna yang dinamis, selain itu untuk mendapatkan warna sesuai konsep film yang dibuat.
4.3.3 Scoring Film
Gambar 4.5 Scoring Film
Untuk menambah dramatisasi film maka dibuatlah background music pada proses scoring film. Musik orisinil yang memang dibuat untuk mengiring gambar atau visual dari sebuah film. Bentuknya bisa berupa soundtrack, dialog, sound
effects, atau bahkan hanya berupa potongan perpaduan suara instrumental yang
dapat meningkatkan dramatisasi suatu adegan. Dalam film Tandhak ini background music yang digunakan berasal dari Jamendo sebuah situs musik yang menyediakan berbagai jenis musik yang dapat diunduh secara gratis (free download). Background musik yang diunduh dari Jamendo berjenis drama, horror, thriller dan komedi.
STIKOM
(2)
4.3.4 Rendering
Gambar 4.6 Rendering
Proses rendering adalah proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot yang sudah siap disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Data stock shoot yang sudah ditata rapi melalui proses cuting dan scoring film dirender seusai format output video yang diinginkan. Sedangkan dalam film pendek berjudul Tandhak menggunakan format media MP4.
4.3.5 Mastering
Mastering merupakan proses dimana file yang telah di-render dipindahkan
ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film pendek berjudul
STIKOM
(3)
sangat besar mencapai 4 Gb, oleh karena itu dipilih DVD karena mampu mencangkup kapasitas lebih dari 4 Gb.
4.3.6 Publikasi
Setelah selesai mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Media yang digunakan penulis untuk publikasi adalah poster dan DVD. Kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk cetak berupa poster dan DVD (cover wajah dan cover cakram) seperti di bawah ini:
Gambar 4.7 Poster Film Tandhak
STIKOM
(4)
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Seluruh proses produksi yang telah dikerjakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Serangkaian hasil dari penelitian terhadap seni pertunjukan ludruk, dapat dikemas menjadi film pendek bergenre romantisme dengan durasi 15 menit 2. Genre romantisme dipilih dalam film karena mengandung kisah percintaan
yang dilengkapi dengan unsur sandiwara.
3. Memberikan pesan terhadap audien tentang seni pertunjukan ludruk
4. Film Pendek adalah salah satu media komunikasi yang dapat menyampaikan pesan kepada audien secara singkat, dan lebih mudah untuk dipahami.
5.2 Saran
Berdasarkan seluruh hasil produksi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran untuk penelitian ini, yaitu:
1. Memberikan perhatian terhadap seni pertunjukan tradisional yang ada di Indonesia
2. Lebih mengeksplorasi tema seni pertunjukan tradisional dalam konsep membuat film, sehingga perfilman Indonesia tidak hanya berkutat kepada
STIKOM
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, Suwardi.
2005 Tradisi Lisan Jawa : Warisan Abadi Budaya Leluhur. Yogyakarta : Narasi.
Kasemin, Kasiyanto.
1999 LudrukSebagai Teater Sosial : Kajian Kritis Terhadap Kehidupan, Peran, dan Fungsi Ludruk Sebagai Media
Komunikasi. Surabaya : Airlangga University Press.
Miles, Matthew B.
1992 Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI- Press.
Moleong, Lexy J.
2005 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Supriyanto, Henry.
1992 LakonLudruk Jawa Timur. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana. Hartley, John. 2010. Communication,Culture, and Media Studies: Konsep Kunci.
Yogyakarta: Jalasutra.
Kristanto, JB dan Rahman, Lisbona. 2008. Indoneisan Film catalogue 2008. Jakarta:Nalar.
Prakoso, Gatot. 2008. Film Pinggiran: Antologi Film Pendek, Film
Eksperimental, dan Film dokumenter. Jakarta: Yayasan Seni Visual
Indonesia(YSVI).
Pratista, Himawan. 2008. Materi Kuliah Teori Film di Akindo Yogyakarta. Gilland, J. 2009. Elemental Magic: The Art of Special Effetcs Animation. China: Focal Press.
Wright, J. A. 2005. Animation Writing and Development : From Script
Development to Pitch. USA: Focal Press.
Reverensi Internet
http://en.wikipedia.org/wiki/Drama_film diakses pada tanggal 02 November
2011
STIKOM
(6)
Jiunkpe. (2004, juni 25). Animasi Indonesia. Retrieved oktober 18, 2011, from Animation : http://www.digilib.petra.ac.id.
http://www.escaeva.com/diakses pada tanggal 9 Oktober 2012
http://www.lucidmovement.com/diakses pada tanggal 15 November 2012