Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KINERJA KEUANGAN PADA NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

TIURMA ROPHININTA SIAHAAN 100503100

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusaahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, November 2014 Yang Membuat Pernyataan,

NIM. 100503100 Tiurma Rophininta Siahaan


(3)

ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KINERJA KEUANGAN PADA NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility dan kinerja keuangan yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, Return On Equity terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Equity Ratio . Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 19 perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama CSR dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PER. Uji parsial menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan NPL berpengaruh signifikan terhadap PER. Sedangkan CSR dan kinerja keuangan yang diukur dengan CAR, BOPO, NIM, LDR, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND FINANCIAL PERFORMING TO FIRM VALUE ON BANKING

COMPANIES LISTED IN IDX

The purpose of this research is to examine the effect of Corporate Social Responsibility and financial performing such as Capital Adequacy Ratio, Operational Expense to Operational Income, Non Performing Loan, Net Interset Margin, Loan to Deposit Ratio, Return On Equity to firm value measured by Price Equity Ratio. The populations in this study were banking companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the years 2009-2012. This study uses 19 sample companies based on the purposive sampling method. The analitical method used in descriptive quantitative by using multiple linear regression to test the hypothesis.

The results showed that together Corporate Social Responsibility and financial performing affect the firm value significantly. Partial test showed that financial performing measured by NPL have significantly affect to firm value. While, CSR and financial performing measured by CAR, BOPO, NIM, LDR, and ROE do not affect to firm value.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus atas anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan pada Nilai Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan berupa pengarahan, bimbingan bantuan dan kerja sama dari banyak pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA., selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .

3. Bapak Drs. Zainal Abidin T. Silangit, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(6)

dan selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

6. Teristimewa kepada keluarga penulis, kedua orang tua yaitu Ir. Humala Maringan Siahaan dan Rini Frodesta Siagian serta adik-adik yaitu Juandy Pranata Siahaan, Adolf Hesekiel Siahaan, Tulus Immanuel Siahaan, dan Kesya Karunia Siahaan atas kasih sayang, doa dan segala sesuatu yang telah diberikan untuk mendukung penulisan skripsi ini.

7. Teristimewa kepada kekasih hati dan teman hidup penulis yaitu Willy Febriandy Purba S.Kom., yang sangat banyak memberi dukungan doa; menjadi tempat mencurahkan segala kesedihan, amarah, kekecewaan, kebahagiaan, kekesalan, dan sukacita yang dirasakan; membangkitkan semangat yang turun; dan atas semua bantuan yang diberikan selama pengerjaan skripsi terkhusus untuk pinjaman laptop yaitu “Luxi” selama setahun.

8. Teman-teman kelompok kecil “EKKLESIA” yaitu Kak Rotua Panjaitan S.T., Andre Junarto Lumbanbatu, Amd., Rame Napitupulu, Clara Purba, AMd., Nova Reiny Simanjuntak yang selalu mendukung dalam doa dan memberikan semangat selama proses pengerjaan skripsi


(7)

ini. Terkhusus juga untuk adik-adik rohani penulis dari kelompok kecil “CHIESA” yiatu Elfrida Sinambela dan Ernala Malau yang tidak berhenti memberi dukungan doa dan memberi semangat. Tidak lupa untuk teman seperjuangan sejak awal memasuki kehidupan mahasiswa sampai lulus yaitu Hermin Grace Rajagukguk yang juga setia menemani penulis mengurus semua berkas-berkas, menunggu dosen,

refreshing untuk mengurangi kepenatan dan semua bantuan yang telah diberikan.

9. Saudara-saudara seiman dalam pelayanan PD/PA FILIPI yang setia mendukung dalam doa dan memberi semangat yangluar biasa.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak

Medan, November 2014 Penulis

Tiurma Rophininta Siahaan NIM : 100503073


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1. Teori Stakeholders... 10

2.1.2. Corporate Social Responsibility ... 12

2.1.3. Kinerja Keuangan ... 19

2.1.3.1. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan ... 19

2.1.3.2. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan ... 20

2.1.4. Nilai Perusahaan... 24

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26

2.3. Kerangka Konseptual ... 31

2.3.1. Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan ... 32

2.3.2. Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan ... 33

2.4. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Desain Penelitian ... 38

3.2. Definisi Operasional ... 38

3.2.1. Variabel Independen... 38

3.2.2. Variabel Dependen ... 41

3.3. Populasi Penelitian ... 43

3.4. Sampel Penelitian ... 43

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 44

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.7. Metode Analisis Data ... 45

3.7.1. Analisis Deskriptif... 45

3.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 46


(9)

3.7.2.2. Uji Multikolinearitas ... 47

3.7.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 47

3.7.2.4. Uji Autokorelasi ... 48

3.7.3. Pengujian Hipotesis ... 49

3.7.3.1. Regresi Linear Berganda ... 49

3.7.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 50

3.7.3.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 50

3.7.3.4. Koefisien Determinan ... 51

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 52

4.1. Data Penelitian ... 52

4.2. Data Deskriptif ... 52

4.3. Uji Asumsi Klasik ... 53

4.3.1. Uji Normalitas ... 53

4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 54

4.3.3. Uji Heterokedastisitas ... 55

4.3.4. Uji Autokolerasi ... 56

4.4. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 57

4.4.1. Analisis Koefisien Determinasi... 57

4.4.2. Pengujian Hipotesis ... 58

4.4.2.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 58

4.4.2.2. Uji Siginifikansi Parsial (Uji t) ... 58

4.5. Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.2. Definisi Operasional ... 41

Tabel 3.1. Proses Seleksi Sampel Berdasarka Kriteria ... 44

Tabel 3.2. Kriteria Uji Autokolerasi ... 48

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif ... 52

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolineritas ... 55

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokolerasi ... 56

Tabel 4.5. Hasil Koefisien Determinasi ... 57

Tabel 4.6. Hasil Uji F ... 58


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 30 Gambar 4.1. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 56


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran I. Daftar Sampel Perusahaan ... 72

Lampiran II. Daftar Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 73

Lampiran III. Daftar Indeks Pengungkapan CSR Tahun 2009 ... 76

Lampiran IV. Daftar Indeks Pengungkapan CSR Tahun 2010 ... 77

Lampiran V. Daftar Indeks Pengungkapan CSR Tahun 2011 ... 78

Lampiran VI. Daftar Indeks Pengungkapan CSR Tahun 2012 ... 79

Lampiran VII. Daftar Pengungkapan CSR Tahun 2009-2012 ... 80

Lampiran VII. Data Capital Adequacy Ratio Perbankan Tahun 2009-2012 ... 81

Lampiran IX. Data BOPO Tahun 2009-2012 ... 82

Lampiran X. Data Non Performing Loan Perbankan Tahun 2009-2012 ... 83

Lampiran XI. Data Net Interest Margin Perbankan Tahun 2009-2012 ... 84

Lampiran XII. Data Loan to Deposit Ratio Perbankan Tahun 2009-2012 ... 85

Lampiran XIII. Data Return On Equity Perbankan Tahun 2009-2012 ... 86

Lampiran XIV. Hasil Analisis Deskriptif ... 87

Lampiran XV. Hasil Uji Normalitas ... 88

Lampiran XVI. Hasil Uji Multikolinearitas ... 89

Lampiran XVII. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 90

Lampiran XVIII. Hasil Uji Autokolerasi ... 91

Lampiran XIX. Hasil Uji F ... 92

Lampiran XX. Hasil Uji t ... 93


(13)

ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KINERJA KEUANGAN PADA NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility dan kinerja keuangan yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, Return On Equity terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Equity Ratio . Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 19 perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama CSR dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PER. Uji parsial menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan NPL berpengaruh signifikan terhadap PER. Sedangkan CSR dan kinerja keuangan yang diukur dengan CAR, BOPO, NIM, LDR, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.


(14)

ABSTRACT

THE EFFECT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND FINANCIAL PERFORMING TO FIRM VALUE ON BANKING

COMPANIES LISTED IN IDX

The purpose of this research is to examine the effect of Corporate Social Responsibility and financial performing such as Capital Adequacy Ratio, Operational Expense to Operational Income, Non Performing Loan, Net Interset Margin, Loan to Deposit Ratio, Return On Equity to firm value measured by Price Equity Ratio. The populations in this study were banking companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the years 2009-2012. This study uses 19 sample companies based on the purposive sampling method. The analitical method used in descriptive quantitative by using multiple linear regression to test the hypothesis.

The results showed that together Corporate Social Responsibility and financial performing affect the firm value significantly. Partial test showed that financial performing measured by NPL have significantly affect to firm value. While, CSR and financial performing measured by CAR, BOPO, NIM, LDR, and ROE do not affect to firm value.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam memasuki era globalisasi, jumlah perusahaan-perusahaan yang berkembang semakin banyak. Hal ini menimbulkan banyak persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mencapai laba yang optimal sesuai target yang telah direncanakan, melanjutkan keberlangsungan perusahaan dan menguasai pasar. Dengan demikian, setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas baik bidang perdagangan, manufaktur, perbankan, dan jasa.Salah satu tujuan jangka pendek perusahaan adalah menghasilkan laba yang tinggi yang menguntungkan pihak pemegang saham. Namun, perusahaan tidak terlepas dari usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Para pengusaha harus memperhatikan bahwa untuk menjaga kesinambungan bisnis perusahaan (sustainable business), perusahaan tidak dapat hanya mengutamakan pencapaian laba yang menguntungkan pihak pemegang saham perusahaan (shareholders) tetapi harus memperhatikan para stakeholders

seperti karyawan, nasabah, pemerintah, lingkungan, serta masyarakat setempat. Kesuksesan perusahaan tidak hanya didukung oleh aspek-aspek internal seperti kinerja keuangan, teknologi maupun sumber daya manusia, tetapi harus memperhatikan aspek eksternal seperti pasar, lingkungan, pemerintah. Perusahaan harus memperhatikan tindakan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Jika perusahaan hanya terpusat


(16)

pada pencapaian tujuan jangka pendek, kemungkinan kelangsungan hidup perusahaan itu tidak bertahan lama.

Menurut Scott (1999) dalam Agustina (2014) menyatakan bahwa tujuan utama berdirinya suatu perusahaan yaitu memperoleh profitabilitas, memaksimalkan laba atau kekayaan, dan memaksimalkan nilai perusahaan. Demikian juga menurut Salvatore (2005) dalam Agustina (2014) menyebutkan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan menunjukkan bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan ketertarikan calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Semakin baik nilai perusahaan, masyarakat semakin tertarik membeli produk atau menggunakan jasa perusahaan tersebut, calon investor akan berlomba untuk menanamkan modal, para investor tetap bertahan menjadi penanam modal di perusahaan itu dan semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham. Sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak. Nilai perusahaan biasanya tercermin dari harga saham yang diperdagangkan karena harga saham perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki.

Perusahaan yang beroperasi tidak terlepas dari dukungan pihak eksternal seperti masyarakat. Masyarakat akan mendukung kegiatan operasi perusahaan yang memberi citra baik seperti terlepas dari berbagai kejahatan atau perusahaan yang memperoleh penghargaan seperti PT. Petrokimia Gresik, PT. Semen Gresik Tbk, PT. Riau Andalan Pulp & Papper, Bank Negara Indonesia, dan lain-lain. Rasa simpati atau rasa kepercayaan masyarakat tentu akan berkurang kepada


(17)

badan usaha yang mengalami kasus, masalah atau kejahatan. Berbagai kasus telah terjadi dalam perusahaan-perusahaan.Seperti kasus pencemaran di Teluk Buyat oleh perusahaan Newmont Minahasa, masalah pembakaran hutan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, masalah semburan lumpur panas Lapindo di Surabaya, masalah pemberdayaan masyarakat suku di wilayah pertambangan Freeport Papua, kasus pencairan deposito dan melarikan tabungan nasabah Bank Mandiri yang dilakukan oleh costumer service bank tersebut, kasus penarikan uang nasabah berulang-ulang yang dilakukan oleh head teller Bank Danamon, kasus penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi Panin Bank Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening sendiri, dan lain-lain.Kasus-kasus tersebut memicu timbulnya stigma negatif dari masyarakat yang diikuti oleh berkurangnya nilai perusahaan itu sendiri.Ini merupakan tugas bagi perusahaan untuk menghapus stigma negatif masyarakat dan meningkatkan nilai perusahaan agar kelangsungan perusahaan tidak berhenti.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial salah satu aspek yang dapat menaikkan atau menurunkan nilai perusahaan. Karena kondisi keuangan tidak cukup menjamin nilai perusahaan akan mengalami pertumbuhan terus-menerus.Seperti gagasan yang disebutkan oleh John Elkington tentang konsep triple bottom line

yang menyebutkan bahwa perusahaan harus memperhatikan pencapaian laba, lingkungan dan kesejahteraan manusia. Namun sejak disahkan Undang-Undang mengenai kewajiban melaksanakan CSR tersebut, ada kontra dari pihak-pihak perusahaan. Alasan yang dikemukakan mereka adalah :


(18)

1. Pelaksanaan CSR pada umumnya hanya berupa tindak sukarela atau tanpa paksaan dari perusahaan tersebut sehingga terasa aneh jika CSR menjadi suatu kewajiban bagi perusahaaan.

2. Pelaksanaan CSR dianggap menjadi beban perseroan karena harus mengurangi laba dan dividen yang seharusnya diterima oleh pemegang saham.

Sedangkan pemerintah menilai bahwa badan usaha-badan usaha dalam menjalankan bisnis cenderung tidak etis atau tidak ramah lingkungan dan sosial yang menimbulkan dampak negatif. Manfaat-manfaat yang diperoleh dari badan usaha seperti pembayaran pajak, suplai barang dan jasa, penyediaan lapangan pekerjaan, dll tidak sebanding dengan yang harus dilakukan pemerintah untuk menanggulangi dampak negatf dari kegiatan bisnis dari badan usaha tersebut.

Penerapan CSR membutuhkan dana yang akan mengurangi laba yang seharusnya diperoleh oleh pihak internal. Dalam jangka pendek, CSR kurang memberi keuntungan yang besar. Sehingga, belum semua perusahaan yang menganggap penerapan CSR ini dengan serius. Seorang peneliti yaitu Hill, Ronald et.al (2007) telah melakukan penelitian di beberapa perusahaan di Amerika Serikat, Eropa dan Asia yang menerapkan CSR dan menghubungkan dengan nilai perusahaan yang diukur dari nilai saham perusahaan-perusahaan tersebut. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa perusahaan yang telah menerapkan CSR dalam jangka 3-5 tahun tidak mengalami kenaikan saham secara signifikan, tetapi dalam jangka waktu 10 tahun mengalami kenaikan nilai saham yang sangat signifikan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak


(19)

menerapkan CSR.Di Amerika, pada tahun 1999 survei lembaga Environic menyebutkan bahwa sepertiga konsumen di Amerika Serikat menyukai produk-produk dari perusahaan yang memiliki visi bisnis pembangunan masyarakat yang lebih baik. Di Indonesia, data riset majalah SWA (Sinar Harapan 16/03/2006) atas 45 perusahaan menunjukkan CSR bermanfaat untuk memelihara dan meningkatkan citra perusahaan (37.38%), hubungan baik dengan masyarakat (16.82%), dan mendukung operasional perusahaan (10.28%). Kusumadilaga (2010) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan. Dan hasil membuktikan bahwa CSR dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Kemudian, Suhartati (2011) kembali melakukan penelitian tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditegaskan kembali oleh penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo (2013) tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan. Hasilnya adalah CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Aspek lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kinerja keuangan. Menurut Suharli (2006) dalam Agustina (2014) menyebutkan bahwa perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik akan menghasilkan laba yang maksimal sehingga memiliki tingkat pengembalian investasi yang tinggi pada pemegang saham. Calon investor akan melihat kinerja keuangan melalui laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Sebab laporan keuangan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2004) dalam Suarjaya et.al (2012) menyatakan bahwa informasi


(20)

keuangan berfungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran indikator keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Ada perbedaan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan sehubungan dengan variabel terkait tersebut. Kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROA, ROE, CAR, BOPO ternyata dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan juga tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang dapat membuktikan bahwa ROA dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Peneliti yang dapat membuktikan hal tersebut adalah Su’aidah (2010), Sulistyati (2011), Wardoyo (2013). Namun ada penelitian lain yang menyebutkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang membuktikan hal itu adalah Suranta dan Merdistusi (2004) dalam Su’aidah (2010) dan Kaaro (2002) dalam Su’aidah (2010). Penelitian yang membuktikan bahwa ROE dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah Su’aidah (2010), Indrayani (2013). Penelitian yang menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah Rahayu (2010) dalam Gamalasari (2012) dan Fahrizal (2013). Penelitian yang menunjukkan bahwa CAR dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah penelitian Abdullah (2004) dalam Agustina (2014). Penelitian yang membuktikan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah Agustina (2014). Penelitian yang membuktikan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap BOPO adalah Agustina (2014) dan penelitian yang membuktikan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap harga saham adalah Indriana (2009).


(21)

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pada Pasal 4 dijelaskan, “Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Dengan kata lain, perbankan adalah “penolong” bagi masyarakat. Perbankan harus lebih gencar dalam meningkatkan nilai perusahaan agar investor tidak berpaling kepada perusahaan lain dan calon investor mau menginvestasikan modal pada perbankan. Apabila nilai perusahaan buruk, calon investor dan investor dimungkinkan “menarik diri” dan tujuan perbankan Indonesia tersebut tidak tercapai.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis akan meneliti tentang pengaruh Corporate Social Responbility dan kinerja keuanganterhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan berpengaruh secara parsialterhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

2. Apakah tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan berpengaruh secara simultanterhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?


(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang dan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan, secara parsial, terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan, secara simultan, terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan bagi berbagai pihak adalah : 1. Bagi perusahaan

Sebagai informasi tentang manfaat penerapan CSR bagi pihak internal dan eksternal perusahaan dan dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengambil keputusan terkait dengan rencana jangka panjang perusahaan.

2. Bagi pemerintah

Sebagai alat kontrol pengawasan pemerintah bagi perusahaan-perusahaan terkait pelaksanaan CSR.

3. Bagi Investor

Sebagai salah satu pertimbangan pengambilan keputusan dalam penanaman modal.


(23)

4. Bagi peneliti

Penelitian ini menambah pengetahuan terkait masalah yang diteliti dan mengetahui tentang perbandingan antara teori dengan fakta yang terjadi.

5. Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi tambahan dalam penelitian-penelitian yang akan dilakukan sehubungan dengan pengaruh Corporate Social Responbilitydan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai penelitian, maka disusun suatu sistematika penulisan yang berisi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisikan landasan teori dan tinjauan penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran dan hipotesis yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, pendekatan penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan data dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.


(24)

BAB IV ANALISIS DAN HASIL

Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang berisi proses pengolahan data, hasil temuan dan analisis pengolahan data terhadap variabel. BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk peneliti selanjutnya.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Stakeholders

Stakeholders adalah setiap individu, kelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial memiliki hubungan erat dengan perusahaan. Pihak yang berhubungan dengan perusahaan bukan hanya kreditor atau investor saja. Tetapi pemerintah, karyawan, masyarakat setempat, dan pelanggan juga termasuk ke dalam

stakeholders. Perusahaan tidak dapat dipisahkan dari elemen-elemen tersebut. Masyarakat, karyawan, pemasok, pelanggan, investor dan kreditor memiliki kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan sehinga masing-masing elemen tersebut membuat sebuah hubungan fungsional dengan perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing. Perusahaan tidak dapat beroperasi tanpa stakeholders dan stakeholders membutuhkan perusahaan untuk memenuhi kepentingan mereka. Jadi dapat dikatakan stakeholders

adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap aktivitas atau kebijakan perusahaan. Menurut teori stakeholder, perusahaan merupakan entitas yang beroperasi bukan hanya untuk kepentingan perusahaan itu sendiri tetapi juga harus memberikan manfaat kepada stakeholder-nya. Oleh sebab itu, dukungan dari stakeholder sangat mempengaruhi keberadaan suatu perusahaan. Jensen (2001) Bidhari (2013) menyatakan bahwa keputusan manajemen harus memperhatikan stakeholder-nya untuk


(26)

meningkatkan nilai perusahaan. Stakeholder juga mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, seperti halnya pemegang saham.

2.1.2 Corporate Social Responbility

Corporate Social Responbility (CSR) atau yang dikenal dengan tanggungjawab sosial perusahaan diperkenalkan oleh Bowmen didalam bukunya yang terbit di Amerika Serikat yang berjudul Corporate Social Responbility dan menjadi buku terlaris dibidang badan usaha pada tahun 1950-1960. CSR pun mulai menyebar ke berbagai Negara termasuk di Indonesia. Di Asia, CSR mulai berkembang pada tahun 1998 dan pada tahun 2001 CSR sudah dikenal di Indonesia terkhusus di berbagai perusahaan dan instansi.

Sampai saat ini, belum ada definisi standar yang diakui oleh pihak-pihak yang ada didalamnya. Namun ada beberapa defenisi CSR yang disampaikan oleh beberapa pihak. The Word Business Council for Sustainable Development

(WBCSD) menyebutkan defenisi CSR adalah “Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large” atau “komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas”. Dan Untung (2008:1) mengartikan “CSR


(27)

adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan”.

John Elkington menyebutkan di dalam bukunya yang berjudul Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness pada tahun 1997 tentang konsep triple bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality, dan social justice yang berarti perusahaan harus memperhatikan profit, people, dan planet. Ketiga prinsip tersebut harus saling mendukung dan merata. Sebab perusahaan tidak dapat dipisahkan dari implementasi CSR. Perusahaan yang memperhatikan kesinambungan bisnis, akan memperhitungkan CSR menjadi bagian dari program yang harus dilaksanakan dan dikembangkan secara terus-menerus.

Saat ini, sudah banyak perusahaan yang menerapkan tanggung jawab sosial mereka. Sebab kewajiban pelaksanaan CSR telah diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 yaitu “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal juga mengatur tentang kewajiban untuk melaksanakan CSR bagi semua perusahaan yang menanam modal di Indonesia. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 15 menyebutkan bahwa

Setiap penanam modal berkewajiban :


(28)

b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;

c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan

usaha penanaman modal;

e. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kemudian, ada sanksi yang diterima perusahaan yang mengabaikan pelaksanaan tanggung jawab sosial tersebut. Sanksi tersebut terdapat dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi “Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Pemberian sanksi juga diatur dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam pasal 34 yang menyebutkan bahwa

Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa :

a. Peringatan tertulis;

b. Pembatasan kegiatan usaha;

c. Pembekuan kegiatan usaha dan/ atau fasilitas penanaman modal; atau

d. Pencabutan kegiatan usaha dan/ atau fasilitas penanaman modal. A. Alasan Penerapan CSR

Setiap perusahaan memiliki alasan menerapkan CSR. Adapun alasan-alasan tersebut adalah :

1. Dari Segi Huku m

Sebagian perusahaan yang melaksanakan CSR karena peraturan pemerintah yang berlaku. Seperti dalam Undang-Undang PT No. 40 Pasal 74 yang menyebutkan perusahaan-perusahan yang terkait


(29)

terhadap sumber daya alam diwajibkan melaksanakan CSR. Dalam ayat 1 disebutkan “Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.Dalam ayat 2 disebutkan “Tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dandiperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Dalam ayat 3 disebutkan “Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana Pasal 1 dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Dari Segi Sosial

Perusahaan yang beroperasi dalam menjalankan bisnisnya merupakan pihak luar yang berada di wilayah orang lain. Oleh karena itu, perusahaan tersebut mengambil andil dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan dengan memenuhi tanggungjawab sosial perusahaan tersebut.

3. Dari Segi Ekonomi

Tidak dapat dihilangkan bahwa perusahaan pada dasarnya ingin memperoleh keuntungan atau laba untuk mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan (going concern). CSR


(30)

menjadi strategi perusahaan untuk menciptakan dan menaikkan citra baik dengan tujuan menarik simpati masyarakat yang kemudian akan mendukung keberlangsungan kegiatan operasional dari perusahaan tersebut dan meningkatkan profit.

B. Prinsip-Prinsip CSR

Untuk memudahkan memahami CSR, ada beberapa prinsip yang dikemukakan oleh para ahli.

1. Menurut Hadi dalam Siagian et.al (2011:59), ada tiga prinsip CSR yaitu :

a. Sustainability

Perusahaan memperhatikan upaya menjaga kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.

b. Accountability

Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai strategi untuk membangun citra perusahaan dan kerjasama terhadap pemangku kepentingan (stakeholders).

c. Transparancy

Prinsip ini bermanfaat untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.

C. Manfaat-Manfaat CSR

Manfaat-manfaat yang diterima dari pelaksanaan CSR adalah sebagai berikut.

1. Manfaat secara finansial

Yaitu manfaat yang berhubungan finansial atau uang.

a. Memperluas area pemasaran produk perusahaan dan meningkatkan kuantitas penjualan di setiap periode.


(31)

b. Meningkatkan nilai saham agar terjadi pertumbuhan yang signifikan dan menguntungkan.

c. Karyawan merasakan kesejahteraan.

d. Mampu memikat calon investor agar bergabung dalam perusahaan untuk mencapai profit.

e. Menjadi suatu tindak preventif dari dampak sosial yang ditimbulkan (masyarakat dimana perusahaan tersebut beroperasi)

f. Menjadi suatu tindak preventif dari dampak alam yang ditimbulkan (lingkungan dimana perusahaan tersebut berada). 2. Manfaat secara non-finansial

Manfaat yang dimaksudkan adalah manfaat yang tidak bersangkutan dengan uang atau finansial melainkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas perusahaan secara kualitatif. Manfaat tersebut merupakan Reputasi Perusahaan dengan item-item sebagai berikut.

a. Kepercayaan

Kepercayaan akan membantu perusahaan untuk menjalankan bisnis yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk membangun kepercayaan adalah transparansi, kode etik, keterbukaan, proses bisnis yang beretika dan mekanisme audit yang melibatkan stakeholders.


(32)

Kredibilitas uang dimaksud adalah kredibilitas sosial, finansial dan lingkungan.

c. Tanggung Jawab

Tanggung jawab yang dapat dilihat dari cara perusahaan tersebut dalam mengelola dampak negatif dari kegiatan bisnis yang berlangsung akan menjadi penilaian bagi perusahaan d. Akuntabilitas

Akuntabilitas melalui pelaporan program pelaksanaan CSR terhadap stakeholder akan memperkuat akuntabilitas perusahaan.

e. Pengelolaan risiko bisnis secara tanggap dan rinci.

Reputasi perusahaan akan dipengaruhi oleh strategi perusahaan dalam mengelola risiko yang ditimbulkan dari kegiataan bisnis secara presisi, detail dan peka.

Menurut Untung (2008:6), manfaat-manfaat dari CSR adalah sebagai berikut.

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merk perusahaan.

2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. 3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha 5. Membuka peluang pasar yang lebih luas

6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan 10. Peluang mendapatkan penghargaan


(33)

2.1.3 Kinerja Keuangan

Setiap perusahaan memiliki kinerja yang harus diperhatikan dan dipantau. Sebab kinerja perusahaan menggambarkan tentang kondisi baik atau tidaknya perusahaan tersebut pada periode tertentu, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak internal atau eksternal.Menurut Fabozzi (1999) dalam Dj (2011), kinerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dilakukan melalui analisis rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan.

2.1.3.1 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja keuangan memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh pihak perusahaan.

Berikut ini adalah manfaat dilakukannya penilaian terhadap kinerja keuangan.

1. Mengetahui prestasi atau keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha pada periode tertentu.

2. Mengetahui kemampuan setiap bagian perusahaan untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.


(34)

3. Mengetahui dasar yang akan digunakan perusahaan untuk merencanakan strategi perusahaan untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang.

4. Membantu bagian organisasi perusahaan secara umum dan khusus (divisi/ komisi/ departemen/) untuk menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dan menetapkan keputusan.

5. Sebagai dasar untuk menciptakan efisiensi dan produktivitas perusahaan melalui kebijakan dalam penanaman modal.

2.1.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

Berikut ini adalah tujuan penilaian kinerja keuangan : 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas.

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi.

1. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau jangka panjang apabila terjadi likuidasi pada perusahaan tersebut.

2. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas

Yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit dalam periode tertentu.

3. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha.

Yaitu kemampuan perusahaan beroperasi secara stabil atau tetap. Stabilitas dapat diukur dengan meninjau kemampuan perusahaan


(35)

membayar beban bunga atas utang-utang dan pokok pinjaman dengan tepat waktu serta meninjau kemampuan perusahaan membayar dividen kepada para pemegang saham tanpa mengalami kemacetan. Rasio kinerja keuangan adalah berikut ini.

A. Capital Adequacy Ratio

Modal adalah sesuatu yang digunakan oleh perbankan dalam menjalankan kegiatan operasi. Perbankan yang menjalankan kegiatan operasi pinjam meminjam cenderung memiliki risiko yang tinggi. Oleh karena, dibutuhkan dana yang akan digunakan untuk menutupi risiko yang kemungkinan akan terjadi. CAR adalah rasio yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menutupi kerugian atau risiko yang dialami selama kegiatan operasi.

Rumus mencari CAR adalah :

���= Modal

Aset Tertimbang Menurut Risiko x 100%

B. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

Perbankan dituntut untuk menjalankan kegiatan secara efisien dan efektif. BOPO adalah rasio yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan perbankan dalam menjalan operasinya. Apabila beban operational lebih besar disbanding pendapatan operasional, bank akan mengalami kerugian. Namun jika beban operasional lebih kecil dibandingkan pendapatan operasional, maka bank akan meningkatkan laba. Oleh karena itu, bank berusaha meminimalisirkan beban dan memaksimalkan pendapatan.


(36)

Rumus mencari BOPO adalah sebagai berikut.

���� = Beban Operasional

Pendapatan Operasional x 100%

C. Non Performing Loan

NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutupirisiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Ketentuan Bank Indonesia ialah bahwa bank harus menjaga NPL-nya dibawah 5%. Hal ini sejalan dengan ketentuan Bank Indonesia. Apabila bank mampu menekan rasio NPL 5%, maka potensi keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar, karena bank-bank akan menghemat uang yang diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah atau Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Rendahnya PPAP yang dibentuk oleh bank-bank maka profitabilitas akan semakin besar sehingga kinerja bank-bank secara keseluruhan akan menjadi baik.

Rumus untuk mencari NPL adalah sebagai berikut.

���= Kredit Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet

Total Kredit x 100%

D. Net Interest Margin

Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut: “Net Interest Margin (NIM) merupakan perbandingan antara


(37)

pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya.” Rasio NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, di mana hal tersebut dapat merugikan bank (Hasibuan, 2007). Rasio NIM juga digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan.

Rumus untuk mencari nilai NIM adalah sebagai berikut.

��� =Pendapatan Bunga Bersih

Aset Produktif x 100%

E. Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit, dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1E, Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) maka laba perusahaan semakin meningkat (dengan


(38)

asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil).

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, besarnya standar nilai

Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Bank Indonesia adalah antara 85% - 100%. Dan LDR yang berlaku di Indonesia adalah maksimum 115%. LDR merupakan perbandingan antara seluruh jumlah kredit atau pembayaran yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank.

Rumus untuk mencari nilai LDR adalahsebagai berikut.

��� = Total Kredit

Total DPK x 100%

F. Return On Equity

ROE adalah rasio yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan modal yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang bagi pemegang saham. Apabila nilai ROE naik, maka semakin tinggi keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham. Tentu saja pihak pemegang saham menginginkan nilai ROE selalu meningkat. Rumus untuk mencari ROE adalah sebagai berikut.

�������������� =Laba Setelah Pajak

Total Ekuitas x 100%

2.1.4 Nilai Perusahaan (Firm Value)

Nilai perusahaan adalah keadaan perusahaan yang menggambarkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut sejak perusahaan itu berdiri. Setiap pemilik tentu akan terus meningkatkan nilai perusahaan tersebut.


(39)

Nilai perusahaan selalu dikaitkan dengan kesejahteraan para pemilik saham. Jika nilai perusahaan tinggi, maka nilai saham juga akan tinggi. Tentu saja akan memberi keuntungan kepada para pemegang saham.

Nilai perusahaan juga dapat diartikan sebagai nilai jual perusahaan dalam pasar modal. Perusahaan akan berupaya untuk memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan yang akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham dengan memaksimalkan nilai present value keuntungan pemegang saham dalam investasi.

Salah satu tolok ukur yang diperhatikan oleh investor adalah nilai perusahaan tersebut dan dikaitkan dengan harga saham. Ketika nilai perusahaan tinggi, calon investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dan sebaliknya, jika nilai perusahaan rendah, calon investor akan mencari perusahaan lain yang memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi untuk melakukan investasi.

Salah satu rasio yang menunjukkan nilai perusahaan adalah Price Earning Ratio. PER menjadi salah satu ukuran untuk menganalisis saham. Setelah nilai PER diketahui, dapat dilakukan analisis tingkat kewajaran harga saham. Caranya adalah dengan membandingkan dengan perusahaan lain dalam sector yang sama dan dengan melihat kinerja perusahaan diperiode yang lalu.Untuk mencari nilai PER, maka harga saham dibandingkan dengan laba yang diperoleh dari perlembar saham. Semakin tinggi nilai PER, maka semakin mahal harga saham perusahaan tersebut. Rumus untuk mencari PER adalah sebagai berikut.

�����������������= Share Price Earning per Share


(40)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan variabel independen yang sama yaitu tentang pengungkapan CSR telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti yang telah disebutkan dalam tabel 2.1. Variabel dependen atau variabel terikat yang diteliti peneliti sebelumnya juga berhubungan dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Penelitian tersebut dapat menjadi bahan referensi dalam pengerjaan penelitian ini.

Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang ditinjau untuk mendukung penelitian ini.

Suhartati et.al (2011) meneliti bagaimana hubungan pengungkapan tanggung jawab sosial dan praktik tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan untuk periode 2007-2008. Penelitian ini menggunakan sebanyak 31 perusahaan manufaktur. Variabel bebas penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan tata kelola perusahaan. Tata kelola perusahaan diproksikan pada jumlah dewan komisaris, jumlah komisaris independen, komite audit. Penelitian ini juga menetapkan variabel kontrol yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan perusahaan dan ukuran perusahaan. Variabel terikat penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diproksikan dalam Tobin’s Q. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa tanggung jawab sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan tata kelola perusahaan berpengaruh nilai perusahaan.

Wardoyo (2013) meneliti bagaimana pengaruh good corporate governance, corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan


(41)

untuk tahun 2008-2010. Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan sebanyak 29. Variabel bebasnya adalah CSR, GCG yang diukur dari jumlah dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan jumlah anggota komite audit; dan kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROA dan ROE. Variabel terikatnya adalah nilai perusahaan yang diukur dalam Tobin’s Q. hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh secara signifikan pada nilai perusahaan, ROA dan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan, GCG yang diukur dalam ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan GCG yang diukur dari jumlah dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan jumlah anggota komite tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Bidhari et.al (2013) meneliti bagaimana pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan untuk tahun 2008-2011. Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang berjumlah 15. Variabel bebasnya adalah CSR. Variabel terikat pertama adalah kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROA, ROE dan ROS. Kemudian variabel terikat kedua adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian membuktikan bahwa CSR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, ROE, ROS, Tobin’s Q;ROA dan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap Tobin’s Q; sedangkan ROS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tobin’s Q.

Sulistyati (2011) meneliti bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel moderasi untuk tahun 2007-2009. Objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang


(42)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 35. Variabel bebasnya adalah kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Variabel terikatnya adalah price to book value (PBV). Dan variabel moderasinya adalah CSR. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ROA berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan analisis untuk variabel moderasi CSR tidak mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Munir (2007) meneliti bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan kelompok pertanian, kehutanan, dan perikanan. Variabel bebasnya adalah kinerja keuangan yang diproksikan dalam dividen

payout ratio, leverage ratio, debt to equity ratio, return on investment, return on equity. Variabel terikatnya adalah nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dividen payout ratio dan return on equity tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan leverage ratio, debt to equity ratio, return on investment berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Nugraheni (2010) meneliti bagaimana pengaruh tanggungjawab sosial perusahaan terhadap nilai perusahaan untuk tahun 2008. Variabel bebasnya adalah tanggung jawab sosial. Variabel terikatnya adalah nilai perusahaan yang diukur dalam MVE (Market Value of Equity). Objek penelitiannya adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 100 perusahaan. Variabel kontrolnya adalah tipe perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tipe industri sebagai variabel kontrol juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(43)

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil

1. Suhartati et.al (2011) Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Praktik Tata Kelola Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Variabel bebas :

Tanggung jawab sosial perusahaan, jumlah dewan komisaris, jumlah komisaris independen, komite audit.

Variabel terikat : Tobin’s Q.

Variabel kontrol :

Umur perusahaan, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan perusahaan dan ukuran perusahaan Tanggung jawab sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan tata kelola perusahaan berpengaruh nilai perusahaan.

2.. Wardoyo (2013)

Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Variabel bebas :

CSR, jumlah dewan komisaris,

independensi dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan jumlah anggota komite audit, ROA dan ROE.

Variabel terikat : Tobin’s Q

CSR tidak

berpengaruh secara signifikan pada nilai perusahaan, ROA dan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan, GCG yang diukur dalam ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan GCG yang diukur dari jumlah dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan jumlah anggota komite tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap


(44)

nilai perusahaan. 3. Bidhari

et.al (2013) Effect of Corporate Social Responsibility Information Disclosure on Financial Performance and Firm Value in Banking Industry

Listed at Indonesia Stock

Exchange

Variabel bebas :

CSR

Variabel terikat :

ROA, ROE, ROS,

Tobin’s Q

CSR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, ROE, ROS, Tobin’s Q;ROA dan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap

Tobin’s Q; sedangkan ROS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tobin’s Q

4. Sulistyati (2011) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi

Variabel bebas :

ROA

Variabel terikat :

PBV Variabel moderasi: CSR ROA berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan analisis untuk variabel moderasi CSR tidak mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. 5. Munir

(2007) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Kelompok Pertanian, Kehutanan, dan perikanan yang

Go Public di Bursa Efek Jakarta

Variabel bebas :

Dividen payout ratio, leverage ratio, debt to equity ratio, return on investment, return on equity

Variabel terikat :

Nilai Perusahaan

Dividen payout ratio dan return on equity tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan

leverage ratio, debt to equity ratio,

return on investment

berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. 6. Nugraheni

(2010)

Pengaruh

Corporate Social Responsibility

(CSR) Disclosure

Terhadap Nilai Perusahaan

Variabel bebas : Corporate Social Responsibility

Variabel terikat : Market Value of

CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tipe industri sebagai variabel kontrol juga berpengaruh


(45)

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Equity

Variabel kontrol :

Tipe Industri

terhadap nilai perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual

Di dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.

Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang memberi pengaruh terhadap faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau ditentukan oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara masalah yang diteliti. Variabel independen disebut juga variabel eksogen. Sedangkan variabel terikat atau variabel dependen adalah faktor-faktor yang diteliti dan menentukan pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas. Variabel independen disebut juga variabel indogen.

Berdasarkan latar belakang masalah, hasil penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:


(46)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Dari kerangka konseptual diatas, dapat dilihat bahwa pengungkapan CSR, CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR, dan ROE mempengaruhi PER.

2.3.1 Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan

Proses kegiatan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kepentingan

stajeholders sebagai pihak yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi dari setiap keputusan atau kebijakan perusahaan. Pihak perusahaan harus mengutamakan kepentingan stakeholders seperti karyawan, pelanggan, pemerintah, masyarakat dan lain-lain. Hal itu ditujukan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Ketika perusahaan memperhatikan atau memprioritaskan kepentingan

stakeholders, ada keuntungan yang diperoleh dan dimanfaatkan oleh perusahaan. Hubungan harmonis yang terjalin antara perusahaan dengan

Nilai Perusahaan (Y) Pengungkapan CSR (X1)

CAR (X2) BOPO (X3)

NPL (X4) NIM (X5)

H1 H1 H1 H1 H1

H2 LDR (X6)

ROE (X7)

H1 H1


(47)

stakeholders akan memicu semakin baik citra perusahaan yang diikuti oleh semakin baik kualitas kegiatan perusahaan. Tentu saja hal itu akan menambah penghasilan atau laba bagi perusahaan tersebut. Dalam jangka panjang, masyarakat akan menaruh kepercayaan pada perusahaan disbanding perusahaan lain, karyawan tetap mengabdikan diri untuk meningkatkan kinerja perusahaan, investor tertarik menanamkan modal pada perusahaan, dan pemerintah tetap mendukung semua aktivitas perusahaan.Penelitian terdahulu yang membuktikan pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan adalah Bidhari, et.al (2013) yang menunjukkan bahwa CSR berpengaruh pada nilai perusahaan. Kemudian, Nugraheni (2010) juga menunjukkan bahwa CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berkaitan erat dengan stakeholders dapat mempengaruhi nilai perusahaan atau menaikkan nilai perusahaan tersebut.

H1 : CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2.3.2 Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan

Setiap perusahaan tentu berupaya secara maksimal untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat menunjukkan kualitas perusahaan tersebut pada periode tertentu. Oleh karena itu, kinerja perusahaan yang baik merupakan hal yang penting untuk dicapai, diperhatikan maupun ditingkatkan. Cara mengetahui kinerja dari suatu perusahaan adalah melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian


(48)

organisasi dan karyawan yang berdasar pada sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditentukan. Kinerja dapat dilihat dari penganalisaan laporan keuangan dan harga saham perusahaan. Apabila kinerja perusahaan berkualitas baik, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan.

a. Capital Adequacy Ratiodan Nilai Perusahaan

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki perbankan untuk menunjang aset yang memiliki resiko seperti kredit yang diberikan kepada nasabah. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aset produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Apabila perusahaan memiliki modal yang cukup untuk menanggung risiko yang ditimbulkan akibat pemberian kredit, maka diharapkan dapat menaikkan nilai perusahaan.

H1 : CAR berpengaruh terhadap nilai perusahaan b. BOPOdan Nilai Perusahaan

BOPO digunakan untuk melihat bagaimana kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profatibilitas bank yang bersangkutan yang berpengaruh pada harga saham perusahaan sebagai pengukur nilai perusahaan.


(49)

H1 : BOPO berpengaruh terhadap nilai perusahaan

c. Non Performing Loan dan Nilai Perusahaan

NPL merupakan rasio yang menunjukkan tingkat risiko yang dimiliki perbankan akibat dari kredit yang disalurkan kepada nasabah. Jika nilai NPL tinggi, perusahaan menanggung tingkat risiko yang tinggi pula. Sehingga nilai NPL harus selalu rendah untuk menunjukkan bahwa risiko kredit yang ditanggung bank kecil. Tinggi atau rendah nilai NPL akan mempengaruhi nilai perusahaan.

H1 : NPL berpengaruh terhadap nilai perusahaan

d. Net Interest Margin dan Nilai Perusahaan

NIM adalah rasio yang menunjukkan tingkat laba yang diperoleh perbankan dari bunga kredit yang diterima bank. Nilai NIM yang tinggi menunjukkan bahwa bank mampu memperoleh laba yang tinggi dari kredit yang disalurkan. Laba yang diperoleh akan berpengaruh pada laba bersih per saham yang mempengaruhi nilai perusahaan.

H1 : NIM berpengaruh terhadap nilai perusahaan

e. Loan to Deposit Ratio dan Nilai Perusahaan

LDR merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk kredit dengan dana yang diterima bank dan modal yang dimiliki bank sebagai pendukung kegiatan operasional perusahaan. Jika dana yang disalurkan sedikit dibandingkan dana yang dihimpun bank, maka total bunga yang diterima dari kredit juga akan lebih sedikit dibanding bunga yang dibayarkan peda nasabah. Hal ini berarti


(50)

semakin tinggi nilai LDR, semakin baik. Rasio ini juga berhubungan dengan laba yang diperoleh yang juga akan berhubungan dengan laba bersih per saham. EPS pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.

H1 : LDR berpengaruh terhadap nilai perusahaan

f. Return On Equity dan Nilai Perusahaan

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan efisiensi dari penggunaan modal sendiri. ROE menjadi alat untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Apabila nilai ROE semakin tinggi, maka perusahaan dalam keadaan baik karena akan meningkatkan nilai saham. Demikian jika nilai ROE menurun, berarti perusahaan dalam keadaan kurang baik. Nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga sahamnya dapat dijadikan sebagai indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan. Sebuah penelitian telah dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruhi ROE terhadap nilai perusahaan. Wardoyo (2013) membuktikan bahwa ROE dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

H1 : ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan

H2 : Tanggung jawab sosial perusahaan, CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR dan ROE berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau hipotesa merupakan jawaban sementara yang bersifat praduga terhadap suatu masalah yang masih perlu dibuktikan kembali


(51)

kebenarannya. Setelah diuraikan rumusan masalah dan kerangka konseptual, maka peneliti akan menguji hipotesis berikut ini.

H1 : Tanggung jawab sosial perusahaan, CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR dan ROE berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2 : Tanggung jawab sosial perusahaan, CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR dan ROE berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Erlina (2008:34), penelitian asosiatif adalah “penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih”. Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:46), pengertian asosiatif adalah “bentuk hubungan yang sifatnya sebab-akibat”. Hal ini berarti satu variabel disebabkan oleh keadaan satu atau lebih variabel yang lain. Jadi, penelitian asosiatif kausal berarti penelitian untuk mengetahui pengaruh atau hubungan beberapa variabel dan menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi diantara variabel-variabel tersebut.

3.2 Definisi Operasional

Pengertian defenisi operasional menurut Indriantoro dan Supomo (1999:69) adalah “penentuan konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Hal ini dikarenakan tidak semua individu dapat langsung memahami konsep yang sedang diteliti.

3.2.1 Variabel Independen (X)

Menurut Erlina (2008:43), variabel bebas atau variabel independen adalah “variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel dependen atau variabel terikat dan memiliki hubungan positif atau negatif”. Menurut Idrus (2007:79), variabel independen adalah “variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat”. Variabel independen juga sering disebut sebagai variabel eksogen, variabel bebas, atau variabel stimulus. Variabel independen


(53)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial dan karakteristik perusahaan yang diproksikan dalam ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage.

A. Pengungkapan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pengungkapan CSR diukur melalui proksi Corporate Social Responbility Disclosure Index (CSRDI) yang diperoleh dari Pengungkapan CSR menggunakan indeks pengungkapan sosial yang merupakan variabel dummy. Pengukuran dalam penelitian ini melalui content analysis yang menggunakan pendekatan dikotomi. Maksud dari pendekatan dikotomi adalah setiap item CSR tersebut diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Kemudian dijumlahkan semua nilai yang diperoleh untuk semua perusahaan.

Rumus perhitungan CSRDI adalah : ������ =∑Xij

nj

Keterangan :

CSRDIj : Corporate Social Responbility Discosure Index

Perusahaan j

Nj : Jumlah item untuk perusahaan j

Xi : dummy variable : 1 = jika item diungkapakan; 0 =jika item I tidak diungkapkan, dengan demikian, 0 < CSRDIj < 1


(54)

B. Capital Adequacy Ratio

CAR digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi kerugian yang mungkin terjadi akibat operasional perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya yang khusus berlaku bagi industri-industri yang berada dibawah pengawasan pemerintah seperti perbankan dan dan asuransi.

���= Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Resikox 100%

C. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

BOPO digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya.

���� = Beban Operasional

Pendapatan Operasional x 100%

D. Non Performing Loans

NPL digunakan untuk mengetahui tingkat risiko kredit yang dimiliki perusahaan sebagai akibat kresit yang disalurkan bagi nasabah.

��� =Kredit Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Total Kredit x 100%

E. Net Interest Margin

NIM menunjukkan tingkat laba bunga yang diperoleh perbankan dari kredit yang diberikan.

���= Pendapatan Bunga


(55)

F. Loan to Deposit Ratio

LDR menunjukkan perbandingan kredit yang disalurkan pada pihak ketiga dibanding dana yang dihimpun dan modal yang dimiliki perusahaan.

��� = Total Kredit

Total DPK x 100%

G. Return On Equity

ROE menunjukkan kemampuan dari modal yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh.

�������������� =Laba Setelah Pajak

Total Ekuitas x 100%

3.2.2 Variabel Dependen

Menurut Idrus (2007:79), variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah nilai perusahaan yang diproksikan pada Price Earning Ratio (PER).Semakin tingginilai PER, maka semakin mahal saham tersebut dan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut.

����������������� = Share Price Earning per Share

Tabel 3.2 Definisi Operasional Jenis

Variabel Item Defenisi Pengukuran Skala

Variabel Independen Pengungkapan Corporate Social Disclosure (X1) Data tentang pengungkapa n aktivitas sosial perusahaan

������ = ∑Xij

nj Rasio

CAR(X2) Mengukur

kemampuan

Modal


(56)

perusahaan dalam menutupi kerugian akibat kegiatan operasional BOPO(X3) Kemampuan dalam melakukan kegiatan operasinya Beban Operasional

Pendapatan Operasional Rasio

NPL(X4) Menunjukkan tingkat risiko kredit bank Rasio NIM(X5) Menunjukkan tingkat laba dari kredit yang diberikan Pendapatan Bunga

Aset Produktif Rasio

LDR(X6) Menunjukkan perbandingan dana yang disalurkan dengan dana yang dihimpun dan modal yang dimiliki Total Kredit

Total DPK Rasio

Return On Equity(X7) kemampuan dari modal yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham

Laba Setelah Pajak

Total Equity Rasio

Variabel Dependen Price Earning Ratio (Y) Nilai dari perusahaan tersebut Harga Saham


(57)

3.3 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2008:115) ialah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2012 yang berjumlah 39 perusahaan.

3.4 Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75), “sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:116), “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Pengertian purposive sampling menurut Idrus (2007:96) adalah “teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya”. Peneliti menetapkan beberapa kriteria untuk memilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Kriteria yang ditentukan peneliti untuk memilih sampel adalah :

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya yang telah di audit pada periode 2009-2012

3. Terdapat informasi tentang pengungkapan CSR pada laporan tahunan (annual report) tersebut pada periode 2009-2012


(58)

Berdasarkan kriteria diatas, maka jumlah sampel perusahaan yang diperoleh sebanyak 19 perbankan dengan tahun pengamatan selama tahun 2009-2012 (4 tahun). Oleh karena itu, unit analisisnya sebanyak 76.

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Keterangan Jumlah Akumulasi

1 Total perusahaan perbankan yang terdaftar dalam BEI periode 2009-2012

39

2 Perusahaan perbankan yang tidak

mempublikasikan laporan keuangannya yang telah di audit pada periode 2009-2012

7 32

3 Perusahaan perbankan yang tidak terdapat informasi tentang pengungkapan CSR pada laporan tahunan (annual report) tersebut pada periode 2009-2012

13 19

4 Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian

19

3.5 Jenis dan Sumber Data

Setiap penelitian harus memiliki data yang dijadikan objek penelitian. Menurut Idrus (2007:82), “data dapat dimaknai sebagai setiap informasi mengenai segala sesuatu yang terkait dengan objek yang sedang diteliti”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berarti data yang berbentuk angka atau bilangan. Berdasarkan sumbernya, data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari bermacam sumber yang ada sebelumnya. Peneliti memperoleh data sekunder dari situs Bursa Efek Indonesia


(59)

memiliki hubungan variabel-variabel yang ada dalam penelitian periode 2009-2012. Berdasarkan waktu pengumpulannya, data penelitian ini adalah data berkala atau time series yang berarti data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Dan berdasarkan tingkat pengukurannya, data penelitian ini merupakan data dengan skala rasio yaitu skala perbandingan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasiyang berarti mengumpulkan berbagai data yang terkait dengan variabel dependen dan independen dalam penelitian ini. Data tersebut dapat diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia melalui situs

data dari berbagai jurnal-jurnal ilmiah, studi pustaka, atau literature yang sesuai topik penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis desktiptif dan regresi linear bergandadengan menggunakan software SPSS. Data-data yang diperoleh sebagai variabel independen dan variabel dependen akan dikalkulasikan dalam alat uji statistik SPSS kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, sehingga dapat diperoleh hasil sebagai dasar dalam menarik kesimpulan.

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel independen dan dependen tersebut. Menurut Ghozali (2006:19), “analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang


(60)

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, skewness (kemencengan distribusi)”.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan regresi berganda, karena model regresi harus memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang berarti tidak terdapat multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Hal ini bertujuan agar model regresi dapat dijadikan sebagai alat estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik yaitu meliputi uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal karena terhindar dari bias. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi tersebut memiliki distribusi data normal atau tidak. Ghozali (2005;110) menyebutkan “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal”. Erlina (2008;102) menyatakan bahwa tujuan uji normalitas yaitu untuk mengetahui apakah didalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam melakukan pengujian T dan pengujian F, nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi tersebut dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil (Ghozali, 2005). Cara yang dilakukan untuk pegujian normalitas adalah dengan uji One


(61)

Sample Kolmogorov-Smirnov. Variabel-variabel yang memiliki nilai signifikansi > 0.05, maka residual memilki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau variabel independen. Model regresi yang baik tidak memiliki korelasi antar variabel bebasnya. Untuk mengetahui apakah di dalam regresi terdapat multikolinearitas atau tidak, dapat diketahui dari tolerance value dan variance inflation factor value (VIF). Jika tolerance value

diatas 0.1 atau VIF dibawah 10, berarti tidak terdapat multikolinearitas. Dan apabila tolerance value dibawah 0.1 dan VIF diatas 10, berarti terdapat multikolinearitas. Apabila terdapat mulitikolinearitas, maka koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

3.7.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan (Ghozali, 2005). Jika terdapat perbedaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan, maka disebut heterokedastisitas. Dan apabila terjadi sebaliknya, maka disebut


(62)

homokedastisitas.Cara yang digunakan untuk menguji heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot. Apabila pola tertentu yaitu titik-titik yang membentuk pola bergelombang, melebar kemudian menyempit, berarti terjadi heterokedastisitas. Apabila pola tersebut tidak terjadi, berarti tidak terjadi gejala heterokedastisitas.Cara lain yang juga dapat dilakukan untuk menguji heterokdastisitas adalah uji glejser. Ghozali (2005;69) menyebutkan bahwa jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 atau sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidak gejala autokorelasi, dilakukan dengan uji Durbin-Waston (DW test).

Keputusan terdapat atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi dilihat melalui ketentuan sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kriteria Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d < 4


(63)

Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Tidak tolak du < d < 4-du Sumber : Ghozali, 2006

3.7.3 Pengujian Hipotesis

3.7.3.1Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda adalah teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap terhadap terikatnya. Model regresi linear berganda yang digunakan adalah :

�= �0+ �1X1 + �2X2 + �3X3+ �4X4 +�5X5+�6X6 +�7X7+ �

Keterangan :

Y : Price Earning Ratio �0 : Konstanta

X1 : Corporate Social Responbility Index

X2 : Capital Adequacy Ratio

X3 : BOPO

X4 : Non Performing Loan

X5 : Net Interest Margin

X6 : Loan to Deposit Ratio

X7 : Return On Equity

�1,�2,�3,�4, �5,�6,�7 : Koefisien Regresi � : Variabel Pengganggu (error)


(64)

3.7.3.2Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2005: 84) disebutkan “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat”.

Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini dengan melihat nilai profitabilitasnya, jika profitabilitas > 0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel indenpenden tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya, jika profitabilitas < 0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel indenpenden berpengaruh terhadap variabel dependen

3.7.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2005: 84) disebutkan “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”.Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:

• Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

• Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel


(1)

89

Lampiran XVI Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) .353 4.751 .074 .941

LROE .141 .099 .148 1.432 .157 .843 1.186

LCAR -.212 .317 -.071 -.668 .506 .800 1.250

LBOPO .504 .331 .166 1.523 .132 .760 1.315

LNPL 1.585 .393 .434 4.036 .000 .780 1.282

LNIM -.547 .467 -.125 -1.171 .246 .789 1.267

LLDR -.060 .258 -.024 -.234 .816 .860 1.163

LCSR -.964 2.805 -.039 -.344 .732 .701 1.427 a. Dependent Variable: LPER


(2)

Lampiran XVII Hasil Uji Heterokedastisitas


(3)

91

Lampiran XVIII Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .629a .396 .332 1.73216 1.966

a. Predictors: (Constant), LCSR, LNPL, LLDR, LROE, LCAR, LNIM, LBOPO b. Dependent Variable: LPER


(4)

Lampiran XIX Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 131.202 6 21.867 7.384 .000b

Residual 201.379 68 2.961

Total 332.581 74

a. Dependent Variable: LPER


(5)

93

Lampiran XX Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) .481 4.644 .104 .918

LCSR -1.009 2.741 -.042 -.368 .714

LCAR -.205 .310 -.070 -.661 .511

LBOPO .496 .323 .166 1.537 .129

LNPL 1.543 .385 .430 4.011 .000

LNIM -.547 .457 -.127 -1.198 .235

LLDR -.053 .252 -.022 -.211 .833

LROE .152 .098 .159 1.547 .127

a. Dependent Variable: LPER


(6)

Lampiran XXI Daftar Populasi Penelitian

No Nama Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk AGRO √ X √

2 Bank ICB Bumi Putra Tbk BABP √ √ √ Sampel 1

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA √ √ √ Sampel 2

4 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK √ X √

5 Bank Central Asia Tbk BBCA √ √ √ Sampel 3

6 Bank Bukopin Tbk BBKP √ √ √ Sampel 4

7 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD √ √ X

8 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI √ √ √ Sampel 5

9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP √ √ √ Sampel 6

10 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI √ √ √ Sampel 7

11 Bank Tabungan Negara Tbk BBTN √ √ √ Sampel 8

12 Bank Mutiara Tbk BCIC √ √ √ Sampel 9

13 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN √ √ √ Sampel 10

14 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS √ √ X

15 Bank Ina Perdana Tbk BINA √ √ X

16 Bank Jabar Banten Tbk BJBR √ √ √ Sampel 11

17 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk BJTM √ √ X

18 Bank Kesawan Tbk BKSW √ √ X

19 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS √ √ X

20 Bank Mandiri Tbk BMRI √ √ √ Sampel 12

21 Bank Bumi Arta Tbk BNBA √ √ X

22 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA √ √ √ Sampel 13

23 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII √ √ √ Sampel 14

24 Bank Permata Tbk BNLI √ √ √ Sampel 15

25 Bank Sinar Mas Tbk BSIM √ X √

26 Bank Swadesi Tbk BSWD √ √ X

27 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN √ √ X

28 Bank Victoria Internasional Tbk BVIC √ √ √ Sampel 16

29 Bank Dinar Indonesia Tbk DNAR √ √ X

30 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC √ X √ 31 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA √ √ X 32 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR √ X √

33 Bank Mega Tbk MEGA √ √ √ Sampel 17

34 Bank Mitraniaga Tbk NAGA √ X √

35 Bank NISP OCBC Tbk NISP √ X √

36 Bank Nationalnobu Tbk NOBU √ √ X

37 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN √ √ √ Sampel 18

38 Bank Pan Indonesia Syariah Tbk PNBS √ √ X


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 30 100

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN CORPORATE Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 16

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 7

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 12

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010.

0 2 15

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010.

0 2 15

View of Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

ABSTRAK PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KINERJA KEUANGAN PADA NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 12