Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Tingkat Kualitas Perairan Di Danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

(1)

i

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI

BIOINDIKATOR TINGKAT KUALITAS PERAIRAN DI DANAU

RANU KUMBOLO TAMAN NASIONAL

BROMO TENGGER SEMERU

(Dikembangkan Menjadi Media Booklet pada Pokok Bahasan “Kindom Animalia” untuk Siswa Biologi Kelas X SMA)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

REZA SYAIFULLAH

201010070311080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI

BIOINDIKATOR TINGKAT KUALITAS PERAIRAN DI DANAU

RANU KUMBOLO TAMAN NASIONAL

BROMO TENGGER SEMERU

(Dikembangkan Menjadi Media Booklet pada Pokok Bahasan “Kindom Animalia” untuk Siswa Biologi Kelas X SMA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun oleh : Reza Syaifullah 201010070311080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,

dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk

bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

(QS. Al-Baqarah; 216)

“Pecundang bukanlah orang yang jatuh, tapi pecundang adalah orang

yang jatuh tak mau bangkit lagi”

(Midorima Shintarou, dalam seri Anime Kuroko No Basuke)

Terlamat bukan berarti harus terakhir dan memulai adalah yang

utama

(Zahreza Laougi)

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ilmiah ini

kepada:

Kedua Orangtuaku Ayahanda Basri T. dan Ibunda Idarakutni Terimakasih untuk

kasih sayang, bimbingan, dan kepercayaan serta doa yang selalu tercurah untukku.

Keluarga besarku, adik-adik yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun

spiritual.

Keluarga besar Team Expedition Biokonservasi (TEB Malang-2001), yang selalu

memberikan dukungan baik moral maupun spiritual

Para sahabat dan teman-teman yang telah menjadi saudaraku serta orang terkasih

yang dengan tidak mengurangi rasa hormat saya tidak dapat saya sebutkan satu

persatu

Terimaksih atas semua motivasi dan bantuannya selama ini, semoga Allah

mebalasnya dengan balasan yang baik.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin Penulis panjatkan kehadirat Allh SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang

berjudul “KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI

BIOINDIKATOR TINGKAT KUALITAS PERAIRAN DI DANAU RANU KUMBOLO TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMER (Dikembangkan Menjadi Media Booklet pada Pokok Bahasan “Kindom Animalia” untuk Siswa Biologi Kelas X SMA)” dapat terselesaikan dengan baik. Kalimat serta shalawat selalu teriringi kepada Nabi Muhammad SAW atas bimbingan yang diberikan kepada pengikut-pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati M.M., M.Pd dan Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Biologi.

3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd dosen pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk, bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Bapak Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk, bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Bapak Ir. John Kennedie, MM selaku kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang telah banyak memberikan petunjuk dan arahan yang sangat bermanfaat dalam proses penelitian penyelesaian tugas akhir ini. 6. Bapak Setyo Utomo,SH.M.Si selaku kepala bidang teknik konservasi BBTNBTS

yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian tugas akhir ini


(8)

viii

7. Ibu Dr. Elly Purwanti, M.P selaku dosen wali yang selalu memberi semangat dan bimbingan.

8. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.kes selaku dosen jurusan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang penuh kesabaran dan memotivasi terhadap penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan degan baik.

9. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

10. Kepala Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang dan segenap karyawan yang memberikan tempat penelitian dan ijin pelaksanaan penelitian.

11. Teman-teman Biologi 2010 B khususnya Ubai, Hatta, Dimas, Berlian, Ilmin, Inan dan semuanya terima kasih atas segala bantuannya.

12. Serta seluruh pihak yang telah membantu menyelesaiakan skripsi ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga amal kebaikan dan usaha yang telah diberikan dicatat sebagai amal sholeh disisi Allah SWT.

Pada akhirnya hanya doa yang dapat kami berikan, semoga Allah SWT memberi balasan atas segala amal perbuatan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya, meskipun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakannya, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun orang lain yang memerlukan.

Billahi Fi Sabilil Haq Fastabiqul Khairat

Malang, 3 September 2015 Penulis


(9)

ix

ABSTRAK

Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Tingkat Kualitas Perairan Di Danau Ranu Kumbolo Taman Nasional

Bromo Tengger Semeru

Oleh: Reza Syaifullah (201010070311080)

Wilayah perairan Indonesia memiliki 6% dari persediaan air dunia atau sekitar 21% persediaan air Asia pasifik tetapi kelangkaan dan kesulitan memperoleh air bersih yang layak pakai menjadi permasalahan mulai muncul di banyak tempat dan semakin mendesak dari tahun ke tahun. Eksploitasi terhadap sumberdanya air secara berlebihan dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem air dan akhirnya sulit untuk menyediakan air bersih yang sehat secara kuantitatif dan kulalitatif.

Adanya berbagai aktivitas manusia di sekitar sumber air, sebagai contoh danau Ranu Kumbolo menyebabkan air danau mengalami perubahan-perubahan ekologis sehingga kondisinya sudah berbeda dengan kondisi alami dan kelestariannya perlu diperhatikan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas perairan adalah dengan mengamati kehidupan organisme akuatik di dalamnya. Makrozoobentos sebagai biota dasar perairan yang relatif tidak mudah bermigrasi merupakan kelompok biota yang dapat digunakan sebagai indikator.

Jenis penelitian yang digunakan di sini adalah penelitian deskriftif kuantitatif, dengan metode plot pada tiap stasiun dan tiga kali ulangan. Penelitian ini dilakukan degan tujuan mengetahui kualitas perairan dengan menggunakan parameter keanekaragaman makrozoobentos, parameter fisika dan parameter kimia.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jenis makrozoobentos yang ditemukan terdiri dari lima 5 spesies yaitu Tarebia Granifera, Semisulcospira testudinaria, Sulcospiralestudinaria, Sulcospira hainanensis dan Tubifex sp. Kmudian berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika dan kimia terhadap keanekaragaman makrozoobentos menunjukkan bahwa tingkat pencemaran air pada ketiga stasiun penelitian dinyatakan belum tercemar.

Kata kunci: Makrozoobentos, Keanekaragaman, Parameter fisika kimia, Kualitas perairan.

Pembimbing I Penulis


(10)

x

ABSTRACT

The Diversity of Macrozoobenthos as a Bioindicator of

Water Quality Level In Ranu Kumbolo Lake Bromo Tengger

Semeru National Park

Oleh: Reza Syaifullah (201010070311080)

Indonesian aquatic have 6 % of the world's water supply or about 21 % of water supply in Asia Pacific but scarcity and the difficulty of gaining clean water become into problem which is popping up in many places and more urgent from year to year. The exploitation of water source excessively can harm the water ecosystem and finally can cause the difficulty to provide clean water both quantitatively and qualitatively.

The existence of human activities around water sources, for example Ranu Kumbolo lake cause the water’s lake experiencing ecological changes so the condition is already different from the natural condition before and the preservation is need to be considered. One of the indicator that can be used to identify the quality of the water by observing the life of aquatic organism in it. Macrozoobenthos as biota from the bottom of water are relatively easy to migrate, is a group of organisms that can be used as an indicator.

This type of research that is used here is descriptive quantitative research, which is use plot as a method for each station and also three times repeatation. This research was conducted in order to know the quality of water by using the diversity of macrozoobenthos parameter, physical parameter and chemical parameter.

The result from the research showed that the type of macrozoobenthos were found are consists of five species namely Tarebia Granifera, Semisulcospira testudinaria, Sulcospiralestudinaria, Sulcospira hainanensis and Tubifex sp. Then based on the result of the measurement from physical and chemical parameter for the diversity of macrozoobenthos showed that the level of water pollution in the third research station is uncontaminated.

Keywords : Makrozoobentos, Diversity, Physical and chemical parameter, Quality of Water

Advisor I Reseacher


(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN………. xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Masalah ... 8


(12)

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Keanekaragaman Makrozoobentos ... 10

B. Bioindikator Makrozoobentos ... 11

1. Kelompok Intoleran ... 12

2. Kelompok Fakultatif ... 16

3. Kelompok Toleran ... 18

C. Kualitas Perairan ... 20

D. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perairan Berdasarkan Bioindikator Makrozoobentos ... 21

1. Suhu ... 22

2. Disolved Oxygen (DO) ... 23

3. Biochemical Oxygen Demand (BOD) ... 23

4.Derajat Keasaman (pH) ... 24

5. Kandungan Nitrat ... 26

6. Kandungan Fosfat ... 27

7. Substrak Dasar ... 28

8. Bakteri Coli (Echericha Coli) ... 28

E. Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar ... 29

1. Pengertian Sumber Belajar ... 30

2. Jenis-jenis Media Belajar ... 31

3. Kriteria Memilih Media Belajar ... 33

4. Media Booklet ... 34


(13)

xiii

b. Keunggulan Booklet ... 35

F. Danau Ranu Kumbolo ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. waktu dan Tempat Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 41

1. Populasi ... 41

2. Sampel ... 42

3. Teknik Sampling ... 42

D. Alat dan Bahan ... 43

1. Alat ... 43

2. Bahan ... 44

E. Prodesur Penelitian ... 44

1. Tahapan Persiapan ... 44

2. Tahapan Pengambilan Sampel ... 45

a. Pengambilan Sampel Air ... . 45

b. Pengambilan Sampel Makrozoobentos ... 46

3. Tahapan Pengumpulan Data ... 47

a. Pengukuran Suhu ... 47

b. Pengukuran Kecerahan ... 48

c. Pengukuran Kedalaman ... 48

d. pengukuran keasaman (pH) ... 48


(14)

xiv

f. Biologycal Oxygen Demand (BOD5) ... 50

g. Tersuspensi Solid (TSS) ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 51

1. Analisis Data Kualitatif ... 51

a. Indeks Keanekaragaman ... 51

b. Kepadatan Jenis ... 53

c. Kepadatan Relatif ... 54

d. Dominansi... 54

e. Family Biotik Indeks (FBI) ... 55

2. Analisis Data Kuantitatif ... 58

a. Analisis Korelasi ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 59

A.Hasil Pembahasan ... 59

1. Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos ... 60

a. Keanekaragaman Makrozoobentos ... 60

b. Kelimpahan Makrozoobentos ... 60

2. Tingkat Kualitas Perairan Danau Ranu Kumbolo ... 64

a. Faktor Fisik Air Danau Ranu Kumbolo ... 64

b. Faktor Kimia Air Danau Ranu Kumbolo ... 65

3. Hubungan Keanekaragaman Makrozoobentos dan Kualitas Air 67 B.Pembahasan ... 73

1. Keanekaragaman Makrozoobentos ... 73


(15)

xv

b. Semisulco telonaria ... 75

c. Sulcospira Testudinria ... 76

d. Sulcospira Hainanensis ... 76

e. Tubifex sp ... 77

2. Kelimpahan Jenis Makrozoobentos ... 77

a. Kepadatan (K) dan Kepadatan Relatif (KR) ... 77

b. Indeks Dominansi (C) ... 79

3. Kualitas Air Danau Ranu Kumbolo ... 79

a. Kualitas Air Berdasarkan Fisika ... 82

1) Suhu ... 82

2) Kedalaman ... 83

3) Kecerahan ... 83

b. Kualitas Air Berdasarkan Kimia ... 84

1) Total Suspended Solid (TSS) ... 84

2) Derajat Keasaman (pH) ... 85

3) Dissilved Oxygen (DO) ... 86

4) Biological Oxygen Demand (BOD) ... 87

4. Hubungan Keanekaragaman dan Kualitas Air Danau Ranu Kumbolo ... 88

C.Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi ... 94

1. Kejelasan Potensi... 95

2. Kesesuaian dengan Tujuan Belajar ... 95


(16)

xvi

4. Kejelasan Informasi yang Diungkapkan ... 97

5. Kejelasan Pedoman Eksplorasinya ... 97

6. Kejelasan Perolehan yang Diharapkan ... 97

BAB V PENUTUP ... 99

A.Kesimpulan... 99

B.Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1: Beberapa Contoh Makrozoobentos berdasarkan Kepadatannya

Terhadap Bahan Pencemar ... 12

Tabel 2.2: Ciri Lingkungan Tempat Hidup Famili Baetidae ... 13

Tabel 2.3: Ciri Lingkungan Tempat Hidup Famili Ephemerellidae ... 14

Tabel 2.4: Ciri Lingkungan Tempat Hidup Ordo Plecoptera ... 16

Tabel 2.5: Ciri Lingkungan Tempat Hidup Famili Tipulidae ... 17

Tabel 2.6: Ciri Lingkungan Tempat Hidup Famili Simuliidae ... 18

Tabel 2.7: Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan... 25

Tabel 3.1: Kriteria Kualitas Air Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Jenis dan Parameter Fisika Kimia ... 53

Tabel 3.2: Klasifikasi Kualitas Air Berdasarkan Famili Biontik Indeks .... 56

Tabel 3.3: Nilai Toleransi Setiap Makrozoobentos dalam Famili Biotik Indeks (FBI) ... 57

Tabel 4.1: Karakteristik Kelimpahan Populasi Makrozoobentos Danau Ranu Kumbolo ... 61

Tabel 4.2: Hasil Pengamatan Makrozoobentos dan Perhitungan pada Stasiun I,II dan III Berdasarkan Famili Biotik Indeks ... 68

Tabel 4.5: Rata-Rata Keanekaragaman (H’) Danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ... 71

Tabel 4.6 Kualitas Air Danau Ranu Kumbolo Berdasarkan Faktor Fisika- Kimia dan Biologi Menurut Baku Mutu Air Kelas III (Air Irigasi) 72 Tabel 4.7: Hubungan Indeks Keanekaragaman dengan Tingkat Tingkat Kualitas Perairan Danau Ranu Kumbolo Bromo Tengger Semeru 73 Tabel 4.8 Jenis Makrozoobentos Yang Ditemukan Pada Tiap Stasiun ... 74


(18)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1: Indek Shannon-Winner Spesies Keanekaragaman Makrozoobentos 60 Grafik 4.2: Jenis dan Jumlah Makrozoobentos yang Ditemukan dalam Setiap

Lokasi Stasiun di Danau Ranu Kumbolo ... 62 Grafik 4.3: Kepadatan (K) Makrozoobentos Danau Ranu Kumbolo ... 62 Grafik 4.4: Kepadatan Relative (KR) Makrozoobentos danau Ranu Kumbolo 63 Grafik 4.5: Indeks Dominansi Makrozoobentos Danau Ranu Kumbolo .... 63 Grafik 4.6: Pengukuran Suhu pada Stasiun di Danau Ranu Kumbolo ... 64 Grafik 4.7: Pengukuran Kecerahan pada Stasiun di Danau Ranu Kumbolo 64 Grafik 4.8: Pengukuran Kedalaman pada Stasiun di Danau Ranu Kumbolo 65 Grafik 4.9: Pengukuran Derajat Keasaman pada Stasiun di Danau Ranu

Kumbolo ... 65 Grafik 4.10: Pengukuran Oksigen Terlarut (DO) pada Stasiun di Danau

Ranu Kumbolo ... 66 Grafik 4.11: Pengukuran Total Suspended Solid (TSS) pada Stasiun di Danau

Ranu Kumbolo ... 66 Grafik 4.12: Pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD) pada Stasiun di


(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1: Famili Baetidae ... 13

Gambar 2.2: Famili Ephemerellidae ... 14

Gambar 2.3: Larva Hydropsyche ... 15

Gambar 2.4: Nimfa Plecoptera ... 16

Gambar 2.5: Tipulidae ... 17

Gambar 2.6: Lymnaea (Gastropoda) ... 19

Gambar 2.7: Jenis Cangkang Keong Air Tawar ... 20

Gambar 2.8: Danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 38 Gambar 3.1: Peta dan Lokasi Penelitian di Danau Ranu Kumbolo ... 41

Gambar 3.2: Skema Pengambilan Sampel Makrozoobentos ... 42

Gambar 4.1: Foto Pengamatan Terabia Granifera ... 75

Gambar 4.2: Foto Pengamatan Semisulcospira Telonaria ... 75

Gambar 4.3: Foto Pengamatan Sulcospira Testudinaria ... 76

Gambar 4.4: Fato Pengamatan Sulcospira hainanensis ... 76


(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Lampiran Data dan Perhitungan Data ... 106

Lampiran 2: Lampiran Data Correlations ... 113

Lampiran 3: Lampiran Foto Kegiatan dan Foto Sampel Uji ... 115

Lampiran 4: Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) ... 118

Lampiran 5: Surat Pernyataan (Penelitian) ... 119

Lampiran 6: Surat Perlengkapan Pendakian ... 121

Lampiran 7: Surat Pendakian Gunung Semeru ... 122

Lampiran 8: Laboraturium Lingkungan Jasa Tirta ... 123

Lampiran 9: Surat Hasil Analisa Laboraturium Lingkungan Jasa TirtaI .... 124

Lampiran 10: Surat Hasil Uji Laboraturium Perikanan UMM ... 125

Lampiran 11: Media Booklet “Keanekaragaman Makrozoobentos dan Kualitas Air Danau Ranu Kumbolo” ... 127


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Wilayah perairan Indonesia memiliki 6% dari persediaan air dunia atau sekitar 21% persediaan air Asia Pasifik tetapi kelangkaan dan kesulitan memperoleh air bersih yang layak pakai menjadi permasalahan mulai muncul di banyak tempat dan semakin mendesak dari tahun ke tahun, eksploitasi terhadap sumberdaya air secara berlebihan dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem air dan akhirnya sulit untuk menyediakan air bersih yang sehat secara kuantitatif dan kulalitatif.

Salah satu ekosistem air tawar yang menyediakan air adalah danau, dimana danau Ranu Kumbolo sebagai salah satu habitat air tawar memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya sebagai pencegah kekeringan dan banjir, perikanan, pariwisata serta penyedia air bersih. Sinaga dalam Borus (2001) menambahkan bahwa suatu ekoistem air yang terdapat di dataran (inland water) secara umum dapat di bagi dua yaitu perairan lentik (lintic water) atau juga di sebut sebagai perairan tenang, misalnya danau, rawa, waduk dan telaga, sedangkan perairan lotik (lotic water) disebut juga sebagai perairan yang memiliki arus deras, seperti halnya pada sungai, kali, kanal, dan parit, perbedaan utama antara perairan lotik dan lentik terdapat pada kecepatan arus airnya.

Perairan lentik memiliki kecepatan arus air yang lambat serta dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi massa air yang berlangsung dengan cepat,


(22)

2

danau Ranu Kumbolo termasuk kedalam kategori perairan lentik (lentic water) atau disebut juga sebagai perairan tenang.

Fungsi dan peranan danau Ranu Kumbolo bagi manusia sangat besar, sehingga danau Ranu Kumbolo juga tidak terlepas dari pencemaran akibat ulah manusia itu sendiri, banyaknya kegiatan pengunjung di sekitar danau dapat mempengaruhi kualitas air danau Ranu Kumbolo (Robiatul, 2011). Suatu kualitas perairan sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan keberadaan makhluk hidup yang ada di perairan, kualitas air atau mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Sebagaimana karaktristik kualitas air di Indonesia yang diatur dalam peraturan pemerintah No. 80 Tahun 2001 Berdasarkan peraturan tersebut, kualitas air diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu: Kelas 1 dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan komsumsi lainnya, Kelas 2 dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, Kelas 3 dapat digunakan untuk pembudidanyaan ikan air tawar, perikanan dan mengaliri tanaman dan Kelas 4 dapat digunakan untuk mengairi tanaman.

Makrozoobentos adalah hewan yang hidup di dasar air secara berkelompok, mokrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam jaringan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Bentos juga memiliki manfaat yaitu membantu menpercepat proses dekomposisi materi organik. Adapun berbagai jenis zoobentos yang berperan sebagai konsekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, bentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan di dasar (Arief, 2003).


(23)

3

Jenis makrozoobentos (bentos) menurut (Wilhm. 1975 dalam Almasina. 2005) bahwa daya toleransi terhadap pencemaran bahan organik dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Jenis intoleran, jenis toleran dan jenis fakultatif. Dimana dari jenis intoleran sendiri memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap pencemaran dan tidak tahan terhadap tekanan lingkungan, sehingga hanya hidup dan berkembang pada perairan yang belum atau sedikit tercemar, seperti pada hewan Ephemeroptera, Plecoptera, Trichoptera.

Jenis toleran mempunyai daya toleran yang luas, sehingga dapat berkembang mencapai kepadatan tertinggi dalam perairan yang tercemar berat. seperti pada Odonata, beberapa Diptera (Tipulidae & Rhagionidae), Pelecypoda. Oleh karena itu, untuk mengetahui kehadiran atau ketidak hadiran organisme pada lingkungan perairan digunakan indikator yang menunjukkan tingkat atau derajat kualitas suatu prairan. Jenis fakultatif dapat bertahan hidup terhadap lingkungan yang agak lebar, antara perairan yang belum tercemar sampai dengan tercemar sedang dan masih dapat hidup pada perairan yang tercemar beratseperti pada Odonata, beberapa Diptera (Tipulidae & Rhagionidae), Pelecypoda.

Penentuan kualitas air berdasarkan bioindikator makrozoobentos (Bentos) saat ini dianggap lebih menunjukkan kondisi lingkungan yang sebenarnya karena adanya karakteristik dari masing-masing makrozoobentos yang berkaitan dengan preferensi kondisi lingkungan tempat hidupnya. Jika ada perubahan kualitas lingkungan pada habitatnya maka beberapa jenis yang tidak dapat mentolerir perubahan tersebut akan


(24)

4

mati. Hal ini dapat dijadikan indikasi dalam menentukan kualitas lingkungan secara menyeluruh (fachrul, 2006).

Penurunan keragaman spesies dalam suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator biologis adanya pencemaran. Spesies yang ada dalam kepadatan yang tinggi dinamakan spesies indeks atau organisme indikator populasi (Agrista, 2005). Akantetapi untuk memantau kualitas perairan maka perlu digunakan kombinasi parameter fisika, kimia dan biologis. Dengan mengetahui keanekaragaman atau banyaknya jenis hewan makroinvertebrata yang ditemukan pada berbagai kondisi lingkungan perairan, maka diharapkan dapat menjadi indikator bagi kondisi kualitas perairan danau Ranu Kumbolo pada saat ini.

Danau Ranu Kumbolo yang merupakan suatu perairan yang sangat di butuhkan dan dimanfaatkan oleh beberapa sektor seperti masyarakat, pariwisata dan juga merupakan sumber air minum serta komsumsi bagi para pendaki yang melakukan perkemahan di danau Ranu Kumbolo. Adanya berbagai aktivitas manusia di sekitar danau tersebut, menyebabkan danau Ranu Kumbolo mengalami perubahan-perubahan ekologis sehingga kondisinya sudah berbeda dengan kondisi alami sehingga kelestariannya perlu untuk diperhatikan. Kehidupan organisme akuatik dalam danau sangat ditentukan oleh kualitas perairna tempat hidupnya. Makrozoobentos sebagai biota dasar perairan yang relative tidak mudah bermigrasi merupakan kelompok biota yang paling menderita akibat pencemaran perairan (Sinaga, 2009).


(25)

5

Ranu Kumbolo terletak dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sebelum dideklarasi sebagai taman nasional, sebagaian besar wilanyah Taman Nasional terdiri dari daerah yang statusnya di lindungi sebagai daerah cadangan. Jumlah kuota pendakian 500 orang perhari, dimana pada hari-hari tertentu di tingkatkan hingga 800 orang perharinya. Ranu Kumbolo yang merupakan tempat peristerahatan bagi para pendaki, dimana airnya merupakan konsumsi oleh parah pendaki. Namun ironinnya, banyak diantara pendaki yang masih amatir tidak lah memerhatikan kebersihan air danau.

Tiga tahun terakhir ini keindahan dan keeksotisan wisata gunung Semeru semakin popular, dengan semakin banyak pengunjung dan pendaki puncak Mahameru tersebut, temasuk danau Ranu Kumbolo seolah sebagai transit wajib sebelum melewati jalur Kalimati dan Mahameru. Animo wisatawan yang tinggi untuk berbondong-bondong mendaki gunung Semeru dan tentunya melewati danau Ranu Kumbolo sehingga mengharuskan pengelola konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru harus memperketat pengawasan terhadap keselamatan pendaki dan lingkungan. Terbukti Ranu Kumbolo mulai tercemar (Syaifuddin, 2014).

Air danau Kumbolo mungkin kelihatan tampak bersih, akan tetapi jika dilihat lebih dekat, saat tanah danau sedikit di tekan dan airnya mulai beriak, maka minyak- minyak itu tampak jelas. Air yang berminyak tersebut merupakan salah satu indikator telah terjadi pencemaran air. Pencemaran air ini di akibatkan adanya oknum para pendaki yang tidak menjaga rambu-rambu larangan yang telah di tetapkan, di antaranya adanya seseorang mencuci langsung di danau, sehingga air bekas cucian


(26)

6

tercampur dengan air danau, melakukan aktifitas mandi, dan membuang sampah plastik ke danau.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang “Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Tingkat Kualitas Perairan Di Danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keanekaragaman jenis makrozoobentos di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru?

2. Bagaimanakah kualitas perairan danau Ranau Kumbolo berdasarkan daya toleransi makrozoobentos?

3. Adakah hubungan anatara keanekaragaman makrozoobentos dengan kualitas air yang ada di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan tujuan kajian dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimanakah keanekaragaman jenis makrozoobentos di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.


(27)

7

2. Mengetahui bagaimanakah kualitas perairan danau Ranau Kumbolo berdasarkan daya toleransi makrozoobentos.

3. Mengetahui hubungan anatara keanekaragaman makrozoobentos dengan kualitas air yang ada di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai keanekaragaman makrozoobentos di perairan danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tenger Semeru.

2. Dengan mengetahui tingkat kualitas perairan danau Ranu Kumbolo melalui keanekaragaman makrozoobentos sebagai bioindikator kualitas air danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tenger Semeru.

3. Memberikan informasi bagi pemerintah dan masyarakat setempat tentang kualitas perairan Danau Ranu Kumbolo dengan demikian dapat dilakukan pengolahan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya alam.

4. Manfaat bagi dunia pendidikan yaitu hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan pemanfaatan makroinvertebrata sebagai indikator biologis kualitas air danau berupa leaflet yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran siswa jenjang SMA kelas X.


(28)

8

E. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Daerah yang menjadi obyek penelitian adalah danau Ranu Kumbolo, Desa Ranu Pani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

2. Makrozoobentos pada Danau Ranu Kumbolo digunakan sebagai indikator tingkat kualitas perairan.

3. Kualitas perairan yang di teliti dengan parameter fisik-kimia meliputi: suhu, kecerahan, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), Biochemical Oxygen Demands (BOD).

F. Definisi Konseptual

Agar tidak terjadi salah penafsiran maka peneliti memberikan beberapa definisi yang perlu diketahui, sebagai berikut:

1. Keanekaragaman adalah suatu pernyataan atau penggambaran secara matematik yang melukiskan struktur kehidupan dan dapat mempermudah dalam menganalisis informasi tentang jenis dan jumlah organisme (Rahayu, 2009). 2. Makrozoobentos (bentos) adalah hewan yang hidup di dasar perairan dan

biasanya menempel pada subtrat dasar sungai yang berupa bata, pasir, dan lumpur (Odum, 2002).

3. Bioindikator merupakan suatu kelompok atau komunitas organisme yang keberadaannya atau perilakunya di alam berhubungan dengan kondisi


(29)

9

lingkungan, apabila terjadi perubahan kualitas air maka akan berpengaruh terhadap keberadaaan dan perilaku organisme tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai penunjuk kualitas lingkunga (Melati, 2012).

4. Kualitas perairan adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan penggunaan, sebagai contoh, air yang digunakan untuk irigasi memiliki standar mutu yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi. Kualitas air dapat diketahui nilainya dengan mengukur peubah fisika, kimia dan biologi (Rahayu, 2009). 5. Ranu Kumbolo merupakan sebuah danau gunung yang letaknya berada di

pegunungan Tengger di kaki gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dengan luas 15 hektar (Bintang, 2012).


(1)

mati. Hal ini dapat dijadikan indikasi dalam menentukan kualitas lingkungan secara menyeluruh (fachrul, 2006).

Penurunan keragaman spesies dalam suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator biologis adanya pencemaran. Spesies yang ada dalam kepadatan yang tinggi dinamakan spesies indeks atau organisme indikator populasi (Agrista, 2005). Akantetapi untuk memantau kualitas perairan maka perlu digunakan kombinasi parameter fisika, kimia dan biologis. Dengan mengetahui keanekaragaman atau banyaknya jenis hewan makroinvertebrata yang ditemukan pada berbagai kondisi lingkungan perairan, maka diharapkan dapat menjadi indikator bagi kondisi kualitas perairan danau Ranu Kumbolo pada saat ini.

Danau Ranu Kumbolo yang merupakan suatu perairan yang sangat di butuhkan dan dimanfaatkan oleh beberapa sektor seperti masyarakat, pariwisata dan juga merupakan sumber air minum serta komsumsi bagi para pendaki yang melakukan perkemahan di danau Ranu Kumbolo. Adanya berbagai aktivitas manusia di sekitar danau tersebut, menyebabkan danau Ranu Kumbolo mengalami perubahan-perubahan ekologis sehingga kondisinya sudah berbeda dengan kondisi alami sehingga kelestariannya perlu untuk diperhatikan. Kehidupan organisme akuatik dalam danau sangat ditentukan oleh kualitas perairna tempat hidupnya. Makrozoobentos sebagai biota dasar perairan yang relative tidak mudah bermigrasi merupakan kelompok biota yang paling menderita akibat pencemaran perairan (Sinaga, 2009).


(2)

Ranu Kumbolo terletak dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sebelum dideklarasi sebagai taman nasional, sebagaian besar wilanyah Taman Nasional terdiri dari daerah yang statusnya di lindungi sebagai daerah cadangan. Jumlah kuota pendakian 500 orang perhari, dimana pada hari-hari tertentu di tingkatkan hingga 800 orang perharinya. Ranu Kumbolo yang merupakan tempat peristerahatan bagi para pendaki, dimana airnya merupakan konsumsi oleh parah pendaki. Namun ironinnya, banyak diantara pendaki yang masih amatir tidak lah memerhatikan kebersihan air danau.

Tiga tahun terakhir ini keindahan dan keeksotisan wisata gunung Semeru semakin popular, dengan semakin banyak pengunjung dan pendaki puncak Mahameru tersebut, temasuk danau Ranu Kumbolo seolah sebagai transit wajib sebelum melewati jalur Kalimati dan Mahameru. Animo wisatawan yang tinggi untuk berbondong-bondong mendaki gunung Semeru dan tentunya melewati danau Ranu Kumbolo sehingga mengharuskan pengelola konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru harus memperketat pengawasan terhadap keselamatan pendaki dan lingkungan. Terbukti Ranu Kumbolo mulai tercemar (Syaifuddin, 2014).

Air danau Kumbolo mungkin kelihatan tampak bersih, akan tetapi jika dilihat lebih dekat, saat tanah danau sedikit di tekan dan airnya mulai beriak, maka minyak- minyak itu tampak jelas. Air yang berminyak tersebut merupakan salah satu indikator telah terjadi pencemaran air. Pencemaran air ini di akibatkan adanya oknum para pendaki yang tidak menjaga rambu-rambu larangan yang telah di tetapkan, di antaranya adanya seseorang mencuci langsung di danau, sehingga air bekas cucian


(3)

tercampur dengan air danau, melakukan aktifitas mandi, dan membuang sampah plastik ke danau.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang

Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Tingkat Kualitas

Perairan Di Danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keanekaragaman jenis makrozoobentos di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru?

2. Bagaimanakah kualitas perairan danau Ranau Kumbolo berdasarkan daya toleransi makrozoobentos?

3. Adakah hubungan anatara keanekaragaman makrozoobentos dengan kualitas air yang ada di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan tujuan kajian dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimanakah keanekaragaman jenis makrozoobentos di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.


(4)

2. Mengetahui bagaimanakah kualitas perairan danau Ranau Kumbolo berdasarkan daya toleransi makrozoobentos.

3. Mengetahui hubungan anatara keanekaragaman makrozoobentos dengan kualitas air yang ada di danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai keanekaragaman makrozoobentos di perairan danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tenger Semeru.

2. Dengan mengetahui tingkat kualitas perairan danau Ranu Kumbolo melalui keanekaragaman makrozoobentos sebagai bioindikator kualitas air danau Ranu Kumbolo Taman Nasional Bromo Tenger Semeru.

3. Memberikan informasi bagi pemerintah dan masyarakat setempat tentang kualitas perairan Danau Ranu Kumbolo dengan demikian dapat dilakukan pengolahan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya alam.

4. Manfaat bagi dunia pendidikan yaitu hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan pemanfaatan makroinvertebrata sebagai indikator biologis kualitas air danau berupa leaflet yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran siswa jenjang SMA kelas X.


(5)

E. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Daerah yang menjadi obyek penelitian adalah danau Ranu Kumbolo, Desa Ranu Pani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

2. Makrozoobentos pada Danau Ranu Kumbolo digunakan sebagai indikator tingkat kualitas perairan.

3. Kualitas perairan yang di teliti dengan parameter fisik-kimia meliputi: suhu, kecerahan, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), Biochemical Oxygen Demands (BOD).

F. Definisi Konseptual

Agar tidak terjadi salah penafsiran maka peneliti memberikan beberapa definisi yang perlu diketahui, sebagai berikut:

1. Keanekaragaman adalah suatu pernyataan atau penggambaran secara matematik yang melukiskan struktur kehidupan dan dapat mempermudah dalam menganalisis informasi tentang jenis dan jumlah organisme (Rahayu, 2009). 2. Makrozoobentos (bentos) adalah hewan yang hidup di dasar perairan dan

biasanya menempel pada subtrat dasar sungai yang berupa bata, pasir, dan lumpur (Odum, 2002).

3. Bioindikator merupakan suatu kelompok atau komunitas organisme yang keberadaannya atau perilakunya di alam berhubungan dengan kondisi


(6)

lingkungan, apabila terjadi perubahan kualitas air maka akan berpengaruh terhadap keberadaaan dan perilaku organisme tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai penunjuk kualitas lingkunga (Melati, 2012).

4. Kualitas perairan adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan penggunaan, sebagai contoh, air yang digunakan untuk irigasi memiliki standar mutu yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi. Kualitas air dapat diketahui nilainya dengan mengukur peubah fisika, kimia dan biologi (Rahayu, 2009). 5. Ranu Kumbolo merupakan sebuah danau gunung yang letaknya berada di

pegunungan Tengger di kaki gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dengan luas 15 hektar (Bintang, 2012).