Hubungan Corporate Social Responsibility Dengan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Pertanian Dan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia

HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DENGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN DI BURSA
EFEK INDONESIA

WENI ANDRIATI DEWI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Hubungan Corporate
Social Responsibility dengan Kinerja Keuangan pada Perusahaan Sektor Pertanian
dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Weni Andriati Dewi
NIM H251110301

RINGKASAN
WENI ANDRIATI DEWI. Hubungan Corporate Social Responsibility dengan
Kinerja Keuangan pada Perusahaan Sektor Pertanian dan Pertambangan di Bursa
Efek Indonesia. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan
MUKHAMAD NAJIB.
Perkembangan usaha dewasa ini telah sampai pada tahap persaingan global
dengan dinamika perubahan yang demikian cepat. Perusahaan go public sebagai
perusahaan yang telah menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara
periodik harus mempublikasikan informasi sebagai bentuk transparansi
perusahaan. Informasi ini bertujuan untuk mengurangi asimetri antara perusahaan
dengan pihak eksternal serta unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis untuk
mengambil keputusan investasi. Sehingga bukan hanya laporan keuangan namun
pelaporan pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial (CSR) diperlukan di
dalam laporan tahunan karena akan memberikan nilai lebih bagi perusahaan yang

akan berdampak pada reputasi yang lebih baik dibandingkan perusahaanperusahaan yang tidak mengungkapkan, akibatnya kinerja perusahaan pun akan
meningkat.
Sehingga penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana aktivitas
pengungkapan CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan pertanian dan
pertambangan, kemudian menganalisis hubungan antara pengungkapan CSR
terhadap kinerja keuangan perusahaan serta menganalisis apakah perbedaan sektor
dan ukuran perusahaan mampu memberikan pengaruh terhadap hubungan CSR
dengan kinerja perusahaaan yang diteliti.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengungkapan
CSR dengan kinerja keuangan yang diukur dengan rasio profitabilitas yaitu ROA,
ROE dan NOPAT. Sementara pengungkapan CSR dihitung berdasarkan pada
standar Global Reporting Initiatives (GRI).
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan
sampel 11 perusahaan sektor pertanian dan 23 perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan data panel selama
periode 2010 hingga 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih konsisten
dalam kegiatan CSR karena secara signifikan berkorelasi positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Selain itu ukuran perusahaan terbukti sebagai variabel yang
dapat memberi pengaruh terhadap hubungan CSR dengan kinerja perusahaan.

Sementara perbedaan sektor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan karena dibatasi oleh dua jenis saja, sehingga perlu menggunakan
beberapa jenis sektor perusahaan untuk bisa melihat pengaruh terhadap kinerja
perusahaan.

Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, ROA, ROE, NOPAT, Kinerja
Perusahaan

SUMMARY
WENI ANDRIATI DEWI. Relationship between Corporate Social Responsibility
and Corporate Financial Performance at Agriculture and Mining Sectors Company
in Indonesia Stock Exchange. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO dan
MUKHAMAD NAJIB
Right now business development has reached the global competition with
such rapid change. Go public company have been implemented Good Corporate
Governance (GCG) periodically should publish the information for corporate
transparency. This information intended to reduce the asymmetry between the
company and external as well as an important element for investors and
businesses to make investment’s decisions. So not only financial statements but
reporting disclosure activity social responsibility (CSR) required in the annual

report because it will provide more value for the company that will result in a
better reputation than companies that didn’t disclose. Consequently the
performance of the company will increase.
So this research aimed to explain how the disclosure of CSR activities that
implemented by agriculture and mining company, then analyze the relationship
between disclosure of CSR to the company's financial performance and analyze
whether differences sector and size of the company was able to give effect the
relationship with the CSR performance.
The purpose of this research is to examine the relationship between CSR
and corporate financial performance measured by profitability ratios of ROA,
ROE and NOPAT. While CSR calculated based on the standard of the Global
Reporting Initiatives (GRI).
Hypotheses were tested using multiple regression analysis with a sample of
11 companies in agriculture and 23 mining companies listed on the Indonesian
Stock Exchange (IDX) using panel data during five-years period from 2010 until
2014.
The results suggest the company should be involves consistently in their
CSR practice because CSR has a significantly positively correlated to financial
performance. Besides of that the size of company proved to be variables that may
influence the relationship with the CSR performance of the company. While the

different sectors no significantt on the financial performance because it was
limited by two types, so it is necessary to use some kind of sector companies to be
able to see the effect on corporate performance.
Keywords : Corporate Social Responsibility, ROA, ROE, NOPAT, Financial
Performance

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DENGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN DI BURSA
EFEK INDONESIA


WENI ANDRIATI DEWI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Manajemen

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Dosen Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah memberikan berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah yang

berjudul Hubungan Corporate Social Responsibility dengan Kinerja Keuangan
pada Perusahaan Sektor Pertanian dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia
dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto,
M.Sc dan Bapak Dr. Mukhamad Najib, S.TP, M.M selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan karya ilmiah ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun,
M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Budi Purwanto, M.E selaku dosen penguji pada ujian tesis
yang telah memberikan masukan dan saran yang sangat bermanfaat sehingga
karya ilmiah ini menjadi lebih baik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, kakak serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya yang tiada henti diberikan untuk penulis. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada teman-teman dan sahabat yang telah memberikan
dukungan dan masukan, seluruh teman-teman angkatan 2011 di manajemen, serta
semua pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan karya imiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
Stakeholder Theory
Signaling Theory
Kinerja Perusahaan
Rasio Keuangan
Corporate Social Responsibility
Penelitian Terdahulu
BAB 3 METODE
Kerangka Pemikiran
Hipotesis

Alur Pikir Rencana Penelitian
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu
Populasi dan Sampel
Pengumpulan Data dan Informasi
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Analisis Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Pertanian dan
Pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014
Pengaruh CSR, Sektor Perusahaan dan Ukuran Perusahaan
terhadap ROA Perusahaan
Pengaruh CSR, Sektor Perusahaan dan Ukuran Perusahaan
terhadap ROE Perusahaan
Pengaruh CSR, Sektor Perusahaan dan Ukuran Perusahaan
terhadap NOPAT Perusahaan
Analisis Keseluruhan
Implikasi Manajerial
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

i
ii
ii
1
1
3
3
4
4
4
4
5
5
6
7
10
11

11
12
13
14
14
14
14
14
19
19
22
24
26
28
29
30
31
33
36
64

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Perusahaan terdaftar yang mengungkapkan CSR menggunakan
standar GRI dari tahun 1999-2014
Kriteria penetapan sampel
Presentase pengungkapan CSR per tema perusahaan pertanian
Presentase pengungkapan CSR per tema perusahaan pertambangan
Hasil pengujian pengaruh CSR, sektor perusahaan dan ukuran
perusahaan terhadap ROA perusahaan
Hasil pengujian pengaruh CSR, sektor perusahaan dan ukuran
perusahaan terhadap ROE perusahaan
Hasil pengujian pengaruh CSR, sektor perusahaan dan ukuran
perusahaan terhadap NOPAT perusahaan

2
19
22
22
24
26
28

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Kerangka pemikiran
Grafik nilai rata-rata ROA perusahaan pertanian dan pertambangan
periode 2010-2014
Grafik nilai rata-rata ROE perusahaan pertanian dan pertambangan
periode 2010-2014
Grafik nilai rata-rata NOPAT perusahaan pertanian dan pertambangan
periode 2010-2014

11
19
20
21

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Ringkasan hasil penelitian-penelitian terdahulu
Daftar perusahaan sampel
Nilai ROA pada perusahaan pertanian
Nilai ROA pada perusahaan pertambangan
Nilai ROE pada perusahaan pertanian
Nilai ROE pada perusahaan pertambangan
Nilai NOPAT pada perusahaan pertanian
Nilai NOPAT pada perusahaan pertambangan
Nilai GRI pada perusahaan pertanian
Nilai GRI pada perusahaan pertambangan
Total aset pada perusahaan pertanian
Total aset pada perusahaan pertambangan
Hasil uji asumsi klasik dengan variabel dependen ROA Pertanian
Hasil uji asumsi klasik dengan variabel dependen ROE Pertanian
Hasil uji asumsi klasik dengan variabel dependen NOPAT Pertanian
Indikator pengungkapan CSR menurut GRI G3.1

36
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
51
55
48

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan usaha dewasa ini telah sampai pada tahap persaingan global
dengan dinamika perubahan yang demikian cepat. Dalam situasi seperti ini, Good
Corporate Governance (GCG) merupakan suatu keharusan dalam rangka
membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan berkelanjutan. Perusahaan go
public sebagai perusahaan yang telah menerapkan GCG secara periodik harus
mempublikasikan informasi dan laporan keuangan perusahaan sebagai bentuk
transparansi perusahaan. Informasi yang disampaikan bertujuan untuk mengurangi
asimetri antara perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan. Sehingga bagi
investor informasi tersebut dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan
mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif
lain (Hanafi, 2003).
Salah satu teknik untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang
dihasilkan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba, termasuk kondisi
keuangan di masa depan adalah dengan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan
terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan
rasio pasar. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
profitabilitas dengan menggunakan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity
(ROE). Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang
dicapai atau informasi mengenai efektifitas operasional perusahaan. Sehingga
semakin tinggi rasio ini akan menarik pendatang baru untuk masuk dalam
industri, serta dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam menilai kinerja
suatu perusahaan sehingga dapat memberikan keputusan untuk melakukan
investasi.
Pengambilan keputusan dengan hanya melihat kinerja keuangan (economic
focused) suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi tetapi harus pula
memperhitungkan faktor-faktor sosial (social dimentions) (Nor Hadi, 2011).
Menurut Eipstein dan Freedman dalam Anggraini (2006) menyatakan bahwa
investor tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan.
Sebelum dua kejadian besar yakni Konferensi Lingkungan dan Pembangunan di
Rio de Janeiro tahun 1992 serta peluncuran panduan pelaporan keberlanjutan
(sustainability reporting) oleh Global Reporting Initiative (GRI), investor cukup
menganalisis dari kinerja keuangan perusahaan saja. Namun setelah banyak
pelaporan keberlanjutan muncul, kini para investor mulai menggunakan
pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial untuk menentukan saham mana
yang akan mereka beli (Maria R, 2008).
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan sebenarnya telah mulai dikenal
sejak awal 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory. Teori
ini mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder
(pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis
dan pihak lain) (Ghozali dan Chairiri, 2007). Penyelarasan antar stakeholder dapat
dilakukan perusahaan dengan mengembangkan program tanggung jawab sosial
perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan klaim
agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

2
(shareholder), tetapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholder dalam praktik
bisnis yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen dan
lingkungan (Dahlia dan Siregar, 2008).
Tabel 1 Perusahaan terdaftar yang mengungkapkan CSR menggunakan standar
GRI dari tahun 1999-2014
Wilayah
Jumlah Perusahaan
Persentase (%)
Afrika
1.332
7,00
Asia
4.034
20,06
Eropa
7.822
40,64
Amerika Latin dan Karibia
2.360
12,30
Amerika Utara
2.733
14,20
Oseania
943
4,90
Total
19.244
100
Berdasarkan data pada Tabel 1 yang diperoleh dari website GRI,
pengungkapan tanggung jawab sosial diklasifikasikan menjadi 6 bagian wilayah.
Terlihat bahwa Eropa unggul dalam pengungkapan tanggung jawab sosial lebih
dari 40%. Di peringkat ke dua Asia dengan jumlah sebanyak 7.822 perusahaan,
dan Oseania serta Afrika yang hanya berkontribusi dibawah 10%. Sementara di
Indonesia berbagai studi mengemukakan bahwa tingkat pelaporan aktivitas
tanggung jawab sosial masih relatif rendah, selain itu bentuk pengungkapan
sangat beragam sehingga menyulitkan pembaca laporan untuk melakukan
evaluasi. Menurut UU No 40 Pasal 74 tahun 2007 menyatakan bahwa perseroan
yang melakukan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Menurut Sukada
dan Jalal (2012) dari 450 perusahaan go public hanya 40 perusahaan yang
membuat laporan keberlanjutan yang merujuk pada standar GRI dan sebagian
besar dari perusahaan di sektor pertambangan.
Sektor pertambangan memiliki aturan khusus yang mengharuskan
perusahaan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial yaitu dalam UU Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba),
ketentuan lebih lanjut Pasal 108 UU Minerba terdapat dalam PP No. 23 Tahun
2010. Sementara sektor pertanian sebagai bagian dari sektor utama di BEI yang
juga memanfaatkan hasil alam, tidak memiliki regulasi seperti sektor
pertambangan mengenai ketentuan aktivitas CSR. Namun jika sektor pertanian
melakukan pelaporan pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosialnya, tentu
dapat memberikan nilai lebih yang menjadi pertimbangan bagi investor untuk
berinvestasi pada sektor pertanian.
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih
banyak daripada perusahaan kecil (Jensen dan Meckling dalam Marwata, 2001).
Perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar, sehingga perusahaan perlu
dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal.
Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan
informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang
besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Sebaliknya,
perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil mungkin tidak memiliki
informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar, sehingga perlu ada tambahan

3
biaya yang relatif besar untuk dapat melakukan pengungkapan selengkap yang
dilakukan perusahaan besar.
Walaupun untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan
sejumlah biaya yang akan menjadi beban dan mengurangi pendapatan. Namun di
sisi lain dengan pengungkapan pelaporan kegiatan CSR akan menunjukkan
akuntabilitas, peningkatan kinerja, membangun hubungan dengan pemangku
kepentingan, menunjukkan manajemen keberlanjutan serta menunjukkan kondisi
kinerja (Sukada dan Jalal, 2012). Sehingga pengungkapan CSR diharapkan dapat
memberikan sinyal kepada pihak eksternal untuk meningkatkan citra perusahaan
yang tercermin dengan peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini didasarkan atas
konsep signaling theory dimana manajemen berusaha memberikan petunjuk
kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan
(Brigham dan Houston, 2001). Jadi makin baik perusahaan melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial, maka akan terbangun image perusahaan
yang baik di mata konsumen. Konsumen akan mempunyai pandangan yang bagus
karena perusahaan telah memperlihatkan kepentingan umum, dengan demikian
konsumen tidak keberatan menggunakan produk tersebut. Semakin banyak
konsumen menggunakan produk, maka akan meningkatkan penjualan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis hubungan
pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan studi kasus
pada perusahaan sektor pertanian dan pertambangan periode 2010 hingga 2014.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Bagaimana aktivitas kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan pertanian dan
pertambangan berdasarkan pengungkapan dalam laporan tahunan selama
periode 2010 - 2014.
2.
Apakah pengungkapan CSR berhubungan positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan contoh yang diteliti. Kinerja keuangan pada penelitian ini dilihat
dari tingkat tingkat profitabilitas perusahaan (ROA, ROE, dan NOPAT).
3.
Apakah perbedaan sektor dan ukuran perusahaan mampu memberikan
pengaruh terhadap hubungan CSR dengan kinerja perusahaan contoh yang
diteliti.
Tujuan Penelitian
1.

2.
3.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
Menganalisis aktivitas kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan pertanian
dan pertambangan berdasarkan pengungkapan dalam laporan tahunan
selama periode 2010 – 2014.
Menganalisis hubungan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan
perusahaan contoh yang diteliti.
Menganalisis pengaruh perbedaan sektor dan ukuran perusahaan terhadap
hubungan CSR dengan kinerja perusahaan contoh yang diteliti.

4
Manfaat Penelitian
1.

2.
3.

4.

Bagi perusahaan : memberikan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan
agar lebih meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap
lingkungan sosial.
Bagi investor : memberi gambaran untuk mempertimbangkan aspek-aspek
yang perlu diperhitungkan yang tidak hanya dilihat pada ukuran moneter.
Bagi masyarakat, sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan
semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus
diperoleh.
Bagi lembaga- lembaga pembuat peraturan/ standar, hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan standar
akuntansi lingkungan dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan
kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.
Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk perusahaan yang menjalankan
kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, dalam
hal ini perusahaan pertanian dan pertambangan yang terdaftar di BEI yang
memiliki laporan keuangan dan tahunan yang lengkap serta adanya pengungkapan
mengenai aktivitas CSR yang dilakukan selama periode 2010- 2014.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Stakeholder Theory
Pengenalan terhadap konsep lingkungan organisasi perusahaan yang
berkembang sejalan dengan berkembangnya pendekatan sistem dalam
manajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori manajemen
terhadap organisasi, terutama mengenai bagaimana suatu organisasi perusahaan
dapat mencapai tujuannya secara efektif. Stakeholder (pemangku kepentingan)
adalah orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan. Jones (2005)
mengklasifikasikan pemangku kepentingan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu :
1. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki kepentingan
dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam
organisasi perusahaan. Yang termasuk kedalam kategori ini adalah
pemegang saham (stockholders), para manajer (managers), dan karyawan
(employees).
2. Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang
bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaanm dan bukan pula
karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan
dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan.

5
Signaling Theory
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi
yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di
pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi
yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2000).
Signaling theory (teori persinyalan) menurut Brigham dan Houston (2001)
merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Signaling theory menjelaskan alasan perusahaan memiliki insentif
untuk melaporkan informasi ke pasar modal meskipun tidak ada mandat dari
badan regulasi. Pelaporan informasi oleh manajemen bertujuan untuk
mempertahankan investor yang tertarik pada perusahaan.
Menurut Drever et al (2007) signaling theory menekankan bahwa
perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya. Jika
perusahaan gagal dalam menyajikan informasi yang lebih, maka para stakeholder
hanya akan menilai perusahaan sebagai perusahaan rata-rata sama dengan
perusahaan-perusahaan yang tidak mengungkapkan laporan tambahan. Hal ini
memberikan motivasi bagi perusahan-perusahaan untuk mengungkapkan melalui
laporan keuangan, bahwa mereka lebih baik dari pada perusahaan yang tidak
melakukan pengungkapan. Dengan demikian, signaling theory menekankan
bahwa perusahaan akan cenderung menyajikan informasi yang lebih lengkap
untuk meperoleh reputasi yang lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan
yang tidak mengungkapkan, yang pada akhirnya akan menarik investor.
Asumsi dari signaling theory adalah para manajer perusahaan memiliki
informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak
luar (investor). Hal ini akan mengakibatkan suatu asimetri informasi antara pihakpihak yang berkepentingan. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana
informasi privat yang hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat
informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh
menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang
dapatmempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi
tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi
nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham (Jogiyanto, 2000).
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang digunakan oleh
entitas untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba. Menurut Mulyadi
dan Johny (2001) kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha

6
formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas
dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu
(Hanafi, 2003).
Menurut Rudianto (2006) tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan
hasil dan tindakan yang diinginkan. Standa perilaku tersebut berupa kebijakan
manajemen atas rencana formal yang dituangkan dalam anggaran perusahaan.
Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya
dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya melalui reward
yang diberikan oleh perusahaan dan hasil kinerja.
Rasio Keuangan
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005) analisis rasio dapat
mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari
masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan
dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau
menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan
suatu perusahaan.
Menurut Hanafi (2003), rasio keuangan dibagi menjadi lima kelompok
bagian, yaitu :
a.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Karena likuiditas menyangkut
tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, maka pengujian likuiditas difokuskan pada hubungan antara
aktiva lancar dan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa
macam rasio likuiditas, antara lain: current ratio, acid test ratio, cash ratio,
dan net working capital.
b.
Rasio leverage (rasio utang) adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio leverage disebut juga rasio
solvabilitas. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas
perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham. Semakin besar jumlah
pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan
tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang
saham, semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin rendah tingkat
pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan
harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen. Ada beberapa macam rasio
leverage, antara lain : debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to
equity, dan time intersted earned.
c.
Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan berbagai aktivanya. Rasio-rasio ini dirancang
untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang
dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika
dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya. Ada

7

d.

e.

beberapa macam rasio aktivitas, antara lain : total aset turnover, account
receivable turnover, fixed asset turnover, inventory turnover, average
collection period, dan day’s sales in inventory.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan
dan investasi. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang
tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada
dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan
berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari
pihak luar. Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan
operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa macam rasio
profabilitas, antara lain : gross profit margin, operating profit margin, net
profit margin, return on assets, return on equity, dan basic earning power.
Rasio pasar adalah rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan,
dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio ini
menunjukkan informasi yang cenderung dilihat dari sudut pandang investor
dan biasanya diungkapkan dalam basis per saham. Ada beberapa macam
rasio pasar, antara lain : dividen yield, earning yield, dividen per share,
earning per share, dividen payout ratio, price earning ratio, dan price to
book value
Corporate Social Responsibility

Pengertian dari Corporate Social Responsibility (CSR) telah dikemukakan
oleh banyak pakar. Beberapa definisi CSR menurut Suharto (2012) diantaranya :
World Business Council for Sustainable Development : Komitmen
berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan
memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan
masyarakat luas pada umumnya
International Finance Corporation : Komitmen dunia bisnis untuk memberi
kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama
dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas
untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi
bisnis maupun pembangunan
CSR Asia : Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan
berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya
menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang
disebut sustainability reporting. Sustainability reporting meliputi pelaporan
mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi
(ACCA dalam Anggraini, 2006). Sustainability reporting harus menjadi dokumen
strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang
sustainability development yang membawanya menuju kepada core business dan
sektor industrinya.
Adapun regulasi terkait tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia
sebagai berikut :

8
1)

2)

3)

4)

5)

6)

Peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
sebagaimana Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL terdiri program
perkuatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan
pendampingan (disebut Program Kemitraan), serta program pemberdayaan
kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina Lingkungan),
dengan dana kegiatan yang bersumber dari laba BUMN.
Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya terkait
Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 disebutkan: (1) Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan, (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana
dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab
Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kegiatan dalam
memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut harus
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dilaksanakan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Peraturan yang mengikat jenis perusahaan penanaman modal, yaitu UndangUndang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007. Dalam Pasal 15 (b)
dinyatakan bahwa "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan." Sanksi-sanksi, diatur dalam Pasal 34,
berupa sanksi administratif dan sanksi lainnya, diantaranya: (a) Peringatan
tertulis; (b) pembatasan kegiatan usaha; (c) pembekuan kegiatan usaha
dan/atau fasilitas penanaman modal; atau (d) pencabutan kegiatan usaha
dan/atau fasilitas penanaman modal.
Peraturan CSR bagi perusahaan pengelola Minyak dan Gas (Migas), diatur
dalam Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001.
Dalam pasal 13 ayat 3 (p) disebutkan: Kontrak Kerja Sama sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan
pokok yaitu: (p) pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hakhak masyarakat adat”.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin,
Undang-undang ini tidak membahas secara khusus peran dan fungsi
perusahaan dalam menangani fakir miskin, melainkan terdapat klausul
dalam pasal 36 ayat 1 “Sumber pendanaan dalam penanganan fakir miskin,
meliputi: c. dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan. Diperjelas
dalam ayat 2
Dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf digunakan sebesar-besarnya
untuk penanganan fakir miskin. Sedangkan pada Pasal 41 tentang “Peran
Serta Masyarakat”, dalam ayat 3 dijelaskan bahwa “Pelaku usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf j berperan serta dalam

9
menyediakan dana pengembangan masyarakat sebagai pewujudan dari
tanggung jawab sosial terhadap penanganan fakir miskin.
7)
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum
tanggungjawab dunia usaha dalam penyelenggaraan Kesejehteraan Sosial.
Kementrian Sosial memandang penting dibentuknya forum CSR pada level
Provinsi, sebagai sarana kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha.
Rekomendasi Permensos adalah dibentuknya Forum CSR di tingkat
provinsi beserta pengisian struktur kepengurusan yang dikukuhkan oleh
Gubernur.
Menurut Nor Hadi (2011) ada lima hipotesis berkenaan dengan peran
strategis dan manfaat ekonomik CSR bagi perusahaan antara lain :
Pertama, CSR berpengaruh positif meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan. Hipotesis ini didasarkan pada premis bahwa perusahaan yang
berinvestasi pada CSR akan mendapatkan citra positif, reputasi bagus, dan
goodwill sehingga akan mendapatkan banyak kemudahan dari para stakeholder
dalam akses ekonomi, pasar, dan bisnis dalam jangka panjang. Dampaknya
pangsa pasar dan penjualan akan meningkat pesat. Biaya juga bakal kian efisien
sehingga perusahaan meraup laba yang signifikan secara berkelanjutan. Kenaikan
laba otomatis akan meningkatkan nilai aset dan nilai ekuitas perusahaan.
Kedua, CSR akan meningkatkan nilai pasar perusahaan. Yang dimaksud
adalah nilai pasar saham bagi perusahaan go public. Hipotesis ini didasarkan pada
prediksi teori sinyal (signaling teory) dan teori pasar efisien (efficient market
hypotesis/ EMH).
Ketiga, CSR meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan efektivitas kinerja
operasional bisnis. Hipotesis ini didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan yang
peduli pada CSR internal akan meningkatkan rasa nyaman, rasa memiliki,
kepuasan, dan etos kerja bagi karyawan dan pihak-pihak yang bekerja dalam
jaringan bisnis perusahaan. Peningkatan itu berdampak positif pada efisiensi biaya
dan produktivitas output, kualitas produk jasa, dan efektivitas pencapaian tujuan
bisnis. Pada akhirnya pencapaian itu bakal menaikan laba dan nilai ekuitas
perusahaan.
Keempat, CSR menurunkan risiko dan memudahkan perusahaan
mendapatkan akses pendanaan dari para kreditor dan investor. Hipotesis ini
didasarkan pada premis bahwa perusahaan yang peduli CSR akan dinilai memiliki
risiko finansial dan risiko bisnis yang rendah serta memiliki prospek bisnis yang
bagus oleh para kreditor dan investor. Karena itu, perusahaan tersebut pantas
diberi atau ditawari pinjaman dengan tingkat suku bunga yang rendah. Para
investor juga memiliki persepsi yang sama sehingga perusahaan yang ramah CSR
umumnya menjadi target investasi.
Kelima, CSR dan pengungkapan informasinya dalam pelaporan perusahaan
bisa mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan para stakeholder.
Implikasinya resistensi para stakeholder bakal rendah dan risiko-risiko perusahaan
bisa diminimalisir.

10
Penelitian Terdahulu
Di Indonesia penelitian-penelitian mengenai pengaruh CSR terhadap kinerja
perusahaan telah banyak dilakukan dapat dilihat pada Lampiran 1 Mailani
Hamdani (2013) meneliti tentang pengaruh Analisis Hubungan Pengungkapan
CSR Terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham pada perusahaan LQ45,
menunjukkan hasil bahwa pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi/luas pengungkapan
informasi CSR di laporan tahunan semakin baik kinerja keuangan suatu
perusahaan. Selain itu pengungkapan CSR berhubungan signifikan juga terhadap
harga saham.
I Dewa Ketut Yudhayana Ajilaksana (2011) meneliti mengenai pengaruh
CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
CSR secara parsial yaitu dalam aspek sosial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Asset Turnover (ATO) serta CSR hanya berpengaruh terhadap kinerja
jangka panjang Market to Book Ratio.
Pada tahun 2010 Samsinar, Siti dkk. meneliti mengenai Pengaruh
Pengungkapan CSR terhadap kinerja perusahaan dan harga saham menemukan
bahwa kinerja keuangan perusahaan (ROA, ROE, dan EVA) berpengaruh positif
pada pengungkapan CSR pada laporan keuangan perusahaan manufaktur,
komunikasi, dan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sementara ROA,
ROE, EVA, dan CSR berpengaruh positif terhadap harga saham. Selain itu
pengungkapan CSR memberi pengaruh positif terhadap hubungan antara kinerja
keuangan perusahaan dan harga saham di pasar modal.
Isnaeni Ken Zuraedah (2010) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel
pemoderasi. Menemukan bahwa variabel dependen (ROA, alokasi biaya CSR)
secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (nilai
perusahaan)
Namun ada juga penelitian yang membuktikan secara empiris dimana
pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar seperti yang telah
dilakukan Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika (2008) meneliti tentang
hubungan antara CSR dengan VBM menemukan bahwa kinerja sosial perusahaan
tidak berpengaruh terhadap pencapaian VBM yang diproksi dengan EVA baik di
tahun yang sama maupun di tahun berikutnya.
Gede Adi Yuniarta (2011) meneliti tentang Pengaruh VBM pada nilai
ekuitas perusahaan dengan CSR sebagai variabel pemoderasi membuktikan bahwa
CSR tidak terbukti secara signifikan sebagai variabel pemoderasi hubungan antara
VBM dengan nilai investasi perusahaan. Hal ini mengindikasikan investor tidak
perlu lagi melihat pengungkapan CSR yang telah dilakukan perusahaan, karena
bukan lagi bersifat sukarela namun sudah bersifat wajib.
Budi Cahyono (2011) Pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan dengan
kepemilikan asing sebagai variabel moderating menemukan bahwa pengungkapan
CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE (proksi kinerja
keuangan perusahaan). Kemudian pengungkapan CSR tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel abnormal return (proksi kinerja pasar perusahaan)
serta kepemilikan asing sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi
hubungan pangungkapan CSR dan kinerja perusahaan.

11

3 METODE
Kerangka Pemikiran
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja
perusahaan. Dalam menjalankan kinerja perusahaan saat ini perusahaan haruslah
memperhatikan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, karena kinerja
perusahaan yang diikuti dengan tiga hal tersebut dapat menjamin perusahaan
berkembang secara berkelanjutan (sustainable) dan menciptakan keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.
Perusahaan Go Public

Good Corporate
Governance
(GCG)

Laporan
Keuangan

Pengungkapan
CSR
Ekonomi

Kinerja Keuangan
Perusahaan

Lingkungan
Tenaga Kerja

Faktor yang
mempengaruhi

HAM

- Sektor Perusahaan
- Ukuran Perusahaan

Nilai
Perusahaan

Sosial
Produk

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Gambar 1 menunjukkan bahwa GCG merupakan suatu keharusan dalam
rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan berkelanjutan. Konsep
ini menurut Mutamimah (2009) menekankan pada dua hal yakni pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada
waktunya serta kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat dan transparan. Informasi merupakan unsur penting
bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi yang lengkap, relevan, akurat
dan tepat waktu sangat diperlukan sebagai alat analisis untuk mengambil
keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman

12
akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi
(Jogiyanto, 2000). Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui
pelaporannya, jika perusahaan gagal dalam menyajikan informasi yang lebih
maka para stakeholder hanya akan menilai perusahaan sebagai perusahaan ratarata sama dengan perusahaan-perusahaan yang tidak mengungkapkan laporan
tambahan (Drever et al, 2007). Sehingga laporan aktivitas tanggung jawab sosial
(CSR) selain sebagai wujud implementasi dari GCG juga akan memberikan nilai
tambah bagi perusahaan sehingga diharapkan akan memperoleh reputasi yang
lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan yang tidak mengungkapkan, yang
pada akhirnya akan menarik investor. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk
memberikan gambaran tentang aktivitas pengungkapan CSR yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan pertanian dan pertambangan serta menjelaskan
kondisi kinerja keuangan perusahaan dengan analisis profitabilitas sehingga dapat
diketahui berapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Selanjutnya menganalisis hubungan antara pengungkapan CSR dengan kinerja
keuangan. Dalam penelitian ini menggunakan sektor dan ukuran perusahaan
sebagai variabel kontrol dengan menggunakan teknik analisis data berupa regresi
linear berganda. Kerangka berfikir ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam
melakukan rancangan penelitian sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
Hipotesis
Hubungan CSR terhadap Kinerja Keuangan (Profitabilitas)
Profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset dan ekuitas. Profitabilitas
juga disinyalir sebagai faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga
perusahaan mampu untuk meningkatkan biaya bagi aktivitas CSR serta
melakukan pengungkapan CSR lebih luas. Sehingga perusahaan yang berinvestasi
pada CSR akan mendapatkan citra positif dan reputasi bagus dan akan
mendapatkan banyak kemudahan dari para stakeholder dalam akses ekonomi,
pasar, dan bisnis dalam jangka panjang. Dampaknya pangsa pasar dan penjualan
akan semakin meningkat. Biaya juga kian efisien sehingga perusahaan meraup
laba yang signifikan secara berkelanjutan. Kenaikan juga otomatis akan
meningkatkan nilai aset dan niai ekuitas perusahaan.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah :
H1 : Pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
Hubungan Sektor Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan
Sektor pertambangan memiliki aturan yang mengharuskan perusahaan
melakukan kegiatan tanggung jawab sosial yaitu dalam UU Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba), ketentuan lebih lanjut
Pasal 108 UU Minerba terdapat dalam PP No. 23 Tahun 2010. Sementara sektor
pertanian sebagai bagian dari sektor utama yang juga memanfaatkan hasil alam,
tidak memiliki regulasi seperti sektor pertambangan mengenai ketentuan CSR.

13
Sehingga merupakan hal biasa bagi sektor pertambangan menyajikan aktivitas
tanggung jawab sosialnya akibat dari tuntutan regulasi, namun jika sektor
pertanian yang melakukan pelaporan tentu memberikan suatu sinyal dan nilai
lebih yang menjadi pertimbangan bagi investor. Akibatnya banyak yang ingin
berinvestasi pada sektor pertanian dan kinerja sektor pertanian akan menjadi lebih
baik.
H2 : Sektor pertanian lebih berkorelasi positif terhadap peningkatan kinerja
perusahaan
Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi aktivitas
CSR lebih banyak daripada perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki
total aset dan sumber daya yang besar. Sebaliknya, perusahaan dengan sumber
dana yang relatif kecil mungkin tidak mampu menginformasi aktivitas tanggung
jawab sosial sebagaimana perusahaan besar. Sehingga jika perusahaan kecil
mampu melakukan lebih banyak pengungkapan informasi CSR akan menarik
perhatian dari para investor, akibat dari signaling theory. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa perusahaan besar tidak akan mengalami kesulitan untuk
melakukan pengungkapan informasi dibandingkan perusahaan kecil yang
membutuhkan tambahan biaya relatif besar agar dapat melakukan pengungkapan
selengkap yang dilakukan perusahaan besar. Sehingga perusahaan kecil yang
melakukan pengungkapan akan memperlemah hubungan antara CSR dan kinerja
perusahaan.
H3 : Ukuran perusahaan memperlemah hubungan pengungkapan CSR dengan
kinerja perusahaan
Alur Pikir Rencana Penelitian
Sebagai acuan pelaksanaan penelitian maka disiapkan alur pikir rencana
penelitian yang merupakan rencana dari struktur penelitian yang mengarah proses
dan hasil riset menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif. Alur pikir merupakan
kerangka untuk menunjukkan variabel-variabel yang diteliti dan menggambarkan
langkah-langkah untuk setiap aktivitas riset. Merancang penelitian berarti
menentukan jenis risetnya, menentukan data yang akan digunakan dan merancang
model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesis yang dibangun (Jogiyanto, 2007)
Variabel yang akan digunakan dalam rancangan penelitan ini : (1) variabel
dependen yaitu kinerja perusahaan yang dihitung menggunakan ROA, ROE, dan
NOPAT, (2) variabel independen adalah CSR, (3) variabel kontrol adalah sektor
dan ukuran perusahaan. Melalui kajian tersebut dirumuskan masalah penelitian
dan dibuat hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian secara statistik
maka perlu untuk menetukan sampel penelitian, sumber data, dan metode
pengumpulan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan model
regresi linear berganda. Hasil analisis selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat
menjawab permasalahan yang ada dan diakhiri dengan membuat simpulan atas
hasil yang diperoleh serta memberi saran-saran sebagai kontribusi penelitian.

14
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat asosiatif/hubungan yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, sehingga diharapkan
dapat membangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala. Penelitian dimulai dengan analisis permasalahan, dan
dilanjutkan dengan pengumpulan data yang merupakan data sekunder. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dan diolah dengan menggunakan alat analisis yang
ada, terakhir ditarik kesimpulan.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertanian dan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.
Populasi dan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah existing statistics
berasal dari database instansi, dokumen data statistik atau laporan hasil penelitian.
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah yang memiliki kriteria :
a.
Perusahaan sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam dalam hal ini perusahaan pertanian dan pertambangan.
b.
Perusahaan sampel yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) dan
keuangan secara berturut-turut selama periode 2010-2014.
c.
Perusahaan sampel melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial baik
terpisah atau digabungkan dalam laporan tahunan selama periode 2010-2014
d.
Perusahaan sampel tidak mengalami kerugian selama tahun 2010-2014
Pengumpulan Data dan Informasi
Data yang digunakan berupa data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk
angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiono, 2009). Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan, laporan keuangan, dan
laporan keberlanjutan untuk periode 2010-2014.
Penelitian menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dan
dipublikasikan oleh pihak lain atau data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui perantara seperti orang lain atau dokumen (Sugiono, 2009). Data
bersumber dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.. Data-data
sekunder yang dikumpulkan yaitu data laporan keuangan serta data laporan
tahunan perusahaan sektor pertanian dan pertambangan
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, pengolahan dan analisis
dilakukan dengan menggunakan analisis profitabilitas, analisis CSR, uji asumsi
klasik dan uji regresi berganda.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia

5 153 118

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia.

2 13 77

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

0 9 124

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 15

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 12

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusah

0 1 15

ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 101

ANALISIS HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYDENGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 24

ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 24