TINJAUAN PUSTAKA Prediksi Kandungan Fisikokimia Mangga Gedong Gincu Menggunakan Spektroskopi Nir

5 Tabel 1 Standar mutu mangga Karakteristik Mutu I Mutu II Keseragaman varietas Seragam Seragam Tingkat ketuan Tua tidak matang Tua agak matang Kekerasan Keras Cukup keras Keseragaman ukuran Seragam Kurang seragam Jumlah buah cacat Kadar kotoran Bebas Bebas Jumlah buah busuk Panjang tangkai buah maks cm 1 1 Sumber : BSN, 1992. Syarat mutu mangga untuk pasar domestik pasar swalayan yaitu: permukaan kulit buah tidak harus 100 mulus,tidak luka luka mekanis atau mikrobiolgis, tidak ada bintik hitam dan lubang pada kulit, bebas penyakit pascapanen, serta bentuk normal Badan standarisasi nasional 1992. Penggolongan Grading Buah mangga yang sudah dipanen, sebelum dipasarkan biasanya disortir berdasarkan kualitas buah, yaitu yang besarnya seragam, sama berat, warna baik dan menarik, sehat, serta aroma yang harum. Pemetikan buah mangga yang masih muda dihindari karena setelah proses pemeraman, kulit akan kelihatan keriput, tidak mengkilat, kurang padat, sedikit kasar, dan apabila dimakan akan terasa hambar, masam atau kurang manis. Masalah yang membatasi perdagangan buah mangga adalah selain daya simpan yang relatif singkat juga karena variasi tingkat kematangan sehingga mutunya tidak seragam. Umumnya, pedagang dan pemasok membeli mangga dari petani saat buah tersebut cukup tua tetapi belum matang dengan harapan sampai ke tangan konsumen dalam kondisi segar, kualitas kematangan sergam dan siap dikonsumsi dikonsumsi. Kenyataanya, masalah ketidakseragaman kematangan buah sering terjadi karena kurangnya kendali proses pascapanen Quane. 2011. Pada umumnya mangga yang telah dipanen oleh petani di sortir dan di grading secara manual. Pengaturan grading membutuhkan keahlian dari pedagang pengumpul karena pihak pasar lokal modern dan tradisional tidak mau menerima mangga sisa grade untuk tujuan pasar lain, semakin banyak grade yang dilakukan maka semakin bagus kualitas mangga yang turun kepasaran Quane. 2011. Perubahan Mutu Pascapanen Mangga Tahap-tahap proses pertumbuhan buah dimulai dari pembelahan sel, pembesaran sel, pendewasaan sel maturation, pemasakan ripening, pelayuan senescene dan pembusukkan deterioration. Mangga Gedong Gincu termasuk buah klimaterik, dimana pola pernafasan buah klimaterik menunjukkan peningkatan CO 2 selama pematangan. Menurut Amirasi 2012, klimaterik adalah suatu periode mendadak yang unik bagi buah-buahan tertentu, dimana secara biologis diawali dengan proses pembuatan etilen. Proses ini ditandai dengan adanya perubahan dari proses pertumbuhan menjadi “senescene”, adanya peningkatan pernafasan dan mulainya proses pematangan. 6 Setelah dipanen, buah masih melangsungkan proses-proses metabolismenya. Secara umum, buah yang dipanen saat matang hijau mature green , akan mengalami pemasakan ripening dan penuaan senescence. Proses- proses tersebut menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan fisik dan kimia berupa perubahan kekerasan dan aroma, perubahan kandungan gula, asam organik, karbohidrat, vitamin dan protein. Menurut Novita 2000, tahapan pertumbuhan merupakan tahapan perkembangan sel dan proses pembesaran sel pada buah, sedangkan matang fisiologis adalah suatu tahap saat buah menuju proses pematangan dan buah sudah dapat dikonsumsi, meskipun kualitasnya belum sesuai dengan keinginan konsumen. Pematangan merupakan tahap perkembangan buah yang mengalami banyak perubahan, meliputi rasa, tekstur, dan aroma. Sedangkan senescence adalah tahapan perkembangan buah yang terakhir yaitu buah menuju pembusukan akibat sel-sel mengalami penuaan dan akhirnya sel-sel tersebut tidak dapat berfungsi lagi dengan baik. Setelah pemasakan, kandungan gula akan meningkat akibat adanya konversi pati menjadi gula dengan bantuan enzim amilase dan fosforilase. Sementara itu, kandungan asam-asam organik dalam buah menurun sejalan dengan pemasakan akibat pemakaian asam-asam tersebut pada siklus Kreb‟s respirasi Amirasi. 2012. Near Infrared Spectroscopy NIRS NIR merupakan bagian dari kelompok inframerah yang memiliki panjang gelombang 800 nm sampai 2500 nm 0.75 – 1.5 μm. Aplikasinya digunakan untuk telekomunikasi serat optik, untuk spektroskopi astronomi, dan pemantulan jarak jauh, sedangkan Near Infrared Spectroscopy NIRS merupakan metode spektroskopis yang menggunakan daerah NIR dari spektrum elektromagnetik. Adapun Gambar 3 yaitu menunjukkan set alat Spektrometer NIRFlex N-500 fiber optic solids yang akan digunakan. Spektrum NIR pada makanan terdiri atas luasan gelombang yang timbul dari tumpang tindih penyerapan yang sesuai dengan kombinasi getaran yang melibatkan C-H, O-H dan O-H yang merupakan struktur kimia. Konsentrasi unsur seperti air, protein, lemak, dan karbohidrat secara prinsip dapat ditentukan dengan menggunakan penyerapan spektroskopi. Tipe penyerapan NIR pada berbagai lokasi pada komposisi dapat dilihat pada Gambar 4 Osborne, 1993. Gambar 3 Set alat Spektrometer NIRFlex N-500 fiber optic solids 7 Gambar 4 Tipe penyerapan NIR pada berbagai lokasi komposisi Osborne, 1993 Near infrared yang mengenai bahan memiliki energi yang kecil dan hanya menembus sekitar satu millimeter permukaan bahan, tergantung dari komposisi bahan tersebut. Jika cahaya mengalami penyebaran, spektrum tersebut tetap mengandung informasi contoh penyerapan permukaan bahan tetapi terjadi distorsi pada puncak gelombang. Variasi pada ukuran dan suhu partikel sampel mempengaruhi penyebaran radiasi near infrared pada saat melewati sampel. Partikel berukuran besar tidak dapat menyebarkan radiasi near infrared sebanyak partikel kecil. Makin banyak radiasi yang diserap maka akan dapat memberikan nilai absorban yang tinggi dan memberikan efek yang besar pada panjang gelombang yang diserap menjadi lebih kuat. Ketika radiasi near infrared mengenai sampel padat maka sebagian radiasi akan dipantulkan specular reflectance dari permukaan sampel Gambar 5. Jika radiasi memasuki sampel yang memiliki ketebalan sekitar 2 mm maka akan dapat diserap. Radiasi yang tidak terserap dapat ditransmisikan melalui sampel atau dipantulkan Dryden ,2003 Gambar 5 Diagram representasi dari specular a regular reflectance, b bodyreflectance , dan c absorban Near Infrared dari Sampel Dryden2003. Creswell et al. 2005 mengungkapkan bahwa radiasi elektromagnetik dapat diekspresikan dalam beberapa hal seperti frekuensi v,sec-1 , panjang gelombang λ, μm atau nm , dan jumlah atau bilangan gelombang ῡ . Frekuensi dinyatakan dalam satuan perdetik yang menunjukkan jumlah gelombang secara lengkap yang terjadi dalam satu unit waktu. Panjang gelombang merupakan jarak antara titik ekuivalen pada gelombang secara berturut-turut dan jumlah gelombang adalah 8 banyaknya gelombang dalam tiap satu cm cm-1. C merupakan kecepatan cahaya yaitu 2,998 x 1010 cmsec. λ v = c …………………………………………………….……….1 ῡ = ……..........…………………………....……………………….2 Intensitas penyerapan dapat dinyatakan sebagai transmitan dengan persamaan sebagai berikut : T= …………………………………………………………………3 Dimana nilai I adalah intensitas energi yang keluar dari sampel, dan Io adalah energi yang mengenai sampel. Hukum Beer-Lambert menyatakan tentang penyerapan radiasi di dalam sampel. Hukum Beer-Lambert ini dapat dilihat dalam Persamaan 4 dan 5. Dimana nilai A merupakan absorban, k adalah konstanta proporsi, c adalah konsentrasi penyerapan molekul, dan l adalah jarak antara sumber energi ke sampel. .................................................4 ..............................................................................5 Menurut Osborne 1993, pada saat sinar radiasi mengenai partikelpartikel sampel maka radiasi dapat dipantulkan, diserap atau diteruskan. Nilai yang terukur berupa nilai pancaran pantulan diffuse reflectance yang secara empirik berkaitan dengan konsentrasi penyerapan molekul c. Dalam NIR spectroscopy, reflektan R dianalogikan dengan transmitan, sehingga: ........................................................................................6 Metode Kalibrasi Menurut Pandey 2010, ada beberapa teknik multivariat yang berbeda untuk menganalisis data spektrum NIR seperti Principal Component Analysis PCA, Principal Component Regression PCR, Partial Least Square PLS dan Multiple Linier Regression MLR. PCA, PCR, PLS juga dikenal sebagai “model bilinier”. Menurut Andasuryani et al. 2013 analisis data NIR dimanfaatkan tanpa mempelajari hubungannya dengan sifat bahan yang diukur. Kegiatan mempelajari hubungan tersebut pada umumnya dilakukan dengan beberapa metode yaitu Stepwise Multiple Linier Regression, Principal Component Regerssion, dan Partial Least Square . Menurut Burns and Ciurczak 2006, teknik pemodelan matematika multivariat seperti PCR, PLS digunakan untuk kalibrasi matematika pada spektrum NIR. Principal Component Regression PCR Metode PCR merupakan algoritma regresi kuanitatif yang secara langsung digunakan untuk data liner. Metode ini berdasarkan pada model faktor dan menggunakan informasi dari seluruh panjang gelombang untuk memprediksi komposisi sampel. PCR menggunakan pendekatana reduksi data untuk mengurangi jumlah variabel yang banyak menjadi variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit. Jumlah kandungan dalam sampel dapat di prediksi dari variable- variabel baru. Metode PCR menggabungkan menggabungkan analisis komponen utama Principal components analysis, PCA dari sepktrum dengan Multiple 9 Linier Regression MLR dalam merancang model kuantitatif untuk sampel yang kompleks Chen et al. 2009 Principal components analysis PCA secara umum dikenal sebagai teknik interprestasi multivariat, dimana “the loading” dipilih untuk menjelaskan secara maksimal keragaman di dalam variabel. Komponen utama PC bertujuan untuk menjelaskan sebanyak mungkin keragaman data dengan kombinasi linier yang ditemukan yang saling bebas satu sama lain dan di dalam arah keragaman paling besar Miller dan Miller 2005 PC dihitungsecara bertahap sehingga PC 1 memiliki informasi terbesar dalam set data, sedangkan PC 2 meiliki informasi data terbesar dari informasi sisa setelah dikurangi dari PC 1 dn seterusnya. Proses ini akan terus berlangsung sampai semua PC telah dihitung dan membentuk suatu set sumbu koordinat baru, dimana PC akan saling tegak lurus Jha 2010. Tahapan- tahapan pada metode PCA adalah pembentukan matriks korelasi, menentukan nilai eigen, matrik factor, matirk rotasi factor, dan matrik loading. Informasi dekomposisi spectrum selanjutnya digunakan untuk menghitung persamaan regresi sehingga menghasilkan model yang kuat dalam memprediksi konsentrasi komponen yang dinginkan Chen et al. 2009 Partial Least Square PLS Partial least square PLS adalah sebuah metode reduksi dimensi data, dimana sejenis dengan PCA yaitu untuk mencari faktor-faktor yang paling relevan dalam memprediksi dan menginterpretasi data. Regeresi PLS meningkatkan kemampuan modelnya dari PCA dengan menggunakan variabel respon secara aktif dalam dekomposisi bilinier prediktor. PCA terfokus pada keragaman di dalam prediktor sedangkan PLS fokus pada kovarians diantara respon dan prediktor-prediktor. Dengan jalan menyeimbangkan informasi antara prediktor dan respon, PLS mereduksi dampak dari banyaknya prediktor yang tidak relevan dengan keragaman data. Estimasi kesalahan prediktor ditingkatkan dengan cara validasi silang Hanis, 2008. Menurut Pandey 2010, PLS menggunakan variabel kombinasi linier dari variabel prediktor dibandingkan variabel asli Gambar 6. Gambar 6 Deskripsi dari prosedur PLS Pandey, 2010. Langkah awal dari metode PLS adalah pemusatan data matriks X dengan vektor c, dimana dapat dilihat pada Persamaan 7 dan 8 : U = X − 1χ …………………………………………...…………7 υ = c – 1c ………….…………………………………………….8 10 Penggunaan metode PLS sebagai metode olah data spektra NIR telah banyak digunakan pada saat ini. Slaughter dan Crisosto 1998 memprediksi kualitas internal kiwi menggunakan NIR spectroscopy. Panjang gelombang 700- 1100 nm untuk memprediksi total padatan terlarut, kandungan fruktosa, kandungan gula, dan berat kering dari buah kiwi dan menggunakan metode PLS untuk kalibrasi dan validasi. Hasil kalibrasi untuk prediksi TPT dengan nilai r = 0.99 dan SEC 0.72°Brix, kandungan fruktosa r = 0.9. SEC = 1.96, kandungan glukosa r = 0.97, SEC = 1.68, berat kering dry weight r = 0.97, SEC = 0.61. Liu et al 2010 menggunakan NIR dengan teknik PLS dalam memprediksi total padatan terlarut pada buah jeruk utuh. Dimana panjang gelombang reflektan yang digunakan sekitar 350-1800 nm. Hasil kalibrasi menggunakan PLS mendapatkan nilai r = 0.9, RMSEP = 0.71 °Brix. Valente et al 2009, menggunakan model regresi PLS untuk memprediksi kekerasan pada buah mangga dimana hasil kalibrasi terbaik dari kekerasan buah mangga menggunakan NIR adalah mendapatkan nilai R² = 0.82, RMSEP = 3.28, bias = -0.16. Berbagai macam metode kalibrasi spektrum NIR telah tersedia tetapi dapat dibagi dalam dua kategori yaitu metode kalibrasi untuk panjang gelombang terpilih atau sering disebut dengan metode lokal dan metode yang melibatkan seluruh spektrum atau sering disebut metode global atau juga sering disebut metode kalibrasi spektrum penuh, seperti principal component regression PCR dan partial least square PLS. Metode full spectrum banyak digunakan karena data dalam spektrum direduksi untuk mencegah masalah overfitting tanpa mengurangi atau menghilangkan satu atau beberapa informasi yang sangat berguna. Jumlah sampel yang digunakan untuk tahap kalibrasi dan validasi harus cukup banyak. Jumlah sampel untuk tahap kalibrasi harus lebih banyak daripada untuk tahap validasi. Validasi bertujuan menguji ketepatan pendugaan komposisi kimia persamaan regresi kalibrasi yang telah dibangun Lengkey, 2013 Selain itu, dikenal pula beberapa perlakuan data sebelum spektrum dianalisis seperti smoothing, normalisasi, derivatif pertama dan kedua, standard normal variate SNV dan de-trending DT Osborne et al., 1993. Setiap perlakuan data memiliki fungsi yang berbeda terhadap data spektrum. Pada penelitian ini perlakuan data yang diberikan adalah smoothing, derivatif kedua Savitzky-Golay, normalisasi, kombinasi antara smoothing dan derivatif kedua, dan kombinasi antara smoothing, derivatif kedua dan normalisasi. Kombinasi antara smoothing dan derivatif kedua Savitzky-Golay dapat diterapkan dan akan mendapatkan bentuk dan model persamaan regresi kalibrasi yang optimum, layak, dan dapat dipercaya Andasuryani et al. 2013. Aplikasi Near Infrared untuk Penentuan Mutu Buah secara Non-Destruktif Penemuan energi Near Infrared dianggap berasal dari Herschel pada abad kesembilan dan pada tahun 1950, aplikasi pertama kali dilakukan dibidang industri. Pada tahun 1980-an penerapan NIRS lebih difokuskan pada analisis kimia. Pertengahan 1980 diperkenalkan cahaya serat optik dan awal 1990-an adanya perkembangan detektor monokromator dimana NIRS menjadi lebih kuat sebagai alat penelitian ilmiah. Metode optik dapat digunakan dalam sejumlah bidang ilmu termasuk fisika, fisiologi, obat-obatan, dan makanan. Aplikasi Near Infrared NIR dibidang pertanian dilakukan sejak tahun 1964 dan terus 11 berkembang sampai saat ini. Pada awal 1970an di Jepang melakukan metode NIRS untuk menentukan kandungan protein gandum Pandey. 2010. Liu et al. 2008 juga menggunakan NIR untuk penentuan kualitas buah pir dimana kekerasan dan total padatan terlarut yang dijadikan parameter dalam pengukuran. Panjang gelombang yang digunakan sekitar 350-800 nm. Schmiloitch et al. 2000 menggevaluasi sifat-sifat fisiologi buah mangga dengan menggunkan NIR spectrometry dengan reflektensi sekitar 1200-2400 nm. Sifat fisiologis yang diukur termasuk pelunakan daging, total padatan terlarut, dan keasaman buah mangga, dan Saranwong et al 2004 juga menggunakan NIR spectroscopy untuk memprediksi kualitas mangga siap makan berdasarkan tingkat kematangan dari kualitas panen. Bahan kering dry matter dan pati dijadikan acuan dalam pengukuran. Valente et al. 2009 mencoba untuk memperkirakan firmness buah mangga dengan menggabungkan metode NIR spektroskopi absorban dengan teknik akustik. Spektrum absorbansi atau reflektansi NIR yang digunakan sekitar 400-1050 nm. Wang et al. 2011 melaporkan bahwa NIR dapat mengevaluasi mutu buah jujubes berdasarkan parameter kandungan padatan terlarut dan infestasi serangga dalam buah tersebut. Makino et al 2010, mengestimasi tingkat penyerapan oksigen buah tomat menggunakan spektra absorbansi NIR dengan model jaringan saraf tiruan. Dalam estimasi penyerapan oksigen ini mengunaan panjang gelombang 645 – 979 nm. Huang et al 2011 mengevaluasi kemungkinan menggunakan Vis-NIR spektroskopi untuk penentuan total padatan terlarut dan pH dalam buah murbei yang memiliki permukaan bergelombang. Spektrum Vis- NIR yang digunakan antara 325 dan 1075 nm. Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa kualitas internal padatan terlarut dan pH buah murbei dapat ditentukan dengan cepat. Novita 2011 melakukan penentuan pola peningkatan kekerasa kulit buah manggis selama penyimpanan dingin dengan metode NIR Spectroscopy. Panjang gelombang yang digunakan adalah 1000-2500 nm dengan interval 0,4 nm. Model kalibrasi yang digunakan ada dua macam yaitu model kalibrasi PLS dan model kalibrasi JST dan memberikan hasil prediksi yang lebih baik pada model kalibrasi PLS. Penentuan nilai total padatan terlarut dan kemanisan buah pear telah dilakukan oleh Liu et al. 2008 dengan menggunakan Vis-NIR pada kisaran panjang gelombang 350-1800 nm dan menggunakan model kalibrasi MLR, PCR dan PLSR. Jumlah sampel yang digunakan adalah 75 untuk membangun model kalibrasi dan 24 buah digunakan untuk validasi dalam membangun model kalibrasi menggunakan sampel yang memiliki kandungan ekstrim agar diperoleh sebaran data yang lebar, didapatkan hasil dengan koefisien korelasi 0.912 dan 90.854 dengan Root Mean Square Error of Prediction RMSEP sebesar 0.662 dan1.232 o Brix. Penerapan metode NIR untuk mengevaluasi kandungan gizi dan dipilih asam amino esensial dalam biji-bijian jagung yang dilakukaan oleh Budiastra et al 1994. Hubungan karakteristik NIR dengan kandungan nutrisi jagung didirikan oleh PCA dan digunakan sebagai masukan dalam memprediksi nutrisi dan kandungan asam amino dari biji-bijian menggunakan jaringan saraf. 12 Purwanto et al 2012 menggunakan metode non destruktif juga pada buah mangga untuk memprediksi tingkat keasaman pH selama penyimpanan dingin. Model yang dibangun yaitu PLS mampu mempediksi tingkat keasaman pH mangga dengan nilai r 0.9042 dan 0,12 untuk SEP. Penelitian berikutnya pada komoditas manggis juga mengembangkan model kalibrasi untuk perubahan tingkat kekerasan buah mangga selama penyimpnan pada suhu rendah 8 o C dan 13 o C. Model yang dikembangkan merupakan korelasi antara tingkat kekerasan dengan kandungan kadar air Ahmad et al. 2014. Steuer et al. 2001 melakukan analisa terhadap minyak jeruk dengan menggunakan NIR spectroscopy, minyak yang terdiri dari ikatan C-H memperlihatkan stretching dan deformasi pada kisaran panjang gelombang 16341766 nm dan 2250-2350 nm. Pengembangan sistem sortasi menggunakan NIR Near infrared reflectance sebagai metode nondestruktif dalam mengklasifikasikan mangga berdasarkan tingkat rasa yaitu rasa manis, asam manis, manis dengan umur panen yang berbeda Purwadaria et.al. 1994. Rasio kandungan gula dan asam pada mangga Gedong Gincu untuk tingkat kematang yang berbeda dengan menggunakan sistem difusi reflaktan NIR dapat dibangun dengan panjang gelombang 1400- 1975 nm dan hasil korelasi dengan pengukuran destruktif menunjukkan adanya korelasi dengan pengukuran non destruktif dengan nilai R=0,92 dan R=0,98 Purwadaria et al . 1995. PCA telah banyak digunakan untuk analisis dta spektrum NIR. Zulfahrizal et al. 2013 telah berhasil membedakanspektrum biji kakao tumpukan dengan individu dan mendeteksi tingkat fermentasi biji kakao dengan NIR dan analisis PCA. Pada buah mangga PCA telah digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat kematangan berdasarkan umur petik Kienzle et al. 2011 dan klasifikasi mangga berdasarkan varietas Jha et al. 2013.

3. METODE

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2014 sampai Desember 2014, yang bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan dan Hasil Pertanian Lab. TPPHP, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Bahan dan Alat Bahan Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah mangga Gedong Gincu yang berasal dari Cirebon Jawa Barat, dengan umur panen 100 hari, 110 hari dan 115 hari setelah bunga mekar HSBM. Mangga yang dijadikan sampel adalah tingkat ukuran sedang dengan berat 250 gram. Jumlah sampel yang digunakan 78 buah dengan rincian 9 mangga yang digunakan dengan 3 umur petik 100 HSBM, 110 HSBM,dan 115 HSBM untuk monitoring dan pengukur susut bobot, dan 69 buah digunakan untuk penyimpanan pada suhu ruang selama 10 hari, Dimana pada umur petik 100 HSBM dan 110 HSBM digunakan 18 buah pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali hingga hari terakhir 13 pengamatan hari ke 10, sedangkan pada umur petik 115 HSBM jumlah buah yang digunakan 33 buah pengamatan dilakukan setiap 1 hari sekali hingga hari terakhir pengamatan hari ke 10. Bahan lain yang digunakan adalah aquadest. Alat Peralatan yang digunakan secara non destruktif adalah Spektrometer NIRFlex N-500 fiber optik solid dari Buchi Switzerland dengan panjang gelombang 800-2500 nm. Sedangkan peralatan untuk destruktif yaitu rheometer model CR 300 DX-L untuk mengukur kekerasan, Kandungan padatan terlarut diukur dengan portable digital refractometer atago PR-201 pada suhu ruang, cawan. Peralatan lainnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan digital, pisau untuk memotong dan mengupas kulit mangga Gedong Gincu. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian prediksi kandungan kimia mangga Gedong Gincu secara non destruktif dengan menggunakan spektroskopi nir dengan beberapa tahap yaitu 1, pengukuran reflektan spektrum NIR buah mangga yang disimpan pada suhu ruang kemudian diukur parameter mutunya secara destruktif, 2 pengolahan data dengan melakukan kalibrasi dan validasi, 3 penggolongan mangga gedong berdasarkan kandungan rasio gula asam mangga gedong asam, asam-manis, dan manis, 4 pengelompokkan mangga Gedong Gincu berdasarkan kandungan total padatan non terlarut serat selama penyimpanan dengan PCA. Diagram alir dapat dilihat pada gambar 7. Pengukuran Reflektan NIR pada Buah Mangga. Reflektan NIR pada buah mangga diukur pada 3 titik yang berbeda yaitu bagian tengah, pangkal, ujung, dengan menggunakan spektrometer NIRFlex N- 500 fiber optik solid dengan panjang gelombang 1000-2500 nm dengan interval 4 cm. Sebelum melakukan pengukuran reflektan pada buah mangga Gedong Gincu maka perangkat NIRFlex fiber optic solids N-500 terlebih dahulu dinyalakan dan didiamkan beberapa saat. Prinsip fungsional dari perangkat NIRFlex fiber optic solids N-500. Setelah proses jeda maka dilakukan pengukuran reflektan dimana secara otomatis perangkat akan melakukan referensi panjang gelombang. Referensi panjang gelombang terdiri dari dua kelompok yaitu referensi internal dan referensi ekternal. Proses referensi panjang dilakukan atas perintah dari software NIRWare operator. Falwil 2008 menyatakan bahwa data reflektan yang telah diukur tersimpan dalam database NIRCal 5.2 yang merupakan program olah data yang terintegrasi dengan spektrometer NIRFlex N- 500. Spektrometer ini menggunakan detektor extended range InGaAS dengan kontrol temperatur. Prinsip pengukuran spektra adalah menembakkan cahaya dari lampu halogen ke sampel. Sebagian energi yang dipantulkan akan diterima oleh detektor sebagai data frekuensi getaran dan ditransformasikan dengan metode fourier menjadi grafik dan reflektan. 14 Mulai Mangga gedong gincu dengan umur petik 100 HSBM 21 buah, 110 HSBM 21 buah, dan 115 HSBM 36 buah Pengangkutan Pembersihanpencucian Pengukuran secara non-destruktif menggunakan NIR Spectroscopy Pengukuran parameter Keasaman,susut bobot, rasio gula asam, TPT, Total padatan Non terlarut dan kekerasan sebanyak 3 buahumur sampel Penyimpanan pada suhu ruang untuk setiap umur petik Pengukuran parameter-parameter non-destruktif: Setiap selang 1 hari hingga hari ke-10 untuk umur petik 115 HSBM Setiap selang 2 hari hingga hari ke-10 untuk umur petik 100 HSBM dan 110 HSBM Prediksi fisikokimia mangga Gedong Gincu dengan metode PLS penggolongan mangga Gedong Gincu berdasarkan kandungan rasio gula asam asam, asam-manis, dan manis Selesai pengelompokkan mangga Gedong Gincu berdasarkan kandungan total padatan non terlarut selama penyimpanan dengan metode PCA Pengolahan Data Spektrum Nir: SA3, NO1, DG1, DG2, MSC, SNV dan Kombinasi Antara SA3NOI, NO1DG1, SA3DG1 Gambar 7 Diagram alir penelitian Pengukuran Parameter Kandungan Fisikokimia Mangga Pengukuran parameter kandungan fisikokimia mangga Gedong Gincu secara destruktif meliput pengukuran susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, rasio gula asam, total asam, dan total padatan non terlarut serat. Pengukuran Susut Bobot Buah yang sama sebanyak 9 buah untuk masing-masing umur petik 100 HSBM, 110 HSBM,dan 115 HSBM selama penyimpanan kemudian ditimbang