Performa Domba Garut dengan Pemberian Pakan Limbah Tauge dan Kangkung Kering Sebagai Hijauan Pengganti Rumput

PERFORMA DOMBA GARUT DENGAN PEMBERIAN PAKAN
LIMBAH TAUGE DAN KANGKUNG KERING SEBAGAI
HIJAUAN PENGGANTI RUMPUT

IKE WULAN SARI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Domba Garut
dengan Pemberian Pakan Limbah Tauge dan Kangkung Kering sebagai Hijauan
Pengganti Rumput adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Ike Wulan Sari
NIM D14090108

ABSTRAK
IKE WULAN SARI. Performa Domba Garut dengan Pemberian Pakan Limbah
Tauge dan Kangkung Kering sebagai Hijauan Pengganti Rumput. Dibimbing
oleh SRI RAHAYU dan MOHAMMAD YAMIN.
Perbaikan kualitas pakan dan manajemen pemeliharaan dapat meningkatkan
performa domba. Saat ini ketersediaan pakan seperti rumput dengan kualitas yang
baik relatif mahal, sehingga perlu pakan alternatif pengganti rumput. Penelitan ini
bertujuan untuk menguji performa domba garut jantan yang berumur kurang dari
satu tahun yang diberi limbah tauge dan kangkung kering sebagai hijauan
pengganti rumput. Pemeliharaan dilakukan selama dua bulan. Perlakuan pakan
terdiri dari P0 (50% rumput dan 50% konsentrat), P1 (50% limbah tauge dan 50%
konsentrat) dan P2 (50% kangkung kering dan 50% konsentrat). Parameter yang

diamati adalah Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), konsumsi pakan,
efisiensi pakan dan palatabilitas. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan faktor pakan.
Data dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA), jika berpengaruh nyata
dilakukan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pakan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan efisiensi pakan akan tetapi
berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan dan palatabilitas. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pakan alternatif berupa
limbah tauge dan kangkung kering dapat menggantikan rumput karena kandungan
nutrisinya hampir sama dan menghasilkan pertambahan bobot badan yang relatif
sama pula.
Kata kunci : domba garut, limbah tauge, kangkung kering, performa

ABSTRACT
IKE WULAN SARI. Garut Sheep Performance with Bean Sprout Waste and Dry
Kangkung Fed as Grass Substitution. Supervised by SRI RAHAYU and
MOHAMMAD YAMIN.
The improvement of feed quality and raising management can increase the
sheep performance. Nowadays, the availability of feed such as good quality grass

is relatively expensive; therefore, there should be an alternative feed in place of
grass. This research aimed to test the performance of male Garut sheep aged less
than one year which was fed by bean sprout waste and dried kangkung as
alternative feed. The raising time was two months. The feed treatment consisted
of P0 (50% grass and 50% concentrate), (50% bean sprout waste and 50%
concentrate), and (50% dried and 50% concentrate). The parameters observed
were Daily Weight Gain, feed consumption, feed efficiency, and palatability.
This study used complete by random design using feed factors. The data analysis
used was ANOVA test, and if significantly influenced, Duncan test would be
carried out. The research result showed that different kinds of feed did not have a
significant effect on Daily Weight Gain and feed efficiency. However, it had a

significant effect on feed consumption and palatability. Based on this research, it
can be concluded that in general alternative feeds in form of bean sprout waste
and dried kangkung can replace grass since the nutrition content is almost the
same and generates similar Daily Weight Gain.
Key words : bean sprout waste, dried kangkung, garut sheep, performance.

PERFORMA DOMBA GARUT DENGAN PEMBERIAN PAKAN
LIMBAH TAUGE DAN KANGKUNG KERING SEBAGAI

HIJAUAN PENGGANTI RUMPUT

IKE WULAN SARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa
NIM


: Performa Domba Garut dengan Pemberian Pakan
Limbah Tauge dan Kangkung Kering Sebagai
Hijauan Pengganti Rumput
: Ike Wulan Sari
: D14090108

Disetujui oleh

Ir Sri Rahayu, Msi
Pembimbing I

Dr Ir Moh. Yamin, MAgrSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
semesta alam Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Performa Domba
Garut dengan Pemberian Pakan Limbah Tauge dan Kangkung Kering sebagai
Hijauan Pengganti Rumput ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
penulis mulai bulan Januari-Maret 2013 di Laboratorium Lapang Ruminansia
Kecil blok B kampus IPB Dramaga.
Ungkapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada Ibu,
Bapak, kedua adik Ilham Saputra dan Indra Saputra dan semua keluarga yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. Terima kasih juga
penulis ucapkan kepada Ibu Ir Sri Rahayu, MSi, Bapak Dr Ir Mohammad Yamin,
MAgrSc selaku pembimbing, kepada Bapak Bramada Winiar Putra, SPt Msi dan
Bapak Ir Agus Setiana, MS selaku dosen penguji sidang, Dr Ir Sri Darwati, Msi
selaku panitia sidang dan Bapak M. Baihaqi, SPt MSc selaku dosen pembahas
seminar serta kepada Ibu Dr Ir Henny Nuraeni, MSi selaku pembimbing akademik.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan tim penelitian

(Listya, Monica, dan Syeh) yang telah bekerjasama dengan baik dalam
menyelesaikan penelitian ini serta kepada Mas Budi yang telah bersedia
meminjamkan domba, Pak Ucup, Bapak Slamet, Pak Amir, dan Pak Haer atas
kerjasamanya dalam membantu berjalannya penelitian ini.
Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman IPTP 46 dan, teman-teman (Ata,
Devin, Rini, Winda, Ajeng dan Adam) serta kakak-kakak dan adik-adik perkusi
Fapet dan bantuan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
semoga Allah SWT selalu membalas amal baiknya dan semoga skripsi ini
bermanfaat.

Bogor, September 2013

Ike Wulan Sari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Materi
Alat
Prosedur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
Konsumsi Bahan Kering Pakan
Efisiensi Pakan
Palatabilitas
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi

vi
1
1
1
2
2
2
2
3
4
6
6
6
7
8
8
9
10
10
12

14

DAFTAR TABEL
1 Susunan bahan pakan perlakuan berdasarkan bahan kering
2 Kandungan nutrisi konsentrat, rumput, limbah tauge dan kangkung
kering
3 Kandungan nutrisi pakan perlakuan berdasarkan bahan kering
4 Rataan suhu dan kelembaban udara dilokasi penelitian kandang blok B
5 PBBH, konsumsi pakan, efisiensi pakan dan palatabilitas domba garut

3
3
3
6
7

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

4
5

Hasil analisis ragam PBBH domba garut
Hasil analisis ragam konsumsi bahan kering dan palatabilitas
Hasil analisis ragam efisiensi pakan
Kandungan nutrisi pakan perlakuan berdasarkan bahan segar
Morfologi bahan pakan yang digunakan pada penelitian

12
12
12
13
13

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Meningkatnya permintaaan daging dari tahun ke tahun mendorong
berkembangnya usaha penggemukan domba. Peningkatan konsumsi disebabkan
oleh meningkatnya kesejahteraan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
protein hewani. Tingkat konsumsi daging nasional pada tahun 2010 sebesar 6.953
kg/kapita/tahun atau mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu pada tahun 2009 sebesar 6.382 kg/kapita/tahun (Dirjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan 2011).
Domba merupakan salah satu komoditi yang turut serta memenuhi
permintaan daging dalam negeri. Daging yang tersedia diharapkan tidak hanya
dalam jumlah yang mencukupi akan tetapi juga memperhatikan dari segi
kualitasnya. Pemenuhan permintaan daging tersebut dapat dicapai diantaranya
dengan manajemen serta pemberian pakan yang baik. Pakan hijauan yang biasa
digunakan adalah rumput yang pada umumnya mempunyai kualitas yang rendah
sehingga kurang mampu mendukung produktivitas ternak domba yang maksimal
karena ketersediaan energi, protein dan mineral yang tidak mencukupi.
Ketersediaan rumput di Indonesia juga dipengaruhi oleh iklim, pada musim
kemarau rumput akan sulit didapatkan. Oleh karena itu digunakan pakan
pengganti yang fungsinya dapat menggantikan rumput. Pakan alternatif yang
dapat digunakan diantaranya adalah limbah tauge dan kangkung kering. Limbah
tauge merupakan sisa dari proses pengayakan tauge sebelum tauge tersebut dijual
kepada konsumen. Potensi ketersediaan limbah tauge sangat tinggi hal ini
dikarenakan jumlah pengrajin tauge cukup banyak selain itu banyaknya limbah
tauge yang tersedia di pasar saat ini masih dalam keadaan tidak ekonomis artinya
dapat diperoleh secara gratis dari penjual tauge yang berada di pasar dan secara
umum disebut limbah pasar karena proses pemisahan limbah tauge dari tauge itu
sendiri terjadi di pasar (Rahayu et al. 2010). Ketersediaan kangkung kering juga
tinggi karena merupakan kangkung rawa yang tidak dimanfaatkan oleh
masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak yang
sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu.
Limbah tauge dan kangkung kering memiliki kandungan nutrisi yang hampir
sama dengan rumput, selain itu ketersediaan limbah tauge dan kangkung kering
tidak dipengaruhi oleh iklim dan tersedia sepanjang waktu sehingga diharapkan
pada saat ketersediaan rumput berkurang maka dapat digunakan pakan pengganti
tersebut dan pakan pengganti rumput ini yang diberi pakan konsentrat sebagai
penguat diharapkan dapat meningkatkan performa pada domba.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menguji performa (PBBH, konsumsi BK, efisiensi
pakan, dan palatabilitas pakan) domba garut dengan pemberian pakan limbah

2
tauge hasil limbah pasar dan kangkung kering rawa sebagai hijauan pengganti
rumput.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup penggunaan limbah tauge dan kangkung kering
sebagai hijauan pengganti rumput pada domba garut yang berumur kurang dari
setahun (I0). Tujuan penggunaan limbah tauge dan kangkung kering adalah untuk
menggantikan hijauan yang pada umumnya digunakan peternak yang
ketersediaannya tergantung dari keadaan iklim. Sebelum dilakukan penelitian,
pakan di uji secara proksimat meliputi pengujian BK, Abu, PK, SK, LK dan BetaN. Penelitian utama adalah menguji performa domba garut dengan mengukur
pertambahan bobot badan harian (PBBH) domba garut, konsumsi pakan, efisiensi
pakan dan palatabilitas pakan dengan perlakuan masing-masing 50% hijauan dan
50% konsentrat.

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2013. Penelitian ini
dilaksanakan di laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil
Blok B Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Analisis proksimat pakan
dilakukan di Laboratorium Pengolahan Bahan Makanan Ternak, Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan dan Pusat Antar Universitas
(PAU) Institut Pertanian Bogor.

Materi
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba garut jantan yang
berjumlah 9 ekor dan berumur kurang dari satu tahun (I0), dengan rataan bobot
awal 10.91±1.90 kg , KK = 17.41%. Domba garut digunakan karena merupakan
plasma nutfah Indonesia yang perlu dilestarikan, serta domba jantan karena
domba jantan memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat daripada domba betina.
Domba diperoleh dari kerjasama dengan Mitra Tani Farm (MT Farm) Ciampea
Kabupaten Bogor.
Pakan
Pakan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari konsentrat-rumput,
konsentrat-limbah tauge dan konsentrat-kangkung kering. Kandungan pakan yang
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

3
Tabel 1 Susunan bahan pakan perlakuan berdasarkan bahan kering
Perlakuan
Pakan
P0
P1
P2
%
Konsentrat
50
50
50
Rumput
50
0
0
LimbahTauge
0
50
0
Kangkung Kering
0
0
50
Jumlah
100
100
100
Keterangan : P0 = rumput+konsentrat, P1 = limbah tauge+konsentrat, P2 =
kering+konsentrat

kangkung

Konsentrat yang digunakan adalah konsentrat komersial, rumput diperoleh
diperoleh dari padang rumput di sekitar laboratorium lapang ruminansia kecil dan
bersifat kering udara, limbah tauge diperoleh dari pasar sekitar Bogor dan
kangkung kering rawa diperoleh dari Malang, Jawa Timur. Kandungan bahan
pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kandungan nutrisi konsentrat, rumput, limbah tauge dan kangkung kering
Pakan
BK
Abu
PK
SK
LK
Beta-N TDN
Kandungan nutrien masing-masing bahan pakan (%)
Konsentrat1
100
14.11
13.14
16.92
5.97 49.86 62.11
Rumput Kering2
100
5.65
8.73
29.13
1.92 54.57 61.66
3
Limbah Tauge
100
7.53
13.63
49.44
1.17 28.42 64.65
Kangkung Kering4
100
15.82
11.13
27.64
3.24 42.48 57.76
Sumber : 1Ifafah (2012), 2Pusat Antar Universitas (PAU) IPB (2012), 3Rahayu et al. (2010),
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (2012)

4

Pencampuran pakan dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan
agar diperoleh campuran pakan yang homogen, kecuali pakan perlakuan 1 yang
diberikan terpisah. Pencampuran pakan dilakukan setiap pemberian pakan.
Kandungan nutrisi pakan perlakuan diperlihatkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kandungan nutrisi pakan perlakuan berdasarkan bahan kering
Pakan
BK
Abu
PK
SK
LK
Beta-N
TDN
Kandungan nutrien pakan perlakuan (%)
P0
100
9.88
10.94
23.03
3.95
52.23
61.89
P1
100
10.82
13.39
33.18
3.57
39.14
63.38
P2
100
14.97
12.14
22.28
4.61
49.17
59.93
Keterangan : P0 = rumput+konsentrat, P1 = limbah tauge+konsentrat, P2 = kangkung
kering+konsentrat, BK = bahan kering, PK = protein kasar, SK = serat kasar, LK = lemak kasar,
Beta-N = bahan ekstrak tanpa nitrogen, TDN = total digestible nutrien

Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu
dengan ukuran 1.5 x 0.75 meter yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum.
Peralatan lain yang digunakan adalah timbangan duduk dengan kapasitas 5 kg

4
dengan ketelitian 0.01 gram untuk menimbang pakan dan sisa pakan, timbangan
gantung dengan kapasitas 40 kg untuk menimbang bobot badan domba, karung
sebagai penggantung domba pada saat ditimbang, gunting, sapu, ember, selang air,
pulpen, label, obat cacing, obat diare dan obat mata.

Prosedur Penelitian
Persiapan Pemeliharaan
Sebelum penelitian dimulai dilakukan persiapan penelitian yang meliputi :
persiapan kandang dan peralatan, survey pakan, penyediaan obat-obatan. Obatobatan yang digunakan saat ternak datang adalah obat cacing, obat mata, dan
vitamin. Domba garut yang digunakan dimasukkan kedalam kandang individu
secara acak. Sebelum dilakukan pengambilan data terlebih dahulu domba diberi
masa adaptasi pakan dan lingkungan hingga domba terbiasa terhadap pakan
perlakuan dan lingkungan sekitar. Adaptasi pakan dan lingkungan dilakukan
selama 2 minggu.
Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan diawali dengan penimbangan bobot badan domba
untuk mengetahui kebutuhan bahan kering setiap domba. Pemeliharaan dilakukan
selama 57 hari atau kurang lebih delapan minggu secara intensif atau
pemeliharaan ternak dalam tempat yang terkurung dan makanan dibawa ke ternak.
Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari. Pakan yang dicampurkan
sesuai dengan perbandingan dan kebutuhan bahan kering domba.
Pencampuran pakan dilakukan secara manual setiap kali domba akan diberi
pakan, setelah pakan tercampur secara homogen, maka pakan tersebut siap
diberikan kepada ternak domba yang diteliti. Pemberian air minum dilakukan
secara ad libitum didalam sebuah ember yang diletakkan dibagian depan tubuh
domba didalam kandangnya.
Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi hari sebelum domba diberi
makan, sisa pakan tersebut kemudian dicatat. Penimbangan bobot badan domba
dilakukan dua minggu sekali selama pemeliharaan, hal ini untuk menghindari
stress pada domba. Selama pemeliharaan dilakukan pencatatan temperatur dan
kelembaban didalam maupun diluar kandang.
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap. Faktor perlakuannya adalah pemberian pakan yang
berbeda yaitu 50% konsentrat + 50% rumput, 50% konsentrat + 50% limbah tauge
dan 50% konsentrat + 50% kangkung kering dengan persentasi berdasarkan bahan
kering. Masing–masing pakan terdiri atas tiga ulangan. Model rancangan
menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut:
Yij = μ + Pi + εij

5
Keterangan :
Yij
= Performa Domba Garut dengan pemberian pakan ke-i (P0, P1, dan
P2)dan ulangan ke-j (1, 2, dan 3)
µ
= Rataan Performa Domba Garut
Pi
= Pengaruh perlakuan pakan ke-i (P0, P1, dan P2)
εij
= Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i (P0, P1, dan P2)dengan
ulangan ke-j (1, 2, dan 3)
i
= Perlakuan ke 0,1, dan 2
j
= Ulangan ke 1, 2 dan 3

Data yang diperoleh dari penelitian ini di uji asumsi dengan menggunakan
software Minitab14, kemudian apabila ujia asumsi memenuhi makan dilakukan
uji sidik ragam menggunakan analisis statistik dengan analysis of variance
(ANOVA) menggunakan software SAS 9.1. Jika perlakuan berpengaruh nyata
terhadap paramater yang diamati maka diuji lanjut dengan menggunakan Uji
Duncan.
Peubah yang Diamati
Variable yang diukur dalam penelitian ini adalah Pertambahan Bobot Badan
Harian (PBBH), konsumsi pakan berdasarkan BK nilai efisiensi pakan, dan
palatabilitas.
Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) dalam g/ekor/hari diperoleh dari hasil
penimbangan bobot hidup domba yaitu bobot akhir dikurangi bobot awal dibagi
lamanya pemeliharaan.
PBBH (g/ekor/hari) = bobot badan akhir (g)-bobot badan awal (g)
lama penggemukan (57 hari)
Konsumsi BK pakan (g/ekor/hari) yaitu pakan yang diberikan per hari dikurangi
dengan sisa pakan berdasarkan BK pakan. Konsumsi diperhitungkan sebagai
jumlah makanan yang diberikan pada ternak selama rekondisi.
Konsumsi BK Pakan (g/ekor/hari) = BK pakan yang diberikan (g/ekor/hari) –
sisa BK pakan (g/ekor/hari)
Efisiensi pakan dihitung dengan membandingkan pertambahan bobot badan
selama penggemukan dan konsumsi pakan dikali 100%
Efisiensi Pakan = PBBH (g/ekor/hari)/konsumsi pakan (g/ekor/hari) x 100%
Palatabilitas yaitu tingkat konsumsi pakan selama pemeliharaan.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium lapang ruminansia kecil blok B
Fakultas Peternakan IPB Dramaga. Selama penelitian temperatur dan kelembaban
udara diamati dengan menggunakan termometer yang diletakkan di dalam dan
luar kandang. Termometer di dalam kandang diletakkan tepat di depan pintu
kandang domba, sedangkan termometer di luar kandang diletakkan pada pohon
dengan ketinggian kurang lebih dua meter. Suhu dan kelembaban diamati dari
bulan Januari hingga Maret dan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Rataan suhu dan kelembaban udara di lokasi kandang blok B
Lokasi
Waktu
Suhu (oC)
Kelembaban (%)
Dalam Kandang
Pagi
24.6±1.20
91.2±1.53
Siang
28.2±2.75
87.0±4.36
Sore
26.7±1.90
88.8±4.59
Rata-Rata
26.03±1.76
89.55±3.01
Luar Kandang
Pagi
22.3±1.75
88.2±2.61
Siang
30.2±0.85
63.0±2.86
Sore
23.3±2.16
77.2±4.55
Rata-Rata
25.53±1.62
79.15±3.16
Produktivitas domba dipengaruhi oleh faktor genetika dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dan saling mempengaruhi keadaan ternak.
Genetik yang baik tanpa didukung oleh lingkungan yang baik pula, maka tidak
akan tercapai produksi yang tinggi. Temperatur dan kelembaban udara selama
penelitian dapat mempengaruhi konsumsi pakan dan pertumbuhan domba. Suhu
dan kelembaban selama penelitian menunjukkan perbedaan antara suhu dan
kelembaban dalam kandang dan luar kandang, suhu dalam kandang 26.03±1.76
o
C, ini lebih tinggi dibandingkan suhu diluar kandang sebesar 25.53±1.62 oC.
Menurut Kartasudjana (2001), suhu optimal di daerah tropis berkisar antara 24-26
o
C, dengan kelembaban dibawah 75%. Suhu dan kelembaban yang tinggi di
dalam kandang meningkatkan laju respirasi, suhu tubuh, konsumsi air serta
penurunan konsumsi bahan kering menurut Marai et al. (2007). Kelembaban
yang tinggi didalam kandang menunjukkan bahwa tingginya kandungan uap air
yang dihasilkan oleh proses respirasi pada ternak.

Performa Domba Garut
Pertumbuhan ternak pada umumnya dapat diukur dengan berat dan tinggi.
Setiap komponen tubuh memiliki kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
yang berbeda yang dipengaruhi oleh lingkungan yang nantinya akan
mempengaruhi pertambahan bobot badan harian ternak dan tingkat konsumsi

7
pakan. Menurut Tilman et al. (1998) makanan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan.
Performa domba garut dengan perlakuan pemberian hijauan yang berbeda
menunjukkan hasil parameter ukur yang berbeda. Hasil parameter yang diamati
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 PBBH, konsumsi pakan, efisiensi pakan dan palatabilitas domba garut
Parameter
P0
P1
P2
PBBH (g/ekor/hari)
25.00±6.58
25.56±9.65
24.56±22.46
Konsumsi BK (g/ekor/hari) 313.09±22.30a 481.59±71.35b 330.32±65.61a
Efisiensi Pakan
0.08±0.02
0.05±0.01
0.09±0.10
Palatabilitas (g/ekor/hari)
313.09±22.30a 481.59±71.35b 330.32±65.61a
Keterangan : Huruf pada angka yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata
(P0.05) antar perlakuan, dari ketiga
perlakuan tersebut bobot badan harian domba hampir sama. Rataan bobot badan
harian domba berkisar antara 24.56-25.56 gram/ekor/hari. Menurut Parakkasi
(1999), pertambahan bobot badan harian dipengaruhi oleh konsumsi pakan selama
penggemukan.
Pertambahan bobot badan harian domba pada penelitian ini lebih rendah
dibandingkan dengan hasil penelitian Farid (2012) yaitu berkisar antara 127±21
g/ekor/hari. Adapun pakan yang digunakan dalam penelitian Farid adalah limbah
tauge sebanyak 30% dan menggunakan domba garut dengan bobot badan 9.8±1.1
kg.
Hal tersebut terjadi karena kandungan protein yang lebih rendah
dibandingkan dengan pakan perlakuan Farid yang mengandung protein pakan
sebesar 16.66%. National Research Council (1985) menambahkan bahwa
pertambahan bobot badan harian dipengaruhi oleh total protein yang diperoleh
ternak setiap harinya.
Tingkat Konsumsi pakan yang tinggi seharusnya dapat meningkatkan
pertambahan bobot badan harian domba garut namun dari hasil penelitian
diperoleh bahwa pertambahan bobot badan harian domba garut tidak berbeda
nyata antar perlakuan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh kandungan
energi yang terdapat dalam pakan perlakuan itu sendiri belum mencukupi
kebutuhan dari ternak dombanya.
Sehingga domba cenderung banyak
mengkonsumsi pakan tetapi hal tersebut tidak dikonversi dengan baik kedalam
pertambahan bobot badan hariannya.

8
Konsumsi Bahan Kering Pakan
Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang
kandungan zat makanan di dalamnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan
hidup pokok dan keperluan produksi ternak tersebut (Tillman et al. 1998).
Konsumsi pakan ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor hewan,
faktor makanan yang diberikan dan faktor lingkungan (suhu dan kelembaban)
(Siregar 1984).
Hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan pakan yang
berbeda menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P0.05), dimana efisiensi pakan domba garut
berkisar antara 0.05-0.09. Hasil efisiensi pemberian limbah tauge sendiri lebih
rendah dibandingkan dengan penelitian Wandito (2011) yang memiliki efisiensi
1.03±0.09 dengan penambahan 50% limbah tauge dalam konsentrat dan penelitian

9
Farid (2012) dengan efisiensi 0.16±0.03 dengan penambahan 30% limbah tauge.
Menurut Campbell et al. (2003), efisiensi pakan dipengaruhi oleh kemampuan
ternak mencerna bahan pakan, kecukupan zat pakan, pertumbuhan, dan fungsi
tubuh serta jenis pakan yang digunakan.
Salah satu faktor yang menyebabkan nilai efisiensi rendah adalah suhu dan
kelembaban. Rataan suhu kandang yaitu 26.5±1.62 oC dengan kelembaban
89.00±3.49%. Menurut Marai et al. (2007) suhu nyaman domba yang berkisar
antara 24-26 oC dengan kelembaban 75%. Suhu dan kelembaban yang lebih
tinggi tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan nilai efisiensi
menjadi rendah, dimana domba kurang mampu mengubah pakan yang dikonsumsi
menjadi daging. Faktor lain yang juga turut mempengaruhi tingkat keefisienan
pakan adalah lingkungan yang kurang baik, terlihat dari seringnya domba
mengalami sakit seperti sakit mata dan adanya domba yang memakan bulunya
sendiri.

Palatabilitas
Palatabilitas pakan dapat dilihat dari tingkat konsumsi pakan domba.
Palabilitas dapat didefenisikan sebagai gambaran sifat bahan pakan yang dapat di
uji secara organoleptik seperti bau, rasa, penampakan dan tekstur sehingga
menimbulkan ransangan dan daya tarik ternak untuk mengonsumsinya (Yusmadi
et al. 2008). Menurut Pond et al. (1995) palatabilitas sangat penting karena
gabungan dari beberapa faktor yang berbeda yang dirasakan oleh ternak dan
mewakili rangsangan dan penglihatan,aroma, sentuhan dan rasa yang dipengaruhi
oleh faktor sifat fisik dan sifat kimia pakan dari ternak yang berbeda.
Hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan pakan
menghasilkan pengaruh yang nyata (P