Faktor Risiko Perlemakan Hati Pada Pasien Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Ultrasonografi Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

FAKTOR RISIKO PERLEMAKAN HATI PADA PASIEN KANKER
PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI
DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA

BAHRIYATUL MA’RIFAH

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor Risiko
Perlemakan Hati pada Pasien Kanker Payudara dengan Pemeriksaan
Ultrasonografi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Bahriyatul Ma’rifah
NIM I14110006

ABSTRAK
BAHRIYATUL MA’RIFAH. Faktor Risiko Perlemakan Hati pada Pasien Kanker
Payudara dengan Pemeriksaan Ultrasonografi di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Jakarta. Dibimbing oleh EVY DAMAYANTHI dan KARDINAH.
Perlemakan hati merupakan akumulasi asam lemak dalam bentuk
trigliserida di dalam sitoplasma hepatosit yang diperiksa dengan menggunakan
alat ultrasonografi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor
risiko yang berpengaruh terhadap kejadian perlemakan hati pada pasien kanker
payudara dengan pemeriksaan ultrasonografi di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dengan subjek
penelitian berjumlah 70 orang yang terdiri dari 37 contoh perlemakan hati dan 33
contoh normal. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan signifikan
antara tingkat pendidikan (p=0.035), kegemukan (p=0.000) dan konsumsi

makanan berlemak (p=0.007) dengan perlemakan hati. Tidak terdapat hubungan
signifikan antara usia, usia menarche, usia menopause, tingkat pengetahuan gizi,
tingkat aktivitas fisik, konsumsi buah dan konsumsi sayur dengan perlemakan hati,
(p>0.05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko perlemakan
hati pada pasien kanker payudara adalah kegemukan (OR =5.528, 95%CI : 1.881
– 16.243) dan konsumsi makanan berlemak (OR = 3.820, 95%CI : 1.084 –
13.455).
Kata kunci : cross sectional study, faktor risiko, kanker payudara, perlemakan hati,
ultrasonografi

ABSTRACT
BAHRIYATUL MA’RIFAH. Risk Factors of Fatty Liver in The Patients with
Breast Cancer on Ultrasound Examination at Dharmais Cancer Hospital Jakarta.
Supervised by EVY DAMAYANTHI and KARDINAH.
Fatty liver is a term applied to wide spectrum of conditions characterized
hispatologically by trigliseride accumulation within the cytoplasm of hepatocytes
which is examined using ultrasound. This study was aimed to identify the risk
factors affecting fatty liver in the patients with breast cancer on ultrasound
examination at Dharmais Cancer Hospital Jakarta. The design was a cross
sectional study with 70 subjects, consisted of 37 fatty liver subjects and 33 normal

subjects. The result showed there were significant correlation between education
level (p=0.035), overweight (p=0.000) and dietary fat (p=0.007) and fatty liver.
There were no significant correlation between age, age at menarche, age at
menopause, nutrition knowledge level, physical activity level, fruit consumption,
vegetable consumption and fatty liver, (p>0.05). Based on multivariate analysis
showed that risk factors of fatty liver in patient with breast cancer were
overweight (OR : 5.528, 95%CI : 1.881 – 16.243) and dietary fat (OR: 3.820,
95%CI : 1.084 – 13.445).
Keywords: breast cancer, cross sectional study, fatty liver, risk factors, ultrasound

FAKTOR RISIKO PERLEMAKAN HATI PADA PASIEN KANKER
PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI
DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA

BAHRIYATUL MA’RIFAH

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia yang
telah diberikan sehingga karya tulis mengenai Faktor Risiko Perlemakan Hati
pada Pasien Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Ultrasonografi di Rumah Sakit
Kanker Dharmais Jakarta berhasil diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Ir Evy Damayanthi, MS selaku dosen
pembimbing akademik, dosen pembimbing PKL dan dosen pembimbing skripsi I
yang telah membimbing dan memberikan dukungan, motivasi serta arahan selama
menjalankan studi hingga terselesaikannnya karya tulis ini, dr Kardinah, Sp Rad
selaku pembimbing skripsi II yang telah membimbing dan memberikan dukungan,
motivasi serta arahan hingga terselesaikannya karya tulis ini, dr Karina Rahmadia
Ekawidyani, S Ked, M Gizi selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang

telah memberikan masukan dan arahan hingga terselesaikannya karya tulis ini.
Ayahanda tercinta, Muhammad Masruri dan Ibunda tercinta, Sriyatun serta adik
tersayang, Muhammad Alwi Ma’ruf dan Fauzi Ahmad Ma’arif serta seluruh
keluarga atas segala do’a. dukungan moril dan kasih sayangnya. Saudara
seperjuangan Patra Atlas Semarang 48, keluarga pejuang 48, KMNU IPB, PPM
Al Ihya Dramaga, PPG HIMAGIZI 2014, Eco Agrifarma 2014, Kantin Gizi Ceria
dan semua sahabat yang telah memberikan banyak inspirasi dan semangat kepada
penulis. Teman – teman Gizi Masyarakat 48 yang telah memberikan banyak
inspirasi, semangat, ruang untuk diskusi dan berbagi serta bantuan lainnya. Di
samping itu, penghargan penulis sampaikan kepada seluruh staf Instalasi
Radiodiagnostik Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta yang telah banyak
membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih terdapat
beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis
ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

Bahriyatul Ma’rifah


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
TujuanPenelitian
Hipotesis Penelitian
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kejadian Perlemakan Hati

Karakteristik Contoh dan Hubungan Faktor Risiko dengan Perlemakan Hati
Status Gizi
Pengetahuan Gizi
Aktivitas Fisik
Kebiasaan Konsumsi Makanan
Tingkat Kecukupan Gizi
Analisis Multivariat terhadap Faktor Risiko Perlemakan Hati pada Pasien
Kanker Payudara
Keterbatasan Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
xv
xv
1
1
2
3

3
4
6
6
7
8
13
13
13
15
18
27
28
29
31
35
38
39
40
41

48

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Jenis dan cara pengumpulan data
Pengelompokan karakteristik contoh
Pengelompokan asupan dan tingkat kecukupan zat gizi
Kategori status gizi berdasarkan IMT

7
8
10
10

xiv
5 Kategori aktivitas fisik berdasarkan PAL

6 Pengelompokan kebiasaan konsumsi pangan contoh
7 Hubungan faktor risiko dengan perlemakan hati pada pasien kanker
payudara
8 Sebaran contoh berdasarkan klasifikasi perlemakan hati
9 Sebaran contoh berdasarkan usia pada kelompok perlemakan hati dan
normal
10 Hubungan antara usia dengan perlemakan hati
11 Hubungan antara usia menarche dengan perlemakan hati
12 Sebaran contoh berdasarkan usia menopause pada kelompok
perlemakan hati dan normal
13 Hubungan antara usia menopause dengan perlemakan hati
14 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok
perlemakan hati dan normal
15 Hubungan antara tingkat pendidikan dengan perlemakan hati
16 Sebaran contoh berdasarkan jenis pekerjaan pada kelompok
perlemakan hati dan normal
17 Sebaran contoh berdasarkan riwayat penyakit kanker payudara pada
keluarga kelompok perlemakan hati dan normal
18 Sebaran contoh berdasarkan stadium kanker payudara pada kelompok
perlemakan hati dan normal

19 Sebaran contoh berdasarkan lama terpapar kanker payudara pada
kelompok perlemakan hati dan normal
20 Sebaran contoh berdasarkan terapi hormonal yang digunakan pada
kelompok perlemakan hati dan normal
21 Sebaran contoh berdasarkan riwayat penyakit pada kelompok
perlemakan hati dan normal
22 Sebaran contoh berdasarkan status gizi pada kelompok perlemakan
hati dan normal
23 Hubungan status gizi dengan perlemakan hati
24 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi pada kelompok
perlemakan hati dan normal
25 Hubungan antara pengetahuan gizi dengan perlemakan hati
26 Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktivitas fisik pada kelompok
perlemakan hati dan normal
27 Hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan perlemakan hati
28 Hubungan antara konsumsi buah dengan perlemakan hati
29 Hubungan antara konsumsi sayur dengan perlemakan hati
30 Frekuensi dan jumlah konsumsi makanan berlemak contoh
31 Hubungan antara konsumsi makanan berlemak dengan perlemakan
hati
32 Asupan energi dan zat gizi contoh
33 Sebaran contoh berdasarkan kategori kecukupan energi dan zat gizi
34 Variabel kandidat untuk analisis regresi logistik berganda
35 Model akhir analisis regresi logistik berganda terhadap faktor –
faktor risiko perlemakan hati pada pasien kanker payudara

11
11
12
15
18
18
19
20
21
21
22
23
23
24
25
26
26
27
27
28
29
30
30
31
32
33
34
35
35
38
39

xv

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan faktor risiko dengan perlemakan hati pada
pasien kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta

5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Informed consent
2 Surat ijin penelitian
3 Ethical clearance

48
50
51

xvi

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit
secara epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
Beberapa penyakit utama seperti penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronik
dan diabetes mellitus merupakan 80% penyabab kematian penyakit tidak menular
(Depkes 2012). Kanker telah lama menjadi masalah dalam bidang kesehatan dan
terkenal sebagai the silent killer. Kanker merupakan penyebab kematian nomor
dua setelah penyakit jantung dan diperkirakan menyebabkan kematian sebanyak
23%. The American Cancer Society memperkirakan setiap setiap tahun di
Amerika Serikat terdapat 1 638 910 kasus kanker baru (Siegel et al. 2012).
Kanker payudara menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian
untuk wanita dengan rentang usia 20 hingga 59 tahun (Siegel et al. 2012).
Menurut penelitian Globocan (2008) yang dilakukan oleh International Agency
for Research on Cancer di Indonesia, kanker payudara merupakan kasus kanker
yang paling banyak terjadi dengan angka kejadian 26 per 100 000 perempuan
dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kanker paru - paru dan
kanker kolon. Menurut American Cancer Society (ACS) (2014), kanker payudara
adalah tumor ganas yang menyerang sel-sel payudara. Sebagian besar dari
penderita kanker (269 000 kasus) baik yang berasal dari negara dengan populasi
berpendapatan rendah dan menengah didiagonosis kanker payudara pada stadium
akhir (WHO 2014).
Estrogen menjadi salah satu pemicu terjadinya kanker payudara pada
perempuan premenopause maupun postmenopause yang seharusnya tidak
memiliki estrogen lagi karena ovarium telah berhenti menghasilkan estrogen.
Melalui paparan terhadap estrogen secara terus menerus secara langsung maupun
tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya kanker termasuk kanker payudara.
Kadar estrogen yang tinggi menjadi sumber pemicu meningkatnya densitas
payudara dan perlemakan hati (Waruna 2014). Densitas payudara adalah ukuran
yang digunakan untuk menggambarkan proporsi jaringan yang berbeda yang
membentuk payudara wanita dan diperiksa dengan mammografi. Jaringan
payudara dikatakan dens apabila memiliki sejumlah jaringan ikat atau jaringan
glandular dan tidak banyak jaringan lemak (ACS 2014).
Perlemakan hati merupakan akumulasi asam lemak dalam bentuk
trigliserida di dalam sitoplasma hepatosit. Penyebab perlemakan hati secara umum
dapat multifaktorial seperti penyalahgunaan minuman beralkohol, kegemukan,
diabetes mellitus tipe 2, obat – obatan, penggunaan kortikosteroid dan
ketidakseimbangan hormonal (Okka et al. 2006; Takahashi et al. 2011). Di
Indonesia, mayoritas penduduk tidak mengonsumsi alkohol akan tetapi penyebab
utama perlemakan hati berhubungan dengan beberapa faktor seperti genetik, umur,
jenis kelamin, obesitas, diabetes mellitus tipe 2 dan dislipidemia sehingga disebut
sebagai penyakit perlemakan hati non alkoholik. Hasil penelitian Chu et al. (2003)
menyatakan bahwa ditemukan adanya perlemakan hati yang tinggi pada pasien –
pasien kanker payudara dibandingkan dengan kelompok kontrol dan perlemakan

2
hati ternyata berhubungan dengan IMT (Indeks Massa Tubuh), diet lemak pada
makanan dan etnis namun insiden sesungguhnya pada populasi umum juga masih
bervariasi.
Dari beberapa penelitian tersebut belum ditemukan penelitian secara
spesifik tentang faktor risiko kejadian perlemakan hati pada penderita kanker
payudara. Hal ini yang menjadi pertimbangan peneliti untuk mengkaji lebih dalam
tentang faktor risiko yang meningkatkan kejadian perlemakan hati pada pasien
kanker payudara di Indonesia. Penelitian Li et al. 2013 pada populasi umum di
Beijing menyatakan bahwa faktor risiko perlemakan hati antara lain tingginya
kadar trigliserida dalam darah dan konsumsi tinggi lemak (Li et al. 2013).
Mekanisme potensial hepatotoksik seperti tingginya densitas energi dan ukuran
porsi makanan, makanan tinggi lemak jenuh, refined carbohydrate (makanan
berindeks glikemik tinggi), rendah serat, tinggi fruktosa, daging merah dan
makanan pabrikan sumber lemak trans, akan menyebabkan meningkatnya
akumulasi asam lemak bebas di hati dalam bentuk trigliserida dan terjadinya
peradangan pada hati (Marchesini et al. 2008). Penyakit perlemakan hati memiliki
dampak terhadap perkembangan penyakit hati yang lebih parah mulai dari
steatosis sederhana menjadi steatohepatitis alkohol, yang akhirnya dapat
menyebabkan sirosis (kegagalan fungsi hati) dan karsinoma hepatoseluler (kanker
hati) (WGO 2012). Oleh sebab itu perlu diketahui beberapa faktor risiko untuk
melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan perlemakan hati yang akan
berdampak pada penurunan prevalensi penyakit kronis lainnya.
Beberapa faktor risiko yang diidentifikasi pada penelitian ini antara lain usia,
usia menarche, usia menopause, tingkat pendidikan, status gizi, konsumsi sayur
dan buah serta konsumsi makanan berlemak. Penelitian ini juga melihat besar
risiko antara aktivitas fisik dan pengetahuan gizi dengan perlemakan hati pada
pasien kanker payudara yang belum ada pada penelitian – penelitian sebelumnya.
Berdasarkan penelitian Johnson et al. (2009), aktivitas fisik seperti bersepeda
selama 4 minggu (30 - 45 menit) secara signifikan dapat menurunkan konsentrasi
trigliserida di hati sebanyak 21%, 12% menurunkan volume jaringan viseral
adiposit dan 14% menurunkan plasma asam lemak bebas. Rustad et al. (2013)
menyatakan bahwa pengetahuan gizi merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi perubahan perilaku makan seseorang. Kombinasi antara strategi
berupa pendidikan gizi, perubahan perilaku dan motivasi sangat diperlukan untuk
membantu pasien dalam mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat.
Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah rumah sakit rujukan nasional yang
berfungsi memberikan pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya bagi
penderita kanker payudara. Perlu adanya pengembangan penelitian yang relevan
terhadap perkembangan penyakit kanker payudara pada saat ini. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor risiko perlemakan hati
pada pasien kanker payudara dengan pemeriksaan ultrasonografi di Rumah Sakit
Kanker Dharmais Jakarta.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor –
faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian perlemakan hati pada pasien

3
kanker payudara dengan pemeriksaan ultrasonografi di Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta.
Tujuan Khusus
1. Menghitung proporsi kejadian perlemakan hati pada pasien kanker payudara.
2. Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, usia menarche, usia menopause,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan) dan riwayat kesehatan contoh.
3. Menganalisis status gizi, tingkat pengetahuan gizi, tingkat aktivitas fisik,
kebiasaan konsumsi makanan (sayur, buah dan makanan berlemak), asupan
energi dan zat gizi (protein, lemak, karbohidrat dan serat).
4. Menganalisis hubungan karakteristik contoh (usia, usia menarche, usia
menopause, tingkat pendidikan), status gizi, tingkat pengetahuan gizi, aktivitas
fisik dan kebiasaan konsumsi makanan dengan kejadian perlemakan hati.
5. Menganalisis faktor – faktor risiko perlemakan hati pada pasien kanker
payudara.
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara karakteristik contoh dengan kejadian perlemakan
hati pada pasien kanker payudara.
2. Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian perlemakan hati pada
pasien kanker payudara.
3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan kejadian
perlemakan hati pada pasien kanker payudara.
4. Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian perlemakan
hati pada pasien kanker payudara.
5. Terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi pangan dengan kejadian
perlemakan hati pada pasien kanker payudara.
6. Karakteristik contoh, status gizi, tingkat pengetahuan gizi, tingkat aktivitas
fisik serta kebiasaan konsumsi pangan merupakan faktor risiko perlemakan
hati pada pasien kanker payudara.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi umum
mengenai faktor – faktor yang berkaitan dengan peningkatan atau penurunan
risiko perlemakan hati sehingga menjadi masukan untuk memperkecil kejadian
perlemakan hati terutama pada pasien kanker payudara. Bagi pihak rumah sakit,
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan pada strategi pengobatan dan intervensi yang diberikan pada pasien
kanker payudara. Bagi masyarakat, hal ini dapat menjadi masukan untuk
memperhatikan cara hidup sehat sebagai cara untuk mencegah terjadinya penyakit
kanker dan komplikasinya serta sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya terkait
kerusakan hati yang lebih lanjut pada pasien – pasien kanker payudara.

4

KERANGKA PEMIKIRAN

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang dimulai pada sel di payudara
dimana terjadi perkembangan sekelompok sel – sel kanker ke jaringan di
sekitarnya atau menyebar (metastasis) menuju area yang jauh dalam tubuh. Pada
pasien dengan kanker payudara yang dilakukan staging dengan USG hati di RS
Kanker Dharmais ternyata ditemukan juga adanya perlemakan hati. Perlemakan
hati merupakan akumulasi asam lemak dalam bentuk trigliserida di dalam
sitoplasma hepatosit. Penyebab perlemakan hati secara umum dapat multifaktorial
seperti penyalahguanaan minuman beralkohol, kegemukan, diabetes mellitus tipe
2, obat-obatan, penggunaan kortikosteroid dan ketidakseimbangan hormonal.
Perlemakan hati dikelompokkan menjadi perlemakan hati alkoholik dan
perlemakan hati non alkoholik. Perlemakan hati alkoholik disebabkan oleh
konsumsi alkohol yang berlebihan. Di Indonesia, mayoritas penduduk tidak
mengonsumsi alkohol sehingga penyakit perlemakan hati yang berkembang
dikenal sebagai penyakit perlemakan hati non alkoholik.
Penyakit perlemakan hati non alkoholik adalah spektrum kelainan hati yang
mirip dengan penyakit hati alkoholik tetapi pada penderita yang tidak
mengkonsumsi alkohol. Pada sebagian besar pasien, perlemakan hati berhubungan
dengan faktor risiko metabolik seperti obesitas, diabetes mellitus tipe 2, resistensi
insulin, hipertensi dan dislipidemia. Prevalensi perlemakan hati meningkat seiring
bertambahnya usia, yaitu sebanyak 65.4% pasien berusia 40 – 59 tahun dan 74.6%
berumur lebih dari 60 tahun. Perlemakan hati juga sangat berhubungan dengan
usia yang lebih tua. Penyebab pasti perlemakan hati yang terjadi pada pasien
kanker payudara masih belum diketahui penyebabnya secara pasti. Adanya
jaringan yang tidak normal di payudara memicu pengeluaran sitokin yang
berlebihan dan sistem komplemen yang beredar di dalam hati teraktivasi dan
memicu terjadinya perlemakan hati melalui aktivasi komplemen tersebut.
Pengeluaran sitokin yang tidak terkontrol ini akan menstimulasi enzim yang
memberitahu jaringan lemak dan jaringan ikat di sekitar tumor untuk
menghasilkan estrogen dalam jumlah yang banyak. Perlemakan hati derajat berat
ditemukan lebih banyak pada penderita kanker payudara yang memiliki estrogen
positif. Beberapa studi menunjukkan bahwa pada perempuan yang telah
menopause dengan meningkatnya cadangan lemak maka hormon estrogen juga
akan meningkat.
Konsumsi pangan menjadi salah satu faktor penentu terjadinya perlemakan
hati. Konsumsi pangan dengan jumlah berlebih (diet tinggi kalori) dapat
berpotensi menimbulkan perlemakan hati karena kelebihan penyediaan energi
yang berkepanjangan dimana jaringan adiposa tidak dapat menyimpan asam
lemak bebas secara berlebih, maka hati akan menjadi tempat penyimpanan yang
akan menyebabkan meningkatnya akumulasi lemak di hati dalam bentuk
trigliserida. Pola atau kebiasaan makan seseorang berpengaruh terhadap risiko
perlemakan hati. Salah satu kebiasaan baik yang perlu dikembangkan adalah
kebiasaan mengonsumsi buah dan sayur. Konsumsi sayur dan buah bersifat
melindungi atau mencegah serat mampu meningkatkan rasa kenyang dan
menurunkan rasa lapar. Hal tersebut disebabkan lambatnya pengosongan lambung
dan menurunkan indeks glikemik pangan serta metabolisme asam lemak rantai

5
pendek sehingga menurunkan asupan energi. Aktivitas fisik memegang peran
penting terhadap timbulnya perlemakan hati. Aktivitas fisik memiliki efek positif
terhadap metabolisme asam lemak bebas (FFA) dengan meningkatkan oksidasi
lemak di seluruh tubuh. Selain itu aktivitas fisik juga mendorong penurunan berat
badan serta dapat mengoptimalkan regulasi reseptor insulin di jaringan otot karena
dapat meningkatkan pengiriman glukosa dan insulin ke otot sehingga dapat
menurunkan konsentrasi trigliserida di hati.
Pada penelitian ini tidak semua faktor risiko yang berpengaruh terhadap
kejadian perlemakan hati pada kanker payudara diteliti karena adanya beberapa
keterbatasan. Faktor – faktor risiko yang akan diteliti adalah usia, usia menarche,
usia menopause, tingkat pendidikan, status gizi, konsumsi pangan (sayur, buah
dan makanan berlemak), aktivitas fisik dan tingkat pengetahuan gizi. Secara
sistematis kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada bagan alur sebagai
berikut :
Karakteristik contoh :
1. Usia
2. Usia menarche
3. Usia menopause
4. Tingkat pendidikan
5. Jenis pekerjaan

Riwayat kesehatan

Aktivitas fisik
Perlemakan hati pada pasien
kanker payudara

Pengetahuan gizi
Status gizi (IMT :
kg/m2)
Genetik
Ras

Asupan energi dan zat
gizi :
1. Protein
2. Lemak
3. Karbohidrat
4. Serat

Sindrom Metabolik :
1. Obesitas sentral
2. Hiperlipidemia
3. Hipertensi
4. DM Tipe 2
Kebiasaan konsumsi
makanan :
1. Buah
2. Sayur
3. Makanan berlemak

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan faktor risiko dengan perlemakan hati
pada pasien kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti
: Hubungan yang tidak diteliti

6

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu pengambilan data
dilakukan pada waktu yang bersamaan atau pada satu saat, baik variabel
independen maupun variabel dependen. Lokasi penelitian atau studi kasus
dilaksanakan di Instalasi Radiodiagnostik Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Juni 2015. Penelitian ini telah direview
oleh tim Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Rumah Sakit Kanker Dharmais
denganm dikeluarkannya Ethical Approval atau Ethical Clearance
No.KEPK/022/III/2015 yang diterbitkan di Jakarta pada tanggal 02 April 2015.
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Populasi adalah pasien wanita rawat jalan yang datang ke Instalasi
Radiodiagnostik RS Kanker Dharmais. Contoh adalah pasien wanita rawat jalan
yang datang ke Instalasi Radiodiagnostik RS Kanker Dharmais pada bulan Maret
– April 2015. Contoh penelitian dipilih secara purposive sampling dengan kriteria
inklusi : 1) wanita berusia di atas 20 tahun yang terdiagnosis kanker payudara
berdasarkan pemeriksaan USG Payudara/Mammografi dan pemeriksaan
Histopatologi, 2) menjalani pemeriksaan USG abdomen, 3) tidak sedang hamil, 4)
bersedia berpartisipasi dan menandatangani informed consent.
Penentuan jumlah contoh minimal pada penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut (Sujarweni 2012) :

n

z12 / 2 P(1  P)
d2

Keterangan :
n
= jumlah sampel minimal yang diperlukan
z1-α/2 = 1.96
α
= derajat kepercayaan
p
= proporsi perlemakan hati pada pasien kanker payudara wanita = 94 %
(Waruna 2014)
1 – p = proporsi pasien kanker payudara yang tidak mengalami perlemakan hati
= 6% (Waruna 2014)
d
= limit dari error atau presisi absolut = 10%
Dari rumus tersebut didapatkan n (jumlah contoh) sebesar 21.66 ≈ 22 orang
untuk masing – masing kelompok contoh. Adapun dalam penelitian ini jumlah
contoh yang digunakan sebanyak 70 orang, dimana kelompok perlemakan hati
sebanyak 37 orang dan kelompok normal sebanyak 33 orang.

7
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer mencakup karakteristik contoh (usia, usia menarche, usia
menopause, tingkat pendidikan, pekerjaan), riwayat kesehatan, asupan energi dan
zat gizi (protein, lemak, karbohidrat dan serat), aktivitas fisik, kebiasaan konsumsi
makanan (sayur, buah dan makanan berlemak) dan status gizi (Indeks Massa
Tubuh). Data sekunder mencakup gambaran umum rumah sakit dan hasil
pemeriksaan USG payudara/Mammografi dan USG abdomen pasien kanker
payudara. Data sekunder dapat diperoleh dari rekam medis pasien di Instalasi
Radiodiagnostik RS Kanker Dharmais. Secara keseluruhan jenis dan cara
pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 1.

Jenis data

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Variabel
Cara pengumpulan data
Metode wawancara
Karakteristik contoh
menggunakan kuesioner
Usia
Usia menarche
Usia menopause
Tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan
Metode wawancara
Riwayat kesehatan
menggunakan kuesioner
Penimbangan menggunakan
Status gizi
timbangan injak dengan
Berat badan
ketelitian 0.1 kg. Pengukuran
Tinggi badan
tinggi badan menggunakan
stature meter dengan
ketelitian 0.1 cm.

Primer
Pengetahuan gizi
Pengetahuan terkait gizi seimbang
Aktivitas fisik
Jenis dan durasi aktivitas
Tingkat aktivitas fisik
Kebiasaan konsumsi pangan
Jenis, jumlah dan frekuensi pangan
Asupan zat gizi
Asupan energi dan zat gizi (protein,
lemak, karbohidrat dan serat)
Diagnosis kanker payudara
Sekunder
Gambaran perlemakan hati
Gambaran umum rumah sakit

Kuesioner pengetahuan gizi
Kuesioner aktivitas fisik

FFQ Semi-quantitative
Food recall

Hasil USG
payudara/Mammografi dan
pemeriksaan Hispatologi
RSKD
Hasil USG abdomen RSKD
Dokumen RSKD

Pengumpulan data karakteristik contoh diperoleh dengan metode
wawancara menggunakan kuesioner. Data riwayat kesehatan contoh juga

8
diperoleh dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Status gizi
ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang diperoleh melalui
pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Berat badan diukur
menggunakan timbangan injak digital merk Camry (ketelitian 0.1 kg). Contoh
diukur dalam posisi berdiri tanpa isi kantong maupun alas kaki. Pengukuran tinggi
badan menggunakan microtoise (ketelitian 0.1 cm). Microtoise digantungkan pada
dinding yang rata dengan ketinggian 2 meter dari dasar lantai. Pada saat
pengukuran, contoh berdiri tegak tanpa alas kaki dan tutup kepala, pandangan
lurus kedepan dengan tumit, punggung dan kepala bagian belakang menempel
pada dinding. Microtoise kemudian diturunkan sampai menyentuh kepala contoh.
Data pengukuran tingkat pengetahuan gizi dan aktivitas fisik meliputi jenis,
durasi aktivitas, tingkat aktivitas fisik contoh diperoleh dari pencatatan kuesioner
dengan metode wawancara. Data kebiasaan konsumsi buah dan sayur, kebiasaan
konsumsi makanan berlemak diperoleh dengan metode Semi Quantitative Food
Frequency Questionnaire (SQFFQ). Data asupan energi dan zat gizi (protein,
lemak, karbohidrat dan serat) contoh dikumpulkan dengan metode food recall.
Pengolahan dan Analisis Data
Karakteristik contoh
Data karakteristik contoh yang dikumpulkan meliputi usia, usia menarche,
usia menopause, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
Tabel 2 Pengelompokan karakteristik contoh
Variabel
Kategori/Kelompok
Sumber/Acuan
Usia
1. 50 tahun
Usia menarche
1. ≤12 tahun
Waruna (2014)
2. >12 tahun
Usia menopause
1. Belum menopause
Waruna (2014)
2. Menopause ≤ 50 tahun
3. Menopause >50 tahun
Tingkat
1. Tidak tamat SD/sederajat
pendidikan
2. Tamat SD/sederajat
3. Tamat SMP/sederajat
Sebaran contoh
4. Tamat SMA/sederajat
5. Tamat perguruan tinggi/sederajat
Jenis pekerjaan
1. IRT/tidak bekerja
2. Karyawan
3. PNS
Sebaran contoh
4. Wiraswasta
5. Lainnya
Riwayat kesehatan
Data terkait riwayat kesehatan diidentifikasi berdasarkan jenis penyakit
maupun terapi medis yang pernah maupun sedang dialami oleh contoh.

9

Variabel
Riwayat
kesehatan

Tabel 3 Pengelompokan riwayat kesehatan contoh
Kategori/Kelompok
Sumber/Acuan
1. Riwayat kanker payudara pada
keluarga
2. Stadium kanker
3. Lama sakit kanker payudara
Sebaran contoh
4. Terapi hormonal
Tamoxifen
5. Riwayat penyakit
Diabetes Mellitus
Hipertensi

Asupan energi dan zat gizi
Data jumlah pangan yang dikonsumsi didapatkan dengan metode food recall
2 x 24 jam. Data hasil konsumsi dalam satuan gram kemudian dihitung energi dan
zat gizi (protein, karbohidrat, lemak dan serat) dengan menggunakan program
Nutrisurvey versi Indonesia tahun 2007 sehingga diperoleh rata – rata asupan
untuk 2 hari. Kebutuhan energi dihitung berdasarkan Angka Metabolisme Basal
(AMB) yang dihitung menggunakan Rumus Harris Benedict sebagai berikut :
AMB perempuan = 655 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) – (4.7 x U)
Keterangan :
BB
: berat badan aktual (kg)
TB
: tinggi badan (cm)
U
: usia (tahun)
Rumus di atas hanya diberlakukan pada contoh dengan status gizi normal
sedangkan untuk contoh dengan status gizi underweight, overweight dan obesitas
digunakan berat badan ideal (BBI) menurut tinggi badan. Berat badan ideal
ditentukan dengan Rumus Brocca, yaitu :
BBI

= [Tinggi Badan (cm) – 100] – 10% [Tinggi Badan (cm) – 100]

Setelah didapatkan nilai AMB, kemudian kebutuhan energi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Kebutuhan energi = AMB x FA x FS
Keterangan :
AMB : Angka Metabolisme Basal
FA
: Faktor aktivitas
FS
: Faktor stres
Semua contoh menjalani rawat jalan sehingga mempunyai faktor aktivitas
sebesar 1.3 serta faktor stres yang digunakan untuk penyakit kanker sebesar 1.2.
Kebutuhan protein pada pasien kanker dengan adanya peningkatan kebutuhan atau
pasein dengan hipermetabolisme atau wasting yang berat dianjurkan protein 1.5 –
2 g/kg berat badan (Sutandyo dan Hariani 2006). Kebutuhan lemak 20 – 25% dari
kebutuhan energi dan kebutuhan karbohidrat sisa dari kebutuhan energi, protein
dan lemak. Kebutuhan serat contoh berdasarkan WNPG (2012), yaitu sebesar 30
g/hari. Setelah didapatkan zat – zat gizi dari sejumlah pangan yang dikonsumsi
contoh, maka selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kecukupan gizi dengan
membandingkan asupan zat gizi dengan kebutuhan gizi masing – masing contoh.

10
Tabel 4 Pengelompokan asupan dan tingkat kecukupan zat gizi
Variabel
Kelompok
Sumber pustaka
Energi
Defisit berat (