25
2.3.1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif
milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Menurut Undang-Undang No. 91995 tentang Usaha Kecil, usaha yang diklasifikasikan sebagai usaha kecil adalah yang memenuhi kriteria: a memiliki
aset kurang dari atau sama dengan Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan, b omzet tahunan kurang dari atau sama dengan Rp 1 milyar, c dimiliki oleh orang
Indonesia, d independen, tidak terafiliasi dengan usaha menengah-besar dan e boleh berbadan hukum, boleh tidak. Badan Pusat Statistik BPS lebih
menspesifikkan jenis usaha dengan membaginya menjadi usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah berdasarkan jumlah pekerjanya. Usaha mikro adalah
usaha dengan jumlah pekerja kurang dari 5 orang termasuk tenaga keluarga yang tidak dibayar. Usaha kecil adalah usaha dengan jumlah pekerja 5-19 orang.
Berdasarkan aset usahanya, kriteria usaha kecil adalah yang memiliki nilai kekayaan aset bersih di bawah Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan usaha
atau di bawah penjualan omzet maksimal Rp 1 milyar. Di atas kriteria itu adalah usaha menengah. Dewasa ini tercatat ada 2.9 juta unit UMKM yang mampu
menyerap tenaga kerja sebesar 66.83 juta atau 89 angkatan kerja dan memberikan kontribusi berarti 39.8 bagi produk domestik bruto PDB
nasional.
26 Definisi dan kriteria industri kecil dari berbagai departemen disajikan pada
Tabel 3. Namun demikian, para ahli ekonomi dan pembangunan di Indonesia seringkali men-generalisasikan industri rumah tangga sebagai sektor usaha kecil
menengah UKM. Tabel 3. Definisi Jenis Usaha dari Berbagai Departemen
Organisasi Jenis Usaha
Keterangan Kriteria
Menneg Koperasi
PKM Usaha Kecil
UU No. 91995 Aset
≤ Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan
•
Omzet tahunan Rp 1 milyar Usaha Menengah
Inpres 101999 Aset antara Rp 200 juta - Rp 10 milyar
Bank Indonesia
Usaha Mikro SK Dir BI No.
3124KEPDIR tgl. 5 Mei 1998
Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin.
•
Dimiliki oleh keluarga, sumber daya lokal dan teknologi sederhana
•
Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry
Usaha Kecil UU No. 91995
Aset ≤ Rp 200 juta di luar tanah dan
bangunan
•
Omzet tahunan ≤ Rp 1 milyar
Menengah SK Dir BI No. 3045DirUK tgl.
5 Januari 1997 Aset
≤ Rp 5 milyar untuk sektor industri
•
Aset ≤ Rp 600 juta di luar tanah dan
bangunan untuk sektor non industri manufakturing
•
Omzet tahunan Rp 3 milyar Bank Dunia
Usaha Mikro Kecil- Menengah
Pekerja 20 orang
•
Pekerja 20-150 orang
•
Aset ≤ US 500 ribu di luar tanah dan
bangunan
Sumber : Ayub 2004
Realitas membuktikan bahwa sejak terjadinya krisis ekonomi, sektor UKM mampu bertahan bahkan menjadi penyelamat perekonomian nasional. UKM yang
saat ini jumlahnya diperkirakan 40,19 juta unit usaha memberi kontribusi yang sangat signifikan terhadap produk domestik bruto PDB. Pada tahun 2001
diperkirakan UKM memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 54,74 Karyadi
2004. Dewasa ini tercatat ada 2,9 juta unit UKM yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 66,83 juta atau 89 angkatan kerja dan memberikan kontribusi
berarti 39,8 bagi PDB nasional Bisnis.com 2004. Dalam konteks pengembangan masyarakat, industri ini sangat berperan
dalam mengembangkan masyarakat. Hal ini dilakukan melalui beberapa cara yaitu : 1 Keterlibatan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja berarti menjamin
27 keberlangsungan pendapatannya, 2 Adanya transfer pengetahuan baru bagi
masyarakat, baik ilmu produksi, organisasi, manajemen maupun pemasaran, dapat diartikan sebagai pengembangan sumber daya manusia dan 3 Keterlibatan
institusi-institusi pembangunan menjamin adanya transfer pengetahuan yang lebih luas bagi masyarakat lokal dan menjamin adanya proses pembelajaran
masyarakat.
2.3.2. Usaha Produktif