2.9. Pengaruh Peningkatan Suhu Pada Reaksi
Temperatur dalam reaksi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena semakin tinggi temperature maka konversi reaksi semakin tinggi karena molekul yang
bergerak di dalam larutan memiliki sejumlah tertentu energi potensial dalam ikatan-ikatan atomnya dan sejumlah energi kinetik dalam gerakan atom-atomnya. Dengan pemanasan atau
menaikkan suhu, molekul memperoleh tambahan energi kinetik, lebih sering terjadi tumbukan dan lebih bertenaga, dan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial.
Agar bereaksi, molekul-molekul yang bertumbukan itu harus mengandung cukup energi potensial untuk mencapai keadaan transisi pada saat bertumbukan dan terjadi
pematahan ikatan. Energi yang harus dimiliki molekul untuk melewati keadaan transisi ini merupakan energi aktivasi, sehingga semakin besar energi potensial yang dimiliki molekul
akibat pemanasan atau kenaikan suhu, semakin mudah molekul melewati keadaan transisi dan reaksi yang terjadi semakin cepat.
2.10. Reaksi Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida dengan alkohol membentuk metil ester asam lemak FAME dan gliserol sebagai produk samping.
Persamaan umum Reaksi transesterifikasi ditunjukkan seperti di bawah ini :
C H
2
C H
C H
2
O O
O C
C C
R R
R O
O O
C H
3
OH
+
C H
2
C H
C H
2
OH OH
OH
+
R C
O O
CH
3
Trigliserida Katalis
Glisrol Metil ester asam lemak
FAME
Metode transesterifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan katalis asam. Katalis asam yang digunakan antara lain seperti asam klorida anhidrat, asam sulfat, maupun turunan
sulfonat. Asam sulfat dalam metanol secara umum sudah banyak dilakukan. Minyak nabati
mengalami reaksi transesterifikasi dikatalisis dengan campuran 10 asam sulfat dalam
Universitas Sumatera Utara
metanol sambil dipanaskan. Kemampuan katalisis asam sulfat metanol 1-2 setara dengan sifat asam klorida – metanol 5 dan katalis asam sulfat ini mudah dibuat.
Transesterifikasi dengan katalis ini menghasikan alkil ester berjumlah banyak, tetapi berjalan lambat. Faktor
perbandingan jumlah alkohol dengan minyak adalah penting. Kelebihan alkohol membuat glisrol sulit untuk diperoleh. Karena itu perbandingan pemakaian alkohol dengan minyak
harus dibuat dengan tepat. Dengan prinsip kesetimbangan, maka pemakaian alkohol yang berlebih akan menggeser kesetimbangan kearah kanan sehingga berpengaruh pada
peningkatan jumlah ester yang terbentuk.
Mekanisme transesterifikasi dengan katalis asam dapat dilihat pada gambar dibawah ini
R C
O O
R
1
H
+
R C
O O
+
H R
1
R
2
OH R
C O
O
+
O H
R
2
H R
1
R C
O O
+
H R
2
R C
O O
R
2
HOR
1
H
+
Ester Lemak alkohol
Alkil Ester
Reaksi ini akan berlangsung dengan menggunakan katalis alkali pada tekanan atmosfir dan temperatur antara 60 – 70°C dengan menggunakan alkohol. Proses
transesterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor penting antara lain :
1. Lama Reaksi Semakin lama waktu reaksi semakin banyak produk yang dihasilkan karena keadaan
ini akan memberikan kesempatan terhadap molekul-molekul reaktan untuk bertumbukan satu sama lain. Namun setelah kesetimbangan tercapai tambahan waktu
reaksi tidak mempengaruhi reaksi. 2. Rasio perbandingan alkohol dengan minyak
Rasio molar antara alkohol dengan minyak nabati sangat mempengaruhi dengan metil ester yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah alkohol yang dugunakan maka
Universitas Sumatera Utara
konversi ester yang dihasilkan akan bertambah banyak. Perbandingan molar antara alkohol dan minyak nabati yang biasa digunakan dalam proses industri untuk
mendapatkan produksi metil ester yang lebih besar dari 98 berat adalah 6 : 1 Freedman, B. 1984.
3. Jenis katalis Katalis berfungsi untuk memepercepat reaksi dan menurunkan energi aktivasi
sehingga reaksi dapat berlangsung pada suhu kamar sedangkan tanpa katalis reaksi dapat berlangsung pada suhu 250°C, katalis yang biasa digunakan dalam reaksi
transesterifikasi adalah katalis basa seperti kalium hidroksida KOH dan natrium hidroksida NaOH.
Reaksi transesterifikasi dengan katalis basa akan menghasilkan konversi minyak nabati menjadi metil ester yang optimum 94 - 99dengan jumlah katalis 0,5 – 1,5 bb
minyak nabati. Jumlah katalis KOH yang efektif untuk menghasilkan konversi yang optimum pada reaksi transesterifikasi adalah 1 bb minyak nabati Darnoko, D., 2000.
2.11. Sifat-Sifat Penting dari Bahan Bakar Mesin Diesel