Performa Produksi Dan Profil Metabolik Darah Domba Garut Dan Domba Jonggol Jantan Dengan Pemberian Limbah Tauge Dan Omega-3.

PERFORMA PRODUKSI DAN PROFIL METABOLIK DARAH DOMBA
GARUT DAN DOMBA JONGGOL JANTAN DENGAN
PEMBERIAN LIMBAH TAUGE DAN OMEGA-3

GAGAH HENDRA WIJAYA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Performa Produksi dan
Profil Metabolik Darah Domba Garut dan Domba Jonggol Jantan dengan
Pemberian Limbah Tauge dan Omega-3 adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015
Gagah Hendra Wijaya
D151130061

RINGKASAN
GAGAH HENDRA WIJAYA. Performa Produksi dan Profil Metabolik Darah
Domba Garut dan Domba Jonggol Jantan dengan Pemberian Limbah Tauge dan
Omega-3. Dibimbing oleh MOHAMAD YAMIN, HENNY NURAINI, dan
ANITA ESFANDIARI.
Usaha budidaya domba memerlukan manajemen pengelolaan budidaya yang
baik, meliputi pemberian pakan berkualitas, manajemen kandang yang baik, dan
lingkungan yang kondusif. Komponen pendukung agribisnis yang sering menjadi
kendala dalam peternakan domba adalah kontinuitas ketersediaan hijauan sebagai
pakan utama. Dibutuhkan suatu upaya pakan alternatif yang murah dan mudah
diperoleh, salah satunya dengan memanfaatkan limbah hijauan pasar seperti
limbah tauge. Limbah tauge memiliki kadar protein kasar mencapai 13.63% dan
serat kasar 49.44%. Hal tersebut menunjukkan limbah tauge berpotensi untuk
dijadikan sebagai pakan domba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan performa
produksi dan profil metabolik darah domba garut dan jonggol jantan dewasa
dengan pemberian pakan yang mengandung limbah tauge dan omega-3. Penelitian
ini menggunakan 24 ekor domba jantan dewasa yang terdiri atas 12 ekor domba
garut dengan rataan bobot badan 36.43±1.45 kg (koefisien keragaman = 13.87%)
dan 12 ekor domba jonggol dengan rataan bobot badan 23.09±0.57 kg (koefisien
keragaman = 8.64%).
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola
faktorial (2x3) dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama perlakuan adalah bangsa
domba (domba garut dan jonggol). Faktor kedua adalah perbedaan jenis ransum
yang terdiri atas : R0 (rumput lapang 40% + konsentrat I 60%), R1 (limbah tauge
40% + konsentrat II 60% ), dan R2 (limbah tauge 40% + konsentrat II 60% +
omega-3). Data yang diperoleh dianilisis dengan uji ANOVA dan bila berbeda
nyata dilanjutkan dengan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi pakan dan pertambahan
bobot badan harian (PBBH) domba dengan perlakuan pemberian limbah tauge
(R1) memiliki kecenderungan hasil terbaik. Performa produksi domba garut lebih
baik dibandingkan dengan domba jonggol. Profil metabolik darah yang terdiri atas
kadar total protein, kolesterol, dan glukosa darah masih dalam kisaran normal
pada semua bangsa domba dan semua perlakuan ransum. Pemberian limbah tauge

sebagai alternatif pakan substitusi rumput berpengaruh positif terhadap performa
produksi dan profil metabolik darah domba.
Kata kunci : domba garut jantan dewasa, domba jonggol jantan dewasa, limbah
tauge, performa produksi, profil metabolik darah

SUMMARY
GAGAH HENDRA WIJAYA. Production Performance and Blood Metabolic
Profiles of Garut and Jonggol Rams that was Fed Mung Bean Sprout Waste and
Omega-3. Supervised by MOHAMAD YAMIN, HENNY NURAINI, dan ANITA
ESFANDIARI.
Rams farming requires good farm management includes providing high
quality feed, good cages management, and conducive environment. Agribusiness
supporting components that become obstacles in ram husbandry is continuity of
forage availability as the main feed. It needs cheap and easily obtainable
alternative feed, one of them by utilizing green waste such as mung bean sprout
waste. Mung bean sprout waste had higher levels of 13.63% crude protein and
49.44% crude fiber. This indicate the potential of mung bean sprout waste as feed
for ram.
The objectives of this study evaluated and compared production
performance and blood metabolic profiles of garut and jonggol rams that was fed

mung bean sprout waste and omega-3. This research used 24 rams aged 1-2 years,
consist of 12 garut rams weighed 36.43±1.45 kg (CV = 13.87%) and 12 jonggol
rams weighed 23.09±0.57 kg (CV = 8.64%).
Research method used Completely Randomized Design (RAL) with 2 x 3
factorial and 4 replications. The first factor were different breeds of garut and
jonggol. The second factor were different feed percentage, consist of R0 (40%
grass + 60% concentrate I), R1 (40% mung bean sprouts waste + 60% concentrate
II), and R2 (40% mung bean sprouts waste + 60% concentrate II + omega-3). Data
analyzed by analysis of variance (ANOVA) and Duncan analysis.
The results showed that R1 had the highest performance on feed efficiency
and average daily gain (ADG) parameters. Based on the result of blood metabolic
test, rams blood total protein, cholesterol, and glucose were normal. It was
concluded that giving mung bean sprout waste as grass substitution have a
positive effect on the performance of the rams production performance.
Keywords : blood metabolic profiles, garut rams, jonggol rams, mung bean
sprouts waste, production performance

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

1

PERFORMA PRODUKSI DAN PROFIL METABOLIK DARAH DOMBA
GARUT DAN DOMBA JONGGOL JANTAN DENGAN
PEMBERIAN LIMBAH TAUGE DAN OMEGA-3

GAGAH HENDRA WIJAYA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Didid Diapari, MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala,
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wasalam yang telah memberikan syafaatnya bagi seluruh umat
manusia. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah kajian pemberian pakan
substitusi pada domba lokal jantan dewasa dengan judul Performa Produksi dan
Profil Metabolik Darah Domba Garut dan Domba Jonggol Jantan dengan
Pemberian Limbah Tauge dan Omega-3.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Mohamad Yamin, MAgrSc,
Dr Ir Henny Nuraini, MSi, dan Dr drh Anita Esfandiari, MSi selaku komisi
pembimbing. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para penguji sidang

Dr Ir Didid Diapari, MSi dan Dr Ir Salundik, MSi yang telah banyak memberi
saran hasil penelitian. Penghargaan penulis sampaikan kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi yang telah membantu penulis selama studi dan penelitian
melalui Beasiswa Program Pendidikan Dalam Negeri (BPPDN) dan Dr Ir
Mohamad Yamin, MAgrSc atas bantuan dana penelitian melalui skema hibah
bersaing penelitian unggulan strategis nasional.
Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh dosen ITP
atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan, Ir Sri Rahayu, MSi atas
pendampingan selama penelitian, teman satu penelitian Nurcholis, Atik, dan
Luthfi atas kerjasamanya, Aslimah, Khaerudin, Ahmad Furqon, serta Ayu Lestari
untuk proses analisis data, rekan-rekan Pascasarjana ITP khususnya angkatan
2013, staf administrasi Pascasarjana ITP atas dukungan dan kerja samanya selama
penulis menyelesaikan studi serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua
penulis Drs Nur Hendaya dan Dra Wijayanti, kakak-kakak Anton Nurarif Yanto,
Andy Hendrayanto, Lilis Sariah, Cica Riyani, keponakan Revano dan Aliqa serta
seluruh keluarga besar penulis atas segala doa dan perhatian yang diberikan
kepada penulis. Semoga kelak ilmu yang telah diperoleh berguna untuk generasi
berikutnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, September 2015

Gagah Hendra Wijaya

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran

1
1
2
2
3

2 METODE

4

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Bahan Kering (BK)
Konsumsi Protein Kasar (PK)
Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)
Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
Efisiensi Pakan

Uji Profil Metabolik Darah

7
8
9
10
11
13
13

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

17
17
17

DAFTAR PUSTAKA


18

RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

Kadar nutrien penyusun ransum (100% bahan kering)
Komposisi omega-3 1000 mg-1 kapsul-1
Rataan konsumsi bahan kering (g ekor-1 hari-1)
Rataan konsumsi protein kasar (g ekor-1 hari-1)
Rataan konsumsi TDN (g ekor-1 hari-1)
Rataan pertambahan bobot badan harian domba (g ekor-1 hari-1)
Rataan efisiensi pakan (%)
Hasil analisis kadar total protein, glukosa, dan kolesterol darah

5
5
8
9
10
12
13
14

DAFTAR GAMBAR
1 Bagan kerangka pemikiran penelitian

3

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia. Domba
banyak diternakkan karena memiliki beberapa keunggulan seperti bersifat prolifik
(beranak lebih dari 1 ekor), cepat berkembang biak, sumber protein hewani,
mudah beradaptasi, hasil ikutannya berupa feses dapat dijadikan pupuk, dan
kulitnya dapat dijadikan hiasan. Perkembangan usaha budidaya domba semakin
pesat karena peningkatan permintaan dan timbulnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya daging domba berkualitas. Domba yang berkualitas dapat dihasilkan
dengan memperhatikan teknologi dalam manajemen pengelolaan budidaya,
meliputi pemberian pakan berkualitas, manajemen kandang yang baik, dan
lingkungan yang kondusif. Kombinasi usaha penggemukan dan pembibitan
domba harus dikembangkan secara proporsional agar usaha domba tersebut
berjalan secara berkelanjutan (Yamin et al. 2012).
Domba yang diternakkan di Indonesia berasal dari berbagai daerah. Setiap
daerah mempunyai potensi genetik spesifik yang telah beradaptasi dengan
lingkungan setempat. Domba lokal yang banyak diternakkan di daerah Jawa Barat
yaitu domba garut dan jonggol. Kedua bangsa domba tersebut merupakan domba
lokal yang mempunyai tingkat adaptasi yang baik terhadap lingkungan di daerah
tropis (Sumantri et al. 2007). Domba di Indonesia pada umumnya memiliki
produktivitas yang rendah, hal ini disebabkan pakan yang diberikan kurang
berkualitas dan jumlahnya terbatas. Pemberian pakan yang berkualitas tinggi
banyak dilakukan melalui berbagai alternatif bahan pakan dan manajemen
pemberian pakan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
Komponen pendukung agribisnis yang sering menjadi kendala adalah
kontinuitas ketersediaan pakan hijauan (Herman 2005). Pakan merupakan
komponen biaya terbesar yang diperlukan dalam budidaya domba. Domba
mengkonsumsi pakan utama berserat berupa hijauan. Kondisi saat ini yang terjadi
adalah ketersediaan lahan hijauan yang semakin lama semakin sedikit karena
banyak digunakan untuk industri dan pembangunan gedung. Dibutuhkan suatu
upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mencari bahan pakan
alternatif yang dapat menggantikan hijauan, diantaranya adalah memanfaatkan
limbah hijauan pasar seperti limbah tauge.
Limbah tauge merupakan hasil buangan pembuatan tauge kacang hijau
berupa kulit dan potongan-potongan akar serta kepala tauge yang lolos saat
pemisahan tauge. Hasil survei di kota Bogor menunjukkan bahwa potensi limbah
tauge mencapai 1 500 kg hari-1 (Rahayu et al. 2010). Limbah tauge mempunyai
kadar nutrien yang baik karena berasal dari kacang hijau yang tinggi kadar
nutriennya. Hasil penelitian Rahayu et al. (2010) menunjukkan dalam 100%
bahan kering limbah tauge mengandung protein kasar sebesar 13.63%, serat kasar
49.44%, dan TDN 64.65%. Limbah tauge yang diberikan hingga taraf 30% dalam
ransum domba, dapat menghasilkan pertambahan bobot badan harian (PBBH)
sebesar 127.00 g ekor-1 hari-1 pada domba ekor tipis dan pada domba garut sebesar
153.30 g ekor-1 hari-1 (Rahayu et al. 2013). Hal tersebut menunjukkan limbah
tauge berpotensi untuk dijadikan sebagai pakan domba.

2
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Yamin et al. (2013b) dengan
menggunakan limbah tauge berbagai taraf pada domba jantan dewasa muda,
menunjukkan pemberian limbah tauge dengan taraf 40% ditambahkan 60%
konsentrat memberikan hasil yang terbaik terhadap performa produksi domba dan
tidak menimbulkan stres. Indikator domba mengalami stres menurut Gougoulis et
al. (2010) yaitu terjadi peningkatan lokomosi, vokalisasi (mengembik), dan
penyerangan (agonistik) saat domba diberi pakan pagi hari. Hasil penelitian juga
menunjukkan pemberian pakan pada sore hari cenderung lebih baik terhadap
pertumbuhan dan tingkah laku domba.
Salah satu usaha untuk meningkatan performa produksi domba dapat
dilakukan dengan penambahan suplemen, contohnya suplemen omega-3 yang
berasal dari minyak ikan. Omega-3 termasuk dalam asam lemak poli tak jenuh
atau poly unsaturated fatty acid (PUFA) yang merupakan asam lemak yang
sangat penting karena termasuk asam lemak esensial yang berasal dari makanan
dan tidak dapat disintesis di dalam tubuh. Asam-asam lemak yang masuk ke
dalam rumen akan mengalami biohidrogenasi oleh mikroba rumen. Asam lemak
yang tidak mengalami proses biohidrogenasi merupakan lemak by pass yang
mengandung sumber energi dan tidak mempunyai efek terhadap fermentasi
rumen. Asam lemak ganda tidak jenuh seperti omega-3 mempunyai peranan
penting untuk kesehatan karena membantu mencegah pengerasan pada pembuluh
arteri dan penyakit jantung (Parakkasi 1999). Penambahan omega-3 pada
penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki performa produksi domba.
Domba yang telah diberi perlakuan penelitian, perlu dianalisis profil
metabolik darahnya untuk mengetahui status fisiologis domba. Proses
metabolisme dalam tubuh domba berperan mengubah zat makanan seperti asam
amino, asam lemak, dan glukosa menjadi senyawa yang diperlukan untuk proses
kehidupan domba. Profil metabolik darah dapat digunakan untuk mengetahui
status fisiologis dalam tubuh. Pengkajian dan penelitian tentang profil metabolik
darah diperlukan untuk melihat seberapa besar nutrien diserap ke dalam darah dan
selanjutnya dimetabolisme dalam tubuh domba.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan performa
produksi dan kadar metabolik darah domba garut dan jonggol jantan dewasa
dengan pemberian ransum yang mengandung limbah tauge dan omega-3.

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat bahwa limbah tauge dapat dimanfaatkan sebagai pakan substitusi
untuk meningkatkan produksi domba garut dan jonggol jantan dewasa.
Penambahan omega-3 yang merupakan asam lemak esensial pada penelitian ini,
diharapkan mampu meningkatkan performa produksi domba.

3
Kerangka Pemikiran
Usaha budidaya domba memerlukan manajemen pengelolaan budidaya yang
baik meliputi pemberian pakan berkualitas, manajemen kandang yang baik, dan
lingkungan yang kondusif. Komponen pendukung agribisnis yang sering menjadi
kendala dalam peternakan domba adalah kontinuitas ketersediaan hijauan sebagai
pakan utama. Dibutuhkan suatu upaya pakan alternatif yang murah dan mudah
diperoleh, salah satunya dengan memanfaatkan limbah hijauan pasar seperti
limbah tauge. Limbah tauge memiliki kadar protein kasar mencapai 13.63% dan
serat kasar 49.44%. Hal tersebut menunjukkan limbah tauge berpotensi untuk
dijadikan sebagai pakan domba.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian limbah tauge pada
sore hari dengan taraf 40% ditambahkan 60% konsentrat memberikan hasil yang
terbaik terhadap performa produksi domba. Penambahan omega-3, diharapkan
mampu memperbaiki performa produksi domba. Domba yang telah diberi
perlakuan penelitian, perlu dianalisis profil metabolik darahnya untuk mengetahui
status fisiologis domba. Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.
Peningkatan performa produksi domba lokal jantan dewasa
Domba garut

Domba jonggol
Faktor lingkungan

Pakan substitusi hijauan
Limbah tauge

Suplemen tambahan
Omega-3

Suhu lingkungan

Pemberian ransum sore hari

Performa pertumbuhan produksi
 Konsumsi BK
 Konsumsi PK
 Konsumsi TDN
 PBBH
 Efisiensi pakan
Uji metabolik darah
 Total protein
 Glukosa
 Kolesterol

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran penelitian

4

2 METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan dari bulan September sampai Desember 2014.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia
Kecil Blok B, Fakultas Peternakan IPB untuk pemeliharaan ternak, uji profil
metabolik darah di laboratorium Patologi Klinik, Pusat Studi Satwa Primata
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB, serta analisis
proksimat ransum di laboratorium Pusat Antar Universitas Institut Pertanian
Bogor.

Materi
Hewan Ternak
Hewan ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor domba
lokal jantan dewasa berumur 1-2 tahun, yang terdiri atas 12 ekor domba garut
dengan rataan bobot badan 36.43±1.45 kg (koefisien keragaman = 13.87%) dan
12 ekor domba jonggol dengan rataan bobot badan 23.09±0.57 kg (koefisien
keragaman = 8.64%). Domba garut berasal dari peternak lokal di Cimande,
Sukabumi dan domba jonggol berasal dari Unit Pendidikan dan Penelitian
Peternakan Jonggol (UP3J) Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu
berukuran 1.5 x 0.75 m yang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum.
Peralatan yang digunakan yaitu timbangan domba, timbangan pakan, kamera
digital, gunting, label, buku catatan, alat tulis, spoit 10 mL, tabung ependorf, cool
box, dan photometer 5100.
Perlakuan Penelitian
Rumput yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Laboratorium
Lapang Ternak Ruminansia Kecil, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Limbah tauge yang digunakan diperoleh dari para pedagang tauge di sekitar pasar
bogor. Konsentrat komersial yang digunakan berbentuk mash dan berasal dari PT
Indonesia Formula Feed Bogor. Ransum domba yang diberikan terdiri atas R0
mengandung 40% rumput lapang dan 60% konsentrat I, R1 mengandung 40%
limbah tauge dan 60% konsentrat II, serta R2 yang mengandung 40% limbah
tauge, 60% konsentrat II, dan omega-3. Konsentrat I merupakan konsentrat yang
ditambahkan pada ransum domba dengan pemberian rumput lapang (R0)
sedangkan konsentrat II ditambahkan pada ransum domba dengan pemberian
limbah tauge (R1 dan R2). Pemberian dilakukan berdasarkan iso kalori.
Rumput lapang, limbah tauge, dan konsentrat diberikan secara bersamaan
dalam bentuk segar, sebanyak 4% bahan kering dari bobot badan domba.
Suplemen omega-3 diberikan pada perlakuan R2 sebanyak satu kapsul ekor-1
hari-1. Kadar nutrien penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan
komposisi omega-3 disajikan pada Tabel 2.

5
Tabel 1 Kadar nutrien penyusun ransum (100% bahan kering)*
Abu
PK
SK
LK
Beta-N
TDN**
-------------------------------%----------------------------------

Bahan
Limbah Tauge (LT)
Rumput (RL)
Konsentrat I
Konsentrat II

2.82
7.59
14.06
13.83

13.76
9.56
13.86
12.32

30.13
23.60
14.65
14.43

0.42
0.82
6.63
6.51

52.87
58.43
50.80
52.91

57.92
55.33
65.88
65.82

* PAU IPB (2014);
** Hartadi et al. (1997)

Tabel 2 Komposisi omega-3 1000 mg-1 kapsul-1*
Komposisi

Total

Wild salmon oil
Vitamin E
EPA (Eicosa Pentaenoic Acid)
DHA (Docosahexaenoic Acid)

1000 mg
10 mg
90 mg 1000 mg-1
90 mg 1000 mg-1

* Nature pristine (Wild Salmon oil) diproduksi oleh : Natural Factors Nutritiona Products

Prosedur
Sebelum penelitian dimulai, dilakukan persiapan penelitian yang meliputi :
persiapan tempat dan peralatan, pengadaan pakan, dan obat-obatan. Domba yang
digunakan terlebih dahulu dicukur, dimandikan, diberi obat cacing, dan vitamin bkompleks. Pengacakan dilakukan dengan setiap domba yang akan diberikan
perlakuan diundi secara acak.
Pemeliharaan
Domba yang dipelihara dibagi secara acak ke dalam 24 sekat kandang yang
masing-masing sekat terdiri atas satu ekor domba. Pengacakan berdasarkan
pengelompokan bobot badan dari yang terendah sampai yang tertinggi dalam
setiap perlakuan. Pemeliharaan dilakukan selama 53 hari, dengan masa adaptasi
ransum dan lingkungan sebelum domba diberikan perlakuan adalah selama 14
hari agar domba terbiasa dengan kondisi baru. Setelah masa adaptasi selesai,
domba mulai diberikan ransum sesuai dengan perlakuan dan diberi air minum ad
libitum. Pemberian ransum dilakukan sore hari pada pukul 16.00-17.00 WIB. Sisa
ransum dan air minum ditimbang keesokan harinya sebelum diberikan ransum
kembali dan dicatat. Bobot badan domba ditimbang setiap 14 hari sekali selama
pemeliharaan, hal ini dilakukan untuk menghindari stres.
Pengambilan Sampel Darah dan Uji Profil Metabolik Darah
Pengambilan sampel darah dilakukan di periode akhir masa pemeliharaan.
Sampel darah diambil dari masing-masing domba sebanyak 5 mL melalui vena
jugularis dengan menggunakan spoit 10 mL. Sampel darah dibiarkan dalam suhu
ruang sekitar 1-2 jam sampai memisah sempurna antara serum dan plasma darah.

6
Sampel darah lalu disentrifus pada 4 000 g selama 3 menit agar serum terpisah
secara sempurna. Serum kemudian dipindahkan ke dalam tabung eppendorf untuk
dianalisis kadar profil metabolik, yang meliputi kadar total protein, kolesterol, dan
glukosa. Analisis profil metabolik dilakukan di laboratorium Patologi Klinik Pusat
Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor menggunakan Photometer 5010.

Rancangan dan Analisis Data
Model
Percobaan ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial (2x3) dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama perlakuan adalah bangsa
domba (domba garut dan jonggol) dan faktor kedua adalah jenis ransum (R0, R1,
dan R2). Model rancangan yang digunakan menurut Mattjik dan Sumertajaya
(2013) adalah:
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Keterangan:
Yijk : nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ke-j
µ
: nilai tengah
αi
: pengaruh perlakuan bangsa domba (garut dan jonggol) ke-i
βi
: pengaruh perlakuan jenis ransum (R0, R1, dan R2) ke-j
(αβ)ij : pengaruh interaksi antara bangsa dan jenis ransum
εijk
: pengaruh galat percobaan ke-i pada satuan percobaan ke-j
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode ANOVA (Analysis of
Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati.
Jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur maka dilanjutkan
dengan uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan
tersebut.
Peubah yang Diamati
1. Konsumsi bahan kering (BK)
Jumlah konsumsi bahan kering dihitung dari konsumsi pakan segar
dikalikan kadar bahan kering pakan.
Konsumsi BK (g ekor-1 hari-1) = konsumsi pakan segar x kadar BK pakan (%)
2. Konsumsi protein kasar (PK)
Konsumsi protein kasar dihitung dari konsumsi bahan kering pakan
dikalikan kadar protein kasar pakan.
Konsumsi PK (g ekor-1 hari-1) = konsumsi BK pakan x kadar PK pakan (%)
3. Konsumsi total digestible nutrient (TDN)
Konsumsi TDN dihitung dari konsumsi BK pakan dikalikan kadar TDN
pakan.
Konsumsi TDN (g ekor-1 hari-1) = konsumsi BK pakan x kadar TDN pakan (%)

7
4. Pertambahan bobot badan harian (PBBH)
Domba ditimbang setiap dua minggu sekali dengan menggunakan
timbangan kapasitas 100 kg dan skala 50 g. Perhitungan pertambahan bobot
badan harian (PBBH) adalah sebagai berikut :
PBBH (g ekor-1 hari-1)= 1/n {(BB2 - BB1) + .... + (BBi – BB (i-1)}
i
n adalah penimbangan yang dilakukan setiap hari ke-, dalam penelitian ini
dilakukan setiap hari ke-14 ; i adalah frekuensi penimbangan, jumlah
penimbangan yang dilakukan adalah 4 kali selama penelitian berlangsung
5. Efisiensi pakan
Efisiensi pakan dihitung dengan membandingkan pertambahan bobot
badan selama penggemukan dan konsumsi pakan dikali 100%.
PBBH
Efisiensi pakan (%) =
x 100%
Konsumsi BK pakan hari-1
6. Profil metabolik darah
Parameter profil metabolik darah yang diamati meliputi kadar total
protein, kolesterol, dan glukosa. Parameter profil metabolik darah dianalisis
menggunakan photometer 5010.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pencernaan domba dibagi menjadi pencernaan mekanik di mulut,
pencernaan fermentatif di rumen, dan pencernaan enzimatis pasca rumen
(hidrolitik). Pencernaan mekanik mengubah pakan menjadi bagian yang lebih
kecil atau sederhana. Pencernaan mekanik dilakukan di mulut dengan bantuan gigi
melalui beberapa tahapan yaitu (1) prehension yaitu proses pengambilan pakan
dengan bantuan lidah; (2) mastikasi yaitu proses mengunyah pakan untuk
memperkecil volume pakan; (3) salivasi yaitu proses membasahi pakan dengan
saliva; dan (4) deglutisi yaitu proses penelanan pakan. Pencernaan fermentatif
merupakan pencernaan yang menghasilkan produk yang jauh berbeda dengan
senyawa asal dengan bantuan mikroba rumen, contohnya adalah protein setelah
mengalami fermentasi berubah menjadi amonia. Pencernaan hidrolitik berfungsi
untuk menguraikan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Pencernaan ini umumnya dibantu oleh peran enzim, contohnya adalah lemak
dirubah menjadi gliserol dan asam lemak (Parakkasi 1999).
Proses pencernaan akan berpengaruh terhadap performa produksi domba.
Bila domba dalam keadaan sehat maka proses pencernaannya akan berjalan
normal dan menghasilkan performa produksi yang baik. Menurut Sutardi (1980),
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan yaitu palatabilitas, jumlah
pakan yang tersedia, dan kualitas bahan pakan. Performa produksi dapat dilihat
melalui beberapa indikator seperti: konsumsi bahan kering, protein kasar, TDN,
pertambahan bobot badan harian, efisiensi pakan, dan profil metabolik darah.

8
Konsumsi Bahan Kering (BK)
Bahan kering (BK) merupakan salah satu hasil dari pembagian fraksi yang
berasal dari bahan pakan setelah dikurangi kadar air. Penentuan bahan kering
berkaitan dengan pengeringan sampel pakan hingga tercapai berat konstan. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindari berubahnya kandungan nutrisi dalam pakan
karena berkurang atau bertambahnya kadar air dari lingkungan. Konsumsi bahan
kering berpengaruh terhadap performa produksi domba dan dapat menjadi
indikator kualitas ransum. Rataan konsumsi bahan kering ransum penelitian ini
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Rataan konsumsi bahan kering (g ekor-1 hari-1)
Bangsa
Garut
Jonggol
Rataan

Jenis Ransum
R0
1 322.07±108.06
1 117.41± 9.91
1 219.74± 43.63

R1
1 402.96±84.55
986.25± 7.56
1 194.60±43.63

R2
1 236.98±56.29
976.28±26.37
1 106.63±43.63

Rataan
1 320.67±35.63A
1 026.65±35.63B

Huruf berbeda (A,B) pada baris atau kolom rataan menunjukkan berbeda nyata (P