Persiapan Survei Identifikasi lahan sagu dan potensi pemanfaatannya secara berkelanjutan di kabupaten Jayapura

Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap yakni 1. persiapan, 2 survei dan 3 analisis data

1. Persiapan

Kegiatan tahap persiapan terdiri atas: a studi literatur dan pengumpulan data sekunder serta b penyusunan peta lahan bervegetasi sagu a. Studi literatur dan pengumpulan data sekunder Studi literatur atau studi pustaka yang dilakukan berkaitan dengan sagu yakni habitat sagu, fungsi sagu secara ekonomi, ekologi dan budaya, konsep pengelolaan sagu, kajian dilakukan melalui buku terkait, jurnal, artikel, penelusuran melalui internet. Pengumpulan data sekunder berupa data tabular dan spasial. Data tabular dari laporan hasil-hasil penelitian dan laporan dari instansi pemerintah BPS, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Bappeda meliputi data produksi sagu, konsumsi sagu, budidaya tanaman sagu, data penduduk sedangkan data spasial berupa peta tutupan lahan, RePPProT dan peta administrasi untuk membatasi areal penelitian. b. Pemetaan sebaran sagu Pemetaan sebaran sagu adalah pemetaan lahan-lahan bervegetasi sagu, diperlukan saat pengamatan survei potensi tegakan sagu. Lahan bervegetasi sagu diidentifikasi lebih lanjut dengan pengecekan lapang. Pencarian lahan bervegetasi melalui informasi hasil-hasil penelitian atau laporan serta dari informasi letak areal hutan sagu dari sebagai sumber di dinas-dinas terkait dan masyarakat setempat dan mengambil titik GPSnya. Setelah diperoleh lokasi letak hutan sagu lalu disiapkan citra GeoEye dari Google Earth untuk melihat sebaranya Gambar 5. Interpretasi citra GeoEye dengan metode on screen yakni mendelineasi pola-pola sebaran sagu yang ada secara visual secara online. Gambar 5. Alur pemetaan sebaran sagu Peta lahan sebaran sagu menjadi peta lapang tentang sebaran tanaman sagu untuk rencanakan lokasi petak pengamatan saat survei tegakan tanaman sagu dilakukan.

2. Survei

Survei terdiri dari: a pengamatan keragaman tanaman sagu, dan b wawancara responden. a Pengamatan keragaman tanaman sagu Pengamatan keragaman tanaman sagu dilakukan untuk mengetahui potensi tegakan dan kerapatan tanaman sagu berdasarkan peta lahan sebaran sagu yang dibuat pada tahap persiapan. Setiap sebaran sagu dibuat 4 petak pengamatan berukuran 15 m x 15 m. Penempatan petak pengamatan mewakili keragaman sagu yang ada dengan pertimbangan kemudahan dijangkau. Data yang dikumpulkan meliputi tipe sagu dusun sagu, atau dusun sagu campuran, potensi tegakan tegakan siap panen, kerapatan rumpun, jenis sagu dan deskripsi kondisi lingkungan tumbuh. b Wawancara responden Wawancara dilakukan untuk mengetahui sebaran jenis sagu dan pemanfaatan hutan sagu oleh masyarakat sekitar lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi jenis pemanfaatan dan intensitas pemanfaatannya. Untuk memudahkan dalam menentukan intensitas pemanfaatan dibuat kelas pemanfaatan Tabel 6. Pemilihan responden berasal dari kampung yang berada di kawasan tanaman sagu. Data tersebut diperoleh melalui wawancara terhadap responden yang ditemui di kampung maupun di lahan sagu. Studi literatur Informasi masyarakatdinas Pengecekan lapang penentuan lokasi Sebaran sagu Interpretasi dari Citra GeoEye Wawancara juga dilakukan untuk memastikan penyebaran tipe sagu yang ada di lapang sesuai pengetahuan masyarakat dengan bantuan peta lahan sebaran sagu. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mendelineasi sebaran tipe sagu selain dari pengamatan lapang titik GPS dan analisis visual citra. Tabel 6. Kelas intensitas pemanfaatan hutan sagu Kelas Kriteria Sangat Tinggi : Jika lebih dari 75 jumlah penduduk memanfaatkan hutan sagu Tinggi : Jika sebesar 51-75 jumlah penduduk memanfaatkan hutan sagu Menengah : Jika sebesar 26-50 jumlah penduduk memanfaatkan hutan sagu Rendah : Jika sebesar 1-25 jumlah penduduk memanfaatkan hutan sagu Sangat Rendah : Jika tidak terdapat penduduk yang memanfaatkan hutan sagu Sumber: Modifikasi dari Genting Oil Kasuri 2009

3. Analisis Data