Proyeksi kebutuhan lahan sagu

Input data tegakan dan rumpun Hasil survei dan Informasi masyarakat Tipe sebaran sagu Sebaran sagu Interpretasi dari Citra GeoEye Pemanfaatan sagu Peta administrasi Input data Intensitas pemanfaatan Kawasan sagu campuran merupakan hutan sagu sagu 30 – 80 yang diantaranya terdapat beberapa jenis-jenis pohon lainnya menyebar dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Dari tipe sebaran sagu diinput data atribut jumlah tegakan siap panen dan jumlah rumpun. Untuk informasi pemanfaatan dibuat dengan menumpangsusunkan peta tipe sebaran sagu dengan peta administrasi kampung. Dari hasil tumpangsusun tersebut menjadi dasar untuk mengisi data atribut pemanfaatan setiap kampung yang memiliki lahan sagu. Gambar 6. Alur pembuatan peta kawasan sagu

b. Proyeksi kebutuhan lahan sagu

Proyeksi kebutuhan lahan sagu digunakan untuk mengetahui kebutuhan lahan sagu dalam wilayah tertentu dan dalam jangka waktu pula. Analisis ini akan digunakan sebagai dasar dalam menyusun LP2B. Jangka waktu yang digunakan adalah tahunan hingga 20 tahun akan datang sesuai dengan penyusunan RTRW. Untuk menentukan luasan lahan sagu disusun skenario luasan berdasarkan asumsi jumlah penduduk, tingkat konsumsi dan produktifitas sagu untuk tingkat lokasi penelitian dan kontribusi di tingkat lebih tinggi yakni Kabupaten dan Propinsi Papua Gambar 7. Gambar 7. Alur Proyeksi kebutuhan luas lahan sagu Jumlah penduduk Y Perhitungan proyeksi jumlah penduduk menggunakan persamaan regresi dengan mencari model terbaik nilai R tertinggi. Persamaan regresi menggunakan trend penduduk masa yang lalu untuk memperkirakan jumlah penduduk masa yang akan datang. Model yang digunakan adalah model linear dikarenakan berdasarkan data BPS 2000-2009 pertambahan penduduk akan bertambah sebesar jumlah absolut yang samatetap β atau rata-rata pertambahan penduduk sama. P t =α + βT Dimana : Pt = penduduk pada tahun proyeksi t α = intercept penduduk pada tahun dasar β = koefisien rata-rata pertambahan penduduk T = periode waktu proyeksi Kebutuhan konsumsi sagu KKS Kebutuhan konsumsi sagu adalah perkalian dari konsumsi sagu tepung sagu perkapita dengan jumlah penduduk pada tahun tertentu Proyeksi pertumbuhan penduduk Proyeksi kebutuhan pangan sagu PPH Proyeksi kebutuhan pangan sagu aktual Proyeksi kebutuhan luas lahan sagu Proyeksi kebutuhan luas lahan sagu Asumsi Produktifitas sagu KS= KS Yt Dimana : KKS = Kebutuhan konsumsi sagu Kg KS = Konsumsi sagu kgkapitatahun Yt = Jumlah penduduk tahun ke-t jiwa KS atau konsumsi sagu perkapita menggunakan data persediaan pangan dalam bentuk jumlah pangan perkapita pertahun dihitung dengan membagi jumlah pangan yang tersedia dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Perhitungan KS mengunakan 2 dua asumsi yakni konsumsi aktual dan konsumsi idealharapan. Estimasi kebutuhan konsumsi sagu aktual berdasarkan permintaan waktu yang lalu bertujuan untuk menyediakan sesuai kecenderungan permintaan berdasarkan selera konsumen. Data untuk proyeksi konsumsi aktual digunakan dari Neraca Bahan Makanan NBM Kabupaten Jayapura 4 tahun terakhir 2002-2005 berdasarkan yang naik rata-rata 0,06 . Konsumsi idealharapan adalah pemenuhan kebutuhan pangan yang dikonsumsi seimbang diantara jenis pangan yang dikonsumsi. Data yang gunakan berdasarkan skor dari penetapan pola pangan harapan PPH yakni 15,11 kgkaptahun. Kebutuhan Luas lahan Sagu KLS Kebutuhan luas lahan sagu adalah jumlah penduduk dikali kebutuhan konsumsi sagu terhadap produktifitas sagu. KLS = KKS PS Dimana : KLS = Kebutuhan Luas lahan Sagu ha KKS = Kebutuhan konsumsi sagu Kgtahun PS = Produktifitas Sagu kghatahun Produktifitas sagu diperoleh asumsi hasil pati sagu yang dipanen penduduk tiap tegakan siap panen hasil wawancara dikalikan dengan jumlah tegakan siap panen per hektar hasil survei tegakan.

c. Pemetaan ketersediaan lahan sagu arahan pengembangan pertanian pangan sagu