Manfaat Sosial Ekonomi Danau Ranu Pani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Oleh Masyarakat Desa Ranu Pani.

MANFAAT SOSIAL EKONOMI DANAU RANU PANI TAMAN
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU OLEH
MASYARAKAT DESA RANU PANI

BRANINDITYO NUGROHO

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manfaat Sosial Ekonomi
Danau Ranu Pani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Oleh Masyarakat Desa
Ranu Pani adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014
Branindityo Nugroho
NIM E34100068

ABSTRAK
BRANINDITYO NUGROHO. Manfaat Sosial Ekonomi Danau Ranu Pani Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru Oleh Masyarakat Desa Ranu Pani. Dibimbing
oleh TUTUT SUNARMINTO dan HARNIOS ARIEF.
Danau Ranu Pani adalah salah satu bentang alam yang ada di ekosistem hutan
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pengelolaan yang baik dari danau
Ranu Pani sangat dibutuhkan sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara
berkelanjutan. Data penelitian didapat menggunakan metode wawancara dan
kuesioner dengan skala Likert yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil dari
wawancara dan kuesioner menunjukkan bahwa pemanfaatan langsung dari danau
dilakukan dengan cara memancing pada musim penghujan dan pengambilan air
pada musim kemarau. Danau juga dimanfaatkan oleh masyarakat secara tidak
langsung melalui kegiatan wisata. Masyarakat dari luar desa Ranu Pani yang

mengunjungi danau Ranu Pani dapat memberikan dampak ekonomi bagi
masyarakat desa. Sedangkan dampak sosial muncul dari kegiatan memancing yang
dilakukan oleh masyarakat lokal. Fungsi wisata pada desa di evaluasi dengan
membandingkan motivasi dan kepuasan wisata. Hasil menunjukkan bahwa secara
umum pengunjung telah mendapatkan kepuasan, terutama pada aspek
pemandangan danau Ranu Pani. Hal ini mengindikasikan bahwa danau Ranu Pani
memiliki potensi wisata yang baik yang kemudian sebaiknya dikembangkan dengan
pengelolaan wisata yang lebih baik. Melalui kegiatan wisata yang baik diharapkan
dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih baik kepada masyarakat lokal.
Kata kunci: danau Ranu Pani, evaluasi kepuasan, pemanfaatan danau
ABSTRACT
BRANINDITYO NUGROHO. Social Economy Benefits of Ranu Pani Lake Bromo
Tengger Semeru National Park to Ranu Pani Village Society. Supervised by
TUTUT SUNARMINTO and HARNIOS ARIEF.
Ranu Pani Lake is one of natural landscape in Bromo Tengger Semeru
National Park forest ecosystem. Good management is needed so the benefits from
the lake can be derived sustainably. Data were collected through interview and
Likert-scaled questionnaire then descriptively analyzed. The result from the
interview and questionnaire showed that direct utilization obtained from the lake
were only for fishing during the wet season and water irrigation during the summer.

There was also indirect utilization through tourism activities. People from outside
Ranu Pani village comes to visit Ranu Pani lake which can gives economic impact
for the local people. The social impact occurred because of the lake utilization from
fishing by the local people. Tourism function in the lake was evaluated using
motivation-satisfaction gap analysis. The result shown that most of the people are
quite satisfied from their visit to Ranu Pani lake, especially from Ranu Pani lake’s
scenery. This indicates that the tourism function has the potency to be a better
tourism destination through a better tourism management.
Keywords: lake utilization, Ranu Pani lake, satisfaction evaluation.

MANFAAT SOSIAL EKONOMI DANAU RANU PANI TAMAN
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU OLEH
MASYARAKAT DANAU RANU PANI

BRANINDITYO NUGROHO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Manfaat Sosial Ekonomi Danau Ranu Pani Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru Oleh Masyarakat Desa Ranu Pani
Nama
: Branindityo Nugroho
NIM
: E34100068

Disetujui oleh

Dr Ir Tutut Sunarminto, MSi
Pembimbing I


Dr Ir Harnios Arief, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Manfaat Sosial Ekonomi Danau
Ranu Pani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Oleh Masyarakat Desa Ranu
Pani berhasil diselesaikan. Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada
Bapak Dr. Ir. Tutut Sunarminto, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Harnios Arief, M.Sc selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan selama penelitian
berlangsung, dalam penulisan skripsi, juga ilmu-ilmu berharga tentang kehidupan.
Penghargaan penulis sampaikan kepada Kepala Balai Besar Taman Nasional
Bromo Tengger (BBTNBTS) Ibu Ayu Dewi, Kepala Bidang Teknis BBTNBTS Ibu

Fariana, Kepala Resort Ranu Pani Bapak Toni Artaka, Bapak Tuangkat, Asep,
Aruni, Mey, Ika yang telah sangat membantu dalam pengumpulan data penelitian.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada bapak, ibu, kakak, adik, dan Sarah atas
semangatnya kepada penulis dalam menyusun karya ilmiah ini. Serta keluarga besar
Nepenthes rafflesiana, DKSHE, IFSA, Seven, Himakova, KPM, FOKA atas
kekeluargaan dan pengalamannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Branindityo Nugroho

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

3


METODE PENELITIAN

3

Waktu dan Tempat

3

Alat, Obyek, dan Subyek

3

Jenis Data

4

Analisis Data

5


HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

6

Karakteristik Responden

6

Danau Ranu Pani

7

Pemanfaatan Danau Ranu Pani oleh Masyarakat

12


Pengembangan Pengelolaan Danau Ranu Pani

21

SIMPULAN DAN SARAN

22

Simpulan

22

Saran

23

DAFTAR PUSTAKA

23


DAFTAR TABEL
1 Data yang diambil (primer dan sekunder)
2 Daftar Ikan di Danau Ranu Pani
3 Vegetasi di Sempadan Danau
4 Nilai Motivasi Pengunjung
5 Nilai Kepuasan Pengunjung
6 Perbandingan Motivasi - Kepuasan
7 Nilai Kepuasan Penunjung Terhadap Sarana Prasana
8 Pola Penyediaan Wisata oleh Masyarakat
9 Penilaian Pola Pemanfaatan
10 Saran Pengunjung

5
9
10
16
16
17
18
19
22
22

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kerangka Penelitian
2
Peta Lokasi Penelitian
3
Papan Informasi Danau Ranu Pani
8
Hasil Pengukuran pH Air Danau Ranu Pani
8
Ikan Hasil Pancingan
9
Tiga Daerah Sempadan Danau (A,B,C)
9
Vegetasi di Sempadan A, B, dan C
10
(A) Burung sepah gunung (B) Bajing Kelapa (C) Ular tanah
11
(A) pemandangan puncak gunung mahameru (B) pemandangan disekitar
danau
12
10 Nilai Likert Aspek Kegiatan dan Pemanfaatan
12
11 Kegiatan Memancing oleh Masyarakat
13
12 Lokasi Pemanfaatan
14
13 Grafik Jumlah Pengunjung di Resort Ranu Pani pada tahun 2013 15
14 (A) jalan setapak (B) guest house
15
15 (A) Penyedia Parkir Motor (B) Penyedia Jeep
19
16 Grafik Dampak Ekonomi
20
17 Grafik Dampak Sosial
20

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Danau adalah cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang
menampung dan menyimpan air hujan, mata air, rembesan, dan/atau air sungai
(Hehanussa et al. 2001). Danau dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Selama ini secara umum danau telah
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya tidak hanya sebagai sumber air, tetapi
juga untuk kegiatan pertanian dan budidaya perikanan dengan cara menggunakan
keramba. Selain itu, danau juga sebagai kawasan wisata yang memiliki keindahan
alam dan tempat olahraga memancing. Manfaat secara tidak langsungnya antara
lain danau menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan dan sumber air bagi kebutuhan
hidup satwa di sekitar danau. Melihat pentingnya danau, maka ekosistem danau dan
kualitas air perlu dijaga agar dapat memberikan fungsinya secara maksimal.
Danu Ranu Pani merupakan danau yang terletak di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Danau Ranu Pani merupakan danau
vulkanik, yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas gunung berapi. Danau Ranu
Pani secara administratif terletak di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro,
Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Masyarakat Desa Ranu Pani yang
berada disekitar Danau Ranu Pani memanfaatkan danau ini secara langsung dan
tidak langsung. Pemanfaatan secara langsung yaitu Danau Ranu Pani untuk sumber
air bagi ladangnya pada saat musim kemarau. Pengambilan air ini dilakukan karena
danau ini tidak pernah kering sepanjang tahun. Pemanfaatan secara tidak langsung
yaitu melalui penyediaan jasa wisata bagi pengunjung yang datang ke Danau Ranu
Pani. Tingginya pengunjung yang singgah di Danau Ranu Pani sebelum mendaki
Gunung Semeru menyebabkan banyaknya masyarakat yang menyediakan jasa
wisata di sekitar Danau Ranu Pani.
Pemanfaatan Danau Ranu Pani baik secara langsung ataupun tidak langsung
oleh masyarakat Desa Ranu Pani dilakukan secara terus-menerus. Pemanfaatan
yang terus-menerus akan menimbulkan manfaat sosial dan ekonomi. Manfaat sosial
dan ekonomi dari Danau Ranu Pani dapat terbagi menjadi manfaat yang dirasakan
secara langsung oleh masyarakat Desa Ranu Pani dan juga manfaat tidak langsung.
Manfaat sosial dan ekonomi tidak langsung bisa didapat melalui pemanfaatan
Danau Ranu Pani oleh pengunjung yang melakukan wisata ke Danau Ranu
Pani.Manfaat secara sosial dan ekonominya perlu untuk diteliti sehingga diketahui
nilai fungsi dari danau. Manfaat sosial dan ekonomi juga perlu untuk diketahui agar
pengelola TNBTS dapat mengetahui jenis pemanfaatan seperti apa yang baik bagi
danau dan masyarakat. Penelitian terkait pemanfaatan danau serta manfaat sosial
ekonomi dari danau perlu dilakukan agar pemanfaatan dapat dilakukan secara
optimal, lestari dan tetap berbasis konservasi.
Perumusan Masalah
Pengelolaan Danau Ranu Pani yang belum optimal diindikasikan dengan
penurunan kualitas danau yaitu pendangkalan yang menyebabkan berkurangnya
volume air (laporan TNBTS-JICA). Oleh karena itu, diperlukan identifikasi
manfaat sosial dan ekonomi dari pemanfaatan di Danau Ranu Pani. Pertama,

2
potensi danau diidentifikasi, yang terdiri atas potensi air, ikan di dalam danau, flora
dan fauna disekitar danau, dan daya tarik wisata di sekeliling danau. Setelah
mengetahui potensi dari danau, kemudian diidentifikasi pemanfaatan yang
dilakukan oleh masyarakat. Pemanfaatan terbagi atas pemanfaatan langsung oleh
masyarakat, dan pemanfaatan tidak langsung melalui pengunjung. Melalui kegiatan
pengunjung, kemudian muncul interaksi antara masyarakat dan pengunjung yang
bisa memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Manfaat sosial
ekonomi juga muncul dari pemanfaatan langsung oleh masyarakat contohnya
mengambil air dan memancing. Setelah mengetahui potensi dan pemanfaatan yang
dilakukan oleh masyarakat, dengan mempertimbangkan Peraturan Menteri
Kehutanan No. 56 Tahun 2006 tentang pedoman zonasi taman nasional, maka
ditentukanlah pemanfaatan yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan di Danau
Ranu Pani. Data tersebut kemudian akan digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam penentuan pengelolaan yang optimal bagi Danau Ranu Pani oleh TNBTS.

Gambar 1 Kerangka penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi potensi Danau Ranu Pani
2. Mengidentifikasi manfaat Danau Ranu Pani oleh masyarakat Desa Ranu
Pani
3. Menganalisis pemanfaatan Danau Ranu Pani untuk pengelolaan yang
optimal

3

Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
pemanfaatan Danau Ranu Pani oleh masyarakat yang kemudian digunakan untuk
bahan pertimbangan melakukan pengelolaan bentang alam dalam ekosistem hutan
di kawasan konservasi. Selain itu juga untuk mengetahui pengelolaan yang
dilakukan oleh Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dengan data
tersebut diharapkan dapat dilakukan pengelolaan yang dapat memanfaatkan potensi
danau secara optimal tetapi tetap berlandaskan konservasi.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2014 yang
berlokasi di desa Ranu Pani, resort Ranu Pani, kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, Provinsi Jawa Timur.

Gambar 2 Denah lokasi penelitian
Alat, Obyek, dan Subyek Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengambilan data, yaitu: kamera, panduan
wawancara berupa kuesioner tertutup dan tallysheet, serta recorder. Obyek

4
penelitian adalah Danau Ranu Pani serta flora fauna di sempadan danau, dengan
subyek penelitian yaitu pengelola resort Ranu Pani dan masyarakat di Desa Ranu
Pani, dan pengunjung di resort Ranu Pani. Alat, subyek, dan obyek penelitian
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Alat, Subyek, dan Obyek Penelitian
No
1
2
1
2
3
1
2

Komponen
Alat
Kuesioner
Kamera
Subyek
Masyarakat Desa
Pengunjung
Pengelola
Obyek
Vegetasi Sempadan
Danau
Fauna
Sempadan
Danau

Kegunaan
Mendapatkan data primer dari responden
Mendapatkan dokumentasi
Sumber data dan informasi
Sumber data dan informasi
Sumber data dan informasi kawasan TNBTS
Pencatatan komposisi pohon di sempadan
Pencatatan potensi keanekaragaman hayati

Jenis data
Data primer
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Salah
satu nilai yang mudah digunakan adalah sistem skoring yang telah di modifikasi
dengan rentang skor 1-7 (1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak setuju, 4.
Biasa saja, 5. Agak setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju) (Avenzora 2008 diacu dalam
Sunarminto 2012).
Data yang diperoleh yaitu hasil wawancara mengenai pemanfaatan Danau
Ranu Pani yang dilakukan oleh masyarakat, pengunjung, serta pengelolaan yang
dilakukan oleh pengelola kawasan. Begitu pula mengenai dampak yang
ditimbulkan dari pemanfaatan tersebut. Data dari pengelola didapat dari wawancara
kepada Kepala Resort Ranu Pani, Pengendali Ekosistem Hutan, Staff Resort Ranu
Pani, anggota tim restorasi JICA. Data kuesioner didapat 90 kepala keluarga
sebagai responden. Responden masing-masing 30 dari kelompok petani (penggarap
lahan), 30 dari pemilik lahan, dan 30 dari non-petani. Responden pengunjung
didapat dari 30 pengunjung pendaki gunung semeru, dan 30 pengunjung nonpendaki. Pengambilan jumlah sampel 30 per cluster berdasarkan pendapat Roscoe
(1975) dalam Sakaran (2006) bahwa jika sampel dipecah menjadi beberapa kategori,
ukuran sampel minimum 30 untuk setiap kategori adalah tepat.
Data-data utama yang diidentifikasi, dinilai, dan dikaji adalah data mengenai
potensi danau, pemanfaatan secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat,
pengelolaan oleh pengelola, hak dan kewajiban dari masyarakat dan pengelola,
kualitas sarana dan prasarana penunjang pengelolaan, dan tipe pengelolaan yang
optimal bagi semua pihak.

5
Data sekunder
Metode pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka dan literatur
mengenai bahasan yang telah dipublikasikan dari penelitian sebelumnya. Data dari
literature tersebut kemudian digunakan sebagai referensi dalam pembahasan. Jenis
data yang diambil pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Data yang diambil (primer dan sekunder)
No
1

2

3

Jenis Data
Kondisi
umum
kawasan

Uraian
Letak dan luas, sejarah
dan status, iklim dan
curah hujan, topografi,
ketinggian, sosial dan
budaya.

Sumber
a. Kantor
pengelola
b. Masyarakat

Potensi
Danau

Potensi wisata,
vegetasi sempadan
danau, potensi fauna di
sekitar danau

a.

Pengelolaan
danau ranu
pani

Tujuan pengelolaan,
program konservasi,
program wisata,
rencana pengelolaan,
media interpretasi yang
telah dibuat pengelola
Sosial dan ekonomi
masyarakat,
permasalahan dengan
pihak pengelola,
manfaat yang didapat
dari danau secara
langsung dan tidak
langsung, aktivitas
terkait danau, budaya
dan kepercayaan
tentang danau.
Motivasi wisata,
kepuasan wisata,
persepsi pengunjung,
saran untuk pengelola

Kantor
pengelola

a. Wawancara

Masyarakat

a. Kuesioner
b. Wawancara

Pengunjung

a. Kuesioner
b. Wawancara

Masyarakat
4

Pengunjung
5

Metode
a. Wawancara
b. Studi
literatur

Observasi
a. Pengamatan
Lapang
langsung
b. Pengelola
b. Studi
c. Masyarakat
literatur
c. Wawancara
b. Studi
literatur

Analisis Data
Analisis Kualitatif Deskriptif
Analisis kualitatif deskriptif dilakukan terhadap hasil wawancara dan
kuesioner. Data kualitatif didapat dari pengunaan kuesioner dengan skala Likert 1-

6
7. Skoring Likert itu kemudian akan dirubah menjadi nilai persepsi dari masyarakat
serta motivasi dan kepuasan dari pengunjung sebagai pemanfaatan danau secara
tidak langsung oleh masyarakat (penyedia wisata). Faktor lain yang menjadi nilai
penting dalam analisis data pada penulisan ini dengan melihat kondisi fisik danau
yang kemudian menjadi dasar pertimbangan dalam sistem pengelolaan
pemanfaatan yang tepat untuk kawasan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Desa Ranu Pani terletak di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang,
Provinsi Jawa Timur. Desa Ranu Pani dapat dicapai dengan kendaraan bermotor
roda dua atau empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1,5 jam dari Malang maupun
Lumajang. Desa Ranu Pani terletak di dalam kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (enclave). Luas daerah enclave untuk desa ini adalah 385 hektar.
Sebelah utara dari desa ini berbatasan dengan Desa Ngadas yang juga merupakan
desa enclave. Sebelah timur, barat, dan selatan berbatasan dengan Resort Ranu Pani.
Desa yang terletak pada ketinggian 2.100-2.200 mdpl ini pada musim hujan
suhu maksimal bisa mencapai 30oC dan turun menjadi 6oC pada malam hari.
Sedangkan pada saat musim kemarau, suhu pada siang hanya mencapai 28oC dan
kemudian turun hingga -6oC pada malam hari. Kawasan Ranu Pani setiap hari
hampir selalu berkabut dan dingin. Suhu udara rata-rata mencapai 10ᵒC. Pada bulan
Januari-Februari angin bertiup kencang disertai dengan hujan yang terus menerus.
(BBTNBTS 2010).
Tercatat 395 kepala keluarga yang terdaftar di desa ini dengan total
penduduk sekitar 1.387 jiwa dengan perbandingan 641 laki-laki dan 746 perempuan.
Petani merupakan pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat desa
ini. Komoditas yang ditanam adalah kentang, bawang prei, dan kubis. Selain bertani,
pekerjaan lainnya antara lain buruh tani, pedagang, tukang bangunan, PNS. Ketika
musim pendakian gunung semeru dibuka, banyak dari masyarakat yang bekerja
sambilan menjadi guide atau porter bagi para pendaki.
Masyarakat Desa Ranu Pani rata-rata berpendidikan terakhir SD dengan
tingkat buta huruf diatas 80%. Di desa ini hanya terdapat satu sekolah dasar, dengan
jumlah guru yang tidak mencapai 10 orang. SMP baru dibuka di desa ini sejak tahun
2011 yang dinamakan SMP satu atap karena SMP ini menggunakan ruang kelas
yang sama dengan SD. Sebelumnya, SMP terdekat berada di Kabupaten Malang
dan Lumajang yang dapat ditempuh dengan waktu 1,5-2 jam dari desa ini.
Karakteristik Responden
Kuesioner penelitian telah dibagikan kepada 90 responden masyarakat
dengan tiga cluster berbeda didalamnya. Responden dibagi menjadi tiga cluster
yaitu cluster Petani, cluster Buruh Tani, dan cluster Non-Petani. Perbedaan antara
ketiga cluster tersebut adalah pekerjaan utama dari respondennya. Cluster petani
adalah masyarakat dengan pekerjaan utama sebagai petani dan memiliki lahan

7
pribadi untuk digarap. Berbeda dengan cluster buruh tani yang memang pekerjaan
utamanya menggarap lahan tetapi bukan milik sendiri, melainkan diupah untuk
menggarap lahan milik orang lain.
Pendidikan terakhir yang paling banyak ditempuh oleh masyarakat Desa
Ranu Pani adalah hingga tingkat SD (67%). SMP terdekat dari desa ini berjarak 2
jam perjalanan dengan mobil, hal ini menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan
di desa ini. Walaupun begitu, masih ditemukan beberapa responden dengan
pendidikan terakhir SMP (7,8%) dan SMA (2,2%). Selain itu, masih banyak juga
ditemukan responden yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali (23%).
Responden pada kategori ini umumnya sudah berumur cukup tua.
Data diambil dari responden yang berlaku sebagai kepala keluarga. Hal ini
dilakukan karena keputusan kepala keluarga diasumsikan mewakili pendapat suatu
keluarga. Usia responden yang diambil cukup bervariasi, yang termuda adalah
buruh tani dengan usia 17 tahun, dan yang tertua adalah petani dengan usia 86 tahun.
Rata-rata usia responden yang diambil adalah pada selang umur 21-40 tahun. Pada
selang usia ini merupakan masa paling produktif dari seorang manusia.
Selain dari masyarakat, kuesioner juga dibagikan kepada 60 responden
pengunjung dengan dua cluster yaitu pengunjung pendaki dan non-pendaki.
Pengunjung pendaki adalah pengunjung yang memiliki tujuan utama mendaki
gunung semeru, sementara non-pendaki adalah pengunjung yang hanya berwisata
ke daerah sekitar danau ranu pani tanpa mendaki. Pengunjung pendaki didominasi
oleh mahasiswa (40%) dan pelajar (30%). Sementara pengunjung non-pendaki
didominasi oleh pelajar (36%) dan pegawai swasta (30%). Pendakian
membutuhkan waktu dan persiapan yang lama, dengan tantangan yang cukup sulit,
sehingga sangat cocok bagi mahasiswa dan pelajar yang menyukai tantangan.
Kunjungan yang hanya menikmati pemandangan cenderung dilakukan oleh
pegawai berkeluarga dan pelajar SMP-SMA yang tidak butuh banyak persiapan.
Danau Ranu Pani
Danau adalah cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang
menampung dan menyimpan air hujan, mata air, rembesan, dan/atau air sungai
(Hehanussa & Haryani 2001). Berdasarkan cara terbentuknya, Danau Ranu Pani
merupakan danau vulkanik yang berarti danau ini terbentuk akibat aktivitas gunung
berapi (Pelawi 2010).
Ranu dalam bahasa lokal suku Tengger berarti danau, sedangkan kata Pani
memiliki dua versi arti. Arti yang pertama adalah Pani yang merupakan bahasa
jaman dahulu yang berarti telinga. Diberi nama demikian karena bentuk dari Danau
Ranu Pani sendiri yang menyerupai daun telinga. Sumber lainnya mengatakan
bahwa kata Pani berasal dari Mister Pani. Mister Pani adalah seorang mandor yang
berasal dari Belanda ketika desa Ranu Pani belum terbentuk dan masih dikuasai
oleh Belanda sebagai Hutan Produksi.
Air
Danau Ranu Pani yang berada di ketinggian 2100 mdpl ini memiliki luas ±
5,6 Ha dengan suhu air berkisar antara -4 hingga 25oC. Suhu terendah dicapai pada
waktu dini hari ketika musim kemarau. Berdasarkan data tim Restorasi Bentang

8
Alam JICA-BBTNBTS (2011), kedalaman dari Danau Ranu Pani di mencapai 14
meter.

Gambar 3 Papan informasi danau ranu pani
Keasaman Danau Ranu Pani diukur menggunakan kertas indikator pH
universal sebagai pH meter yang dilakukan dengan mengambil sampel air di tempat
yang berbeda dan dilakukan 3x pengulangan. Hasil pengukuran kertas lakmus
(Gambar 4) menunjukaan nilai 5, 5, dan 6. Hasil pengukuran diambil rata-rata
sebagai hasil akhir pH air danau yaitu 5,3. Berdasarkan WHO, air yang bisa
digunakan konsumsi (diminum) adalah air dengan pH 6,5-8,5 sehingga air dari
danau ini tidak bisa dikonsumsi. Air danau juga tidak baik untuk kulit karena air
yang asam akan membuat kulit kering bila digunakan terus menerus. Keasaman air
Danau Ranu Pani ini disebabkan karena banyaknya longsoran pupuk dari ladangladang disekitar danau yang masuk ke dalam danau.

Gambar 4 Hasil pengukuran pH air Danau Ranu Pani
Ikan
Danau sebagai salah satu ekosistem perairan darat secara alami menjadi
habitat dari berbagai biota perairan salah satunya ikan. Berdasarkan hasil
wawancara kepada masyarakat, beberapa ikan yang bisa ditemui di Danau Ranu
Pani tersaji pada Tabel 2.

9
Tabel 3 Daftar Ikan di Danau Ranu Pani
No
1
2
3

Nama Lokal
Mas
Mujair
Lele

Nama Ilmiah
Cyprinus carpio
Oreochromis mossambicus
Clarias sp.

Gambar 5 Ikan hasil pancingan
Flora
Danau Ranu Pani dibagi menjadi tiga sisi sempadan. Sisi pertama (A)
adalah sisi yang berbatasan dengan daerah restorasi JICA. Sisi kedua (B) berbatasan
dengan desa dan ladang masyarakat. Sisi ketiga (C) berbatasan dengan daerah
restorasi dan kantor taman nasional. Tiap sempadan ini memiliki tipe vegetasi yang
berbeda-beda. Tercatat 71 pohon yang berada di daerah sempadan danau. Pohon
cemara gunung (Casuarina junghuhnia), akasia (Acacia decurens), dan kipres
(Cupressus sp.) mendominasi vegetasi di daerah sempadan Danau Ranu Pani.

Gambar 6 Tiga daerah sempadan danau (A,B,C)

10

No.
1
2
3
4

Tabel 4 Vegetasi di Sempadan Danau
Nama Lokal
Nama Latin
Jumlah di Sempadan
A
B
C
Akasia Gunung
Casuarina junghuhnia
3
11
9
Cemara Gunung
Acacia decurrens
5
7
15
Kipres
Cupressus sempervirens
18
Persilon
Accacia auriculiformis
2

(A)

(B)

(C)
Gambar 7 Vegetasi di sempadan A, B, dan C
Fauna
Mamalia yang dijumpai langsung ketika penelitian di Ranu Pani adalah
bajing kelapa (Collosciurus notatus), dan curut (Suncus murinus). Sumber dari
masyarakat mengatakan terkadang masih sering ditemukan kijang (Muntiacus
muntjak) dan babi hutan (Sus schrofa) di sekitar danau. Burung yang dijumpai
secara langsung antara lain tekukur (Streptopelia chinensis), elang hitam (Ictinaetus
malayensis), bentet kelabu (Lanius schach), dan sepah gunung (Pericrocotus

11
miniatus). Sedangkan untuk herpetofauna hanya ditemukan reptil yaitu ular tanah
(Macrocalamus lateralis).

(A)

(B)

(C)
Gambar 8 (A) Burung sepah gunung (Pericrocotus miniatus) (B) bajing kelapa
(Collosciurus notatus) (C) ular tanah (Macrocalamus lateralis)
Danau Ranu Pani merupakan danau di ketinggian 2.100 mdpl dengan suhu
air bisa mencapai 0 oC pada malam hari di musim kemarau. Suhu yang cukup
ekstrim ini membuat tidak banyaknya satwa yang memanfaatkan Danau Ranu Pani.
Selain dari suhu yang ekstrim, Danau Ranu Pani juga merupakan danau yang
berbatasan langsung dengan desa, sehingga tingkat aktivitas manusia sangat tinggi.
Wisata
Danau Ranu Pani memiliki beberapa daya tarik wisata bisa dikembangkan
sehingga dapat menjadi suatu tujuan wisata tersendiri. Beberapa daya tarik yang
telah ada di Danau Ranu Pani yang bisa dikembangkan antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Keindahan pemandangan danau
Kesejukan
Pemandangan lereng-lereng di sekeliling danau
Pemandangan puncak Mahameru
Keanekaragaman flora fauna

12

(A)

(B)

Gambar 9 (A) pemandangan puncak mahameru (B) pemandangan disekitar danau
Pemanfaatan Danau Ranu Pani

NILAI PERSEPSI

Aspek Kegiatan Pemanfaatan
Danau Ranu Pani berbatasan langsung dengan Desa Ranu Pani dan ladang
milik masyarakat. Banyak kegiatan sehari-hari masyarakat yang dilakukan secara
langsung berdampak kepada Danau Ranu Pani. Berdasarkan hasil kuesioner tentang
persepsi aktivitas masyarakat di Danau Ranu Pani, kegiatan yang menurut
masyarakat paling sering dilakukan ditunjukkan pada Gambar 10.
7
6
5
4
3
2
1
0

Petani
Non-Petani
Buruh Tani
A

B

C

D

E

F

G

ASPEK KEGIATAN
Gambar 10 Nilai Likert aspek kegiatan dan pemanfaatan
Keterangan:

A: Pertanian (mengambil air)
B: Wisata
C: Kegiatan Budaya/Ibadah
D: Memancing

E: Kegiatan Rumah Tangga
F: Kegiatan Industri
G: Kegiatan Tambak

Kegiatan di danau yang memiliki nilai persepsi paling tinggi dari
masyarakat adalah memancing, wisata, dan pertanian. Hal ini berarti memancing
merupakan kegiatan yang sangat disenangi dan sering dilakukan oleh masyarakat
di Ranu Pani.

13
Memancing
Kegiatan memancing menjadi rutinitas bagi masyarakat Desa Ranu Pani.
Hampir setiap saat bisa ditemui masyarakat yang sedang memancing, dari dini hari
hingga tengah malam. Akan tetapi kegiatan memancing tidak dilakukan sepanjang
tahun. Memancing hanya dilakukan pada musim hujan (Desember-Maret) ketika
tinggi air naik. Selain itu pada musim kemarau hampir seluruh masyarakat bekerja
sampingan sebagai porter pendakian sehingga tidak memiliki waktu luang untuk
memancing. Pada saat musim hujan, masyarakat yang memancing berjumlah
sekitar 5-10 orang perharinya.
Ikan yang biasa didapat dari memancing di Danau Ranu Pani antara lain
mas (Cyprinus carpio), mujair (Oreochromis mossambicus), dan lele (Clarias sp.).
Ikan-ikan ini berasal dari bibit yang disebar oleh mahasiswa yang sering datang ke
desa ini. Cara memancing masih sangat tradisional, beberapa menggunakan
pancing dari batang kayu atau bambu, beberapa hanya menggunakan senar pancing
saja yang diberi pengganjal agar senar tidak tenggelam. Umpan yang digunakan
oleh mereka terbuat dari campuran jagung dan nasi atau hanya menggunakan cacing.
Kegiatan memancing saat ini diperbolehkan oleh taman nasional karena
tidak mengambil ikan dalam jumlah banyak seperti ketika mengambil ikan
menggunakan jala. Jumlah ikan yang didapat tidak selalu pasti jumlahnya. Hasil
pancingan hanya digunakan untuk konsumsi pribadi. Ketika mendapat banyak ikan
hasil tangkapan, beberapa dari ikan tersebut akan dibagikan kepada kerabat atau
tetangga.
Berdasarkan hasil ekspedisi TNBTS pada danau yang baru ditemukan di
zona inti (Danau Ranu Tompe) mendapatkan hasil bahwa tidak ada ikan pada danau
tersebut. Bisa diambil kesimpulan bahwa pada mulanya tidak ada ikan pada Danau
Ranu Pani. Hal ini berarti Danau Ranu Pani telah mengalami perubahan keadaan
dari ekosistem aslinya. Kegiatan memancing dapat memicu terus berubahnya
keadaan ini, sehingga sebaiknya dikurangi bahkan dihentikan.

Gambar 11 Kegiatan memancing oleh masyarakat
Mengambil Air
Danau Ranu Pani dikelilingi oleh ladang masyarakat pada sisi utara
(sempadan B). Pada musim panas, beberapa masyarakat yang tinggal dan memiliki
ladang didekat Danau Ranu Pani akan mengambil air dari danau ini baik itu
menggunakan pompa air atau manual untuk memenuhi kebutuhan ladangnya.
Banyaknya air yang diambil adalah 2 drum/minggu. Air dari danau kemudian
digunakan untuk menyirami tanaman di ladang mereka. Terdapat sumber air utama

14
untuk kegiatan sehari-hari di desa. Hanya saja ketika musim kemarau (AprilOktober) seringkali sumber air utama volumenya tidak sebanyak ketika musim
hujan dan pengambilan air dari danau menjadi pilihan bagi masyarakat di dekat
sempadan danau (masyarakat yang berada di daerah 200 meter dari danau).

Gambar 12 Lokasi pemanfaatan
Wisata
Tidak ada kegiatan wisata yang secara khusus dilakukan oleh masyarakat
desa Ranu Pani. Banyak masyarakat desa yang menyukai pemandangan di Danau
Ranu Pani tetapi hal ini tidak bisa dikategorikan sebagai kegiatan pemanfaatan
wisata karena memang lokasi aktivitas sehari-hari mereka yang berada di dekat
danau. Tidak ada kegiatan berperahu atau berenang di Danau Ranu Pani ini.
Berenang tidak dilakukan oleh masyarakat karena menurut mereka ada roh penjaga
di dalam Danau Ranu Pani yang akan menyebabkan bahaya bila dilanggar. Selain
itu, pada tahun 2012 ada orang yang tenggelam di Danau Ranu Regulo karena kram
pada saat berenang sehingga menambah cerita mitos di masyarakat.
Kegiatan wisata banyak dilakukan oleh masyarakat dari luar desa. Ranu
Pani merupakan titik awal pendakian ke gunung Semeru. Setiap pengunjung yang
akan mendaki harus mendaftar ke kantor Resort yang berada di dekat Danau Ranu
Pani. Ramainya pendaki yang datang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan
wisata di Danau Ranu Pani. Setiap harinya pengunjung diperkiran berjumlah 600
orang dan bisa lebih pada saat kegiatan-kegiatan tertentu.
Pengelola TNBTS memberlakukan rotasi kunjungan setiap tahunnya. Pada
bulan Februari hingga pertengahan April dilarang adanya pendakian dengan alasan
cuaca yang berbahaya dan untuk pemulihan ekosistem. Sehingga dapat dilihat pada
gambar 8 bahwa tidak ada pengunjung dari Februari hingga pertengahan April.
Data yang dicantumkan pada Gambar 8 (tahun 2013) belum mencantumkan data
pengunjung bulan November dan Desember. Jumlah rekapitulasi pengunjung di
resort Ranu Pani disajikan pada Gambar 8.

15
12.000

11.218

10.000

Jumlah Pengunjung

8.314
8.000
6.728
6.000

5.354

5.283

Wisnus

4.256

Wisman

4.000
2.594
2.000
15 - -

--

80
6

1

3

4

162 151 85 175 122 54 -

--

5

12

2

6

7

8

9

10

11

Bulan Ke-

Gambar 13 Grafik jumlah pengunjung di Resort Ranu Pani pada tahun 2013 (pada
bulan 2,3,11,12 kegiatan wisata sedang ditutup)
Besarnya jumlah pengunjung yang datang setiap harinya menjadi modal
yang baik untuk penambahan fungsi wisata di Danau Ranu Pani. Beberapa sarana
penunjang wisata di Danau Ranu Pani yang telah tersedia antara lain:
1. Shelter darmaga
2. Jalan setapak dengan paving block
3. Papan Interpretasi
4. Guest house

(A)
(B)
Gambar 14 (A) jalan setapak di sekeliling Danau Ranu pani (B) guest
house “Regulo”
Evaluasi Kegiatan Wisata (Motivasi-Kepuasan)
Kegiatan wisata di Danau Ranu Pani dilakukan oleh masyarakat dari luar
desa. Pengunjung dibagi menjadi dua cluster pendaki dan non-pendaki. Danau

16
Ranu Pani berada tepat di sebelah kantor resort Ranu Pani sehingga dapat dipastikan
setiap pendaki pasti akan melewati danau tersebut. Pemanfaatan ini bersifat tidak
langsung oleh masyarakat. melalui pengunjung yang datang untuk berwisata ke
danau, masyarakat bisa berperan sebagai penyedia jasa wisata yang kemudian dapat
memberikan dampak ekonomi bagi mereka.
Spillane (1987) dalam Sunarminto (2010) menyebutkan, salah satu faktor
yang mempengaruhi permintaan pariwisata adalah mobilitas yang timbul oleh
berbagai macam dorongan kebutuhan/kepentingan yang dikenal dengan istilah
motivasi untuk memenuhi kebutuhan rekreasi dalam arti luas. Penilaian motivasi
pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata didapat melalui kuesioner dengan
hasil pada Tabel 5.
Tabel 5 Nilai Motivasi Pengunjung
No Responden
Pengunjung
1
Pendaki
2

NonPendaki

Total
Rata-rata
Keterangan:

A

B

Kriteria Motivasi
C
D E F
G

4.7

5.3

5.0

3.7

4.5

5.7

4.1

6.2

6.1

45.3

5.0

4.8

5.1

5.1

3.5

5.0

5.6

4.0

6.5

6.3

45.9

5.1

9.5

10.4

10.1

7.2

9.5

11.3

8.1

12.7

12.4

4.7

5.2

5.0

3.6

4.7

5.6

4.0

6.3

6.2

A: Pemandangan Danau
B: Rekreasi
C: Berfoto-foto
D: Melihat fauna
E: Piknik

H

I

Total

Ratarata

F: Kesejukan udara
G: Kontak sosial dengan warga
H: Pemandangan semeru
I: Pemandangan lereng gunung

Nilai motivasi pengujung terhadap berbagai kriteria motivasi mendapat
rata-rata 5 (setuju) baik untuk responden pengunjung pendaki maupun non-pendaki.
Motivasi tertinggi berwisata ke danau Ranu Pani adalah menikmati pemandangan
semeru dan lereng-lereng gunung, sedangkan motivasi terendah adalah untuk
melihat fauna. Pemandangan danau Ranu Pani hanya mendapat nilai 4 (biasa saja)
walaupun sudah menuju ke agak setuju. Nilai kepuasan terhadap aspek-aspek
kegiatan di danau Ranu Pani ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6 Nilai Kepuasan Pengunjung
No Responden
Pengunjung
1
Pendaki
2

NonPendaki

Total
Rata-rata
Keterangan:

Kriteria Motivasi
D E F
G

A

B

C

4.5

5.2

4.9

4.2

4.5

5.7

5.1

4.9

5.1

4.2

5.3

9.6

10.1

10

8.4

4.8

5

5

4.2

A: Pemandangan Danau
B: Rekreasi
C: Berfoto-foto
D: Melihat fauna
E: Piknik

Total

Ratarata

5.4

44.0

4.9

6.2

6.2

47.3

5.3

8.8

11.6

11.6

4.4

5.8

5.8

H

I

4.3

5.4

5.8

4.5

9.8

11.5

4.9

5.7

F: Kesejukan udara
G: Kontak sosial dengan warga
H: Pemandangan semeru
I: Pemandangan lereng gunung

17

Nilai kepuasan dari pengunjung terhadap motivasi berwisata mereka sangat
perlu untuk diketahui. Nilai kepuasan ini kemudian dibandingkan terhadap nilai
motivasi berwisata dari pengunjung dengan indikator yang sama. Nilai motivasi
yang lebih tinggi berarti aspek tersebut harapan dari pengunjung tercapai dan sudah
memenuhi kepuasaan dalam hal kualitas dan pengelolaan, sementara nilai kepuasan
yang lebih rendah daripada motivasi berarti pengunjung merasa kecewa terhadap
indikator tersebut sehingga perlu pengelolaan yang lebih baik.
Secara umum, nilai kepuasan telah melebihi angka 4, hal ini berarti semua
aspek dianggap telah dapat memberikan rasa kepuasan terhadap pengujung.
Melalui aspek penilaian yang sama, dibandingkan dengan nilai motivasi yang
didapat dari pengunjung. Nilai kepuasan lebih tinggi daripada nilai motivasi dicapai
pada aspek kegiatan melihat fauna, piknik, kesejukan udara, kontak sosial dengan
warga. Aspek-aspek tersebut berarti telah memberikan kepuasan yang melebihi
ekspektasi. Aspek yang masih mendapat nilai kepuasan lebih rendah daripada
motivasi adalah pemandangan danau, rekreasi, berfoto-foto, pemandangan semeru,
pemandangan lereng gunung. Perbandingan nilai motivasi-kepuasan dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7 Perbandingan Motivasi - Kepuasan
Aspek
Pemandangan Danau
Rekreasi
Berfoto-foto
Melihat fauna
Piknik
Kesejukan udara
Kontak sosial dengan warga
Pemandangan semeru
Pemandangan lereng-lereng

Nilai
Motivasi
4.7
5.2
5.0
3.6
4.7
5.6
4.0
6.3
6.2

Nilai
Kepuasan
4.8
5.0
5.0
4.2
4.9
5.7
4.4
5.8
5.8

Penilaian
Sesuai Harapan (Puas)
Kecewa (Tidak Puas)
Sesuai Harapan (Puas)
Sesuai Harapan (Puas)
Sesuai Harapan (Puas)
Sesuai Harapan (Puas)
Sesuai Harapan (Puas)
Kecewa (Tidak Puas)
Kecewa (Tidak Puas)

Hasil perbandingan antara motivasi wisata terhadap kepuasan wisata pada
tabel 6, dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan tertinggi dicapai pada aspek berfotofoto, melihat fauna, dan kontak sosial dengan warga. Aspek berfoto-foto
mendapatkan nilai kepuasan tinggi karena gabungan pemandangan dari danau,
lereng, serta gunung semeru dapat menghasilkan suatu hasil foto yang khas dan
indah. Aspek melihat fauna mendapatkan kepuasan tinggi karena secara motivasi
aspek ini tidak terlalu menjadi motivasi utama dari pengunjung. Akan tetapi hasil
kunjungan mereka ke area Danau Ranu Pani ternyata pengunjung dapat menikmati
berbagai aktivitas fauna khususnya burung-burung yang masih mudah ditemui dan
sering mengeluarkan suara-suara yang indah. Aspek kontak dengan masyarakat
mendapat nilai kepuasan tinggi karena selama berkegiatan wisata di Danau Ranu
Pani, berbagai usaha wisata disediakan oleh masyarakat lokal. Kegiatan jual-beli
barang maupun jasa wisata ini menimbulkan kontak sosial antara pengunjung dan
masyarakat.

18
Ketidakpuasan dicapai pada aspek rekreasi, pemandangan semeru, dan
pemandangan lereng-lereng. Secara umum ketiga aspek ini telah mendapat nilai
kepuasan yang agak tinggi. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan nilai motivasi
maka akan mendapatkan nilai yang lebih rendah daripada nilai kepuasan. Hal ini
disebabkan tingginya nilai motivasi pengunjung pada ketiga aspek tersebut.
Berbagai promosi yang dilakukan baik oleh taman nasional maupun pengunjung
lain menyebabkan tingginya ekpektasi pengunjung terhadap motivasi dari ketiga
aspek ini. Penyebab lainnya terjadinya kekecewaan adalah karena seringnya cuaca
berkabut dan berawan di Danau Ranu Pani sehingga pemandangan gunung semeru
maupun lereng-lereng kerap tidak maksimal.
Selain aspek-aspek tersebut, pengunjung juga berpendapat mengenai
pelayanan, biaya, dan akses informasi. Mereka berpendapat bahwa pelayanan,
biaya dan akses informasi memiliki kualitas yang biasa saja. Melalui hasil
wawancara, pengunjung cenderung berpendapat bahwa pelayanannya sedikit
kurang baik tetapi bagi mereka hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap
kepuasan wisata yang mereka dapatkan.
Sarana-prasana tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor penunjang wisata.
Penilaian pengunjung terhadap sarana-prasana sangat penting karena hal tersebut
dapat mempengaruhi kepuasan wisata. Hasil penilaian terhadap sarana prasana
ditampilkan Tabel 8.
Tabel 8 Nilai Kepuasan Penunjung Terhadap Sarana Prasana
Responden
No
Pengunjung

Kriteria Motivasi
B

C

D

E

F

G

4.0

4.1

4.1

4.0

4.1

4.1

28.0

4.0

30.8

4.4

1

Pendaki

2

NonPendaki

4.0

4.7

4.4

4.3

4.4

4.4

4.6

7.6

8.7

8.5

8.4

8.4

8.5

8.7

3.8

4.8

4.2

4.2

4.2

4.2

4.6

Keterangan:

Ratarata

A
3.6

Total
Rata-rata

Total

A: Toilet
B: Tempat Parkir
C:Tempat Ibadah
D: Pos Informasi

E: Penginapan
F: Warung Makan
G: Aksesibilitas

Secara umum, keseluruhan aspek sarana-prasana walaupun belum mencapai
tingkat kepuasan tetapi tidak mendapat penilaian yang buruk. Hanya sarana toilet
yang mendapat nilai kurang dari 4, tetapi nilai dari toilet sendiri yaitu 3,8 berarti
telah mendekati nilai 4. Sarana-prasarana yang disediakan masih belum dapat
memberikan kepuasan yang signifikan kepada pengunjung Danau Ranu Pani
maupun pengunjung pendaki Gunung Semeru.
Kegiatan wisata yang dilakukan pengunjung ini merupakan bentuk
pemanfaatan danau secara tidak langsung oleh masyarakat sebagai penyedia jasa
wisata. Masyarakat melakukan beberapa usaha seperti membuka warung, tempat
makan, supir jeep, penyedia parkir, penyewaan barang, dan penginapan.
Masyarakat yang terlibat dalam penyediaan wisata di danau Ranu Pani ditampilkan
pada Tabel 9.

19

Tabel 9 Pola Penyediaan Wisata oleh Masyarakat
No.

Jenis Usaha

1
2

Warung
Tempat makan

3
4
5
6
7

Penyedia parkir motor
Penyedia parkir mobil
Supir jeep
Penyewaan alat outdoor
Pedagang kaki lima

Jumlah
Pemasukan
Penyedia
(x100.000)
2
2 - 8 / hari
3
1 - 80 / hari
1
1
50-70
1
4

Pola Waktu
Musim Pendakian
Sepanjang tahun

10 – 75 / hari
4 – 45 / hari
5,5 – 22 / hari
100-200 /bulan
2 - 4,5 / hari

Musim Pendakian
Musim Pendakian
Musim Pendakian
Musim Pendakian
Sepanjang tahun

Usaha-usaha ini hampir seluruhnya merupakan milik sendiri, kecuali untuk
penyediaan parkir. Jasa penyedia parkir dikelola oleh masyarakat desa dengan
jadwal 3 orang per hari dan setiap orang dapat jatah jaga satu hari dalam seminggu.
Retribusi usaha hanya diberlakukan bagi penyedia parkir (Gambar 15 A), setiap
motor yang parkir dikenai biaya 5000/hari dengan pembagian 4000 untuk
operasional dan 1000 diberikan kepada desa. Sementara untuk parkir mobil jeep
(Gambar 15 B) yang mengangkut penumpang harus membayar 15000 dengan
pembagian 12000 untuk operasional dan 3000 diberikan kepada desa.

(A)

(B)

Gambar 15 (A) Penyedia parkir motor (B) penyedia jeep
Saat ini memang banyaknya pengunjung yang datang merupakan pendaki
gunung semeru, akan tetapi masih dapat ditemui beberapa orang yang memang
melakukan wisata untuk khusus di daerah danau Ranu Pani. Pemanfaatan danau
secara tidak langsung ini seharusnya bisa meningkatkan peran danau bagi
masyarakat desa Ranu Pani.
Aspek Dampak
Pemanfaatan yang dilakukan di Danau Ranu Pani melalui kegiatan-kegiatan
seperti memancing, pertanian dan wisata. Kegiatan-kegiatan ini sudah pasti akan
menimbulkan dampak bagi Danau Ranu Pani. Dampak dari kegiatan pemanfaatan
ini dibedakan menjadi dampak ekonomi, dan dampak sosial. Persepsi terkait
dampak ekonomi ini didapat melalui kuesioner disajikan pada Gambar 16.

20

5,00
4,00
3,00

Petani
Non-Petani

2,00

Buruh Tani

1,00
0,00
1

2

3

4

5

6

7

Gambar 16 Grafik dampak ekonomi
Indikator Dampak Ekonomi:
1. Meningkatkan lapangan pekerjaan
2. Meningkatkan penghasilan
3. Stabilitas ekonomi
4. Meningkatkan permintaan barang dan jasa
5. Ketergantungan ekonomi
6. Perluasan lahan pribadi
7. Sumber penghasilan tambahan

Dampak ekonomi tidak berpengaruh besar pada masyarakat. Kegiatan yang
rutin dilakukan hanya memancing, dan hasil pancingan tersebut hanya untuk
dikonsumsi sendiri, tidak untuk dijual. Sehingga hasil pancingan tersebut tidak
dapat meningkatkan penghasilan utama maupun sampingan. Keberadaan Danau
Ranu Pani juga tidak meningkatkan permintaan barang dan jasa dari masyarakat.
Persepsi terkait dampak sosial ini didapat melalui kuesioner disajikan pada Gambar
17.
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00

Petani
Non-Petani
Buruh Tani

1

2

3

4

5

6

7

Gambar 17 Grafik dampak sosial
Indikator Dampak Sosial:
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat
2. Stabilitas pola perilaku
3. Meningkatnya tanggungjawab lingkungan
4. Meningkatnya tanggungjawab sosial
5. Perubahan perilaku sosial
6. Sebagai media bersosialisasi
7. Perluasan pergaulan masyarakat

21
Nilai persepsi untuk dampak sosial cukup tinggi. Hal ini berarti ada pengaruh
yang signifikan dari pemanfaatan Danau Ranu Pani. Ketika masyarakat memancing
di Danau Ranu Pani tidak akan pernah sendirian. Selalu ada orang lain yang juga
sedang memancing. Menurut masyarakat, hobi yang sama ini kerap menjadi sarana
untuk bersosialisasi.
Mereka sering berkumpul dan membicarakan tentang hobi memancing
mereka, walaupun ketika sedang memancing mereka biasa melakukannya sendirisendiri karena telah memiliki tempat favorit masing-masing. Masyarakat sadar
bahwa agar mereka bisa terus melakukan hobi mereka, maka mereka perlu menjaga
kelestarian Danau Ranu Pani. Bisa dikatakan bahwa adanya pemanfaatan
memancing ini meningkatkan tanggungjawab sosial dan lingkungan dari
masyarakat.
Pengembangan Pengelolaan Danau Ranu Pani
Rekomendasi Pengelolaan
Salah satu pilar dalam konservasi yaitu perlindungan sistem penyangga
kehidupan. Menurut UU No. 5 tahun 1990, perlindungan sistem penyangga
kehidupan ini meliputi usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan
perlindungan danau. Oleh karena itu taman nasional sudah seharusnya melakukan
tindakan konservasi pada Danau Ranu Pani.
Setelah mengetahui pola pemanfaatan yang ada di Danau Ranu Pani serta
dampak-dampak yang muncul melalui persepsi masyarakat, maka TNBTS selaku
pengelola dapat melakukan pengelolaan pemanfaatan yang tepat di Danau Ranu
Pani. Selain berdasarkan hal-hal tersebut, dalam menentukan pengelolaan TNBTS
pun harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Danau Ranu Pani berada pada zona pemanfaatan intensif taman nasional.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No 56 Tahun 2006 tentang pedoman
zonasi taman nasional, kegiatan yang diperbolehkan di zona pemanfaatan intensif
antara lain:
a. Perlindungan dan pengamanan
b. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan
ekosistemnya
c. Penelitian dan pengembangan pendidikan, dan penunjang budidaya
d. Pengembangan potensi dan daya tarik wisata alam
e. Pembinaan habitat dan populasi
f. Pengusahaan pariwisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa lingkungan
g. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian,
pendidikan, wisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa Iingkungan.
Berdasarkan pertimbangan persepsi dampak dan peraturan tersebut, maka
penilaian pola pemanfaatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat disimpulkan
pada Tabel 10

22
Tabel 10 Penilaian Pola Pemanfaatan
No. Kegiatan
Pemanfaatan
1
Memancing

Keterangan

2

Mengambil air

Mengambil air tidak memberikan dampak ekonomi,
sosial, maupun ekologi yang signifikan. Secara
umumpun tidak menyalahi aturan. Pengambilan air ini
masih dapat dilakukan tetapi perlu dicari tahu mengenai
besarnya debit air yang masuk ke danau baik saat musim
kemarau maupun musim hujan sehingga dapat
diperhitungkan terkait jumlah air yang dapat diambil
dari danau per skala waktu tertentu.

3

Wisata

Kegiatan wisata di Danau Ranu Pani masih sangatlah
minim. Seluruh wisatawan yang datang untuk mendaki
setiap harinya dapat dipastikan akan beristirahat di
sekitar danau. Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan
agar Danau Ranu Pani menjadi suatu obyek wisata
khusus yang bisa dinikmati oleh wisatawan.

Memancing memang tidak banyak memberikan dampak
ekonomi, tetapi memancing dapat memberikan dampak
sosial yang besar. Melalui kegiatan memancing,
masyarakat desa Ranu Pani memiliki kelompok sosial
tertentu yang terdiri dari sesama pemancing.
Memancing bisa digunakan sebagai salah satu kegiatan
yang bisa dilakukan sebagai daya tarik wisata bagi
pengunjung.

Saran Pengunjung terhadap Pengembangan Wisata
Melalui kuesioner, pengunjung memberikan pendapat berupa saran
pengelolaan kepada pengelola taman nasional dalam pengembangan wisata di
danau Ranu Pani. Hasil kuesioner yang untuk saran bagi pengelola disajikan pada
Tabel 11.
Tabel 11 Saran Pengunjung
No Responden
Pengunjung

Kriteria Motivasi

Total Ratarata

A

B

C

D

E

F

G

1

Pendaki

5.9

3.6

5.6

5.7

4.8

6.2

6.0

37.8

5.4

2

NonPendaki

5.9

3.5

5.1

6.0

4.7

5.9

6.3

37.3

5.3

11.8

7.1

10.7

11.7

9.3

12.1

12.3

5.9

3.5

5.3

5.8

4.7

6

6.1

Total
Rata-rata
Keterangan:

A: Meningkatkan kebersihan
B: Meningkatkan biaya
C: Meningkatkan keamanan
D: Meningkatkan pelayanan

E: Menyediakan pemandu
F: Meningkatkan sarpras
G: Meningkatkan aksesibilitas

23
Secara umum seluruh saran dirasakan perlu untuk dilakukan kecuali
meningkatkan biaya. Biaya yang dimaksud adalah harga tiket masuk ke taman
nasional yang dirasakan sudah cukup mahal yaitu 17.500-22.500/hari. Peningkatan
kualitas sarana dan prasarana serta meningkatkan aksesibilitas juga mendapat nilai
6 (setuju) sehingga dirasakan perlu untuk dilakukan mengingat hasil persepsi
kepuasan terkait sarana prasarana hanya mendapat nilai 4 (biasa saja).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Danau Ranu Pani memiliki potensi yang terdiri dari potensi substansi danau (air
dan ikan) dan potensi lingkungan (flora, fauna, daya tarik wisata) yang
tergolong baik. Potensi lingkungan dari Danau Ranu Pani sangat cocok untuk
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata, juga didukung oleh besarnya jumlah
kunjungan masyarakat luar desa yang berniat melakukan pendakian yang dapat
dipastikan akan melewati Danau Ranu Pani.
2. Pemanfaatan dari Danau Ranu Pani yang dilakukan masyarakat terbatas hanya
pada kegiatan memancing dan pengambilan air pada saat kemarau untuk ladang
mereka. Pemanfaatan untuk wisata masih minim walaupun banyak dari
masyarakat yang berharap agar ditingkatkan fungsi wisata di danau ini.
Memancing hanya menjadi hobi sehingga tidak ada manfaat ekonomi
didalamnya, tetapi memancing dianggap masyarakat sebagai sarana
bersosialisasi (fungsi sosial). Kegiatan memancing dapat mengubah ekosistem
asli danau yang awalnya tidak terdapat ikan sehingga sebaiknya dikurangi atau
bahkan dihilangkan. Mengambil air tidak banyak memberikan manfaat
ekonomi, sosial, maupun ekologi, tetapi perlu untuk diawasi dan dicari tahu
mengenai jumlah kemampuan danau menampung air.
3. Pengelolaan sangat baik bila dapat mengembangkan fungsi wisata pada danau.
Perbandingan antara nilai motivasi dan kepuasan menunjukkan bahwa
pengunjung secara garis besar telah mendapat kepuasan dari kegiatan wisata
mereka di Danau Ranu Pani. Sarana prasara khususnya toilet perlu ditambahkan
jumlahnya. Saran dari pengunjung yang paling utama adalah peningkatan
kualitas sarana prasarana dan perbaikan kualitas aksesibilit