Konsumsi Buah Dan Sayur Serta Status Hidrasi Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Barat Kabupaten Bogor

KONSUMSI BUAH DAN SAYUR SERTA STATUS HIDRASI
ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH BARAT
KABUPATEN BOGOR

M NUZUL AZHIM ASH SIDDIQ

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Konsumsi
Buah dan Sayur serta Status Hidrasi Anak Sekolah Dasar di Wilayah Barat
Kebupaten Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2016

M Nuzul Azhim Ash Siddiq
NIM I14120042

ABSTRAK
M NUZUL AZHIM ASH S. Konsumsi Buah dan Sayur serta Status Hidrasi Anak
Sekolah Dasar di Wilayah Barat Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh LEILY
AMALIA FURKON.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
kebutuhan cairan, asupan cairan, konsumsi buah dan sayur, status hidrasi, dan
hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan status hidrasi pada anak sekolah
dasar. Desain penelitian berupa cross sectional study dengan contoh sebanyak 87
orang terdiri dari 43 laki-laki dan 44 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebutuhan cairan contoh laki-laki 3009.8±818.4 ml per hari dan
2462.1±476.2 ml per hari untuk contoh perempuan. Rata-rata cairan dari makanan,
minuman, dan air metabolik contoh sebesar 1822.1±657.9 ml per hari. Rata-rata

konsumsi buah dan sayur contoh masing-masing adalah 42.9±88.9 g per hari dan
27.4±34.8 g per hari. Sebagian besar status hidrasi contoh laki-laki (62.8%) dan
perempuan (59.1%) berada pada kategori kurang. Hasil uji Spearman menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang nyata antara status hidrasi dengan air yang berasal
dari konsumsi buah dan sayur contoh pada saat recall 1x24 jam hari penampungan
urin (p>0.05).
Kata kunci: anak sekolah dasar, konsumsi buah dan sayur, status hidrasi

ABSTRACT
M NUZUL AZHIM ASH S. Consumption of Fruit and Vegetable and Hydration
Status of Elementary School Children in West Area of Bogor District. Supervisied
by LEILY AMALIA FURKON.
The objectives of this study are to identify and analyze fluid requirements,
fluid intake, fruit and vegetable consumption, hydration status, and correlation
between fruit and vegetable consumption with hydration status elementary school
student. Design of study used was cross sectional study with 87 children as subjects
consisted of 43 male and 44 female. The result showed that fluid requirement was
3009±818.4 ml/day for male and 2462.1±476.2 ml/day for female. The average
fluid intake from food, beverage, and subject’s metabolism was 1822.1±657.9
ml/day. The average of fruit and vegetable consumption was 42.9±88.9 g/day and

27.4±34.8 g/day. Most male subjects (62.8%) and female subjects (59.1%) had poor
hydration status. Spearman test results showed that hydration status and fluid
intake from fruit and vegetable consumption of subjects had no significant relation
in 1x24 hours food recall and collected urine (p>0.05).
Keywords: elementary school children, fruit and vegetable consumption, hydration
status

KONSUMSI BUAH DAN SAYUR SERTA STATUS HIDRASI
ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH BARAT
KABUPATEN BOGOR

M NUZUL AZHIM ASH SIDDIQ

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Judul
Nama
NIM

: Konsumsi Buah dan Sayur serta Status Hidrasi Anak Sekolah
Dasar di Wilayah Barat Kabupaten Bogor
: M Nuzul Azhim Ash Siddiq
: I14120042

Disetujui oleh

Leily Amalia Furkon, S.TP, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala rahmat, nikmat, dan karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan sehingga
penulisan dan penyusunan usulan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Konsumsi Buah dan Sayur serta
Status Hidrasi Anak Sekolah Dasar di Wilayah Barat Kabupaten Bogor” sebagai
syarat untuk melakukan penelitian pada Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Leily Amalia Furkon, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas
waktu, bimbingan, dan saran yang diberikan dalam penyusunan tugas akhir
ini.
2. Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS sebagai dosen pemandu seminar hasil
penelitian dan dosen penguji skripsi atas saran yang diberikan dalam

penulisan tugas akhir ini.
3. Ibu Dr. Yayuk Farida Baliwati, MS selaku dosen pembimbing akademik atas
waktu, bimbingan, dan saran selama perjalanan akademik penulis.
4. Dosen tim peneliti Nutrition Promotion for Improving Iodine Status of
Children at Iodine Endemic Area in West Java, Indonesia yaitu Prof. Dr. Ir.
Dodik Briawan, MCN, Prof. Dr. Ali Khomsan, MS, dr.Karina R. Ekawidyani,
MD, MSc atas kesempatan yang diberikan untuk membatu dan menggunakan
sebagian data dari penelitian tersebut.
5. Tim enumerator Nutrition Promotion for Improving Iodine Status of Children
at Iodine Endemic Area in West Java, Indonesia yaitu Mbak Ita, Kak Delit,
Kak Putri, Anca, Wiwit, Lucky, dan Widya atas bantuannya dalam
pengumpulan data.
6. Sahabat-sabahat (Kevin Arthur, Ajeng Kinanti, Fajria Saliha), kakak-kakak
(Wafiqah, Kustarto, Pradita), dan teman-teman AKG 49 atas bantuan,
dukungan, kritik, dan saran dalam penyusunan tugas akhir ini.
7. Teman-teman HIMAGIZI khususnya divisi PSDM dan teman-teman
IKAMUSI atas bantuan, dukungan, dan motivasi untuk penyusunan tugas
akhir ini.
8. Paling utama kepada Orang tua penulis (H. Rizal Lihadi, S.E dan Hj. Lutfiah,
S.KM) dan keluarga yang telah memberikan doa, dukungan, dan nasihat

dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis membutuhkan saran dan kritik dari berbagai pihak untuk
perbaikan penulisan selanjutnya. Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juni 2016

M Nuzul Azhim Ash Siddiq

v

iv

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu
Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh
Jenis dan Cara Pegumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Status Gizi
Aktivitas Fisik
Kebutuhan Cairan
Konsumsi Buah dan Sayur
Asupan Cairan
Tingkat Kecukupan Zat Gizi
Kebiasaan Minum Saat di Sekolah
Kecenderungan Dehidrasi Berdasarkan Tanda Fisik

Status Hidrasi
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Hidrasi
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Status Hidrasi
Hubungan Tingkat Kecukupan Cairan dengan Status Hidrasi
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
v
v
v
1
1
2
3
3
5

5
5
5
7
12
14
14
15
16
17
18
20
22
26
27
28
29
30
31
32

32
32
33
37

v

iv

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Jenis dan cara pengumpulan data
6
Pengelompokkam variabel penelitian
7
PAR (Physical Activity Ratio) berbagai aktivitas fisik
9
Sebaran contoh berdasarkan karakterisitk contoh
14
Sebaran status gizi contoh berdasarkan jenis kelamin
15
Sebaran aktivitas fisik contoh berdasarkan jenis kelamin
16
Kebutuhan cairan contoh berdasarkan jenis kelamin
17
Frekuensi rata-rata contoh dari konsumsi sayuran dan buah
18
Konsumsi rata-rata contoh dari recall 2x24 jam
20
Rata-rata asupan cairan dari kelompok makanan
21
Rata-rata total asupan cairan
22
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi
22
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein
23
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan lemak
23
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat
24
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan serat
25
Tingkat kecukupan cairan contoh berdasarkan jenis kelamin
25
Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan minum di sekolah
27
Sebaran contoh berdasarkan tanda fisik dehidrasi
28
Sebaran status hidrasi contoh berdasarkan jenis kelamin
28
Sebaran contoh berdasarkan status hidrasi dan aktivitas fisik
29
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan air dan aktivitas fisik
30
Sebaran contoh berdasarkan status hidrasi dan tingkat kecukupan cairan 31

DAFTAR GAMBAR
1
2

Bagan kerangka konsumsi buah dan sayur serta status hidrasi pada
anak usia sekolah dasar
Kartu periksa urin sendiri (PURI)

3
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Uji Spearman status hidrasi dengan air dari buah dan sayur
Uji Spearman status hidrasi dengan frekuensi buah per hari
Uji Spearman status hidrasi dengan frekuensi sayur per hari
Uji Spearman status hidrasi dengan tingkat kecukupan air
Uji Spearman status hidrasi dengan kategori aktivitas fisik
Uji Spearman tingkat kecukupan air dengan ketagori aktivitas fisik

36
36
36
37
37
37

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah-buahan dan sayuran merupakan kelompok pangan sumber serat,
vitamin dan beberapa jenis mineral. Selain itu, buah dan sayur juga berperan
sebagai sumber cairan yang berasal dari makanan. Cairan yang berasal dari buah
dan sayuran memiliki manfaat tersendiri dibandingkan cairan dari air minum. Di
dalam tubuh, cairan yang berasal dari buah dan sayur akan bertahan lebih lama
dibandingkan dengan air yang berasal dari minuman sehingga dapat
mempertahankan status hidrasi tubuh saat tubuh tidak mendapatkan cairan dari air
minum.
Status hidrasi perlu dipertahankan karena untuk menjaga kondisi tubuh
dalam keadaan homeostasis dan sistem tubuh berfungsi dengan normal. Air
merupakan komponen penyusun terbesar dalam tubuh, yaitu menyusun 60% dari
berat badan total. Cairan tubuh diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh
normal, mengangkut zat yang diperlukan sel-sel tubuh, serta mengangkut zat-zat
sisa metabolisme yang tidak diperlukan untuk dibuang melalui sistem ekskresi.
Dengan demikian, konsumsi cairan dalam jumlah mencukupi, baik dari air minum
maupun cairan dari makanan, diperlukan untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang akibat respirasi ataupun karena aktivitas fisik baik ringan, sedang, maupun
berat. Kekurangan asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi dan lebih
lanjut dapat mengakibatkan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti konstipasi,
kram, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih (Grandjean dan Grandjean 2007).
Kebutuhan air yang penting tersebut seringkali tidak disadari secara baik
oleh masyarakat. Seringkali seseorang baru akan minum ketika tenggorokan
merasakan haus, padahal kebutuhan air tubuh tidak hanya ditunjukkan dalam
bentuk rasa haus, dan kekeringan di tenggorokan merupakan tingkat akhir dari
tanda dehidrasi. Hal tersebut menjadikan kebutuhan air tidak tercukupi dengan
baik. Hasil penelitian Kant dan Graubard (2010) menggunakan data National
Health and Nutrition Examination Surveys (NHANES) tahun 2005-2010
menunjukkan bahwa sebagian besar rata-rata asupan cairan anak usia 9-13 tahun di
Amerika Serikat tidak mencukupi kebutuhan tubuhnya. Penelitian lain
menunjukkan bahwa total asupan air anak usia sekolah (9-13 tahun) masih kurang
yaitu rata-rata 1066.0+423.8 ml/hari pada subjek laki-laki dan 1106.0+486.9
ml/hari pada subjek perempuan atau 1086.0±456.5 ml rata-rata keduanya;
sementara kebutuhan air tubuh sebesar 1800-2000 ml/hari (Ambarita et al. 2014).
Asupan cairan bisa didapatkan dari minum air tawar ataupun air campuran
seperti jus buah, sirup, air teh, kopi, dan lain-lain. Selain itu, asupan air juga bisa
didapatkan dari makanan yang mengandung tinggi air. Buah dan sayuran
merupakan bahan pangan tinggi air dari berbagai jenis makanan. Dengan demikian
konsumsi tinggi buah dan sayur dapat meningkatkan asupan cairan bagi tubuh
dibandingkan dengan konsumsi tinggi makanan dari pangan hewani. Konsumsi
buah dan sayur di Indonesia masih sangat rendah yaitu hanya sekitar 3.6%
penduduk Provinsi Jawa Barat yang mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 5 porsi
(Depkes 2013). Anak usia sekolah di Indonesia dianjurkan mengonsumsi buah dan
sayur sebanyak 300-400 g per orang per hari (Kemenkes 2014).

2

Konsumsi buah dan sayur yang tinggi akan berpengaruh pada pemenuhan
asupan cairan tubuh dari makanan. Penelitian Briawan et al. (2011) menunjukkan
rata-rata asupan cairan yang berasal dari buah dan sayuran pada siswa dan siswi
sekolah dasar di perkotaan masing-masing adalah 110.6+107.8 ml dan 111.6±94.0
ml serta memberikan kontibusi cairan yang besar (24.2%) setelah makanan pokok
(52.1%) dari asupan cairan secara keseluruhan. Kontribusi tersebut tergolong
rendah karena sebenarnya buah dan sayur merupakan pangan sumber air
dibandingkan bahan pangan lainnya, termasuk makanan pokok. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur pada kelompok siswa-siswi sekolah
dasar di perkotaan masih tergolong kurang.
Kebiasaan konsumsi buah dan sayur pada anak di perdesaan diduga akan
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan penelitian di atas. Karena alasan
ekonomi, konsumsi buah dan sayur pada anak-anak di perdesaan cenderung lebih
baik dibandingkan anak-anak di perkotaan. Penyediaan pangan hewani yang
terbatas pada rumah tangga, menjadikan anak di perdesaan mengonsumsi sayuran
lebih tinggi dibandingkan pangan hewani. Selain itu, ketersediaan buah-buahan
lebih mudah karena tanaman buah-buahan seringkali ditanam di pekarangan rumah
di perdesaan. Meskipun demikian, status hidrasi tidak akan tercapai dengan baik
jika konsumsi buah dan sayur juga tidak didukung oleh konsumsi air yang
mencukupi.
Seringkali anak-anak kurang peduli terhadap pentingnya asupan air dalam
jumlah yang cukup untuk mengimbangi aktivitas mereka. Hal ini tidak terlepas dari
pengetahuan dan kesadaran anak tentang pentinganya pemenuhan asupan air dari
makanan dan minuman. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas,
penelitian ditujukan untuk menganalisis kebiasaan konsumsi air, buah, dan sayur,
serta hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan status hidrasi anak sekolah
dasar di perdesaan, khususnya di wilayah barat Kabupaten Bogor.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis kebiasaan konsumsi
buah dan sayur serta hubungannya dengan status hidrasi pada anak usia sekolah
dasar.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengidentifikasi karakteristik contoh
2. Menganalisis status gizi contoh
3. Menganalisis aktivitas fisik contoh
4. Menganalisis kecukupan gizi dan kebiasaan konsumsi buah dan sayur
contoh
5. Menganalisis kebutuhan dan konsumsi cairan contoh
6. Menganalisis tingkat kecukupan cairan dan status hidrasi contoh

3

7. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, dan
tingkat kecukupan cairan dengan status hidrasi contoh
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
konsumsi buah dan sayur serta air terhadap status hidrasi pada anak usia sekolah
dasar. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi khususnya
mengenai asupan cairan, konsumsi buah dan sayur, dan meningkatkan kepedulian
terhadap bahaya dehidrasi dan pentingnya asupan cairan dan konsumsi buah dan
sayur yang cukup.

KERANGKA PEMIKIRAN
Konsumsi pangan merupakan informasi yang memberikan gambaran
terhadap jumlah dan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang pada
waktu tertentu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pangan
seseorang, antara lain karakteristik contoh yang meliputi umur, jenis kelamin, uang
saku, besar keluarga, serta pendapatan orang tua. Konsumsi pangan besar
pengaruhnya dan menentukan status gizi seseorang. Menurut Almatsier (2009),
status gizi merupakan kondisi tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan standar WHO (2007), status gizi dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk, dan obesitas.
Konsumsi pangan juga berkaitan dengan aktivitas fisik. Seseorang dengan
tingkat aktivitas fisik yang berat akan membutuhkan konsumsi pangan, termasuk
cairan, yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan tingkat aktivitas fisik
sedang atau ringan.
Konsumsi pangan menentukan tingkat kecukupan gizi dan cairan tubuh.
Asupan cairan bisa berasal dari tiga sumber, yaitu air yang berasal dari minuman,
air yang berasal dari makanan serta air metabolik. Air dari minuman bisa
merupakan air putih (matang), sari atau jus buah, minuman penyegar (teh, kopi,
kola), atau minuman cairan lainnya. Air metabolik merupakan cairan yang
didapatkan dari hasil metabolisme gizi makro penghasil energi, yaitu karbohidrat,
protein dan lemak. Adapun air dari makanan terutama berasal dari sayur dan buah
segar.
Sayur dan buah merupakan jenis pangan yang mengandung cukup banyak
air. Rendahnya konsumsi buah dan sayur pada anak usia sekolah dasar
memungkinkan rendahnya asupan cairan ke dalam tubuh dan akan mempengaruhi
terhadap status hidrasi contoh. Asupan cairan yang rendah dapat menyebabkan
terjadinya dehidrasi, baik ringan, sedang, bahkan berat apabila berlangsung terusmenerus. Dehidrasi tingkat sedang dan berat dapat menghambat kelancaran
sirkulasi darah dalam mengangkut zat-zat gizi menuju organ yang membutuhkan,
termasuk otak. Pada anak sekolah, dehidrasi akan dapat menurunkan prestasi anak
akibat kurangnya konsentrasi anak saat belajar.
Metode sederhana yang dapat dilakukan untuk mengukur status hidrasi
seseorang adalah dengan menggunakan kartu PURI atau periksa urin sendiri.

4

Berikut merupakan gambar kerangka pemikiran konsumsi buah dan sayur terhadap
status hidrasi pada siswa sekolah dasar.
Karakteristik Contoh:
- Umur
- Jenis Kelamin
- Uang Saku
- Karakteristik
Ekonomi Keluarga
- Besar Keluarga

Aktivitas Fisik

Konsumsi Pangan

Status Gizi

Konsumsi buah
dan sayur

Konsumsi Air
Kebutuhan
Cairan

Asupan Cairan
Tingkat Kecukupan
Cairan

Status Hidrasi

Konsentrasi
dan prestasi
belajar

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti
: Hubungan yang tidak diteliti
Gambar 1

Bagan kerangka konsumsi buah dan sayur dengan status hidrasi pada
anak usia sekolah dasar

5

METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu
Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dimana peneliti
mengumpulkan data pada suatu waktu untuk menggambarkan keterkaitan antar
variabel. Penelitian dilaksanakan di empat SD Negeri di empat kecamatan,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yaitu SDN Cibodas 2 Kecamatan Rumpin, SDN
Bojong Sempu 2 Kecamatan Parung, SDN Nanggung 1 Kecamatan Nanggung, dan
SDN Jasinga 7 Kecamatan Jasinga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari
2016 sampai Maret 2016. Proses pengolahan, analisis, dan interpretasi data
dilakukan pada bulan April 2016. Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan
penelitian berjudul “Promosi Gizi untuk Meningkatkan Status Iodium Anak di
Daerah Endemik GAKI di Wilayah Jawa Barat”. Pengambilan urin dalam
penelitian sudah mendapatkan persetujuan komisi etik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro dengan nomer sertifikat 271/EC/FKM/2015.
Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di 8 sekolah dasar
yang sudah dipilih sebelumnya yaitu berjumlah 192 contoh. Penarikan contoh
dilakukan dengan teknik purposive sampling terhadap siswa kelas 5 pada 4 sekolah
dasar yang telah ditentukan. Penetapan jumlah contoh minimum menggunakan
rumus Cross Sectional Study menurut Lemeshow et al. (1997) yaitu:
n > zα2 x p (1-p)/d2
Keterangan:
n
= jumlah subjek minimum
zα2
= 1.962
p
= 0.964 atau 96.4% prevalensi penduduk diatas 10 tahun yang kurang
konsumsi buah dan sayur di Jawa Barat (Riskesdas 2013)
d
= perkiraan akurasi (0.05)
Berdasarkan rumus tersebut didapatkan jumlah minimal contoh adalah 54
contoh. Untuk antisipasi drop out, jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 87 contoh. Semua contoh telah menyatakan kesediaannya untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Pernyataan kesediaan tersebut ditunjukkan
dalam formulir kesediaan informed consent yang ditandatangai oleh contoh
sebelum penelitian dimulai.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer,
terdiri atas data karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, uang saku, karakteristik
ekonomi keluarga), data antropometri (tinggi dan berat badan), aktivitas fisik,
konsumsi pangan (makanan dan minuman), serta status hidrasi. Data karateristik
contoh dikumpulkan dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner yang telah

6

diujicobakan sebelumnya. Data berat badan didapatkan dengan cara penimbangan
menggunakan timbangan berat badan digital sedangkan data tinggi badan dilakukan
dengan cara pengukuran menggunakan microtoise.
Data aktivitas fisik diperoleh dengan wawancara secara langsung
menggunakan kuesioner recall aktivitas 1x24 jam. Data konsumsi pangan sehari
diperoleh dengan wawancara langsung menggunakan metode food recall 2x24 jam,
sedangkan data konsumsi buah dan sayur dikumpulkan dengan metode Food
Frequency Questionare (FFQ). Pengumpulan data food recall dilakukan pada hari
penampungan urin dan hari sekolah lainnya. Asupan cairan diperoleh dari data
recall 1x24 jam pada saat dilakukan penampungan urin. Data status hidrasi
didapatkan dari urin yang dikumpulkan pada pagi hari dan ditampung dalam tabung
bening, kemudian dibandingkan dengan kartu PURI (periksa urin sendiri).
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
No. Jenis Data
Variabel
Cara Pengumpulan Data
1.
Karakteristik
- Umur
Wawancara struktur
Contoh
- Jenis kelamin
menggunakan kuesioner.
- Uang saku
- Besar keluarga
- Pendapatan orangtua
2.
Antropometri
- Tinggi badan
Pengukuran langsung
- Berat badan
menggunakan microtoise
dan timbangan badan
digital.
3.
Konsumsi Pangan
- Jumlah dan jenis
Wawancara
konsumsi pangan
menggunakan kuesioner
metode dan recall 2x24
- Konsumsi buah dan
jam dan Food Frequency
sayur
Questionare (FFQ)
4.
Konsumsi Air
- Konsumsi air
Recall 1x24 jam pada
minuman
saat dilakukan
penampungan urin
5.
Status Hidrasi
- Warna urin
Dilakukan pengambilan
urin contoh pada pagi
hari menjelang siang hari
yang di tampung dalam
tabung bening, kemudian
dibandingkan
menggunakan kartu
PURI (periksa urin
sendiri)
6.
Aktivitas fisik
- Jenis dan durasi
Kuesioner recall
kegiatan
aktivitas 1x24 jam
Data kebiasaan minum contoh saat di sekolah diperoleh dengan melakukan
wawancara langsung kepada contoh. Contoh diberikan pertanyaan tentang
minuman kesukaan, alasan paling sering untuk minum saat di sekolah, frekuensi
minum saat di sekolah, waktu minum, asal minum, dan jenis aktivitas di sekolah

7

yang mendorong contoh untuk minum. Contoh diberikan pilihan jawaban dan
diminta untuk memilih satu jawaban untuk pertanyaan tersebut.
Data kecenderungan dehidrasi yang dilihat dari tanda-tanda dehidrasi secara
fisik. Tanda-tanda dehidrasi tersebut antara lain haus, lelah, kulit kering, mulut dan
tenggorokan kering (AFIC 2000). Contoh diberikan pertanyaan apakah dalam
seminggu terakhir contoh pernah mengalami tanda-tanda dehidrasi fisik tersebut.
Pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.
Pengolahan dan Analisis Data
Tahapan pengolahan data terdiri dari, editing, coding, entry, cleaning, dan
analyzing. Proses editing merupakan proses pemeriksaan seluruh kuesioner setelah
data terkumpul. Proses coding adalah proses memberikan kode yang memudahkan
peneliti dalam pengolahan data. Proses entry merupakan proses memasukkaan data
kuesioner yang sudah diberikan kode komputer. Proses cleaning merupakan proses
pemeriksaan kembali data yang berada diluar pilihan jawaban atau data yang tidak
wajar. Pengolahan dan analisis data menggunakan program Microsoft Excell dan
Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 21.0 for Windows.
Tabel 2 Pengelompokkan variabel penelitian
No
I

Variabel
Karakteristik Contoh
1 Umur

2 Jenis kelamin
3 Uang saku (sebaran data)

4 Besar keluarga
(BKKBN 1998)
5 Karakteristik ekonomi keluarga
(BPS 2015)

II

Kecukupan Zat Gizi Contoh
1 Tingkat kecukupan energi
2 Tingkat kecukupan protein
(Depkes 1996)

3 Tingkat kecukupan lemak
(Kemenkes 2014)
4 Tingkat kecukupan karbohidrat
(Kemenkes 2014)

Kategori Pengukuran












9 tahun
• 12 tahun
10 tahun
• 13 tahun
11 tahun
Laki-laki
• Perempuan
Rendah (