PROBLEMA PENENUN ULOS DALAM MEMPERTAHANKAN NILAI-NILAI BUDAYA YANG TERKANDUNG PADA ULOS (STUDI KASUS DI PERTENUNAN ULOS DESA LUMBAN SUHI-SUHI TORUAN, KECAMATAN PANGURURAN, KABUPATEN SAMOSIR).
PROBLEMA PENENUN ULOS DALAM
MEMPERTAHANKAN NILAI-NILAI BUDAYA YANG
TERKANDUNG PADA ULOS
(Studi Kasus Di Pertenunan Ulos Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan,
Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
MASTA RIANA ULI SIANIPAR
3133122029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
ABSTRAK
Masta Riana Uli Sianipar. NIM.3133122029. Judul Skripsi Penelitian
Problema Penenun Ulos dalam Mempertahankan Nilai-nilai Budaya yang
Terkandung pada Ulos (Studi Kasus di Pertenunan Ulos Desa Lumban Suhisuhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir)
Ulos merupakan kain tenun yang merupakan artefak kebudayaan suku Batak yang
selalu dilestarikan karena memiliki arti tersendiri bagi suku Batak. Kain ulos yang
notabene adalah sehelai kain yang didalamnya terdapat cerita proses
pembuatannya, makna, fungsi, peruntukkan, dan menunjukkan status sosial bagi
penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai kain ulos
dalam pembahasan mengenai problema yang dialami oleh para penenun ulos
dalam upaya untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang terdapat pada
ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten
Samosir. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan
deskriptif. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena baik
pengertian, konsep, nilai serta ciri-ciri mengenai masalah-masalah yang dialami
para penenun ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan secara observasi partisipan dengan turut mengamati
aktivitas nyata dari para penenun, wawancara terhadap masyarakat yang meliputi
penenun, generasi penenun, dan masyarakat yang mengetahui seluk-beluk ulos,
serta studi dokumentasi yang diperoleh secara tertulis maupun lisan. Penelitian ini
mendapatkan keterangan bahwa terdapat beberapa problema yang dialami oleh
para penenun ulos dalam mempertahakan nilai-nilai budaya ulos tersebut.
Masyarakat Batak Toba khususnya para penenun di Desa Lumban Suhi-suhi
merupakan masyarakat budaya yang mencoba untuk tetap mempertahankan dan
melestarikan hasil kebudayaan mereka melalui bertenun ulos, namun pada
kenyataannya telah terjadi perubahan produksi yang membuat para penenun
beralih menenun ulos Karo demi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah para penenun banyak yang ”buta” akan nilai-nilai
budaya ulos, baik ulos Batak Toba maupun ulos Karo. Bentuk karya seni yang
diciptakan oleh para penenun seyogianya mereka ketahui dan didalami baik dari
segi nama, aturan, motif, fungsi, dan sebagainya. Namun, perwujudan nilai
ekonomi kreatif yang dijalankan para penenun menunjukkan peran pelestarian
kebudayaan walaupun mereka melestarikan kebudayaan hasil asimilasi dan pada
kenyataannya mereka hanya berorientasi pada segi ekonomi.
Kata kunci : Ulos, Problema Penenun Ulos, Nilai-nilai Budaya, Ekonomi Kreatif
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
kasihNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, “Problema
Penenun Ulos Dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Budaya Yang Terkandung
Pada Ulos (Studi Kasus Di Pertenunan Ulos Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan,
Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir)”.
Atas rampungnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang turut memberikan bantuan, baik sewaktu penulis mengikuti proses
perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Penulis akui bahwa
kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan skripsi ini, tetapi faktor kesulitan
itu lebih banyak datang dari diri sendiri, kesulitan itu akan terasa mudah apabila
kita yakin terhadap kemampuan yang kita miliki. Semua proses kelancaran pada
saat pembuatan skripsi penelitian tidak lepas dari segala bantuan dari berbagai
pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan sumbangsihnya.
Dengan penuh ikhlas dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi dan sebagai dosen pembimbing akademik penulis, serta
sebagai penguji skripsi penulis yang memberi arahan serta nasehat selama
proses perkuliahan sampai dengan menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing
penyusunan skripsi penulis.
ii
5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si dan Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd, sebagai
penguji skripsi penulis.
6. Bapak Daniel H.P Simanjuntak, M.Si yang memberikan arahan dan
masukan yang membangun sehingga dapat menyelesaikan skripsi penulis.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Unimed, khususnya di
program studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Teristimewa kepada orang tua saya yang sangat saya sayangi dan akan
selalu saya banggakan, Ayahanda J.H Maju Sianipar dan Ibunda Medina
Simanjuntak sebagai motivator dan malaikat penolong dalam hidup
penulis yang banyak memberikan semangat, doa, serta bantuan moril dan
materiil kepada penulis sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
9. Adik-adik penulis, Sarina, Evriani, Natalia, Yusuf, Hardinas dann Berkat.
Terima kasih atas dukungan, bantuan, serta nasehat yang telah banyak
membantu dan mendukung saya sepenuhnya dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman penulis Junita, Dodor, Febriani, Nonie dan seluruh reguler B
Pendidikan Antropologi stambuk 2013 serta teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memotivasi
penulis.
11. Bapak Roy Situmorang sebagai Kepala Desa Lumban Suhi-suhi Toruan
dan Abangda Valentinus Simarmata selaku Sekretaris Desa beserta warga
desa yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data demi
kelengkapan skripsi ini.
12. Teman-teman PPLT, guru-guru, dan siswa/i di SMK PARIWISATA
IMELDA MEDAN terimakasih buat waktu yang indah yang telah kita
lalui bersama.
13. Seluruh kakak, abang, teman-teman, serta adik-adik yang selalu
mendukung penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
iii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata penulis berharap
kerangka acuan skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.
Medan, Februari 2017
Masta Riana Uli Sianipar
NIM. 3133122029
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitan.......................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........... 7
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
2.2 Landasan Teori ............................................................................ 9
2.2.1 Teori Fungsionalisme ......................................................... 9
2.2.2 Orientasi Nilai Budaya ....................................................... 12
2.3 Kerangka Konseptual .................................................................. 15
2.3.1 Penenun Ulos ..................................................................... 15
2.3.2 Ulos Batak Toba................................................................. 16
2.3.3 Nilai Budaya....................................................................... 18
2.4 Kerangka Berpikir ....................................................................... 20
v
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 22
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 23
3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ...................................... 23
3.3.1 Subjek Penelitian................................................................ 23
3.3.2 Objek Penelitian ................................................................. 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 25
3.4.1 Observasi (Observation) .................................................... 25
3.4.2 Wawancara (Interview) ...................................................... 26
3.4.3 Studi Dokumentasi ............................................................. 27
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 27
3.5.1 Reduksi Data (Data Reduction) ......................................... 27
3.5.2 Penyajian Data (Data Display) .......................................... 28
3.5.3 Penarikan Kesimpulan (Conclusion).................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 29
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 29
4.1.1 Keadaan Geografis ............................................................. 29
4.1.2 Keadaan Demografi Desa Lumban Suhi-suhi Toruan ....... 33
4.1.3 Keadaan Ekonomi .............................................................. 34
4.1.4 Keadaan Sosial Budaya ...................................................... 35
4.1.4.1 Suku Bangsa ........................................................... 35
4.1.4.2 Sistem Religi (Agama) ........................................... 36
4.1.4.3 Pendidikan .............................................................. 37
4.1.4.4 Sarana dan Prasarana ............................................. 38
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 40
4.2.1 Penenun Ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan ............. 40
4.2.1.1 Problema Penenun Ulos dalam Mempertahankan
Nilai-nilai yang Terkandung dalam Ulos ............... 44
vi
4.2.1.2 Peranan Penenun dalam Mempertahankan Nilai-nilai
Budaya yang Terkandung dalam Ulos ................... 58
4.2.1.3 Upaya Meningkatkan Jumlah Penenun Di Desa
Lumban Suhi-suhi Toruan ..................................... 61
4.2.2 Ulos Batak Toba................................................................. 63
4.2.3 Makna Ulos pada Adat Batak ............................................ 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 79
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 79
5.2 Saran ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 82
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ......................................................... 20
Gambar 4.1. Peta Kecamatan Pangururan ........................................ 29
Gambar 4.2. Penghargaan Ompung Valen Br Situmorang............... 63
Gambar 4.3. Ulos Ragi Sibolang .......................................................... 70
Gambar 4.4. Ulos Mangiring ................................................................ 71
Gambar 4.5. Ulos Suri-suri Ganjang ................................................... 72
Gambar 4.6. Uis Ulu Torus ................................................................... 75
Gambar 4.7. Uis Ragi Barat/Ragi Mbacong ........................................ 76
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suku Batak Toba pada umumnya akrab dengan budaya bertani, namun
terkenal juga dengan budaya bertenun yaitu martonun ulos (menenun ulos). Kain
Batak yang dikenal dengan sebutan ulos ini merupakan salah satu kerajinan yang
dijadikan warisan kebudayaan dan kebanggaan Indonesia khusunya Suku Batak
Toba. Ulos merupakan jenis kain adat tradisional yang diyakini sebagai syarat
dalam melaksanakan upacara adat karena bersifat sakral dan memiliki nilai yang
sangat tinggi dalam adat Batak Toba. Hal ini dapat dilihat dari usaha para penenun
ulos terdahulu memanfaatkan sepenuhnya hasil alam seperti tumbuhan yang
digunakan dalam pembuatan benang dan pewarna alami.
Seorang penenun ulos tentu memiliki keteramplilan khusus dan
pengetahuan dasar dalam membuat sebuah ulos. Para penenun ulos mengetahui
apa saja jenis ulos dan fungsi dari masing-masing jenis ulos tersebut. Jenis ulos
yang berbeda-beda memiliki tingkat kerumitan dan nilai yang berbeda pula,
Sebab, sehelai kain tenun ulos memiliki berbagai macam jenis dan corak yang
masing-masing memiliki kekhasan atau nilai-nilai budaya tertentu diantaranya
ulos ragi idup, ragi hotang, sadum, bintang maratur, sibolang, mengiring, situhu
tuho, bolean, tali-tali mangiring napirsunaan dan lain lain. Oleh karena itu
penenun ulos harus mengetahui teknik pembuatan baik dari segi pewarnaan dan
ukuran.
1
2
Penenun ulos merupakan salah satu mata pencaharian yang terdapat di
Desa Lumban Suhi-suhi Toruan. Pekerjaan ini didominasi oleh para kaum
perempuan, baik ibu-ibu maupun para gadis. Selain memiliki nilai ekonomi
kreatif yang mendukung kehidupan masyarakat, kain ulos merupakan suatu
kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Batak Toba karena tergambar
kemampuan masyarakat dalam mengolah alam menjadi sesuatu wujud karya seni
melalui proses menenun baik dilakukan dengan alat tradisional dan alat mesin.
Keberadaan penenun ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan mengalami
pengurangan jumlah penenun. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penenun yang
sedikit dan kebanyakan perempuan berusia lanjut. Meskipun terdapat generasi
muda yang memiliki keterampilan menenun ulos namun jumlahnya juga sedikit.
Antropolog Belanda, Sandra Niessen yang melakukan penelitian 30 tahun tentang
ulos. Beliau mengatakan, kerajinan tenun ulos Batak mengalami kelesuan drastis
selama 30 tahun terakhir dan terancam punah jika tidak ada usaha-usaha untuk
menyelamatkannya. Perkembangan jaman dan teknologi sekarang yang
berlangsung sangat cepat sangat mempengaruhi pergeseran arti dan fungsi ulos.
Kondisi saat ini para penenun ulos sangat langka bahkan hampir punah. (Sumber
berita:www.metrosiantar.com/liputan-khusus/2015/03/21/182346/sandra-niessenantropolog-belanda-pelestari-ulos/).
Akibat minimnya jumlah penenun ulos mungkin akan berdampak terhadap
berkurangnya hasil tenunan yang dihasilkan. Keterampilan dan pengetahuan
setiap penenun yang berbeda akan menunjukkan bagaimana kualitas ulos yang
dihasilkan. Maka peranan penenun ulos sangat penting dalam menghasilkan suatu
3
kain tenun yang memiliki orientasi nilai yang terkandung di dalamnya dengan
tetap mempertahankan corak khas ulos tersebut. Penenun ulos memiliki
keterampilan yang dapat memproduksi kain ulos yang bernilai ekonomis tinggi
tanpa menghilangkan nilai-nilai esensial yang terkandung didalamnya untuk
tujuan yang produktif. Dalam memproduksi sebuah ulos juga harus menghindari
pertentangan nilai yang berarti penenun ulos tidak boleh mengorbankan atau
menghilangkan corak khas yang menjadi ketentuan pokok dalam membuat ulos.
Namun yang menjadi problema saat ini adalah para penenun ulos
mengalami dilema karena harus memikirkan dua orientasi. Sebagai makhluk
sosial tentu mereka harus memenuhi kebutuhan hidup mereka melalui menenun
ulos sebagai sumber ekonomi mereka. Disuatu sisi sebagai makhluk yang
berbudaya, para penenun memiliki keinginan untuk melestarikan kain tenun suku
Batak Toba melalui peran mereka dalam mempertahakan nilai-nilai yang terdapat
pada kain ulos.
Problema yang dialami oleh para penenun disebabkan karena asimilasi
kebudaayaan antara budaya Suku Batak Toba dan Suku Karo. Hal ini ditunjukkan
dengan terjadinya perubahan produksi tenun yang pada awalnya mereka menenun
ulos Batak Toba dan kemudian beralih menenun ulos Karo, karena dalam
pembuatannya ulos Karo sangat mudah ditenun dibandingkan dengan ulos Batak
Toba yang proses pembuatannya tergolong lama dan sulit. Inilah yang menjadi
penyebab utama mengapa para penenun “miskin” pengetahuan akan ulos beserta
ruhut (aturan) mengenai ulos, sehingga upaya mempertahankan kebudayaan
melalui nilai-nilai ulos sangat sulit dilakukan. Disamping itu demi pemenuhan
4
kebutuhan ekonomi, pengerjaan ulos Karo lebih tepat dilakukan karena
permintaannya lebih tinggi sehingga lebih cepat memperoleh uang untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jika dibandingkan dengan menenun ulos Batak
Toba yang permintaannya lebih rendah daripada ulos Karo, karena pemakaiannya
hanya pada saat tertentu saja sehingga jarang diproduksi/ditenun.
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah tersebut
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apa sebenarnya
faktor yang menyebabkan munculnya dilema para penenun ulos dalam
mempertahankan nilai-nilai budaya yang terdapat pada ulos di Desa Lumban
Suhi-suhi Toruan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan dalam upaya memudahkan penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Keberadaan penenun ulos yang semakin langka, sementara jumlah
produksi ulos yang harus dihasilkan semakin meningkat.
2. Kualitas ulos yang diproduksi penenun ulos mengalami perubahan.
3. Problema para penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya
yang terkandung pada ulos.
4. Kehidupan sosial ekonomi penenun ulos di Desa Lumban Suhi-suhi
Toruan.
5. Peranan penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan.
5
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar penulis
terarah pada ruang lingkup penelitiannya, sehingga penulisi dapat mengetahuinya
secara terperinci dan tepat sasaran. Oleh karena itu,berdasarkan identifikasi diatas
maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Problema para penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya
yang terkandung pada ulos..
2. Peranan penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan.
1.4 Rumusan Masalah
Dalam suatu peneltian, perlu ditentukan rumusan masalah yang akan
diteliti, guna menjadi penelitian yang jelas dan terarah tujuannya. Maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi problema para penenun ulos dalam mempertahankan
nilai-nilai yang terkandung pada ulos?
2. Bagaimana peranan penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan?
3. Bagaimana upaya meningkatkan jumlah penenun ulos di Desa Lumban
Suhi-suhi Toruan?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui problema para penenun ulos dalam mempertahankan
nilai-nilai yang terkandung pada ulos.
2. Untuk mengetahui peran penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan.
3. Untuk mengetahui upaya meningkatkan jumlah penenun ulos di di Desa
Lumban Suhi-suhi Toruan.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Secara Praktis
Manfaat prkatis dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi dari hasil
penelitian dan dapat juga digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti
selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian yang serupa sehingga ada bahan
perbandingan yang dapat dilakukan.
2. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah hasil kajian ilmiah khususnya
dalam bidang Antropologi Budaya,
sehingga dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan menambah wawasan kepada kalangan akademisi dan masyarakat
umum mengenai sikap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung pada kain
ulos.
82
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dakung, Sudiarto. 1984. Ulos Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jenderal
Kebudayaan. Depdikbud
Dewi dan Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan.
Jakarta : Prenada Media
Gunawan, Samuel. 1999. Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer.
(Roger M.Keesing, Trans). Jakarta : Penerbit Erlangga. (Buku original
dipublish tahun 1981).
Hamidy, UU dan Ahmad, Muchtar. 1993. Beberapa Aspek Sosial Budaya Daerah
Riau. Pekanbaru : UIR Press.
Ihroni, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Kaelan, H. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta.
PARADIGMA
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Niessen, Sandra. 2009. Legacy in Cloth : Batak Textiles of Indonesia. Leiden :
KITLV.
Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.
82
83
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar
Krisis Mengenai Paradigma. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan
(Orientasi Nilai Budaya). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2015. Karakter Batak : Masa Lalu, Kini, dan
Masa Depan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Simatupang, R.M. 2016. Adat Budaya Batak dan Biografi. Tangerang : Bornrich
Publishing.
Sirait, Andre. 2014. “Perubahan Produksi Tenun Ulos Pada Masyrakat Batak
Toba Di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pagururan Kabupaten
Samosir”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Sitompul, R.H.P. 2009. Ulos Batak Tempo Dulu-Masa Kini. Jakarta : Kerabat.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, R&D). Bandung : Alfabeta.
Artikel dan Jurnal dari Internet :
Pardosi, Jhonson. 2010. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat
Perkawinan Batak Toba. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, Vol. 4 No. 2
Oktober 2010 diakses pada 17 Juni 2016 pukul 12.55 WIB.
Agustina, Chandra. 2016. Makna dan Fungsi Ulos Dalam Adat Masyarakat Batak
Toba Di Desa Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. JOM
FISIP, Vol. 3 No 1 Februari 2016 diakses pada 17 Juni 2016 pukul 13.43
WIB.
http://m.tempo.co/read/news/2013/08/24/109506988/sandra-niessen-pelestariulos-dan-budaya-batak. Diakses pada 25 Juni 2016 pukul 14.55 WIB.
http://www.pemkomedan.go.id/artikel-14774-rumah-tenun-ulos-medan-html.
Diakses pada 26 Juni 2016 pukul 11.04 WIB
http://m.antaralampung.com/berita/260608/tenun-ulos-mendekati-kepunahanhtml. Diakses pada 10 Juli 2016 pukul 16.32 WIB.
84
http://lionmag.net/web/2016/04/15/desa-lumban-suhi-suhi-toruan-pengrajin-ulosdi-tengah-toba. Diakses pada 15 Agustus 2016 pukul 20.04 WIB.
https://samosirkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Kecamatan-PangururanDalam-Angka-2016.pdf. Diunduh pada 3 Desember 2016 pukul 13.55 WIB.
https://samosirkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-KecamatanPangururan-2016.pdf. Diunduh pada 3 Desember 2016 pukul 13.57 WIB.
Makalah :
Seminar Nasional Ulos. 2016. Makalah . Tema “Pentingnya Ulos Bagi
Masyarakat Batak”, Rytha Tambunan.
Seminar Nasional Ulos. 2016. Makalah. Tema “Kajian Ulos Dari Aspek
Etnoreligi”, Pdt. Nelson Siregar.
Seminar Antarabangsa Tenunan Nusantara. 2009. Makalah. Tema “Ulos Dan
Sejenisnya Dalam Budaya Batak Di Sumatera Utara:Makna, Fungsi, Dan
Teknologi”, Muhammad Takari. Diunduh pada 06 November 2016 pukul
12.34 WIB.
MEMPERTAHANKAN NILAI-NILAI BUDAYA YANG
TERKANDUNG PADA ULOS
(Studi Kasus Di Pertenunan Ulos Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan,
Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
MASTA RIANA ULI SIANIPAR
3133122029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
ABSTRAK
Masta Riana Uli Sianipar. NIM.3133122029. Judul Skripsi Penelitian
Problema Penenun Ulos dalam Mempertahankan Nilai-nilai Budaya yang
Terkandung pada Ulos (Studi Kasus di Pertenunan Ulos Desa Lumban Suhisuhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir)
Ulos merupakan kain tenun yang merupakan artefak kebudayaan suku Batak yang
selalu dilestarikan karena memiliki arti tersendiri bagi suku Batak. Kain ulos yang
notabene adalah sehelai kain yang didalamnya terdapat cerita proses
pembuatannya, makna, fungsi, peruntukkan, dan menunjukkan status sosial bagi
penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai kain ulos
dalam pembahasan mengenai problema yang dialami oleh para penenun ulos
dalam upaya untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang terdapat pada
ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten
Samosir. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan
deskriptif. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena baik
pengertian, konsep, nilai serta ciri-ciri mengenai masalah-masalah yang dialami
para penenun ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan secara observasi partisipan dengan turut mengamati
aktivitas nyata dari para penenun, wawancara terhadap masyarakat yang meliputi
penenun, generasi penenun, dan masyarakat yang mengetahui seluk-beluk ulos,
serta studi dokumentasi yang diperoleh secara tertulis maupun lisan. Penelitian ini
mendapatkan keterangan bahwa terdapat beberapa problema yang dialami oleh
para penenun ulos dalam mempertahakan nilai-nilai budaya ulos tersebut.
Masyarakat Batak Toba khususnya para penenun di Desa Lumban Suhi-suhi
merupakan masyarakat budaya yang mencoba untuk tetap mempertahankan dan
melestarikan hasil kebudayaan mereka melalui bertenun ulos, namun pada
kenyataannya telah terjadi perubahan produksi yang membuat para penenun
beralih menenun ulos Karo demi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah para penenun banyak yang ”buta” akan nilai-nilai
budaya ulos, baik ulos Batak Toba maupun ulos Karo. Bentuk karya seni yang
diciptakan oleh para penenun seyogianya mereka ketahui dan didalami baik dari
segi nama, aturan, motif, fungsi, dan sebagainya. Namun, perwujudan nilai
ekonomi kreatif yang dijalankan para penenun menunjukkan peran pelestarian
kebudayaan walaupun mereka melestarikan kebudayaan hasil asimilasi dan pada
kenyataannya mereka hanya berorientasi pada segi ekonomi.
Kata kunci : Ulos, Problema Penenun Ulos, Nilai-nilai Budaya, Ekonomi Kreatif
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
kasihNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, “Problema
Penenun Ulos Dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Budaya Yang Terkandung
Pada Ulos (Studi Kasus Di Pertenunan Ulos Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan,
Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir)”.
Atas rampungnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang turut memberikan bantuan, baik sewaktu penulis mengikuti proses
perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Penulis akui bahwa
kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan skripsi ini, tetapi faktor kesulitan
itu lebih banyak datang dari diri sendiri, kesulitan itu akan terasa mudah apabila
kita yakin terhadap kemampuan yang kita miliki. Semua proses kelancaran pada
saat pembuatan skripsi penelitian tidak lepas dari segala bantuan dari berbagai
pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan sumbangsihnya.
Dengan penuh ikhlas dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi dan sebagai dosen pembimbing akademik penulis, serta
sebagai penguji skripsi penulis yang memberi arahan serta nasehat selama
proses perkuliahan sampai dengan menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing
penyusunan skripsi penulis.
ii
5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si dan Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd, sebagai
penguji skripsi penulis.
6. Bapak Daniel H.P Simanjuntak, M.Si yang memberikan arahan dan
masukan yang membangun sehingga dapat menyelesaikan skripsi penulis.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Unimed, khususnya di
program studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Teristimewa kepada orang tua saya yang sangat saya sayangi dan akan
selalu saya banggakan, Ayahanda J.H Maju Sianipar dan Ibunda Medina
Simanjuntak sebagai motivator dan malaikat penolong dalam hidup
penulis yang banyak memberikan semangat, doa, serta bantuan moril dan
materiil kepada penulis sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
9. Adik-adik penulis, Sarina, Evriani, Natalia, Yusuf, Hardinas dann Berkat.
Terima kasih atas dukungan, bantuan, serta nasehat yang telah banyak
membantu dan mendukung saya sepenuhnya dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman penulis Junita, Dodor, Febriani, Nonie dan seluruh reguler B
Pendidikan Antropologi stambuk 2013 serta teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memotivasi
penulis.
11. Bapak Roy Situmorang sebagai Kepala Desa Lumban Suhi-suhi Toruan
dan Abangda Valentinus Simarmata selaku Sekretaris Desa beserta warga
desa yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data demi
kelengkapan skripsi ini.
12. Teman-teman PPLT, guru-guru, dan siswa/i di SMK PARIWISATA
IMELDA MEDAN terimakasih buat waktu yang indah yang telah kita
lalui bersama.
13. Seluruh kakak, abang, teman-teman, serta adik-adik yang selalu
mendukung penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
iii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata penulis berharap
kerangka acuan skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.
Medan, Februari 2017
Masta Riana Uli Sianipar
NIM. 3133122029
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitan.......................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........... 7
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
2.2 Landasan Teori ............................................................................ 9
2.2.1 Teori Fungsionalisme ......................................................... 9
2.2.2 Orientasi Nilai Budaya ....................................................... 12
2.3 Kerangka Konseptual .................................................................. 15
2.3.1 Penenun Ulos ..................................................................... 15
2.3.2 Ulos Batak Toba................................................................. 16
2.3.3 Nilai Budaya....................................................................... 18
2.4 Kerangka Berpikir ....................................................................... 20
v
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 22
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 23
3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ...................................... 23
3.3.1 Subjek Penelitian................................................................ 23
3.3.2 Objek Penelitian ................................................................. 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 25
3.4.1 Observasi (Observation) .................................................... 25
3.4.2 Wawancara (Interview) ...................................................... 26
3.4.3 Studi Dokumentasi ............................................................. 27
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 27
3.5.1 Reduksi Data (Data Reduction) ......................................... 27
3.5.2 Penyajian Data (Data Display) .......................................... 28
3.5.3 Penarikan Kesimpulan (Conclusion).................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 29
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 29
4.1.1 Keadaan Geografis ............................................................. 29
4.1.2 Keadaan Demografi Desa Lumban Suhi-suhi Toruan ....... 33
4.1.3 Keadaan Ekonomi .............................................................. 34
4.1.4 Keadaan Sosial Budaya ...................................................... 35
4.1.4.1 Suku Bangsa ........................................................... 35
4.1.4.2 Sistem Religi (Agama) ........................................... 36
4.1.4.3 Pendidikan .............................................................. 37
4.1.4.4 Sarana dan Prasarana ............................................. 38
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 40
4.2.1 Penenun Ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan ............. 40
4.2.1.1 Problema Penenun Ulos dalam Mempertahankan
Nilai-nilai yang Terkandung dalam Ulos ............... 44
vi
4.2.1.2 Peranan Penenun dalam Mempertahankan Nilai-nilai
Budaya yang Terkandung dalam Ulos ................... 58
4.2.1.3 Upaya Meningkatkan Jumlah Penenun Di Desa
Lumban Suhi-suhi Toruan ..................................... 61
4.2.2 Ulos Batak Toba................................................................. 63
4.2.3 Makna Ulos pada Adat Batak ............................................ 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 79
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 79
5.2 Saran ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 82
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ......................................................... 20
Gambar 4.1. Peta Kecamatan Pangururan ........................................ 29
Gambar 4.2. Penghargaan Ompung Valen Br Situmorang............... 63
Gambar 4.3. Ulos Ragi Sibolang .......................................................... 70
Gambar 4.4. Ulos Mangiring ................................................................ 71
Gambar 4.5. Ulos Suri-suri Ganjang ................................................... 72
Gambar 4.6. Uis Ulu Torus ................................................................... 75
Gambar 4.7. Uis Ragi Barat/Ragi Mbacong ........................................ 76
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suku Batak Toba pada umumnya akrab dengan budaya bertani, namun
terkenal juga dengan budaya bertenun yaitu martonun ulos (menenun ulos). Kain
Batak yang dikenal dengan sebutan ulos ini merupakan salah satu kerajinan yang
dijadikan warisan kebudayaan dan kebanggaan Indonesia khusunya Suku Batak
Toba. Ulos merupakan jenis kain adat tradisional yang diyakini sebagai syarat
dalam melaksanakan upacara adat karena bersifat sakral dan memiliki nilai yang
sangat tinggi dalam adat Batak Toba. Hal ini dapat dilihat dari usaha para penenun
ulos terdahulu memanfaatkan sepenuhnya hasil alam seperti tumbuhan yang
digunakan dalam pembuatan benang dan pewarna alami.
Seorang penenun ulos tentu memiliki keteramplilan khusus dan
pengetahuan dasar dalam membuat sebuah ulos. Para penenun ulos mengetahui
apa saja jenis ulos dan fungsi dari masing-masing jenis ulos tersebut. Jenis ulos
yang berbeda-beda memiliki tingkat kerumitan dan nilai yang berbeda pula,
Sebab, sehelai kain tenun ulos memiliki berbagai macam jenis dan corak yang
masing-masing memiliki kekhasan atau nilai-nilai budaya tertentu diantaranya
ulos ragi idup, ragi hotang, sadum, bintang maratur, sibolang, mengiring, situhu
tuho, bolean, tali-tali mangiring napirsunaan dan lain lain. Oleh karena itu
penenun ulos harus mengetahui teknik pembuatan baik dari segi pewarnaan dan
ukuran.
1
2
Penenun ulos merupakan salah satu mata pencaharian yang terdapat di
Desa Lumban Suhi-suhi Toruan. Pekerjaan ini didominasi oleh para kaum
perempuan, baik ibu-ibu maupun para gadis. Selain memiliki nilai ekonomi
kreatif yang mendukung kehidupan masyarakat, kain ulos merupakan suatu
kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Batak Toba karena tergambar
kemampuan masyarakat dalam mengolah alam menjadi sesuatu wujud karya seni
melalui proses menenun baik dilakukan dengan alat tradisional dan alat mesin.
Keberadaan penenun ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan mengalami
pengurangan jumlah penenun. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penenun yang
sedikit dan kebanyakan perempuan berusia lanjut. Meskipun terdapat generasi
muda yang memiliki keterampilan menenun ulos namun jumlahnya juga sedikit.
Antropolog Belanda, Sandra Niessen yang melakukan penelitian 30 tahun tentang
ulos. Beliau mengatakan, kerajinan tenun ulos Batak mengalami kelesuan drastis
selama 30 tahun terakhir dan terancam punah jika tidak ada usaha-usaha untuk
menyelamatkannya. Perkembangan jaman dan teknologi sekarang yang
berlangsung sangat cepat sangat mempengaruhi pergeseran arti dan fungsi ulos.
Kondisi saat ini para penenun ulos sangat langka bahkan hampir punah. (Sumber
berita:www.metrosiantar.com/liputan-khusus/2015/03/21/182346/sandra-niessenantropolog-belanda-pelestari-ulos/).
Akibat minimnya jumlah penenun ulos mungkin akan berdampak terhadap
berkurangnya hasil tenunan yang dihasilkan. Keterampilan dan pengetahuan
setiap penenun yang berbeda akan menunjukkan bagaimana kualitas ulos yang
dihasilkan. Maka peranan penenun ulos sangat penting dalam menghasilkan suatu
3
kain tenun yang memiliki orientasi nilai yang terkandung di dalamnya dengan
tetap mempertahankan corak khas ulos tersebut. Penenun ulos memiliki
keterampilan yang dapat memproduksi kain ulos yang bernilai ekonomis tinggi
tanpa menghilangkan nilai-nilai esensial yang terkandung didalamnya untuk
tujuan yang produktif. Dalam memproduksi sebuah ulos juga harus menghindari
pertentangan nilai yang berarti penenun ulos tidak boleh mengorbankan atau
menghilangkan corak khas yang menjadi ketentuan pokok dalam membuat ulos.
Namun yang menjadi problema saat ini adalah para penenun ulos
mengalami dilema karena harus memikirkan dua orientasi. Sebagai makhluk
sosial tentu mereka harus memenuhi kebutuhan hidup mereka melalui menenun
ulos sebagai sumber ekonomi mereka. Disuatu sisi sebagai makhluk yang
berbudaya, para penenun memiliki keinginan untuk melestarikan kain tenun suku
Batak Toba melalui peran mereka dalam mempertahakan nilai-nilai yang terdapat
pada kain ulos.
Problema yang dialami oleh para penenun disebabkan karena asimilasi
kebudaayaan antara budaya Suku Batak Toba dan Suku Karo. Hal ini ditunjukkan
dengan terjadinya perubahan produksi tenun yang pada awalnya mereka menenun
ulos Batak Toba dan kemudian beralih menenun ulos Karo, karena dalam
pembuatannya ulos Karo sangat mudah ditenun dibandingkan dengan ulos Batak
Toba yang proses pembuatannya tergolong lama dan sulit. Inilah yang menjadi
penyebab utama mengapa para penenun “miskin” pengetahuan akan ulos beserta
ruhut (aturan) mengenai ulos, sehingga upaya mempertahankan kebudayaan
melalui nilai-nilai ulos sangat sulit dilakukan. Disamping itu demi pemenuhan
4
kebutuhan ekonomi, pengerjaan ulos Karo lebih tepat dilakukan karena
permintaannya lebih tinggi sehingga lebih cepat memperoleh uang untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jika dibandingkan dengan menenun ulos Batak
Toba yang permintaannya lebih rendah daripada ulos Karo, karena pemakaiannya
hanya pada saat tertentu saja sehingga jarang diproduksi/ditenun.
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah tersebut
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apa sebenarnya
faktor yang menyebabkan munculnya dilema para penenun ulos dalam
mempertahankan nilai-nilai budaya yang terdapat pada ulos di Desa Lumban
Suhi-suhi Toruan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan dalam upaya memudahkan penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Keberadaan penenun ulos yang semakin langka, sementara jumlah
produksi ulos yang harus dihasilkan semakin meningkat.
2. Kualitas ulos yang diproduksi penenun ulos mengalami perubahan.
3. Problema para penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya
yang terkandung pada ulos.
4. Kehidupan sosial ekonomi penenun ulos di Desa Lumban Suhi-suhi
Toruan.
5. Peranan penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan.
5
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar penulis
terarah pada ruang lingkup penelitiannya, sehingga penulisi dapat mengetahuinya
secara terperinci dan tepat sasaran. Oleh karena itu,berdasarkan identifikasi diatas
maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Problema para penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya
yang terkandung pada ulos..
2. Peranan penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan.
1.4 Rumusan Masalah
Dalam suatu peneltian, perlu ditentukan rumusan masalah yang akan
diteliti, guna menjadi penelitian yang jelas dan terarah tujuannya. Maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi problema para penenun ulos dalam mempertahankan
nilai-nilai yang terkandung pada ulos?
2. Bagaimana peranan penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan?
3. Bagaimana upaya meningkatkan jumlah penenun ulos di Desa Lumban
Suhi-suhi Toruan?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui problema para penenun ulos dalam mempertahankan
nilai-nilai yang terkandung pada ulos.
2. Untuk mengetahui peran penenun ulos dalam mempertahankan nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan.
3. Untuk mengetahui upaya meningkatkan jumlah penenun ulos di di Desa
Lumban Suhi-suhi Toruan.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Secara Praktis
Manfaat prkatis dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi dari hasil
penelitian dan dapat juga digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti
selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian yang serupa sehingga ada bahan
perbandingan yang dapat dilakukan.
2. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah hasil kajian ilmiah khususnya
dalam bidang Antropologi Budaya,
sehingga dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan menambah wawasan kepada kalangan akademisi dan masyarakat
umum mengenai sikap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung pada kain
ulos.
82
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dakung, Sudiarto. 1984. Ulos Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jenderal
Kebudayaan. Depdikbud
Dewi dan Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan.
Jakarta : Prenada Media
Gunawan, Samuel. 1999. Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer.
(Roger M.Keesing, Trans). Jakarta : Penerbit Erlangga. (Buku original
dipublish tahun 1981).
Hamidy, UU dan Ahmad, Muchtar. 1993. Beberapa Aspek Sosial Budaya Daerah
Riau. Pekanbaru : UIR Press.
Ihroni, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Kaelan, H. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta.
PARADIGMA
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Niessen, Sandra. 2009. Legacy in Cloth : Batak Textiles of Indonesia. Leiden :
KITLV.
Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.
82
83
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar
Krisis Mengenai Paradigma. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan
(Orientasi Nilai Budaya). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2015. Karakter Batak : Masa Lalu, Kini, dan
Masa Depan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Simatupang, R.M. 2016. Adat Budaya Batak dan Biografi. Tangerang : Bornrich
Publishing.
Sirait, Andre. 2014. “Perubahan Produksi Tenun Ulos Pada Masyrakat Batak
Toba Di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pagururan Kabupaten
Samosir”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Sitompul, R.H.P. 2009. Ulos Batak Tempo Dulu-Masa Kini. Jakarta : Kerabat.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, R&D). Bandung : Alfabeta.
Artikel dan Jurnal dari Internet :
Pardosi, Jhonson. 2010. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat
Perkawinan Batak Toba. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, Vol. 4 No. 2
Oktober 2010 diakses pada 17 Juni 2016 pukul 12.55 WIB.
Agustina, Chandra. 2016. Makna dan Fungsi Ulos Dalam Adat Masyarakat Batak
Toba Di Desa Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. JOM
FISIP, Vol. 3 No 1 Februari 2016 diakses pada 17 Juni 2016 pukul 13.43
WIB.
http://m.tempo.co/read/news/2013/08/24/109506988/sandra-niessen-pelestariulos-dan-budaya-batak. Diakses pada 25 Juni 2016 pukul 14.55 WIB.
http://www.pemkomedan.go.id/artikel-14774-rumah-tenun-ulos-medan-html.
Diakses pada 26 Juni 2016 pukul 11.04 WIB
http://m.antaralampung.com/berita/260608/tenun-ulos-mendekati-kepunahanhtml. Diakses pada 10 Juli 2016 pukul 16.32 WIB.
84
http://lionmag.net/web/2016/04/15/desa-lumban-suhi-suhi-toruan-pengrajin-ulosdi-tengah-toba. Diakses pada 15 Agustus 2016 pukul 20.04 WIB.
https://samosirkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Kecamatan-PangururanDalam-Angka-2016.pdf. Diunduh pada 3 Desember 2016 pukul 13.55 WIB.
https://samosirkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-KecamatanPangururan-2016.pdf. Diunduh pada 3 Desember 2016 pukul 13.57 WIB.
Makalah :
Seminar Nasional Ulos. 2016. Makalah . Tema “Pentingnya Ulos Bagi
Masyarakat Batak”, Rytha Tambunan.
Seminar Nasional Ulos. 2016. Makalah. Tema “Kajian Ulos Dari Aspek
Etnoreligi”, Pdt. Nelson Siregar.
Seminar Antarabangsa Tenunan Nusantara. 2009. Makalah. Tema “Ulos Dan
Sejenisnya Dalam Budaya Batak Di Sumatera Utara:Makna, Fungsi, Dan
Teknologi”, Muhammad Takari. Diunduh pada 06 November 2016 pukul
12.34 WIB.