Sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker dharmais Jakarta

(1)

RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I)

Oleh

Ratna Amaliah

NIM : 109052000036

PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H./2013 M.


(2)

.,

1

Skipsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Celar SarjaDa Ilmu Komunikasi lslam ( S.Kom.f)

Oleh

Ratna Amaliah NIM : 10905200086

JURUSAN BIMBINGAII DA}I PENYULUIIAIY ISLAM FAKT'LTAS ILMU DAKWAE DAN ILMU KOMIJ}IIKASI I]NTVERSITAS ISLAM MGERI SYARIF

IIIDAYATI'LLAE

JAXARTA 2013M/1434H.


(3)

Satu Upaya Penyernbuhan

Di

Rumah Sakit Kanker Dharmair Jakarta,, tetah

di

ujikan dalam siding munaqosyah Fakurtas Ilrnu Dak*uh dan Ilmu Komuoikasi unive*itas Islam Neged (UIN) Syarif l{idayatullah Jakarta pada tarygal 29 Agustus 2013. Skdpsi

ini

telah diterima sebagai salah satu sya.rat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I) pada

jurusan Bimbingan dan Penlrrluhan Islan.

Jakart4 29 Agushrs 2013

Sidang Munaqasyah

Anggola

Penguji

I

.i

198103

I

002 9660806 199603 1 00r

f. Daud Effendi. AM

NIP. 19490504197703 100 I 199503 2 003


(4)

Dengan ini saya mengatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam tulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplak dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Pada lembar pengesahan panitia ujian untuk dosen pembimbing tanda tangan nya di atas namankan ketua jurusan dikarenakan kondisi kesehatan pembimbing kurang baik.

Ciputat, 28 Agustus 2013


(5)

i

NIM : 109052000036

Sikap Perawat Dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan Di RumahSakit Kanker Dharmais Jakarta

Salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar baik fisik maupun psikis adalah kebutuhan akan kesehatan. Kesehatan memang sudah menjadi kebutuhan yang essensial untuk sebagai tujuan. Dengan kesehatan, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hambatan. Rumah sakit sebagai wadah sosial dalam bentuk organisasi merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungan yang bersifat timbal balik, artinya bahwa rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan saling menerima. Perawat adalah orang yang dididik menjadi paramedik untuk menyelenggarakan perawatan orang sakit atau secara khusus untuk mendalami bidang perawatan tertentu. Perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Profesi perawat diakui sebagai bagian integritas dari pelayanan kesehatan.

Dalam proses hubungan timbal balik tersebut muncul sebuah komunikasi yang biasa terjadi antara perawat dan pasien. Dalam hubungan ini perawat memberikan pelayanan medis pada pasien dan pasien diharap aktif ketika dalam hubungan demi kesembuhan dan kebaikan diri sendiri, yang juga dapat diistilahkan dengan konseling. Kesiapan mental seseorang sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Karena Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dan motivasi dari orang lain, walaupun motivasi yang terbesar itu ada dalam diri manusia itu sendiri.

Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, keyakinan, kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu objek.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun subjek penelitian ini adalah pasien yang menderita penyakit kanker, kemudian yang menjadi objek penelitian adalah sikap perawat.

Berdasarkan hasil penelitian, sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit dharmais jakarta, seorang perawat harus berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya, seorang perawat juga sebagai mitra bagi pasien, sebagai penolong untuk memenuhi kebutuhan pasien selama menjalani pengobatan. sikap yang memenuhi tiga indikator yaitu kognitif, afektif, dan konatif. sikap optimis yang diberikan oleh perawat kepada pasien kanker besar pengaruhnya, supaya pasien semangat dalam menjalani pengobatan dan kesembuhan terhadap penyakitnya.


(6)

ii

Nurses Attitude in Motivating Cancer Patients as One Efforts of Healing In Cancer Hospital Jakarta Dharmais

One of the very basic human needs both physically and psychologically is the need for health. Healthcare is already a essential requirement to the goal. With health, humans can perform their daily activities without any hindrance. Hospital as a social forum in the form of organization is a place society; places to live and thrive in reciprocal relationships, meaning that the hospital and the community are inseparable connection. Both are mutual relationship of giving and receiving. Both are inter-relationship of mutual giving and receiving. Nurses are trained to be paramedics to hold care for the sick or in particular to explore specific field of treatment. Nurse is one of the important and strategic components in the implementation of health care. Nursing profession is recognized as part of the integrity of the health service.

In the process of the reciprocal relationship appears a common communication between nurses and patients. In this relationship nurses provide medical services to patients and patients expected to active in this relationship for the sake of their healing and goodness, which can also be termed counseling. Mental preparedness is needed in interacting with others. Because Humans are social creatures who need help and motivation from others, although the biggest motivation is exists within man himself.

Attitude is a person's response to a stimulus or stimuli which arise in a person that involves thoughts, feelings, attention, confidence, trust and other psychiatric symptoms, that onset of an action to someone. Attitude is also portrait of likes dislikes someone against an object.

The method used in this study is a qualitative research; qualitative research is a research procedure that produces descriptive data in the form of words written or spoken of the people and behavior observed. While the subject of this study is that patients with cancer, then that becomes the object of this research is the

nurse’s behavior.

Based on this research, the attitude of nurses in motivating cancer patients as a way of healing in Dharmais hospital, a nurse must act as a motivator and educator for patients are handled, a nurse also as a partner for patients, as a helper to fulfill the needs of patients during treatment. Attitude that meets the three indicators of cognitive, affective, and conative. Optimistic attitude given by nurses to cancer patients have a big influence to the spirit of the patient undergoing treatment and cure of the disease.


(7)

iii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahîm.

Allahumma Shalli alâ Muhammad wa Âli Muhammad.

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan atas manusia terpilih sebagai Sayyidul anbiya wa

nabiyyul Musthafa Muhammad, beserta keluarganya yang dimuliakan dan disucikan dan para sahabatnya yang setia memegang teguh ajaran Islam.

Penelitian dan Penulisan skripsi ini penulis lakukan sebagai tugas terakhir dalam menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ( UIN Jakarta ). Dan penulis persembahkan serta mengharapkan dapat memberikan manfaat untuk dunia pendidikan. Tentunya penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yang paling penulis Cintai, Sayangi dan Hormati yaitu Ayahanda Syakdian Selan, Ibunda Darmawati dan saudara –saudara ku tercinta, yang selalu menjadi inspirasi pada setiap langkah penulis, dan selalu memberikan motivasi sehingga penulis mampu melangkah dalam menjalani segala aktivitas penulis selama ini.


(8)

iv

2. Bapak Drs. Arif Subhan , M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi ,Wahidin Saputra ,M.A.selaku Pembantu Dekan 1, Drs. Study Rizal,L.K, M.Ag selaku pembantu dekan III dan Drs. Mahmud Jalal ,M.A, selaku pembantu Dekan II.

3. Ibu Rini Laili Prihatini M.Si Selaku ketua jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, serta Drs. Sugiharto M.A selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

4. Ibu Prof.Dr. Ismah Salman ,M.Hum, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan waktunya dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada penulis dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapapun yang membacanya.

5. Ibu Nurul Hidayati S.Ag M.Pd selaku pembimbing akademik mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam tahun 2009.

6. Segenap staf- staf serta Bapak/ibu dosen fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi yang telah Banyak memberi bantuan, ilmu dan pengalaman dan perpustakaan fakultas dakwah dan komunikasi, Serta perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas memadai atas buku-buku nya.

7. Teman- teman luar biasa di kelas beasiswa program kajian khusus kemenag BPI 2009.

8. Pihak Rumah Sakit Kanker Dharmais yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian Skripsi.


(9)

v

Semoga semua jasa dan do’a mereka mendapatkan balasan yang sempurna, sehingga mereka mendapatkan karunia yang besar dari Allah SWT.

’Tak ada gading yang tak retak” peribahasa ini menggambarkan bahwa penulisan ini tentunya jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk pengembangan bagi penulis.

Semoga penelitian dan skripsi ini memberikan manfaaat bagi pengembangan pendidikan dimasa mendatang, dan hanya kepada Allah SWT. penulis berharap kebaikan dari segala hal yang telah penulis lakukan.

Ciputat , 28 Agustus 2013


(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sikap... 11

B. Pengertian Pelayanan Keperawatan ... 12

C. Pengertian Motivasi ... 17

D. Pengertian Pasien ... 24

E. Kondisi kejiwaan pasien ... 28

F. Pengertian Bimbingan ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA A. Sejarah Berdirinya ... 34

B. Visi Misi ... 36

C. Jenis- jenis Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais .... 40

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Informan... 42

B. Analisis Sikap Perawat dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta ... 49


(11)

vii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN


(12)

1

A.Latar Belakang Masalah

Rumah sakit sebagai wadah sosial hidup dalam bentuk organisasi

merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungan

yang bersifat timbal balik. Artinya rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan

yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan menerima1.

Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga mutu

pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah gabungan

dari ilmu kesehatan dan seni merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu

pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi, dan ilmu sosial.

Oleh karena itu penting sekali dikembangkan berbagai usaha untuk meningkatkan

kualitas pelayanan keperawatan diberbagai aspek. Salah satu aspek yang dikaji

disini adalah perilaku perawat terhadap pasien. Perawat sebagai ujung tombak

pelayanan di rumah sakit tentunya mempunyai kualitas kepribadian berbeda-beda

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Perbedaan

kualitas kepribadian perawat akan mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi

memberikan pelayanan, dimana akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien

(Suryawati, Darminto, dan Shaluhiyah, 2006).

Dalam sebuah rumah sakit, perawat memegang peranan yang besar dalam

gerak kegiatan rumah sakit untuk menolong pasien. Peranannya sering kali

menentukan dalam proses penyembuhan pasien. Kepribadian perawat sebagai

pelanggan internal(pelaku pelayanan)mempunyai pengaruh terhadap pola

1 Erik P. Eckholm, Masalah kesehatan( lingkungan sebagai sumber penyakit) (Jakarta:


(13)

perilakunya terutama dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar memuaskan.

Karena perawat senantiasa dua puluh empat jam bersama pasien maka sikap dan

perilaku perawat berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan.

Setiap rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan diwujudkan melalui upaya penyembuhan pasien (kuratif), pemulihan kesehatan pasien(rehabilitatif),yang ditunjang upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan gangguan kesehatan(preventif), secara menyeluruh

(holistik)dengan pendekatan biopsikososio spiritual sebagaimana disebutkan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO).

Kebanyakan manusia cenderung menganggap bahwa cobaan atau ujian hidup terbatas pada sesuatu yang tidak menyenangkan seperti bencana alam, bangkrut, kesedihan, sakit, kecelakaan dan hal- hal yang lazim disebut musibah. Paling tidak, nasihat untuk bersabar dan tabah menghadapi masalah yang dirasakan menyakitkan. Terkadang tidak terlintas dalam benak kita bahwa nikmat berupa kesehatan, kekayaan, kesenangan, jabatan dan kemewahan merupakan ujian serta cobaan, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini dalam

surat ash syu’ara ayat 80, al isra’ ayat 82, fushshilat ayat 442

:

( نيفشي وݏف تضرم ا܎۪و

٠

)

80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku

خ ا۪ نيملاَّلا ܍يزي او نينم۩ملل ٌةمحܐو ٌءافش وه ام ݈آرقلا نم لزنّو

( اܐاس

٠٦

)

2Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan terjemah Juz 19, (Jakarta: Jamunu


(14)

82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

ٌءافشو ݒ܍ه اونمآ ني܏َلل وه لق

...

( ٤٤ )

44. Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.

Konsep sakit menurut Nani Maharany. S.Kep.Ners dari departemen keperawatan rumah sakit islam adalah sesuatu keadaan tidak menyenangkan menimpa seseorang sehingga orang tersebut mengalami gangguan aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani maupun sosial. Sakit dapat juga diterjemahkan sebagai sebuah keadaan penyimpangan dari status kesehatan yang mempunyai arti lebih luas dari sekedar penyakit. pola penyembuhan pasien selama ini biasanya lebih fokus pada penangganan penyakit secara medis. Sementara itu, pendekatan proses tenaga medis(perawatan) yang lebih mengarah pada kebutuhan dasar manusia masih belum banyak diterapkan.

Proses Pendekatan keperawatan adalah perawat sebagai penolong pasien, perawat sebagai mitra pasien. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya. Hampir setiap orang pernah sakit musibah yang satu ini memang dapat menimpa siapapun dan dimanapun. Tidak memandang perbedaan pangkat dan status sosial, bahkan tanpa mengenal ruang dan waktu. Penyakit ringan mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan kita, malah sering kita lihat penyakit sebagai peristiwa yang alamiah yang bisa terjadi pada siapa saja. Tetapi jika yang datang itu penyakit berat atau yang


(15)

termasuk dalam stadium terminal (tertinggi) terkadang bisa menghilangkan harapan hidup, bahkan tak jarang bisa menurunkan mental dan merontohkan iman kita dalam waktu sekejap. Islam tidak menginginkan orang sakit tanpa usaha, sebab nabi telah bersabda bahwa setiap penyakit ada obatnya dan kita semua disuruh untuk berobat. Penyakit yang diderita seseorang tidak lepas dari seluruh mata rantai kehidupan dan penyakit itu harus didudukkan dalam filsafat ujian. Penyakit adalah salah satu ujian dari Allah yang dianggap orang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, pada waktu orang sakit imannya akan teruji, karena sakit itu sesuatu yang tidak menyenangkan maka harus diterima dengan kesabaran.

Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul” Sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker dharmais jakarta.

B.Rumusan dan Batasan Masalah 1. Perumusan masalah

Berpijak pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker? 2. Adakah faktor lain yang memotivasi pasien dalam proses kesembuhan?

2. Batasan masalah

1. Perawat yang dimaksud adalah perawat yang berkerja di rumah sakit kanker dharmais jakarta.


(16)

2. Pasien yang menjadi subjek penelitian adalah pasien kanker yang berusia 40 tahun sampai 79 tahun ada di rumah sakit kanker dharmais jakarta.

3. Sikap perawat yang dimaksud oleh peneliti dibatasi pada aspek kognitif, afektif dan konatif.

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dari permasalahan yang dikemukakan diatas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui sejauh mana sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi yang diberikan perawat pada pasien kanker .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: a. Secara akademis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam tentang pentingnya memotivasi terhadap kesembuhan dari sebuah penyakit baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya.,

b. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapakan:

 Untuk bahan evaluasi bagi pelayanan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas rumah sakit kanker dharmais jakarta.


(17)

 Menambah referensi kajian tentang pentingnya bersikap terhadap orang lain dan memotivasi terhadap pasien yang menderita kanker dan non kanker.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis melakukan Tinjauan Pustaka di Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mengecek data yang di kejurusan, Penulis tidak menemukan seorang pun yang mengangkat judul diatas atau pun yang mirip dengan judul yang akan penulis teliti. penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang:

1. Hubungan sikap pasien terhadap komunikasi perawat-pasien dengan kepuasaan pasien rawat inap rumah sakit pelabuhan Jakarta oleh Juli sumartin mahasiswa psikologi.

2. Pola komunikasi perawat dan pasien rawat inap dalam pelayanan medis di rumah sakit universitas islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta oleh

Armilatussholihah nim : 107051003695 mahasiswa jurusan Kpi.

3. Hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan perilaku prososial perawat oleh Siti Rahmani nim : 103070029064 mahasiswa Psikologi.


(18)

F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy.J.Moleong mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang perilaku yang dapat diamati3.Berdasarkan latar belakang tersebut dan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif lebih sesuai untuk menggali masalah tentang bagaimana perilaku perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan.

Untuk memperoleh hasil yang valid, dalam hal ini penulis melakukan penelitian lapangan dengan mengunakan pendekatan kualitatif.Yang menghasilkan data deskriptif, seperti perkataan orang dan perilaku yang dapat diamati4. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada dilapangan dapat digali lebih dalam lagi, guna mendapatkan gambaran yang lengkap.

2. Lokasi dan Waktu.

Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Dharmais Pusat Kanker Nasional yang beralamatkan Jl. Let. Jend S.Parman Kav 84-86, Slipi, Jakarta Barat 11420 no telp. 021 5681570. Website :www.Dharmais.co.id. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Februari tahun 2013.

3 Lexi J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007), h. 4. 4Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 12


(19)

3. Subjek dan objek Penelitian

Adapun teknik pengambilan informan untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam teknik ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan anggota informan. Mereka kemudian menjadi sumber informasi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan anggota informan. Orang-orang yang ditunjukkan ini kemudian dijadikan anggota informan dan selanjutnya diminta menunjukkan orang lain lagi yang memenuhi kriteria menjadi anggota informan. Demikian prosedur ini dilanjutkan sampai jumlah anggota informan yang diinginkan terpenuhi.5

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau objek penelitian dengan menggunakan alat indera.6 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke rumah sakit kanker dharmais Jakarta.

b. Wawancara, yaitu interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan. Dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi.7 Peneliti melakukan wawancara kepada pasien kanker untuk memperoleh kelengkapan data. Sebelumnya penulis terlebih dahulu menyusun pertanyaan tentang permasalahan yang berkaitan dengan objek

5 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004 ), cet. 6, h.

63.

6

Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 37.


(20)

peneliti sebagai pedoman wawancara yang dijadikan acuan pada saat wawancara berlangsung.

c. Dokumentasi, yaitu dengan penambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.8 Dokumen dalam penelitian ini terdiri dari brosur arsip dan foto yang dimiliki rumah sakit.

d. Kuesioner ini digunakan sebagai Data pendukung penelitian kualitatif yang digunakan diatas. Kuesioner ini diberikan kepada 30 orang untuk memdapatkan data dan informasi yang mendukung dalam hasil penelitian.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,Tesis,dan Disertasi)yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh CEQDA(Center

for Quality Developmant and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007 cetakan ke -2.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam lima Bab, adapun penyusunan nya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

8

Prof. Dr. Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 69.


(21)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teoritis yaitu pengertian perilaku,pengertian pelayanan keperawatan, pengertian motivasi,dan pengertian pasien. Kondisi kejiwaan pasien.

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER

DHARMAIS JAKARTA

Pada bab ini penulis mengemukakan akan membahas tentang gambaran objek penelitian terdiri dari:latar belakang berdirinya, visi dan misi rumah sakit kanker Dharmais, jenis-jenis pelayanan di sumah Sakit kanker Dharmais Jakarta

BAB IV TEMUAN DAN ANALISI DATA LAPANGAN

Pada bab ini berisi tentang temuan data yang terdiri dari sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker di rumah sakit kanker dharmais jakarta.

BAB V PENUTUP


(22)

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Sikap

1. Pengertian Sikap

Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh

Herbert Spencer tahun 1862,yang diartikan sebagai status mental seseorang. Sejumlah ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mana dapat memihak (favorable) maupun tidak memihak (unfavorable) pada

suatu obyek tertentu atau kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk menyesuaikan dengansituasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (Azwar,1995).

Menurut Rogers menyatakan bahwa sikap adalah pendapat atau pandangan seseorang tentang suatu obyek yang mendahului tindakannya. Sedangkan Morgan merumuskan sikap bahwa sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi.Menurut Trustone sikap sebagai total kecenderungan, perasaan, prasangka, ide, rasa takut,ancaman, dan keyakinan seseorang tentang topik tertentu.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek . menurut New comb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak , dan bukan merupakan pelaksaaann motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas , akan tetapi merupakan


(23)

predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup , bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkahlaku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi teradap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian,keyakinan, kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu objek.

Bagian Allprot dalam Notoatmojo,2007 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu:

a. Komponen Kognitif : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek.

b. Komponen Afektif : Merupakan Perasaan individu terhadap obyek sikap, obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, sukai /tidak disukai.

c. Konatif(Perilaku): Menunjukan bagaimana perilaku/ kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. Asumsi dasarnya bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku, kecenderungan secara konsisten, selaras,dan perasaan ini membantu sikap individual. Ketiga komponen ini secara bersama- sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang


(24)

utuh ini, pengetahuan, pikiran,keyakinan,dan emosi memegang peranan penting1.Selanjutnya sikap itu terdiri dari berbagai tindakan yaitu:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang(subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang perawat mengajak perawat lain untuk memotivasi setiap pasien.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko, merupakan sikap yang paling tinggi.

1. Ciri – Ciri Sikap

Adapun ciri –ciri sikap adalah sebagai berikut2:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subyek- obyek. b. Sikap tidak dibawa sejak lahir.

c. Sikap dipelajari.

d. Dalam Sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan. e. Sikap tidak menghilang meski kebutuhan susah terpenuhi.

1 Alwisol . psikologi Kepribadian edisi revisi. ( Malang : UUM Press, 2011) h.220 2Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Diri dan Lingkungan.( Jakarta: Kizi Brother’s,


(25)

f. Sikap itu bermacam- macam.

Jelasnya

a. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir , tetapi harus dipelajari selama perkembangan hidupnya. Karena itulah sikap selalu berubah ubah dan dapat dipelajari.atau sebaliknya, bahwa sikap itu dapat dipelajari apabila ada syarat tertentu yang mempermudahkan berubahnya sikap pada orang itu. Berbeda dengan instink/naluri manusia dibawa nya sejak lahir. Ia bersifat tetap dan mempunyai sifat motif-motif biogenetis seperti : rasa lapar, haus seksual, dan lain sebagainya.

b. Sikap itu tidak semata- mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek saja, melainkan juga dapat berkenaan denga deretan- deretan objek- objek yang serupa. Misalnya: si A seorang pemberani, dalam hal ini kemungkinan bukan si A sendiri yang berani, melainkan orang sebangsa A juga berani.

c. Sikap, pada umumnya menpunyai segi- segi motivasi dan emosi, sedangkan pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada3.

2. Fungsi sikap

Fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu:

1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersa ma. Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasar atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama


(26)

biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap suatu objek. Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompok nya atau anggotanya yang lain.

2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.

3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman- pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana- mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani.

4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objek- objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut4.

3. Proses Pembentukan Sikap dan Perubahan Sikap

Sikap setiap orang sama dalam perkembangan tetapi berbeda dalam pembentukan nya. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan sikap seseorang atau individu dengan sikap temannya, familinya,dan tetangganya. Banyak hal yang perlu kita ketahui untuk mengetahui karakteristik sikap. Umpamanya, jika meramalkan tingkah laku seseorang dalam waktu tertentu atau jika ingin mengontrol tindakannya, kita harus mengetahui cara sikap itu berkembang dan berubah.Masalah pembentukan sikap ini, menurut Krech dan kawan- kawan, tidak hanya ditujukan untuk ilmu sosial saja.tetapi juga penting bagi semua orang yang ingin memengaruhi kegiatan sosial, seperti orang tua, pendidik, pemimpin,


(27)

pembaharu, politikus, pedagang, dan orang-orang yang tertarik untuk mengetahui cara mengembangkan sikap- sikap baru dan cara menguatkan atau melemahkan sikap. Ada orang atau sekelompok orang yang ingin mempertahankan sikap tertentu, ada pula sementara orang yang ingin menghilangkan sikap, umpamanya, ingin menghilangkan sikap diskriminatif.

Bagaimana sikap itu terbentuk? Sebagian orang berpendapat bahwa ada faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap (Waller dkk,1990: Keller dkk,1992)5. Meskipun begitu,sebagian besar ahli psikologi social berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman, melaui proses belajar. pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat ini disusun berbagai upaya(pendidikan, pelatihan, komunikasi, penerangan, dan sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang. Terbentuknya sikap sesorang pada dasarnya dilandasi oleh norma- norma yang sebelumnya

(telah dihayatinya), sehingga dengan “kacamata” norma- norma ini berserta pengalamannya dimasa lalu, ia akan menentukan sikap, bahkan bertindak. Dengan demikian, sikap terjadi setelah individu mengadakan internalisasi dari hasil- hasil:

1. Observasi(terhadap kelompok dan kejadian) serta pengalaman partisipasi nya dengan kelompok yang dihadapi.

2. Perbandingan pengalamannya yang mirip dengan respons atau reaksi yang diberikannya, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya.

3. Apakah pengalaman yang mirip dengan telah melibatkan emosinya atau tidak, karena suatu kejadian yang menyerap perasaannya lebih sulit


(28)

dilupakan nya sehingga reaksinya akan merupakan reaksi berdasarkan usaha menjauhi situasi yang diharapkannya.

4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya dan pengalaman orang lain yang dianggap lebih pengalaman, lebih ahli,dan sebagainya.

4. Faktor- faktor Terbentuknya Sikap.

a. Faktor Internal. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri, seperti selektifitas.

b. Faktor Eksternal. Faktor- faktor pembentukan sikap yang terdapat dari luar diri seseorang, adalah:

1. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap. 2. Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap.

3. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. 4. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. 5. Situasi pada sikap itu terbentuk.

B. Keperawatan

1. Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial (ANA,2000). Dalam keperawatan modern respon manusia yang didefinisikan sebagai pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena perhatian perawat. Perawat atau nurse berasal dari kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara.


(29)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia6.

Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, menurut word medical association (1991) yaitu semakin tertibnya pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan pada gilirannya akan berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup serta derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai pelayanan keperawatan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun yang sehat dalam bentuk peningkatan pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tranpa memerlukan bantuan atau tergantung orang lain(Henderson,1980).

2. Perawat

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang

berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2004), perawat adalah seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Perawat (nurse) berasal dari bahasa

latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Sedangkan perawat menurut Wardhono (1998) adalah orang yang telah menyelesaikan

6Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional . Jakarta : Kedokteran


(30)

pendidikan professional keperawatan, dan diberi kewenangan untuk melaksanakan peran serta fungsinya. Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara.

Dari pengertian diatas dapat diuraikan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri, dan proses penuaan. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya.

3. Peran dan Fungsi Perawat

Fungsi perawat didalam melakukan pengkajian pada individu yang sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan dengan berbagai cara untuk mengendalikan kepribadian pasien secepat mungkin dalam bentuk proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, identifikasi masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi. berapa peran perlu diemban oleh perawat ketika menjalankan dan membina hubungan profesional yaitu:

(1) peran sebagai orang asing (starnger) (2) narasumber (resource per son) (3) pendidik (teacingrole)

(4) pemimpin (leadersip role), dan (5) peran pengganti (surrogate role).

Fungsi perawat juga sebagai pembimbing bagi pasien baik secara membimbing agama maupun psikis, sebagai saudara bagi pasien yang tidak


(31)

ada sanak keluarga, sebagai ibu bagi anak- anak yang tidak memiliki orang tua.

C. Motivasi

Dalam Psikologi dikenal istilah motif dan motivasi. Motif atau dalam bahasa Inggrisnya “motive” berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.7 Jadi istilah motif erat kaitannya dengan gerakan yang dilakukan oleh manusia atau yang disebut juga dengan perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya satu tingkah laku.

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.8

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari diri di dalam subjek untuk melakukan aktivi tas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motif juga dapat diartikan suatu kondisi intern(kesiapsiagaan).9

Jadi motif adalah daya yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu gerakan atau perbuatan (tingkah Laku) demi tercapainya suatu tujuan.

7 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umu Psikologi (Jakarta : Bulan Bintang 1996) Cet. 7 h.152.

8Moh. Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosda Karya 1997) Cet. 8 h.28 9 Sadiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grapindo Prsada 1996) Cet. 6 h.73.


(32)

Motivasi merupakan istilah yang lebih umum dari pada motif yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang timbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.10

Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi itu mengacu kepada kebutuhan manusia yang dapat membuat seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, motivasi juga mengacu kepada sebab atau mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan,dan memberikan semangat kepada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan.

Mengenai jenis atau macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Jadi motif atau motivasi yang aktif itu sangat bervariasi.

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya: (a) Motivasi bawaan.

(b) motivasi yang dipelajari.

Motivasi bawaan adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, seperti: dorongan untuk makan, minum, bekerja dan lain-lain. Sedangkan motivasi yang dipelajari adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat, dan lain-lain.


(33)

2. Jenis motivasi menurut pembagian Woordwoorth dan Marquis. Jenis motivasi ini terdiri dari:

(a) Motif atau kebutuhan organis, misalnya, kebutuhan untuk makan, minum, istirahat dan lain-lain(sesuai dengan motivasi bawaan).

(b) Motif-motif darurat seperti: Dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan lain-lain.

(c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi, untuk menaruh minat.

3. Motivasi Jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah, seperti: refleks, instink otomatis, nafsu.Sedangkan motivasi rohaniah, yaitu kemauan.

4. Motivasi intrinsik: Motivasi yang timbul dari dalam diri individu, dan motivasi ekstrinsik: motivasi yang timbul karena adanya dorongan dari luar.11

Namun secara garis besar pendorong timbulnya tingkah laku atau motivasi itu ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik ialah motivasi yang timbul dalam diri seseorang. Dalam belajar, motivasi intrinsik erat kaitannya dengan tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan, dan sebagainya.

Motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang datang dari luar individu. Dalam belajar, motivasi ini tidak ada kaitannya den gan


(34)

tujuan belajar, seperti: Belajar karena takut kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai yang tinggi.

Dalam belajar motivasi sangat diperlukan keberadaannya. Hasil belajar akan enjadi optimal jika terdapat motivasi dalam kegiatan belajar tersebut. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan semakin berhasil suatu pelajaran. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar bagi para siswa yang nantinya akan sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya.

Setidaknya terdapat tiga fungsi motifasi, yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yag akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motif dan motivasi memiliki tiga rantai dasar yang saling berkait an dan tertampung dalam istilah“lingkaran motivasi”yaitu:

1. Timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan didorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Bertingkah laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan yang dihayati.


(35)

3. Tujuan tercapai, sehingga seseorang akan merasa puas dan lega karena kebutuhannya terpenuhi.12

Dari uraian di atas terlihat bahwa lingkaran motivasi itu berkaitan erat dengan kebutuhan. Kebutuhan berarti suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak terpuaskan menciptakan tegang yang merangsang dorongan di dalam diri individu tersebut. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangan tegangan.

D. Pasien

1. Pengertian pasien

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pasien adalah orang yang sakit, yang dirawat oleh dokter13.

Pasien juga diartikan yang sakit, penderita sakit( Sakit) baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalma kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya terganggu.14

Pasien adalah orang sakit, penderita (sakit), baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya yang terganggu.15

12Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan (Surabaya Karya Abditama 1994) Cet.1 hal 102

13

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.834

14Hawari, Pelatian Relawan Bimbingan Rohani Pasien,Sawangan 9 Juli 2003 (Jakarta:

Dompet Dhuafa Republika, 2003) h 15.


(36)

beberapa pengertian yang penulis paparkan, penulis dapat memahami tentang pengertian pasien yaitu seseorang yang menderita suatu penyakit baik jasmaniah maupun rohaniah yang mendapat pengobatan dan perawatan medis. Dalam hal ini, ada penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, meskipun umumnya setiap pasien memerlukan bantuan dalm hal pengobatan dan pengasuhan darinya, ia memerlukan bantuan dari seorang dokter dan seorang perawat.

Beberapa pengertian pasien diantaranya :

a. Menurut Christine Brook dalam bukunya kamus saku Perawat: 1) Pasien adalah penderita penyakit yang mendapat penanganan

medis dan atau asuhan keperawatan.

2) Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.

b. Menurut Barbara F.Weller dalam buku kamus saku Perawat pasien adalah orang yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena menderita penyakit16

c. Menurut Bahder Djohan, Pasien adalah seseorang yang menderita penyakit Jasmaniah maupun rohaniah.

2. Pengertian kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya.


(37)

a. Kanker Tiroid

Kanker thyroid adalah kanker yang terjadi pada sel-sel thyroid. Thyroid adalah sebuah kelenjar yang terletak pada leher yang berbentuk kupu-kupu. Kelenjar thyroid menghasilkan hormon tiroksin yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, laju metabolism, suhu dan berat badan. Kanker thyroid merupakan kanker yang jarang terjadi, di amerika serikat diperkirakan jumlah penderita kanker thyroid sekitar setiap tahunnya berdasarkan data dari National Cancer Institute. Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin mudah dan banyak ditemukan kanker thyroid.Kanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Kanker tiroid jauh lebih jarang ditemukan jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk kanker lain. Meskipun demikian, penyakit kanker ini merupakan penyebab 90% semua kelainan malignasi endokrin. Kurang lebih 13.000 kasus baru kanker tiroid terjadi setiap tahun. Menurut American Cancer Society (1994), kurang lebih 1025 pasien meninggal setiap tahun akibat kanker ini (Brunner dan Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 hal.131Kanker tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering. Lebih banyak wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. insidensinya berkisar antara 5, 4 – 0, 3%. Berdasarkan histopatologi jenis kanker ini yaitu: kanker tiroid jenis papiler (71,4%), kanker tiroid folikuler (16,7%), kanker tiroid jenis anaplastik (8,4%) dan kanker tiroid jenis meduler (1,4%). Berdasarkan usia kanker tiroid jenis papiler biasanya pada pasien yang berusia kurang dari 40 tahun, berbeda dengan kanker tiroid


(38)

folikuler yang banyak pada usia diatas itu. Sedangkan kanker jenis meduler sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun).Kanker tiroid memiliki 4 tipe keganasan. yaitu; papiler, folikuler, ana plastic dan meduler.Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid serinkali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidism.

Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.

b. Kanker Serviks

Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi tertentu virus papilloma, Kanker serviks adalah kanker ginekologik yang biasanya tumbuh ke arah luar dan ke arah dalam sehingga menimbulkan pembesaran serviks(Derek,2002:68).

Pengertian Kanker leher rahim (serviks) adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang


(39)

merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Yohanes R, 1999).

3. Kondisi kejiwaan pasien, a. Stress

باَصلا رشبو تارمَّلاو سفّأاو لاومأا نم صقّو عوجلاو فوخلا نم ءيشب مكَّولبنلو ( نير

٥٥٥ )

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Istilah stes dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang disebut stressor psikososial. Dapat mengakibatkan gangguan fungsi /faal organ tubuh. Reaksi tubuh(fisik )ini dimanakan stress.

Berdasarkan penelitian telah terbukti adanya hubungan antara stres dan penyakit, baik pada manusia maupun hewan. Sayangnya, bukti- bukti tersebut tidak memberikan informasi mengenai hal- hal yang melandasi hubungan tersebut. Mengetahui mekanisme antara stress dan penyakit merupakan hal yang penting. Beberapa peneliti telah mencoba mengetahui mekanisme tersebut dan menemukan bahwa stress ternyata dapat mempengaruhi system kekebalan tubuh, suatu system yang berperan penting pada muncul atau tidaknya penyakit infeksi, kanker ataupun alergi. Dalam sebuah penelitian lainya disebutkan bahwa di Amerika Serikat terdapat enam


(40)

penyebab kematian utama yang erat hubungannya dengan stress dan depresi17:

a. Penyakit jantung coroner. b. Kanker.

c. Paru- paru. d. Kecelakaan. e. Pengerasaan hati. f. Bunuh diri.

Menurut clonniger (1996) stress adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya dan banyak pikiran yang mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.

Kendall dan Hammen( 1998) menyatakan stress dapat terjadi pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan- tuntutan tersebut. Situasi yang menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Ketika individu tidak dapat menyelesaikan atau mengatasi stress dengan efektif maka stres tersebut berpotensi untuk menyebabkan gangguan psikologisnya18.

b. Emosi

Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara alami memiliki emosi.

Menurut James (Purwanto dan Mulyono,2006) emosi adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan

17Dadang Hawari, Alquran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.(Yogjakarta: PT.

Dana Bhakti Prima yasa,1997 .)h.49-50.

18Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana


(41)

tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya19. Proses kemunculan emosi melibatkan faktor psikologis maupun faktor fisiologis. kebangkitan emosi kita pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa yang bisa netral,positif ataupun negatif. Menurut pandangan teori kognitif , emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interprestasi kita terhadap sebuah peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterprestasikan sebuah peristiwa dalam persepsi atau penilaian negatif, tidak menyenangkan, menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan, atau sebaliknya dalam persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah,sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan. Interprestasi yang kita buat atas peristiwa mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis kita secara lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif.

4. Bimbingan

Bimbingan menurut bahasa (etimologi) ialah kata terjemahan

guidance” yang berasal dari bahasa inggris. Bimbingan memiliki arti sebagai bantuan atau tuntunan. Mengartikan “ guidance” atau bimbingan

dengan kata menujukan”menuntun” atau membimbing kejalan yang benar20.

Secara terminologi, bimbingan itu adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambunganagar individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan, sekolah, keluarga, masyarakat serta

19Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana mengelola emosi positif dan hidup anda h.11-12

20H.M. arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama( Jakarta : Golden


(42)

kehidupan pada umumnya dengan sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat. Bimbingan membantu individu mencapain perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial21

Dewa Ketut Sukardi menjelaskan, bimbingan adalah suatu proses yang diberikan kepada seseorang agar membanggakan potensinya yang dimiliki, mengenal diri sendiri, mengatasi persoalan sehingga ia dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung pada orang lain22.

Bima Walgito menyebutkan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu- individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan dalam hidupnya. Agar individu atau sekumpulan individu – individu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.Sedangkan menurut Thohari Musnamar Bimbingan adalah proses memberikan bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.23

Dari uraian diatas maka dapat dipahami bahwa bimbingan adalah upaya memberi bantuan dan motivasi kepada individu dalam ajaran agama untuk mencapai tujuan kebaikan dunia dan akhirat.

5. Bentuk-bentuk Bimbingan dan Metode Bimbingan.

21Rahman Natawijaya,peran Guru Dalam Bimbingan disekolah.(Bandung:CV Abardin,1998,

cet ke 1. H. 7)

22Dewa Ketut sukardi,Bimbingan dan Penyuluhan Belajar disekolah,( Surabaya : Usaha Nasional,1982),h.66

23Thohari Musnamar. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam. ( Yogjakarta :UUI


(43)

Berbagai bentuk-bentuk bimbingan telah berkembang mengikuti perkembangan tuntutan hidup manusia dalam masyarakat yang semakin meningkat. Hal tersebut berdampak pula pada kehidupan mental spiritual mental yang semakin kompleks, tidak sederhana dan tidak pula semakin meredakan batin bahkan sebaliknya semakin meningkatkan ketegangan jiwa.

Untuk menolong meredakan ketegangan- ketegangan tersebut, maka bimbingan mengarah pada bentuk- bentuk yang dapat dilihat dari segi bidangnya, menurut M.Arifin diantaranya adalah:

a. Bimbingan dan penyuluhan dalam Bidang Kesehatan Jiwa (Mental Health Counseling) yaitu suatu bimbingan atau nasihat yang bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan gangguan jiwa klain, sehingga dengan demikian akan emperoleh ketenangan hidup rohaniah yang sewajarnya sebagaimana yang diharapkan.24

b. Bimbingan dan penyuluhan Keagamaan yaitu bimbingan dan

penyuluhan yang diberikan pada seseorang yang bersifat keagamaan yang bertujuan untuk membantu problema perseorangandan melalui keimanan menurut agamanya. Dengan menggunakan pendekatan keagamaan dalam bimbingan tersebut, klien dapat diberi insigh( kesadaran terhadap adanya hubungan sebab akibat dalam problem yang dialami) dalam pribadinya yang berhubungan dengan keimananya yang mungkin pada saat

24M.Arif , Teori- teori Konseling Agama dan Umum, ( Jakarta: Golden Terayon,1996) cet


(44)

itu telah lenyap dalam jiwa klien. Adapun metode Bimbingan nya sebagai berikut:

a. Metode non direktif (cara yang tidak mengarah).

b. Metode Psikoanalisa(penganalisaan jiwa), metode ini memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi penyembuhan jiwa klaen.

c. Metode Direktif ( Metode yang bersifat mengarah) metode ini bersifat mengarah kepada klain untuk berusaha mengatasi kesulitan (Problema) di hadapi.


(45)

34

JAKARTA A. Sejarah Rumah Sakit Kanker Dharmais

Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di

Indonesia. Oleh karena itu didirikanlah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

yang berfungsi memberi pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya

penderita kanker. Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dibangun pada tahun

1991-1993 oleh Yayasan “Dharmais” di atas tanah milik pemerintah seluas 38.920 M2 yang terletak di jalan Letnan Jendral S. Parman Kav.84-86 Slipi, Jakarta. Dan peresmian dilakukan pada tanggal 30 Oktober 1993. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 72/Menkes/SK/I/1993 tanggal 25 januari 1993 tentang organisasi dan tata

kerja Rumah Sakit Kanker “Dharmais” adalah rumah sakit milik pemerintah

yang pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan “Dharmais”,

diselenggarakan oleh Dewan Penyantun dan sehari-harinya dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Harian Dewan Penyantun Rumah Sakit Kanker

“Dharmais”.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI diatas ditetapkan pula Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sebagai Pusat Kanker Nasional yang merupakan Pusat Rujukan Tertinggi Jaringan Pelayanan Kanker di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan pemerintahan di Indonesia, pada tahun 1998 Yayasan “Dharmais” menyerahkan kembali


(46)

pengelolaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sepenuhnya kepada pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI.

Rumah Sakit Kanker “Dharmais” berdasarkan Peraturan Pemerintah

nomor 128 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000, resmi beroperasi sebagai Rumah Sakit Perjan per tanggal 1 Januari 2002 dan sebagaimana diatur dalam PP nomor 6 Tahun 2000 pasal 18, direksi wajib menyiapakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang. Pada tanggal 13 Juni 2005 pemerintah memberlakukan PP RI nomor 23 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) terhadap 13 Rumah Sakit Perjan, dimana salah satunya adalah Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dengan total karyawan 1017 karyawan yang terdiri dari medis 100 orang, paramedis perawat 253 orang, paramedis non keperawatan 154 orang dan non medis 510 orang, rumah sakit ini menyelenggarakan pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan Tim Kerja (Timja) kanker yang berpedoman pada pelayanan kanker terpadu, paripurna, terjangkau oleh masyarakat.

B. Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais

Profil RS Kanker Dharmais secara singkat adalah sebagai berikut: Nama : RS Kanker Dharmais


(47)

Alamat : Jl. Letjen S.Parman Kav 84-86, Kel. Kota Bambu Selatan, Kec. Palmerah, Kodya Jakarta Barat.No. Telpon : 021-5681570 Batas Wilayah RS Kanker Dharmais:

a. Sebelah utara : RS Jantung dan RS Ibu dan Anak Harapan Kita, Jl. Kota bambu Selatan

b. Sebelah Timur : Pemukiman penduduk Rt 07 & 08 Kel. Kota Bambu Selatan

c. Sebelah Selatan : Rumah kantor dan gedung perkantoran d. Sebelah Barat : Jalan tol dan Jl. Raya Letj. S. Parman

C. Visi, Misi, Moto, Falsafah,

A. Visi Rumah Sakit Kanker Dharmais

Menjadi Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang menjadi panutan dalam penanggulangan kanker di Indonesia.

B. Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais

Melaksanakan pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang penanggulangan kanker

C. Moto Rumah Sakit Kanker Dharmais

Tampil lebih baik, ramah, dan profesional D. Falsafah Rumah Sakit Kanker Dharmais

Rasa kebersamaan menyertai kegiatan terpadu demi mewujudkan pelayanan prima di bidang kesehatan


(48)

Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang melakukan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang kanker melalui aktualisasi SMILE!C:

S : Senyum dan ramah pada setiap pelayanan M : Mengutamakan mutu pelayanan

I : Ikhlas dalam melaksanakan tugas L : Loyal pada pimpinan

E : Excellent dalam pelayanan, pendidikan, dan pelatihan

! : Merupakan simbol optimis yang berarti mempunyai sikap selalu optimis menghadapi segala tantangan dan hambatan dalam tugas

C : Continually improvement, senantiasa melakukan perbaikan mutu berkesinambungan

D. Tujuan Rumah Sakit Kanker Dharmais

Didirikannya Rumah Sakit Kanker Dharmais memiliki tujuan untuk:

a. Mendukung terlaksananya program kesehatan nasional Departemen Kesehatan RI dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat melalui penyediaan fasilitas kesehatan

b. Berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan daerah sekitarnya dengan menyajikan pelayanan rumah sakit dengan keunggulan penyakit kanker yang berkualitas dengan biaya relative terjangkau. Keunggulan pelayanan penyakit kanker tersebut diwujudkan dengan dijadikannya RS Kanker Dharmais menjadi Rujukan Nasional Penyakit Kanker.


(49)

E. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Kanker Dharmais

Rumah Sakit Kanker Dharmais mempunyai tugas menjadi Pusat Rujukan Nasional di bidang penanggulangan kanker di Indonesia dan untuk menyelenggarakan pelayanan penyembuhan dan perawatan penderita secara paripurna, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan kanker secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan dengan berorientasi pada kepentingan masyarakat serta upaya-upaya peningkatan status kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Rumah Sakit kanker Dharmais menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan

b. Pelaksanaan upaya pencegahan terjadinya penyakit kanker c. Pelaksanaan penyembuhan terhadap pasien penyakit kanker d. Pelaksanaan upaya rehabilitasi terhadap pasien penyakit kanker e. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan

f. Pelaksanaan rujukan kesehatan kanker

g. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan

j. Pelaksanaan urusan administrasi umum dan keuangan

F. Sarana RS Kanker Dharmais

RS Kanker Dharmais terdiri dari 7 blok bangunan, yaitu bangunan utama, bangunan asrama dan litbang, bangunan auditorium, bangunan penunjang, banguanan teknik dan umum, bangunan genset, dan bangunan rumah


(50)

duka, serta tempat TPS dan incenerator, dan IPAL/STP. Bangunan utama terdiri dari 8 lantai dan ditambah 2 lantai basement. Saat ini lantai yang sudah dioperasikan adalah lantai basement, lantai 1, 2, 3, 4, 5, dan 8 sedangkan lantai lainnya masih dalam tahap persiapan pengembangan fisik. Penggunaan masing-masing lantai bangunan utama adalah sebagai berikut:

a. Lantai basement 2 digunakan untuk ruang pompa, sewage pit, dan pit lift. b. Lantai basement 1 digunakan untuk ruang radiodiagnostik, radioterapi, Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu (ISSB), Medical Record, Pengolahan Data Elektronik, Bidang Administrasi dan Keuangan, Pusat Komputer, Pusat Telepon, Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Khusus, unit uji kesehatan dan deteksi dini kanker), dan Divisi SDM.

c. Lantai 1 digunakan untuk lobby, Unit Admission &Marketing, Information

Center, Instalasi Rawat Jalan (termasuk Unit Diagnostik Terpadu, UnitProsedur Diagnostik, Unit Rawat Singkat), Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Rumah Tangga, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi Patologi Anatomi, Satelit Farmasi Rawat Jalan, Instalasi Pemulasaran Jenazah, Kasir, Instalasi Gizi dan Dapur, Bank.

d. Dilantai 2 digunakan untuk Instalasi Rawat Jalan, Rehabilitasi Medik, kafe dan mini market, Bank Darah, bank mini, Instalasi Farmasi dan Satelit Farmasi rawat Inap , kantor pos, ruang perawat, dan Instalasi Kesehatan Lingkungan. e. Dilantai 3 digunakan untuk Ruang Bedah Pusat, ICU, Ruang Direksi, dan Ruang Administrasi dan Sekretariat.


(51)

f. Lantai 4, 5, dan 8 merupakan lantai yang digunakan untuk Ruang Perawatan Rawat Inap dan Ruang Isolasi Imunitas Menurun dan Rawat Isolasi Radioatktif (lantai 5).

G. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais.

1. Bidang medik:

a. Seksi pelayanan medik. b. Seksi penunjang medik.

c. Seksi peningkatan dan pengendalian mutu pelayanan medik. 2. Bidang keperawatan.

a. Seksi Keperawatan Rawat Jalan. b. Seksi Keperawatan Rawat Inap. c. Seksi Keperawatan Rawat Khusus. 3. Bidang Rekam Medik.

a. Seksi catatan medik. b. Seksi Admisi.

c. Seksi Pengkodean dan Penyimpanan. 4. Unit- unit Non Struktural.

a. Instalasi Rawat Jalan. b. Instalasi Rawat Inap. c. Instalasi Gawat Darurat. d. Instalasi Rawat Intensif e. Instalasi Bedah Sentaral f. Instalasi Radioterapi


(52)

g. Instalasi Radiodiagnostik h. Instalasi Endoskopi

i. Instalasi Rehabilitasi Medik

j. Instalasi Patologi Klinik dan Mikrobiologi

k. Instalasi Patologi Anatomi dan Pemulasaran jenazah l. Instalasi Bank Darah dan Aferesis

m. Instalasi Farmasi


(53)

42

A. Deskripsi Informan

Berdasarkan data penulis peroleh dari penelitian dan demi lancarnya penulisan skripsi, penulis melibatkan beberapa informan-informan yang bisa diajak kerjasama diantaranya:

1. Informan I (Prosedur Diagnostik)

Endang berasal dari cinere berusia 66 tahun yang menderita kanker serviks stadium satu, ibu endang berobat dirumah sakit kanker dharmais jakarta mengunakan pelayanan askes, beliau menderita penyakit ini sekitar satu tahun yang lalu. Selama pengobatan beliau melakukan kemoterapi 25 x dan sinar 5x, sebelum melakukan operasi dan dirawat kurang lebih 4-5bulan gejala awal penyakit ini muncul karena pendarahan dan dikira beliau itu haid padahal beliau udah menopause dan keluarga beliau tidak mempunyai keturunan penyakit kanker.1 2. Informan II (Prosedur Diagnostik)

Mulyanti berasal dari radio dalam jakarta selatan berusia 70 tahun yang menderita kanker indung telur selama 25 tahun, beliau mengunakan pelayanan askes ,sebelumnya beliau pernah berobat diruamh sakit lain sebelum dirumah sakit kanker dharmais. Beliau berobat dirumah sakit ini kurang lebih satu tahun dan beliau baru satu bulan yang lalu melakukan operasi lanjutan dan saat diwawancara beliau melakukan kontrol pasca operasi dan gejala awal dari penyakit ini muncul karena rasa sakit diperut yang tidak kunjung sembuh, dan keluarga beliau tidak mempunyai keturunan penyakit kanker2.

3. Informan III(UDT )

Muhammad zen berasal dari Jakarta timur berusia 45 tahun yang menderita kanker pita suara selama kurang lebih 1 bulan, bapak zen mengunakan pelayanan gakin, sebelumnya beliau pernah berobat dimedika care, selama dimedika care

1

Wawancara pribadi dengan endang pada tanggal 14 februari 2013 pada pukul 10.30

2


(54)

beliau dirawat kurang lebih 1 minggu disana, gejala awal penyakit ini muncul karena batuk biasa dan bapak ini tidak mempunyai keturunan penyakit kanker.3 4. Informan IV (Poli Khusus)

Andy evawati berasal dari bandung berusia 40 tahun menderita penyakit kanker payudara kurang lebih 5 bulan, beliau menggunakan pelayanan askes, sebelumnya beliau pernah berobat dirumah sakit bandung rawat jalan, karena tidak ada perkembangan berobat jalan, akhirnya saudaranya menyarankan berobat dirumah sakit khusus kanker dharmais Jakarta, setelah mendapat surat rujukan, akhirnya beliau melakukan operasinya di rumah sakit dharmais Jakarta setelah menjalani proses pengobatan. Awal muncul penyakit ini dikarenakan rasa sakit disekitar payudara yang tak kunjung hilang dan 1 bulan berikutnya ada benjolan di payudara.4

5. Informan V (UDT)

linda wati berasal dari bogor berusia 50 tahun menderita kanker teroid stadium dua selama 14 tahun, beliau mengunakan pelayanan gakin, sebelumnya beliau pernah berobat puskesmas dan dirumah sakit bogor, setelah dapat surat rujukan barulah beliau melakukan pengobatan dirumah sakit kanker dharmais jakarta. Awalnya beliau tidak mau berobat karena tidak merasa sakit, satu tahun yang lalu beliau merasakan sakit dan atas dorongan anak-anaknya ibunya mau menjalani operasi, penyakit ini muncul saat mengandung anak ke 45.

6. Informan VI (Rawat Singkat )

Fhang kwan berasal dari bangka Belitung dan sudah menetap di jakarta, berusia 50 tahun menderita kanker serviks, beliau menggunakan pelayanan kartu jakarta sehat, awalnya cuma flek biasa saja, lama kelamaan menjadi bauk dan aromnya kurang enak, akhirnya beliau berobat dulu di puskesmas kata pihak puskesmas mereka tidak sanggup, akhirnya beliau langsung ke dharmais setelah melakukan kemoterapi,sinar dan operasi, setahun yang lalu tidak ada lagi, tapi beliau merasa sesuatu yang menganjal dan akhirnya beliau berobat untuk yang kedua kalinya disini6.

3

Wawancara pribadi dengan Muhammad zen pada tanggal 15februari 2013 pada pukul 09.00

4

Wawancara pribadi dengan andy evawati pada 15februari 2013 pukul 11.00

5

Wawancara pribadi dengan linda wati pada tanggal 18februari pukul 13.30

6


(55)

7. Informan VII ( Rawat Singkat)

Kusnadi berusia 66 tahun, dan menggunakan pelayanan askes, bapak kusnadi adalah seorang pensiunan ABRI, saat diwawancarai pak kusnadi ditemani oleh istrinya dan keluarga nya yang lain, pak kusnadi menderita penyakit kanker leukemia yang mana tiap dua minggu sekali harus melakukan cuci darah, sebelum berobat dharmais pak kusnadi pernah berobat di Rumah Sakit Cipto7.

8. Informan VIII( Prosedur Diagnostik)

Muhammad ali berusia 55 tahun menderita sakit kanker kelenjar getah bening, dan mengunakan pelayanan perusahaan tempat beliau bekerja. Bapak ali, pasien yang lama dirumah sakit ini, bapak ali kurang lebih dua bulan dirawat inap karena kondisi nya yang selalu melemah, pak ali menderita kanker kelenjar getah bening kurang lebih 2 tahunan, setiap kondisi tubuh yang melemah selalu dilakukan tindakan pemotretan, agar tau kira-kira penyakitnya sudah menyebar atau belum ketubuh, kelenjar getah bening yang ada di leher ini termasuk operasi yang besar, dikarenakan dibagian leher terdapat banyak urat- urat yang harus diselamatkan, ada pita suara, ada urat nadi, ada urat saraf dan banyak lagi urat- urat yang lainnya8.

Angket yang digunakan merupakan data pendukung dalam penelitian, dengan kuesioner atau angket peneliti menggali informasi dari responden (orang yang menjadi subyek penelitian). Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan informasi(data) yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian.9 Tujuan pokok pembuatan kuesioner menurut singarimbun dan handayani, selain untuk memperoleh informasi yang relavan dengan tujuan penelitian, juga untuk memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.10

7

Wawancara pribadi dengan kusnadi pada tanggal 20 februari 2013 pada pukul 10.30

8

Wawancara pribadi dengan Muhammad ali pada tanggal 21 februari 2013 pada pukul 11.00

9 Riantoadi, Metodelogi Penelitian Social dan Hukum, Jakarta : Granit 2004, h 77 10 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, Jakarta :LP3ES h.130


(56)

Dalam penelitian ini kuesioner atau angket yang digunakan adalah jenis kuesioner penutup yakni pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan artinya peneliti sudah menyediakan pilihan jawaban bagi responden. Tugas responden hanyalah menjawab pertanyaan dan peneliti dan memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini responden tidak diperkenankan memberi jawaban lain diluar jawaban-jawaban yang telah disediakan peneliti. Alasan peneliti menggunakan kuesioner tertutup agar lebih mudah dalam pengolahan data.

Dalam pembuatan kuesioner ini peneliti menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial11. Alasan peneliti menggunakan skala Likert dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui Analisis Sikap Perawat dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan.

Table .1

No Alternativ Jawaban Positif Negatif

1 Selalu 5 1

2 Sering 4 2

3 Kadang- kadang 3 3

11 Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: CV Alfabeta


(57)

4 Jarang 2 4

5 Tidak pernah 1 5

Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor(variability of skor) sebagai akibat pengunaan skala 1-5, dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan.dari segi statistic, skala dengan lima tingkat (1-5) lebih tinggi kendalanya dibanding dengan dua tingkatan ya dan tidak .

a. Uji validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur. Jika seorang peneliti mengunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang diukur. Sementara itu jenis validitas pengukuran dalam penelitian ini validitas isi yaitu suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep12. Dalam perhitungan validitas data ini peneliti mengunakan rumus korelasion product

moment untuk mengukur korelasi antara masing-masing pernyataan. Pengujian validitas dilakukan dengan di Rumah Sakit Dharmais. Dengan mengunakan SPSS. 16 for Windows.


(58)

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dalam teknik perhitungan reliable ini peneliti menggunakan teknik internal consistency yaitu dilakukan dengan cara mencoba instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument13.Dalam perhitungan ini peneliti mengunakan bantuan komputerisasi SPSS.16 for Windows.Dengan menggunakan Cronbach Alpha.

Hasil Uji Validitas ( 30 Responden dan Taraf Signif 5%)

13 Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: CV Alfabeta

2008, h. 131

No butir r- hitung Keterangan

1 - 0.842 Tidak Valid

2 - 0.625 Tidak Valid

3 - 0.658 Tidak Valid

4 - 0.134 Tidak Valid

5 0. 099 Tidak Valid

6 0. 359 Valid


(59)

8 0. 642 Valid

9 0. 678 Valid

10 0. 698 Valid

11 0. 760 Valid

12 0. 924 Valid

13 0. 934 Valid

14 0. 919 Valid

15 0. 930 Valid

16 0. 898 Valid

17 0. 928 Valid

18 0. 920 Valid

19 0. 957 Valid

20 0. 948 Valid

21 0. 957 Valid

22 0. 940 Valid

23 0. 950 Valid

24 0. 920 Valid

25 0. 952 Valid

26 0. 958 Valid

27 0. 958 Valid


(60)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

B. Temuan dan Analisis Hasil Penelitian 1. Berdasarkan Wawancara dan Observasi

Manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk individual. Sehingga makhluk sosial,manusia memiliki motif untuk mengadakan hubungan dan hidup dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar yang disebut dengandorongan sosial. Ditempat pelayanan kesehatan dimana perawat bekerja, ada beberapa macam jenis manusia. Ada klien, keluarga klien, dokter, fisioterafis, petugas laboratorium ahli gizi maupun petugas kesehatan lainnya, serta seluruh perangkat yang ada dalam mendukung pelayanankesehatan ditempat itu. Dalam hidup bersama terjadi hubungan antar klien, perawat,

perawat-29 0. 969 Valid


(1)

6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu? lumayan

7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada perawat?

Putus asa pasti ada, apalagi bapak sudah tua,alhmdullah tidak pernah melampiaskan kepada perawat, mereka sudah merawat kita dengan sabar.

8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?

Kalau bapak biasanya selalu dibilangin semoga cepat sembuh, yakin akan sembuh dan selalu disuruh berdoa kepada Allah

9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan dari penyakit kanker?

Lingkungan dan keluarga

10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah sakit lain?

Seperti bapak bilang tadi disini hanya pelayanan dalam pengambilan obat nya yang kurang baik7.

7


(2)

Nama : Muhammad ali

Umur : 55 tahun

Instalansi pengobatan : Rawat diagnostik

1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini?dan berapa lama dirawat? 5bulanan, dan dirawat nya 2bulan

2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu sakitnya ? Kanker kelenjar getah bening, sudah hampir 1tahun sakitnya

3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter disini?

Bapak merasa ada pengaruhnya,apalagi bapak paling lama dirawatnya 2bulan, perawatnya juga baik,tidak merasa jenuh merawat bapak dan tidak jijik dengan penyakit bapak.

4. Adakah kesan yang baik atau buruk dari sikap perawat selama menjalani pengobatan di rumah sakit ini?

Menurut bapak,baik semua perawat disini.

5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marah-marah? Cemberut?ketus atau lain-lain?

Belum pernah keluar kata-kata yang kasar dari mulut perawat yang merawat bapak. 6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?


(3)

7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada perawat?

Pernah, waktu itu bapak udah putus asa, dan melampiaskan nya kepada perawat dan bertanya kapan saya bisa sembuh, dengan sabar perawat menjawab, bapak pasti akan sembuh dan bapak harus semangat dan berdoa agar diberi kesembuhan. 8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?

Kalau bapak biasanya selalu dengan kata-kata bagaiman keadaanya bapak, sehat ya untuk hari ini, kalau bapak sehat, nanti bisa pulang kerumah.

9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan dari penyakit kanker?

Pihak saudara, karena bapak tidak punya istri lagi, yang menemani bapak dirumah sakit ini adk bapak. Dengan sabarnya saudara dan perawat merawat bapak, dari dalam diri bapak mau sembuh.

10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah sakit lain?

Ada, dulu sebelum mendapat rujukan dari rumah sakit ini, kebanyakan perawatnya masih cuek dan masih merasa jijik, tapi disini, bapak merasa enak, nyaman dan perawtnya juga ramah-ramah.


(4)

Pasien Kanker Indung Telur Pasien Kanker Indung Telur


(5)

(6)

Daftar Nama Pasien dan Tindakan nya

Nama pasien Tindakan nya

1. Hidayat Biopsy

2. Eka dewi Paru- paru

3. Sri Hartati Echo

4. Reajung Wsd

5. Ade Suryani Care biopsy

6. mursiah Kanker serviks

7. dody Care biopsy

8. erli patih Biopsy

9. anita Echo

10. andi Pahanya berdarah

11. najma Bmp

12. audi bibran Bmp

13. henny Widiyanti Control jahitan

14. devi ariyanti Biopsy

15. safrini Jantung