Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

SUCI RAHMADHANI 120521008

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia

Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri. Tingkat profitabilitas digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas usaha, yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat mendorong para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Seperti halnya likuiditas yang merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang diukur berdasarkan Debt to Equity Ratio. Selain itu, kinerja keuangan perusahaan juga berkaitan dengan berlangsungnya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. CSR merupakan suatu komitmen perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Perusahaan harus meningkatkan kepatuhan perusahaan dengan hukum dan mengembangkan kebijakannya dalam rangka pelaksanaan aktivitas CSR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara

Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda dengan tiga kali pengujian dikarenakan kinerja perusahaan di wakili oleh tiga rasio profitabilitas yaitu ROA, ROE dan NPM. Metode penentuan sampel yang digunakan dengan menggunakan beberapa karakteristik sehingga diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan menganalisis data berupa laporan tahunan. Untuk membuktikan hipotesis maka dilakukan pengujian regresi linier berganda yang diawali uji asumsi klasik. Secara parsial bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Return on Asset, Return on Equity,

dan Net profit Margin, sedangkan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Return on Equity dan memberikan pengaruh negatif terhadap Return on Asset dan Net Profit Margin.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, dan Net Profit Margin


(3)

ABSTRACT

The Influence of Corporate Social Responsibility and Debt to Equity Ratio in Financial Performance

on Coal Mining Companies in Indonesia Stock Exchange

The company’s financial performance is a important factor to assess the over all performance ot the company’s itself. The level of profitability was used as the basis to measure the financial performance of the company. An indicator ot the attractiveness of a business can be measured from the profitability of business, namely, Return on Asset, Return on Equity, and Net Profit Margin. Companies that have good financial performance could encourage investors to invest in the company. As of Liquidity is a financial ratio that measures the level of ability of the company in paying off short-term liabilities are measured based on the Debt to Equity Ratio. In addition, the company’s financial performace is also related to Corporate Social Responsibility activities the company’s. Corporate Social Responsibility is a commitment of the company in the form of social responsibility toward in the environment in which companies. Companies should increase the company's compliance with laws and develop policies for the implementation of CSR activities. This aims of the study is to know the influence of Corporate Social Responsibility and Debt to Equity Ratio of the companies financial performance on coal mining company on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. The technique of analyzing data are used in this study is the method of multiple linear regression with three times the performance because the testing company was represented by three profitability ratios of ROA, ROE and NPM. The method of sample determination are used by using some of the characteristics and obtained a sample of 16 companies. The data used are secondary data to analyze the data in the form of annual reports. To prove the hypothesis of the multiple linear regression testing the assumptions of classical test begins. Partial test showed that the Corporate Social Responsibility give a positive influence in Return on Asset, Return on Equity, and Net Profit Margin, however the Debt to Equity Ratio, give a positive influence in Return on Equity and than give a negative influence for the Return on Asset and Net Profit Margin.

Keyword: Corporate Social Responsibility, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, and Net Profit Margin


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin menucapkan terima kasih terutama kepada orangtua tercinta yaitu Ayahanda H. Supriady dan Ibunda Hj. Masdiana Siregar yang senantiasa mendoakan dan mendukung, mencukupi segala kebutuhan dana dan material, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis. 6. Ibu Bebi Kendida Hasibuan,SE , M.Si., selaku Dosen Pembanding yang telah

memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Kepada saudara-saudara penulis: Harry Ferdiansyah, SH. (Abang) dan Hera Ferlianda, SE. (Kakak) yang penulis cintai dan yang selalu mendoakan dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada Sertu Muhammad Fachrurozi Siswanto, SH. yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan selalu setia menemani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada sahabat dan teman-teman penulis: Anggun, Supyanti, Friska, Hesty, Kak Ai, Kak Mitha, Kak Novita Barunea, Kak Dahlia Sumah, Bang Krismanto dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, April 2015 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... .. ix

DAFTAR LAMPIRAN ... .. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ... 10

2.1Landasan Teori ... 10

2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility . 10

2.2 Debt to Equity Ratio ... 19

2.3 Kinerja Keuangan Perusahaan ... 20

2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan ... 20

1. Return on Asset (ROA) ... 21

2. Return on Equity (ROE) ... 21

3. Net Profit Margin (NPM) ... 21

2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja ... 22

2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja ... 23

2.4 Laporan Keuangan ... 24

2.5 Penelitian Terdahulu ... 25

2.6 Kerangka Konseptual ... 29

2.7 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Batasan Operasional ... 31

3.4 Definisi Operasional ... 32

3.5 Populasi Dan Sampel ... 34

3.5 Metode Analisis Data ... 36

3.5.1 Analisis Data ... 37


(7)

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 37

1. Uji Normalitas ... 37

2. Uji Multikolinearitas ... 38

3. Uji Heterokedastisitas ... 38

4. Uji Autokorelasi ... 39

3.5.4 Analisis Regresi Berganda ... 39

3.5.5 Pengujian Hipotesis ... 40

1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) .... 40

1.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) pada Regresi yang Pertama ... 40

1.2 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) pada Regresi yang kedua ... 41

1.3 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) pada Regresi yang Ketiga ... 41

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 42

2.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) pada Regresi yang Pertama ... 42

2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) pada Regresi yang Kedua ... 43

2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) pada Regresi yang Ketiga ... 43

3. Koefisien Determinasi (R2) ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 45

4.1 Profil Perusahaan ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 58

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 58

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik pada Regresi yang Pertama ... 64

1. Uji Normalitas ... 64

2. Uji Multikolinearitas ... 67

3. Uji Heteroskedastisitas ... 68

4. Uji Autokorelasi ... 69

4.2.3 Analisis Regresi Berganda pada Regresi yang Pertama ... 69

4.2.4 Pengujian Hipotesis pada Regresi yang Pertama ... 71

1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) pada Regresi yang Pertama ... 71

2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) pada Regresi yang Pertama ... 72

3. Koefisien Determinasi ... 73

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik pada Regresi yang Kedua ... 74


(8)

1. Uji Normalitas ... 74

2. Uji Multikolinearitas ... 77

3. Uji Heteroskedastisitas ... 78

4. Uji Autokorelasi ... 79

4.2.5 Analisis Regresi Berganda pada Regresi yang Kedua ... 79

4.2.6 Pengujian Hipotesis pada Regresi yang Kedua ... 81

1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) pada Regresi yang Pertama ... 81

2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) pada Regresi yang Kedua ... 82

3. Koefisien Determinasi ... 83

4.2.10 Uji Asumsi Klasik pada Regresi yang Ketiga ... 84

1. Uji Normalitas ... 84

2. Uji Multikolinearitas ... 87

3. Uji Heteroskedastisitas ... 88

4. Uji Autokorelasi ... 88

4.2.7 Analisis Regresi Berganda pada Regresi yang Ketiga ... 89

4.2.8 Pengujian Hipotesis pada Regresi yang Ketiga ... 91

1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) pada regresi yang Ketiga ... 91

2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) pada Regresi yang Ketiga ... 92

3. Koefisien Determinasi ... 93

4.3 Pembahasan ... 94

4.3.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility .... 95

4.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 97

5.1 Kesimpulan ... 97

5.1.1 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 97

5.1.2 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) ... 98

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(9)

DAFTAR TABEL

No. TabeL Judul Halaman

Tabel 1.1 Data CSRDI, DER, ROA, ROE, dan NPM ... 6

Tabel 2.1 91 Indikator Berdasarkan GRI-G4 ... 13

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33

Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 34

Tabel 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel ... 36

Tabel 3.4 Sampel Penelitian ... 36

Tabel 4.1 Perkembangan CSR Tahun 2011-2013 ... 59

Tabel 4.2 Perkembangan DER Tahun 2011-2013 ... 60

Tabel 4.3 Perkembangan ROA Tahun 2011-2013 ... 61

Tabel 4.4 Perkembangan ROE Tahun 2011-2013 ... 62

Tabel 4.5 Perkembangan NPM Tahun 2011-2013 ... 63

Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 64

Tabel 4.7 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah Transformasi Data ... 65

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 68

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi ... 69

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi ... 70

Tabel 4.11 Hasil Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 71

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 72

Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi ... 73

Tabel 4.14 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 74

Tabel 4.15 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah Transformasi Data ... 75

Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas ... 78

Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi ... 79

Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi ... 80

Tabel 4.19 Hasil Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 81

Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 82

Tabel 4.21 Hasil Koefisien Determinasi ... 83

Tabel 4.22 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 84

Tabel 4.23 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah Transformasi Data ... 85

Tabel 4.24 Hasil Uji Multikolinearitas ... 87

Tabel 4.25 Hasil Uji Autokorelasi ... 89

Tabel 4.26 Hasil Analisis Regresi ... 90

Tabel 4.27 Hasil Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 91

Tabel 4.28 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 92


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 66

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 67

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 68

Gambar 4.4 Grafik Histogram ... 76

Gambar 4.5 Grafik Normal Plot ... 77

Gambar 4.6 Uji Heteroskedastisitas ... 78

Gambar 4.7 Grafik Histogram ... 86

Gambar 4.8 Grafik Normal Plot ... 87


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Judul Halaman Lampiran 1 Perkembangan Rasio Keuangan ... 103


(12)

ABSTRAK

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia

Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri. Tingkat profitabilitas digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas usaha, yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat mendorong para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Seperti halnya likuiditas yang merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang diukur berdasarkan Debt to Equity Ratio. Selain itu, kinerja keuangan perusahaan juga berkaitan dengan berlangsungnya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. CSR merupakan suatu komitmen perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Perusahaan harus meningkatkan kepatuhan perusahaan dengan hukum dan mengembangkan kebijakannya dalam rangka pelaksanaan aktivitas CSR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara

Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda dengan tiga kali pengujian dikarenakan kinerja perusahaan di wakili oleh tiga rasio profitabilitas yaitu ROA, ROE dan NPM. Metode penentuan sampel yang digunakan dengan menggunakan beberapa karakteristik sehingga diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan menganalisis data berupa laporan tahunan. Untuk membuktikan hipotesis maka dilakukan pengujian regresi linier berganda yang diawali uji asumsi klasik. Secara parsial bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Return on Asset, Return on Equity,

dan Net profit Margin, sedangkan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Return on Equity dan memberikan pengaruh negatif terhadap Return on Asset dan Net Profit Margin.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, dan Net Profit Margin


(13)

ABSTRACT

The Influence of Corporate Social Responsibility and Debt to Equity Ratio in Financial Performance

on Coal Mining Companies in Indonesia Stock Exchange

The company’s financial performance is a important factor to assess the over all performance ot the company’s itself. The level of profitability was used as the basis to measure the financial performance of the company. An indicator ot the attractiveness of a business can be measured from the profitability of business, namely, Return on Asset, Return on Equity, and Net Profit Margin. Companies that have good financial performance could encourage investors to invest in the company. As of Liquidity is a financial ratio that measures the level of ability of the company in paying off short-term liabilities are measured based on the Debt to Equity Ratio. In addition, the company’s financial performace is also related to Corporate Social Responsibility activities the company’s. Corporate Social Responsibility is a commitment of the company in the form of social responsibility toward in the environment in which companies. Companies should increase the company's compliance with laws and develop policies for the implementation of CSR activities. This aims of the study is to know the influence of Corporate Social Responsibility and Debt to Equity Ratio of the companies financial performance on coal mining company on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. The technique of analyzing data are used in this study is the method of multiple linear regression with three times the performance because the testing company was represented by three profitability ratios of ROA, ROE and NPM. The method of sample determination are used by using some of the characteristics and obtained a sample of 16 companies. The data used are secondary data to analyze the data in the form of annual reports. To prove the hypothesis of the multiple linear regression testing the assumptions of classical test begins. Partial test showed that the Corporate Social Responsibility give a positive influence in Return on Asset, Return on Equity, and Net Profit Margin, however the Debt to Equity Ratio, give a positive influence in Return on Equity and than give a negative influence for the Return on Asset and Net Profit Margin.

Keyword: Corporate Social Responsibility, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, and Net Profit Margin


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini topik mengenai Tanggung Jawab Sosial Korporat atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas di dunia, baik di media cetak dan elektronik, seminar atau konferensi. Perusahaan-perusahaan juga semakin banyak yang menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Semakin maraknya pembahasan CSR merupakan konsekuensi logis dari implementasi praktek Good Coorporate Governance (GCG), yang prinsipnya antara lain menyatakan perlunya perusahaan memperhatikan kepentingan stakeholders-nya sesuai dengan aturan yang ada dan adanya jalinan hubungan kerjasama yang aktif dengan stakeholders demi kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan.

Corporate Social Responsibility merupakan suatu korporasi berbadan hukum yang dalam perkembangannya didirikan demi kepentingan umum sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan sosial, dimana pengungkapan yang dilakukan tidak sebatas mengenai informasi keuangan perusahaan saja, namun diharapkan juga untuk memberikan informasi mengenai dampak yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan terutama yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan masalah sosial dalam masyarakat mengenai dunia bisnis (Bertens, 2000:289).


(15)

Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan yang berkaitan erat dengan keberlanjutan atau sustainability perusahaaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya melainkan sebagai sarana meraih keuntungan. Terjaminnya keberlanjutan perusahaan apabila perusahaan melakukan pemenuhan tanggung jawabnya tidak hanya terbatas kepada pemegang saham (shareholders) tetapi perusahaan juga wajib memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan yang menjadi tempat pendukung dari operasi perusahaan tersebut (Hartman, 2011:158). Masyarakat akan memberikan tanggapan yang negatif kepada perusahaan yang di anggap tidak memperhatikan keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan sekitarnya. Respon negatif dari masyarakat inilah yang akan mengancam keberlangsungan dari perusahaan. Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Selain itu, memperhatikan bagaimana resistensi masyarakat sekitar di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupnya.

Corporate Social Responsibility merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang dimiliki perusahaan kepada masyarakat dimana perusahaan itu beroperasi dengan memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan-kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas operasional yang dilakukan oleh perusahaan (Hartman, 2011:155). Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap lingkungannya, maka semakin baik pula citra perusahaan menurut pandangan masyarakat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang


(16)

baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu lama maka penjualan perusahaan akan membaik dan pada akhirnya diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat.

Kegiatan CSR sendiri merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. CSR diharapkan akan mampu menaikkan kinerja perusahaan karena kegiatan CSR merupakan keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat sehingga masyarakat mampu memilih produk yang baik yang di nilai tidak hanya dari barangnya saja tetapi juga melalui tata kelola perusahaannya. Pada saat masyarakat yang menjadi pelanggan memiliki penilaian yang positif terhadap perusahaan, maka mereka akan loyal terhadap produk yang dihasilkan, hal ini akan mampu menaikkan citra perusahaan yang direfleksikan melalui kinerja perusahaan yang akan meningkat karena perusahaan melakukan perbuatan yang baik dan membangun dunia lebih baik (Hartman, 2011:163).

Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja keuangan perusahaan juga baik diikuti dengan melihat kebutuhan para pemegang sahamnya, karyawannya, dan masyarakat secara umum yang dilayaninya secara bersamaan. Laporan keuangan tahunan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk mengungkapkan informasi mengenai kegiatan sosial dan lingkungan yang dilakukannya (Hartman, 2011:168).

Sejak diberlakukannya Undang – undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas, kesadaran melaksanakan tanggung jawab sosial


(17)

perusahaan atau yang dikenal dengan CSR di Indonesia mulai berkembang. Undang – undang ini menyatakan bahwa :

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. (2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Salah satu jenis perusahaan yang dimaksud dalam undang-undang ini adalah perusahaan pertambangan batubara. Perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang operasi utamanya memiliki dampak sosial lingkungan yang signifikan terhadap sumber daya alam yang dalam kegiatannya sangat mungkin akan melakukan kerusakan terhadap lingkungan apabila tujuan kegiatan operasionalnya hanya mementingkan keuntungan saja (Alit, 2013).

Sebelum melakukan investasi, investor perlu memastikan apakah modal yang ditanamkan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan atau tidak, yaitu dengan cara mengetahui kinerja perusahaan. Perusahaan yang berkinerja baik akan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih diharapkan dari pada berinvestasi pada perusahaan yang berkinerja tidak baik. Untuk itu diperlukan suatu penilaian kinerja pada perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat investasi.

Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan


(18)

utang dalam membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage

berarti menggunakan modal sendiri 100% (Saharul dan Nizar, 2000 dalam Arif, 37 : 2011). Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar aset didanai dari hutang.

Likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Menurut Arifin (2005 dalam Susilowati & Sumarto, 2010) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal tersebut dikarenakan aktiva lancar yang dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik. Oleh karena itu, tingkat likuiditas yang tinggi berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan yang baik.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri. Tingkat profitabilitas digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas usaha, yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) (Hartman, 2011:169).

Pada penelitian ini hanya satu jenis perusahaan saja yang dijadikan sampel dalam penelitian yaitu perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan Undang - undang No. 40 Tahun 2007, khususnya Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya


(19)

alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan pertambangan batubara merupakan perusahaan yang diwajibkan oleh Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 agar melaksanakan tanggung jawab sosial lingkungan. Tahun penelitian yang digunakan adalah tahun 2011, 2012 dan 2013 dengan mengambil dan menghitung 5 (lima) data perusahaan pertambangan batubara dari 16 sampel yang digunakan. Adapun datanya sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data CSRDI DER, ROA, ROE, dan NPM Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

Nama Perusahaan

CSRDI(%) DER ROA(%) ROE(%) NPM(%)

2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013

PT. Adaro Energy Tbk.

6.07 4.21 2.52 1.18 1.32 1.23 9.76 5.73 3.40 11.93 22.61 12.80 8.98 13.85 10.30 PT. Bumi

Resources Tbk.

236.2 -775.4

725.4 5.26 17.75 -24.12

2.92 -9.59 -9.42 18.28 -179.94

217.89 5.38 -18.69 -18.61 Darma Henwa Company

-26.4 -45.5 56.9 0.29 0.61 0.65 -5.92 -9.43 -14.15

-7.67 -15.14 -23.30 -8.49 -12.37

-23.31 Petrosea

Company

57.8 54.0 19.0 1.37 1.83 1.58 13.95 9.27 3.40 33.06 26.23 8.76 19.96 12.74 4.81 PT. Toba

Bara Sejahtera Tbk

172.0 23.2 55.0 2.77 1.36 1.39 50.57 4.56 13.04 190.46 10.76 31.35 23.76 3.01 9.64

Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)

Data diatas menjelaskan bahwa perusahaan PT. Adaro Energy Tbk. tingkat CSRDI dan DERnya mengalami penurunan diikuti dengan tingkat ROA, ROE, dan NPM dari tahun 2011, 2012 ke 2013. Pada PT. Bumi Resources Tbk. tingkat CSRDInya meningkat, DER mengalami kenaikan dengan minus, ROA dan NPM menurun, sedangkan ROE mengalami kenaikan dari tahun 2011, 2012 ke 2013, meskipun demikian ada hal yang dinilai baik karena kerugian perusahaan mengalami penurunan. Pada Danma Henwa Company tingkat CSRDI, DER,


(20)

ROA, ROE, dan NPM mengalami kenaikan dari tahun 2011, 2012 ke tahun 2013, hal ini menunjukkan bahwa citra perusahaan mengalami peningkatan meskipun ada tingkat yang menunjukkan minus. Lain halnya dengan Petrosea Company tingkat CSRDI, DER, ROA, ROE, dan NPM perusahaan ini mengalami penurunan dari tahun 2011, 2012 ke tahun 2013. Terakhir pada PT. Toba Bara Sejahtera Tbk. tingkat CSRDI, DER, ROA, ROE, dan NPM mengalami kenaikan yang cukup drastis, dari tahun 2011, 2012 ke tahun 2013. Hal ini menjelaskan bahwa kemungkinan terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility

dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis berminat untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dilatar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. “Apakah Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio

berpengaruh terhadap Return on Asset pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia?”

2. “Apakah Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio

berpengaruh terhadap Return on Equity pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia?”


(21)

3. “Apakah Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio

berpengaruh terhadap Net Profit Margin pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility dan

Debt to Equity Ratio terhadap Return on Asset pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility dan

Debt to Equity Ratio terhadap Return on Equity pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility dan

Debt to Equity Ratio terhadap Net Profit Margin pada perusahaan pertambangan batubara di Bursa Efek Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan mengenai perkembangan Corporate Social Responsibility yang sekarang banyak diterapkan diperusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan pertambangan batubara yang menjadi acuan dalam penelitian ini. Serta dapat melihat


(22)

bagaimana perkembangan kinerja keuangan perusahaan pertambangan tersebut.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajemen perusahaan mengenai keefektifan Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio dalam Laporan Tahunan serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan dan masyarakat khususnya.

3. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang penerapan

Corporate Social Responsibility dan kebijakan dalam mengelola modal suatu perusahaan untuk kemudian dijadikan tolak ukur kinerja suatu perusahaan dalam rangka mewujudkan bisnis yang ramah lingkungan serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang memberikan manfaat. 4. Bagi Pembaca

Diharapkan penelitian ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca khususnya mengenai relevansi dari Corporate Social Responsibility (CSR) dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan bila ingin melakukan penelitian kedepannya.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Corporate Social Responsibility

2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Sir. Adrian Cadbury dalam Hartman (2011:153) perusahaan harus bertanggung jawab kepada masyarakat atas keputusan yang diambilnya, namun masyarakat harus menerima tanggung jawabnya untuk menetapkan standar terhadap keputusan yang dibuat itu. Istilah tanggung jawab sosial merujuk pada perhatian yang tepat dan objektif bagi kesejahteraan masyarakat yang mengendalikan perilaku individu dan perusahaan dari aktivitas yang dapat merusak, dengan tidak mengharapkan keuntungan yang singkat, melainkan dapat menghasilkan kontribusi positif terhadap kemajuan manusia dengan cara yang bervariasi tergantung dari definisi kemajuan manusia itu (Hartman, 2011:153).

Pandangan Milton Friedman dalam Bertens (2000:292) tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang dimaksudkan disini adalah tentang tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan tentu bisa diarahkan kepada banyak hal, kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan, kepada perusahaan lain, dan seterusnya.

Secara umum, CSR mencakup berbagai tanggung jawab yang dimiliki perusahaan kepada masyarakat dimana perusahaan itu beroperasi. European Commision mendefinisikan CSR sebagai “suatu konsep di mana perusahaan memutuskan dengan sukarela untuk berkontribusi demi masyarajat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih.” Secara khusus, CSR menyarankan bahwa


(24)

perusahaan megidentifisikasi kelompok pemegang kepentingan perusahaan dan memasukkan kebutuhan dan nilai-nilai mereka ke dalam proses pengambilan keputusan strategis dan operasional perusahaan (Hartman, 2011:154).

Para pendukung CSR memiliki beberapa dasar atas pendirian mereka bahwa sebuah perusahaan seharusnya berada di atas atau melebihi maksimalisasi keuntungan atau paling tidak aktivitas CSR berkontribusi pada tujuan tersebut. Argumen atas CSR didasarkan baik pada prinsip ekonomi yang tujuannya secara sederhana hanya untuk membantu dalam mendiskusikan wilayah perbedaan. Pertama, beberapa perusahaan terlibat dalam upaya tanggung jawab sosial perusahaan semata-mata bagi kepentingan umum dan tidak mengharapkan balasan yang komersil atas kontribusinya. Kedua, beberapa pendukung pandangan tanggung jawab sosial perusahaan berargumen bahwa perusahaan memetik keuntungan dari kegiatan melayani sebagai anggota komunitas dan karena itu memiliki kewajiban yang bersifat timbal balik kepada komunitas tersebut. Ketiga, model kepentingan pribadi yang tercerahkan dari Corporate Social Responsibility

menyatakan bahwa memasukkan tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam budaya perusahaan dapat menghasilkan keunggulan pasar yang kompetitif bagi perusahaan yang bersangkutan yang dapat berkontribusi bagi merek perusahaan pada saat ini dan di masa depan (Hartman, 2011:156).

Corporate Social Responsibility dihitung berdasarkan jumlah pendapatan bersih perusahaan dan dibagi dengan 91 indikator berdasarkan GRI-G4. GRI-G4 menyediakan rerangka kerja yang relevan secara global untuk mendukung pendekatan yang terstandardisasi dalam pelaporan, yang mendorong tingkat


(25)

transparansi dan konsistensi yang diperlukan untuk membuat informasi yang disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat. Fitur yang ada di GRI-G4 menjadikan pedoman ini lebih mudah digunakan, baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang baru dalam pelaporan keberlanjutan dari sektor apapun dan didukung oleh bahan-bahan dan layanan GRI lainnya. (Sumber : www.globalreporting.org).

GRI-G4 juga menyediakan panduan mengenai bagaimana menyajikan pengungkapan keberlanjutan dalam format yang berbeda: baik itu laporan keberlanjutan mandiri, laporan terpadu, laporan tahunan, laporan yang membahas norma-norma internasional tertentu, atau pelaporan online. Jenis pendekatan pengukuran GRI-G4 melalui isi laporan tahunan dengan aspek-aspek penilaian tanggungjawab sosial yang dikeluarkan oleh GRI (Global Reporting Initiative) yang diperoleh dari website www.globalreporting.org. Standar GRI dipilih karena lebih memfokuskan pada standar pengungkapan berbagai kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, dan pemanfaatan sustainability reporting. Dalam standar GRI-G4 (2013) indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial mencakup praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, tanggung jawab atas produk dengan total kinerja indikator mencapai 91 indikator. (Sumber : www.globalreporting.org). Penjelasannya dapat dilihat dalam tabel berikut :


(26)

Tabel 2.1

91 Indikator Berdasarkan GRI-G4

KATEGORI EKONOMI

-Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan

EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan organisasi karena perubahan iklim EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program

imbalan pasti

EC4 Bantuan financial yang diterima dari pemerintah -Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry

level)menurut gender dibandingkan dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan

EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat local di lokasi operasi yang signifikan

-Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan

EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya dampak

-Praktek Pengadaan EC9 Perbandingan dari pembelian pemasok lokal di operasional yang signifikan

KATEGORI LINGKUNGAN

-Bahan EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau

volume

EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur ulang

-Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi

EN4 Konsumsi energi diluar organisasi EN5 Intensitas Energi

EN6 Pengurangan konsumsi energi

-Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi

EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi

oleh pengambilan air

EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali

-Keanekaragaman Hayati EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola didalam, atau yang berdekatan dengan, kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi diluar kawasan lindung

EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa terhadap keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi diluar kawasan lindung


(27)

Lanjutan Tabel 2.1

91 Indikator Berdasarkan GRI-G4

EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan

EN14 Jumlah total spesies dalam iucn red list dan spesies dalam daftar spesies yang dilindungi nasional dengan habitat di tempat yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat risiko kepunahan

-Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (Cakupan 1)

EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (Cakupan 2)

EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung lainnya (Cakupan 3)

EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)

EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)

EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)

EN21 NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya -Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan

tujuan

EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan

EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan

EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi Basel2 Lampiran I, II, III, dan VIII yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah, dan persentase limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional

EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari pembuangan dan air limpasan dari organisasi

-Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingungan produk dan jasa

EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamasi menurut kategori

-Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lingkungan

-Transportasi EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain serta bahan untuk operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja

-Lain-lain EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan


(28)

Lanjutan Tabel 2.1

91 Indikator Berdasarkan GRI-G4 -Asesmen Pemasok Atas

Lingkungan

EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan

EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil

-Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan

EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi

KATEGORI SOSIAL

SUB-KATEGORI: PRAKTEK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN BEKERJA

-Kepegawaian LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah

LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan

LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan, menurut gender

-Hubungan Industrial LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional, termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama

-Kesehatan dan

Keselamatan Kerja VV

LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal manajemen-pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran program kesehatan dan keselamatan kerja

LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total kematian akibat kerja, menurut daerah dan gender

LA7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka

LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal dengan serikat pekerja

-Pelatihan dan Pendidikan LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan menurut kategori karyawan

LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung keberkelanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti

LA11 Persentase karyawan yang menerima reviuw kinerja dan pengembangan karier secara reguler, menurut gender dan kategori karyawan


(29)

Lanjutan Tabel 2.1

91 Indikator Berdasarkan GRI-G4 -Keberagaman dan

Kesetaraan Peluang

LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori karyawan menurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan indikator keberagaman lainnya

-Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki

LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurut kategori karyawan, berdasarkanlokasi operasional yang signifikan

-Asesmen Pemasok Terkait Praktik Ketenagakerjaan

LA14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik ketenagakerjaan

LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik ketenagakerjaandalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil

SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA

-Investasi HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang signifikan yang menyertakan klausul terkait hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan hak asasi manusia

HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan Aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih

-Non-Diskriminasi HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan korektif yang diambil

-Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama

HR4 Operasi pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar atau berisiko tinggi melanggar hak untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut -Pekerja Anak HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko

tinggi melakukan eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk berkontribusi dalam penghapusan pekerja anak yang efektif

-Pekerja Paksa Atau Wajib Kerja

HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja

-Praktik Pengamanan HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan atau prosedur hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi

-Hak Adat HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil

-Asesmen HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi manusia


(30)

Lanjutan Tabel 2.1

91 Indikator Berdasarkan GRI-G4 -Asesmen Pemasok Atas

Hak Asasi Manusia

HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi manusia

HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil

-Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia

HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal

SUB-KATEGORI: MASYARAKAT

-Masyarakat Lokal SO1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang diterapkan

SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal

-Anti-Korupsi SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi

SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi

SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil

-Kebijakan Publik SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima manfaat

-Anti Persaingan SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait Anti Persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya

-Kepatuhan SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan

-Asesmen Pemasok Atas Dampak Terhadap Masyarakat

S09 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria untuk dampak terhadap masyarakat

SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil

-Mekanisme Pengaduan Dampak Terhadap Masyakat

SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi

SUB-KATEGORI: TANGGUNGJAWAB ATAS PRODUK -Kesehatan Keselamatan

Pelanggan

PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan

PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil


(31)

Lanjutan Tabel 2.1

91 Indikator Berdasarkan GRI-G4 -Pelabelan Produk dan

Jasa

PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti persyaratan informasi sejenis

PR4 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil

PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan

-Komunikasi Pemasaran PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan

PR7 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang komunikasi pemasaran, termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis hasil

-Privasi Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan

-Kepatuhan PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa

Sumber: www.globalreporting.org. (Data Diolah)

GRI-G4 dirancang agar dapat diterapkan secara universal untuk semua organisasi, besar dan kecil, di seluruh dunia. Pengukuran dilakukan berdasarkan indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui pembagian antara jumlah pendapatan bersih perusahaan dengan jumlah item yang diharapkan diungkapkan perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:


(32)

nj : Jumlah kriteria pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) untuk perusahaan j, nj ≤ 91

Xij : 1 = Jika kriteria diungkapkan; 0 = Jika kriteria tidak diungkapkan Ide yang muncul dari pengintegrasian informasi terkait keberlanjutan strategis dengan informasi keuangan material lainnya adalah pengembangan yang positif dan signifikan. Keberlanjutan kini dan seterusnya akan berkembang menjadi pusat bagi perubahan yang akan dilalui oleh perusahaan, pasar, dan masyarakat. Oleh karena itu, informasi keberlanjutan yang relevan bagi prospek nilai perusahaan harus menjadi inti dari laporan terintegrasi (Sumber : www.globalreporting.org).

2.2 Debt to Equity Ratio

Leverage adalah penggunaan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial perusahaan dan pemegang saham. Sartono (2010) menyatakan bahwa leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk mebiayai investasinya. Rasio leverage yang di gunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan. Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut:

DER =


(33)

2.3 Kinerja Keuangan Perusahaan

2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

Manajemen keuangan mempunyai peran yang penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan, sehingga manajemen keuangan dituntut untuk menjalankan fungsinya secara efektif. Pihak manajemen perusahaan dalam melaksanakan usahanya memerlukan suatu alat pengukur kinerja keuangan untuk mengevaluasi perusahaannya. Menurut Munawir (2002:50), kinerja keuangan adalah “Kemampuan dari suatu perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil yang maksimal”. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan timbul sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen. Hal ini merupakan pekerjaan yang lebih kompleks karena akan menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari perusahaan.

Dalam melakukan pengukuran kinerja keuangan, setiap perusahaan memiliki ukuran yang bervariasi sehingga antara perusahaan yang satu dan perusahaan yang lainnya berbeda. Ukuran yang sering digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Menurut Munawir (2007:64), rasio keuangan adalah “suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart”.


(34)

1. ROA (Return nn Asset)

Return on Asset digunakan digunakan untuk meegtahui tingkat profitabilitas perusahaan. Selain merupakan sebagai tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan, rasio Return on Asset juga menunjukkan tingkat efisiensi investasi yang nampak pada perputaran aktiva. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA =

x 100%

2. ROE (Return on Equity)

Penelitian ini menggunakan rasio tingkat pengembalian modal usaha sendiri (ekuitas) yang merupakan rasio keuntungan bersih sesudah pajak terhadap modal sendiri, yang mengukur tingkat hasil pengembalian dari modal pemegang saham (modal sendiri) yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Secara sistematis ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =

3. NPM (Net Profit Margin)

Net Profit Margin sendiri didapat dari laba dibagi dengan nilai penjualan selama satu tahun. Net Profit Margin merupakan nilai sisa dari dana operasional yang digunakan oleh perusahaan. Semakin tinggi profit margin suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula ROE perusahaan. Net Profit Margin juga


(35)

merupakan suatu gambaran kompetisi yang terjadi di perusahaan. Secara sistematis NPM dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPM =

Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor terpenting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri dan hasil keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Mulai dari penilaian aset, utang, likuidasi, dan lain sebagainya (Munawir, 2002:50).

2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja

Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut Wirnani dan Sugiyarso (2005:111) adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara menyeluruh, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa


(36)

4) Memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umunya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. 5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.2.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Adapun tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2002:31) adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. 2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu

4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden


(37)

secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dituntut untuk selalu melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang kurang sehat. Apabila kinerja keuangan perusahaan baik maka nilai usaha juga akan tinggi sehingga target dapat dicapai sesuai dengan tujuan tertentu secara efektif dan efisien (Munawir, 2002:50).

2.4 Laporan Keuangan

Untuk membahas manajemen keuangan tidak bisa terlepas dari laporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Kasmir (2008:7) berpendapat bahwa “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Menurut Munawir (2002:50), dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan

(progress report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recoerded fact), prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accountingconvention and postulale), serta pendapat pribadi (personal judgement).


(38)

”Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan, dan merupakan suatu produk akhir dari proses kegiatan-kegiatan akuntansi dalam suatu usaha serta dapat dijadikan sebagai bahan penguji dalam pengerjaan menganalisis pembukuan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, karena berisi semua informasi tentang keadaan keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan melalui Annual Report” (Kasmir,

2008:7). Annual report digunakan sebagai salah satu media untuk mengungkapkan penerapan tanggung jawab sosial perusahaan. Annual report

merupakan sarana komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal.

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik ini adalah sebagai berikut :

Chandrayanthi dan Saputra (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE perusahaan pertambangan yang menjadi sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011. Hal berarti dengan mengungkapkan CSR kinerja perusahaan yang


(39)

diukur dengan ROA dan ROE akan meningkat. Sedangkan terhadap NPM hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif terhadap NPM perusahaan pertambangan yang menjadi sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011. Ini berarti dengan mengungkapkan CSR kinerja perusahaan yang diukur dengan NPM akan mengalami penurunan.

Ekadjaja dan Bunadi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public dan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibilty Index (CSRI) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan ROE perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.

Yaparto, et.al (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2011”. Hasil penelitiannya adalah penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh signifikan antara Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan yang diproksikan melalui rasio keuangan ROA, ROE, dan EPS. Berdasarkan hasil penelitian, analisa serta pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan dari hasil penelitian dari hasil uji t menunjukkan bahwa CSR tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap semua rasio keuangan yang digunakan.

Lindrawati, et.al (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh


(40)

Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh KLD Research And Analytics, serta Business Ethics Magazine 2000-2006”. Berdasarkan analisis dan pembahasan ditemukan bukti empiris bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, namun CSR berpengaruh secara signifikan terhadap ROI. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR tetap dapat menampilkan kinerja keuangannya (ROI) dengan baik, meskipun dilihat dari ROE tidak signifikan. Hal ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki komitmen CSR dan mengurangi anggapan bahwa penerapan CSR yang berbiaya besar justru mengurangi return yang diharapkan investor.

Almar, et.al (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Periode 2008 –2010”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keduanya.

Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Terdahulu No

.

Peneliti Judul

Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian 1 Candrayanthi

dan Saputra (2013) Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia). Variabel Dependen: ROA, ROE, dan NPM. Variabel Independen: Corporate Social Reponsibility. Regresi Linear Sederhana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE perusahaan

pertambangan yang menjadi sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011.


(41)

Lanjutan Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul

Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian 2 Ekadjaja dan

Bunadi (2012) Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Variabel Dependen: ROA dan ROE

Variabel Independen: Corporate Social Responsibility Regresi Linear Sederhana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibilty Index (CSRI) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan ROE perusahaan manufaktur.

3 Yaparto, et.al

(2013) Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2011. Variabel Dependen: ROA, ROE, dan EPS Variabel Independen: Corporate Sosial Responsibility Regresi Linear Berganda

Hasil uji t menunjukkan bahwa CSR tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap semua rasio keuangan yang digunakan.

4 Lindrawati, et.al

( 2008) Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Sebagai 100 Best

Corporate Citizens

Variabel Dependen: ROE dan ROI

Variabel independen: Corporate Social Responsibility Regresi Linear Sederhana

Berdasarkan analisis dan pembahasan ditemukan bukti empiris bahwa CSR

berpengaruh secara signifikan terhadap ROI.

5 Almar, et.al (2012) Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Variabel Dependen: ROA dan ROE

Variabel Independen: Corporate Social Responsibility Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR

berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA dan NPM dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keduanya.

(Sumber: Data Diolah)

Penelitian terdahulu itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori-teori tersebut apakah masih layak atau tidak. Kemudian perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dan waktu penelitian. Adapun kerangka konseptual dari uraian-uraian tersebut adalah sebagai berikut:


(42)

2.6 Kerangka Konseptual

Aktivitas CSR dan DER semata-mata bertujuan untuk mempengaruhi reputasi perusahaan yang baik sesuai dengan etika di perusahaan mengenai tingkat ROA, ROE, dan NPM (Hartman, 2011:169). David Vogel seorang professor ilmu politik di Berkeley mengatakan bahwa suatu perusahaan akan dikatakan buruk jika perusahaan tidak memenuhi janji-janji CSR-nya terutama menyangkut tingkat ROA, ROE, dan NPM secara keseluruhan bagi perusahaan (Hartman, 2011:169). Selain itu tingkat hutang perusahaan yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dalam hal pengembalian kewajiban perusahaan tersebut.

Terlebih lagi, sebuah studi penting yang dilakukan oleh Profesor Stephen Erfle dan Michael Frantantuono menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam hal sosial (seperti kegiatan amal, program bakti sosial, pemeliharaan lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, dan advokasi kelompok minoritas) juga memiliki kinerja keuangan yang lebih besar dan lebih baik terhadap tingkat ROA, ROE, dan NPM (Hartman, 2011:170). Pada akhirnya, kita menganalisis dan mengevaluasi pernyataan bahwa etika yang baik berarti bisnis juga ikut baik, yang mendasari hal seperti ini didapat dari CSR (Corporate Social Responsibility) dan DER (Debt to Equity Ratio) yang berjalan secara baik (Hartman, 2011:171).


(43)

Sehingga dapat dikembangkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap Return on Asset pada Perusahaan Pertambangan Batubara di Bursa Efek Indonesia.

H2: Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap Return on Equity pada Perusahaan Pertambangan Batubara di Bursa Efek Indonesia..

H3: Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Pertambangan Batubara di Bursa Efek Indonesia..

ROA

Corporate Social Responsibility

Debt to Equity Ratio

ROE


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan situs www.idx.com dan www.sahamok.com Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Maret 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Dependen (Y) yaitu variabel yang menjadi perhatian utama dalam pengamatan yang disebut juga dengan variabel terikat atau variabel terpengaruh, dimana: Return on Asset (Y1), Return on Equity (Y2), dan

Net Profit Margin (Y3).

2. Variabel Independen (X) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif pada variabel dependen, dimana: Corporate Social Responsiility (X1) dan Debt to Equity Ratio (X2).


(45)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Corporate Social Responsibility (X1)

Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan adalah salah satu bentuk kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungan. Saat ini CSR bertujuan untuk memaksimalkan laba tetapi juga dituntut untuk lebih mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan stakeholder-nya. Untuk mengukur pengungkapan Corporate Social Responsibility penulis menggunakan alat ukur Skor Penerapan CSR, yaitu menggunakan indikator-indikator variabelnya yang mengacu pada instrument GRI-G4. GRI-G4 dirancang agar dapat diterapkan secara universal untuk semua organisasi, besar dan kecil, di seluruh dunia.

2. Debt to Equity Ratio (X2)

Debt to Equity Ratio adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Variabel ini dinyatakan dalam kali (X) dan data yang diambil adalah Debt to Equity Ratio dari tahun 2011, 2012, dan 2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

3. Return on Asset (Y1)

Return on Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilakukan dengan melihat tingkat protabilitas yang merupakan salah satu indikator penting dalam persaingan usaha.


(46)

4. Return on Equity (Y2)

Return on Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. 5. Net Profit Margin (Y3)

Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih yang dihasilkan dari perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.

Indikator variabel, skala pengukuran, dan instrument yang digunakan baik untuk variabel independen maupun variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Skala Ukur

1 Corporate Social Responsibility

(X1)

Menggambarkan ada tidaknya tanggung jawab sosial perusahaan kepada stakeholders dalam laporan tahunannya berdasarkan GRI -G4

CSRDIj =

Rasio

2 Debt to Equity Ratio (X2)

Mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya melalui modal sendiri milik perusahaan DER = Rasio

3 Return on Asset (Y1)

Mengukur kemampuan tingkat profitabilitas perusahaan ROA =

x100% Rasio

4 Return on Equity (Y2)

Mengukur

kemampuan ROE =


(47)

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Skala

Ukur modal usaha (ekuitas) untuk menghasilkan keutungan 5 Net Profit

Margin

(NPM) (Y3)

Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari penjualan bersih perusahaan NPM = Rasio

(Sumber: Data Diolah)

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:115) populasi dapat didefinisikan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. ”Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, 2012 dan 2013 yaitu sebanyak 21 perusahaan.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Kode Saham Nama Emiten

1 ADRO Adaro Energy Tbk 2 ARII Atlas Resources Tbk 3 ATPK ATPK Resources Tbk

4 BORN Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk 5 BRAU Berau Coal Energy Tbk

6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk 7 BUMI Bumi Resources Tbk


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Bertens, K, 2000. Pengantar Etika Bisnis, Edisi Keenam, Yogyakarta: Kanisius. Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, Medan: USU Press.

Ginting, Paham dan Situmorang, H, Syafrizal, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset, Edisi Kesatu, Medan: USU Press.

Ghozali, Imam, 2009. Ekonometrika, Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17, Semarang: Universitas Diponegoro.

Hartman, P, Laura dan Desjardins, Joe, 2011. Etika Bisnis, Jakarta: Erlangga. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi pertama. Jakarta: Rajawali Pers. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty.

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.

Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti, 2011. Analisis Data untuk Manajemen dan Bisnis, Medan: USU Press.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam, Bandung : CV Alfabeta Wermasubun, Savio. 2008. Peran Bank Dunia dalam Komersialisasi dan Privatisasi Layanan. Salatiga: Widya Sari Press. Winarni F. Dan Sugiyarso G. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Media


(2)

Jurnal:

Almar. Multafia, Rima Rachmawati, Asfia. Murni, 2012. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Universitas Widyatama.

Candrayanthi, Alit, A,A, dan Saputra, Dharma, G,D,I, 2013. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia)”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Vol. 4, No. 1, pp 141-158.

Ekadjaja, Agustin, dan Bunadi, Edward, 2012. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi. Vol. 12, No. 2, pp 655-674.

Lindrawati, Nita. Felicia, J. Th. Budianto. T, 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh KLD Research And Analytics, serta Business Ethics Magazine 2000-2006”, Majalah Ekonomi, No. 1, pp 66-83.

Rhamdaningsih, Amalia, dan Utama, Karya, M,I, 2013. “Pengaruh Indikator Good Corporate Governance dan Profitabilitas Pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.3, No. 2, pp 368-386.

Rizki, Eka Cahya, 2012. “Analisa Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011”, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Yaparto. M, Dianne. F. K, Rizky. Eriandani, 2013. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2011”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2, No. 1, pp 1-19.

Skripsi:

Mawarani, I, E, 2012. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya.


(3)

Nugroho, A, K, S, 2012. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Cost Of Equity Capital Periode 2007-2010”, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.

Resturiyani, Novi, 2012. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011)”, Skripsi Universitas Pasundan, Bandung.

Utami, Sri, 2013. “Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Universitas Jember, Bandung.

Referensi dari Internet:

www.globalreporting.org www.idx.com.id


(4)

LAMPIRAN 1 PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN PERKEMBANGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TAHUN 2011-2013

KODE CSR

2011 2012 2013

1. ADRO 6.07 4.21 2.52

2. ARII 2.71 -1.23 -1.17

3. ATPK 1.43 -1.84 -2.73

4. BRAU 1.47 -1.98 -1.78

5. BSSR 3.41 10.8 5.20

6. BUMI 236.2 -775.4 725.4

7. BYAN 2.34 -1.51 -7.28

8. DEWA -26.4 -45.5 56.9

9. GEMS 3.51 1.97 1.87

10. HRUM 2.20 1.78 5.45

11. ITMG 77.7 61.4 37.1

12. KKGI 55.1 25.9 18.9

13. MYOH -6.81 3.97 19.1

14. PTRO 57.8 54.0 19.0

15. SMMT 8.58 15.7 21.3

16. TOBA 172.0 23.2 55.0

PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN PERKEMBANGAN DEBT TO EQUITY RATIO

TAHUN 2011-2013

KODE DER

2011 2012 2013

1. ADRO 1.18 1.32 1.23

2. ARII 0.66 1.07 1.38

3. ATPK 0.70 1.89 2.44

4. BRAU 2.93 7.87 23.97

5. BSSR 2.60 2.82 0.83

6. BUMI 5.26 17.75 -24.12

7. BYAN 1.24 1.70 2.48

8. DEWA 0.29 0.61 0.65

9. GEMS 0.17 0.19 0.35

10. HRUM 0.31 0.26 0.22

11. ITMG 0.46 0.49 0.44

12. KKGI 0.49 0.42 0.45

13. MYOH 1.36 3.37 1.32

14. PTRO 1.37 1.83 1.58

15. SMMT -1.50 0.08 0.35


(5)

PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN PERKEMBANGAN RETURN ON ASSET

TAHUN 2011-2013

KODE ROA

2011 2012 2013

1. ADRO 9.76 5.73 3.40

2. ARII 1.17 -3.73 -3.36

3. ATPK -17.46 -22.26 -11.10

4. BRAU 7.81 -8.36 -8.10

5. BSSR 3.00 9.85 2.97

6. BUMI 2.92 -9.59 -9.42

7. BYAN 13.02 2.88 -3.52

8. DEWA -5.92 -9.43 -14.15

9. GEMS 9.09 5.20 4.23

10. HRUM 38.30 30.01 10.32

11. ITMG 34.60 28.97 16.56

12. KKGI 46.04 22.73 16.25

13. MYOH 8.22 2.80 9.57

14. PTRO 13.95 9.27 3.40

15. SMMT -17.70 2.98 3.09

16. TOBA 50.57 4.56 13.04

PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN PERKEMBANGAN RETURN ON EQUITY

TAHUN 2011-2013

KODE ROE

2011 2012 2013

1. ADRO 11.93 22.61 12.80

2. ARII 1.94 -7.73 -7.99

3. ATPK -29.62 -64.31 -38.20

4. BRAU 30.69 -74.09 -202.27

5. BSSR 11.0 35.76 5.43

6. BUMI 18.28 -179.94 217.89

7. BYAN 29.13 7.76 -12.27

8. DEWA -7.67 -15.14 -23.30

9. GEMS 10.62 6.17 5.73

10. HRUM 50.01 37.72 12.55

11. ITMG 50.53 43.10 23.91

12. KKGI 68.51 32.18 23.50

13. MYOH 19.41 13.34 22.22

14. PTRO 33.06 26.23 8.76

15. SMMT 8.86 3.21 4.17


(6)

PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN PERKEMBANGAN NET PROFIT MARGIN

TAHUN 2011-2013

KODE NPM

2011 2012 2013

1. ADRO 8.98 13.85 10.30

2. ARII 3.37 -11.47 -9.26

3. ATPK -42.01 -18.34 -9.22

4. BRAU 9.70 -11.72 -11.38

5. BSSR 5.60 26.12 3.31

6. BUMI 5.38 -18.69 -18.61

7. BYAN 14.15 3.86 -4.81

8. DEWA -8.49 -12.37 -23.31

9. GEMS 10.54 4.52 3.85

10. HRUM 24.38 15.50 5.92

11. ITMG 22.93 17.71 10.58

12. KKGI 21.16 10.98 8.91

13. MYOH 3.96 2.02 7.08

14. PTRO 19.96 12.74 4.81

15. SMMT -5.49 59.58 55.00


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Hubungan Corporate Social Responsibility Dengan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Pertanian Dan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia

3 13 76

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 15

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 12

ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 101

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, RETURN ON ASSET, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEKS BISNIS 27 DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 165

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) - Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek

0 1 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 24