4 nomina dalam kalimat. Adjektiva memunyai
ciri sebagai berikut: 1
Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti lebih, kurang, dan paling. Contoh:
lebih muda, kurang manis, paling cantik.
2 Adjektiva dapat diberi keterangan penguat
seperti sangat, amat, benar, sekali, dan terlalu
. Contoh: sangat sulit, amat jauh,
kotor benar, pendek sekali, terlalu panjang.
3 Adjektiva dapat diingkari dengan kata
ingkar tidak. Contoh: tidak tipis.
4 Adjektiva dapat diulang dengan awalan se-
dan akhiran -nya. Contoh: sejauh-jauhnya.
5 Adjektiva pada kata tertentu dapat
berakhiran antara lain dengan –er, -wi, - iah
, -if, -al dan -ik. Contoh: rohaniah,
surgawi, material.
2. Adjektiva dari segi bentuknya
Dari segi bentuk, adjektiva terbagi atas adjektiva dasar monofemis dan adjektiva
turunan polimorfemis. Contoh adjektiva dasar: cantik, jelek, baik, buruk, jauh, dekat. Adjektiva
turunan dibentuk dengan tiga cara: pengafiksan, pengulangan, dan pemaduan dengat kata lain.
1 Adjektiva polimorfemis yang dibentuk
dengan pengafiksan. Adjektiva ini menggunakan serapan
adjektiva berafiks dari bahasa lain seperti bahasa Arab, Belanda dan Inggris dengan
afiks serapan: -i, -iah, -wi, atau –wiah. Contoh: manusiawi, hewani, ilmiah. Hasil
pengafiksan dengan infiks atau sisipan -em- pada kata benda nomina. Contoh:
gemuruh, kemilau, temaram.
Hasil pengafiksan tingkat ekuatif dengan prefiks atau awalan se- dan tingkat superlatif
dengan prefiks ter-. Di samping itu, beberapa nomina digunakan sebagai
adjektiva dalam kalimat contoh: pemberani, pemalas.
2 Pengulangan
Adjektiva ini dapat berfungsi sebagai predikat dan adverbial. Adjektiva yang
berfungsi predikat berarti kejamakan, keanekaan, atau keintensifan. Perulangan
dapat terjadi melalui perulangan penuh, perulangan sebagian, dan perulangan salin
suara. Contoh: gelap-gelap, terang-terangan, hiruk-pikuk.
3 Pemaduan dengan kata lain
Adjektiva dipadukan dengan kata benda nomina atau adjektiva. Pemaduan
adjektiva dengan kata benda akan menghasilkan arti baru contoh: rendah hati,
mulut manis. Pemaduan adjektiva dengan adjektiva memberi arti menguatkan unsur
pertama. Contoh: hitam legam, pucat pasi, cerah ceria. Alwi et. al 2003 dalam Rahmat
2009.
METODE PENELITIAN
Data
Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah kata sifat masukan berbahasa Indonesia
dalam bentuk tunggal.
Metodologi
Pada bab ini dibahas beberapa tahapan penelitian dalam proses pembentukan kamus
word graph kata sifat :
Gambar 2 Diagram Alir Metodologi Penelitian.
1. Pemahaman Bidang Kajian dan
Identifikasi Masalah
a. Studi Literatur
5 Penelitian ini diawali dengan
mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang relevan dengan topik kajian penelitian.
Penelitian ini mengkaji mengenai pembentukan kamus word graph kata sifat dan sistem aplikasi
BogorDelftConstruct. Seperti yang telah diungkapkan pada bab pendahuluan, penelitian
ini didasarkan pada penelitian sebelumnya di antaranya tesis Usep Rahmat 2009 yang
berjudul “Analisis Pembentukan Word graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge
Graph
” dan skripsi Deni Romadoni yang berjudul “Pengembangan Sistem Pembentukan
Word graph untuk Teks Berbahasa Indonesia”.
Hasil pengkajian dua penelitian sebelumnya digunakan untuk mengembangkan modul untuk
kamus word graph kata sifat.
b. Analisis BogorDelftConstruct
Tahap kedua adalah menganalisis sistem aplikasi BogorDelftConstruct. Seperti yang
telah dijelaskan pada bab pendahuluan, BogorDelftConstruct adalah pengembangan
perangkat lunak DelftConStruct. Pada bab pendahuluan disebutkan bahwa DelftConStruct
masih memiliki banyak kekurangan dan belum sesuai dengan konsep KG.
Kekurangan DelftConStruct antara lain: • Belum memiliki fitur Dictionary untuk
menyimpan, menampilkan dan mengubah graf.
• Ketidakjelasan arah relasi antar token, karena tidak adanya tanda panah yang
menunjuk dari danatau ke suatu token. • Belum memiliki kemampuan untuk
membuat graf baru. Hanya mampu mengubah graf yang sedang ditampilkan.
• Belum mampu untuk menghapus token danatau teks.
• Tidak memiliki mekanisme untuk menampilkan graf lain yang sudah dibuat.
Oleh karena keterbatasan yang dimiliki DelftConStruct maka dikembangkan editor
yang serupa yaitu BogorDelftConstruct yang sesuai dengan konsep KG dan mampu
menganalisis graf dalam struktur Bahasa Indonesia serta visualisasinya.
BogorDelftConstruct menambahkan semua fitur yang kurang dalam DelftConStruct. Tampilan
fitur DelftConStruct dapat dilihat di Lampiran 3. Fitur BogorDelftConstruct disajikan pada
Gambar 4 dan Gambar 5, sedangkan contoh graf yang dibentuk oleh editor
BogorDelftConstruct ditampilkan pada Gambar 6.
Gambar 3 Panel Dictionary.
Gambar 4 Panel Relationship.
Gambar 5 Contoh Word graph yang dibentuk dalam workspace.
BogorDelftConstruct memiliki fitur pembentukan kamus word graph. Penelitian ini
akan mengembangkan modul untuk kamus word graph
kata sifat menggunakan fitur tersebut. Analisis mengenai bentuk kata sifat
6 dan maknanya telah dilakukan pada penelitian
sebelumnya oleh Rahmat 2009 yang menghasilkan pola aturan untuk kata sifat.
Sistem aplikasi BogorDelftConstruct dan versi sebelumnya DelftConStruct
dikembangkan menggunakan metode pengembangan
Evolusioner dengan jenis
exploratory . Dalam pengembangannya sistem
aplikasi DelftConStruct dan BogorDelftConstruct menggunakan bahasa
pemrograman MATLAB, maka dalam pengembangan modul kamus word graph kata
sifat pada sistem BogorDelftConstruct dikembangkan pula menggunakan bahasa
pemrograman MATLAB sesuai sistem BogorDelftConstruct.
2. Pengembangan Modul Kamus Word