PERUBAHAN PRODUKSI TENUN ULOS PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA LUMBAN SUHI-SUHI TORUAN KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR.

(1)

PERUBAHAN PRODUKSI TENUN ULOS PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA LUMBAN SUHI-SUHI TORUAN KECAMATAN

PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Andre Sirait Nim. 3103122002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

ANDRE SIRAIT, NIM 3103122002, “Perubahan Produksi Tenun Ulos Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”. Jurusan Pendidikan Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.2014, Skripsi

Penelitian ini mengenai Perubahan Produksi Tenun Ulos Pada Masyarakat Batak

Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap perubahan produksi tenun ulos yang terdapat pada masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan studi lapangan(Field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk mengetahui perubahan

produksi tenun ulos yang terdapat di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, peneliti melihat proses

kegiatan bertenun ulos yang dilakukan masyarakat desa tersebut sehingga terlihat hasil

produksi ulos yang ditenun masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan.

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

Berdasarkan hasil penelitian, produksi tenun ulos yang terdapat di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan telah mengalami perubahan. Perubahan yang dulunya masyarakat tersebut

menenun ulos Batak Toba Namun saat ini sudah menenun ulos Batak Karo.Hal yang

melatarbelakangi perubahan produksi tenun ulos di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan

Kecamatan Pangururan adalah dikarenakan (1) Pesanan ulos pada masyarakat Batak Toba

akan ulos sudah berkurang, (2) Produksi tenun ulos Batak Toba saat ini sudah banyak di

produksi dengan menggunakan mesin atau pabrik tenun yang terdapat di beberapa daerah dan harga jualnya lebih murah sehingga masyarakat Batak Toba lebih banyak membeli dan

menggunakannya, (3) Ulos Batak Toba jika ditenun tidak ada yang membeli sedangkan untuk

produksi ulos Batak Karo didesa Lumban Suhi-Suhi Toruan ada yang menampung atau

membeli yaitu toke.

Perubahan produksi tenun ulos yang terdapat di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan

tersebut berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat Batak Toba yang bertenun ulos.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perubahan Produksi Tenun Ulos pada Masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga penulis mampu menyelasikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,M.Si.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang telah memberikan

segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu Puspitawati, M.Si yang

telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang

telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan nasehat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Puspitawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah

memberikan masukan, nasehat dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs.Waston Malau M.SP dan Ibu Nurjannah, M.Pd selaku dosen penguji yang

telah memberikan banyak masukan dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Teristemewa kepada Orangtuaku Ayahanda J. Sirait dan Ibunda R.Sianipar yang telah

membimbing penulis hingga sampai pada saat ini dan juga memberikan motivasi tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga penulis mampu


(7)

menyelesaikan skripsi ini. Segala doamu dan nasehatmulah yang mengantarku sampai pada saat ini.

8. Kakakku Eflin Sirait atas segala sesuatu yang telah engkau berikan kepadaku, kasih,

perhatian serta keringatmu yang tak terhitung sehingga mengantarku pada saat ini. Tuhanlah yang membalas jasamu dan menjawab segala doamu.

9. Tulang R.Situmorang selaku Kepala Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan yang telah

memberikan izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Tulang P.Sidauruk dan nantulang M.Samosir yang telah memberikan penginapan

selama penulis melakukan penelitian di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan.

11.Op. valentina Situmorang, Gressy Simbolon, Sondang Br Pasaribu selaku informan

kunci dalam penyelesaian skripsi ini.

12.Abangku Fernando Sirait/ Lasmauli Sitanggang (Ama Natasya) yang selalu

memberikan nasehat, semangat serta menanyakan kapan wisuda sehingga penulis semakin termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini .

13.Keluarga Kakak-kakakku Pantas Tua Pandiangan/ Eva Natarida Sirait , Marjunis

Goldman Simanungkalit/Dewi Natalia Sirait dan Elikson Sagala/Rini Sriniuli Sirait atas segala yang indah yang kalian perbuat pada keluarga kita.

14.Keponakanku Natasya Clarita Sirait serta bereku Christine Pasha Pandiangan, Adro

Panestra Pandingan, Yosephin Estipani Pandiangan yang setia mengganggu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

15.Kelompok Tumbuh Bersama (KTB El-Shadai Smallgroup) Anna Yanti Siregar,

Destaria Ginting, Lien Kastari Saragih, Teman satu Team Up-FIS: Ari Septini, Evan, Gembira, Ira, Lien, Okber, Ricad, Tri, Pengurus UKMKP UP-FIS UNIMED: Agam, Haryati, Jhontri, Melda, Nijar, Parlin, Regina semua yang telah memberikan motivasi dan dukungan doa, pelayanan kita hanya untuk Kemuliaan Tuhan.


(8)

16.Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Kak Melda Simamora, kak Lucy Christina Sihombing, Kak Etty Tarigan yang mengajarkanku dan mengenalkanku akan Firman Tuhan kelak saya mengikuti jejak kakak-kakak bagian dari pelipatgandaan.

17.Terkhusus buat Sartika Ricoana Nababan buat dukungan doa, motivasi dan pengertian

tanpa batas yang selalu dihadirkan dalam kehidupan saya.

18.Teman-teman seperjuangan Anisa Mutmainah, Fira Gustina, dan (inang) Wima Juni

Sidauruk, dan seluruh Mahasiswa/i Antropologi stambuk 2010.

19.PPL SMA N 1 Kotarih kebersamaan kita akan menjadi kenangan yang terindah.

Serta kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan Bapak/Ibu/Sdra/I dan melimpahkan segala berkatNya.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2014

Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Perumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1Kajian Pustaka ... 8

2.2Kerangka Konseptual ... 8

2.2.1 Masyarakat Batak Toba ... 8

2.2.2 Seni Kerajinan Bertenun Ulos ... 9

2.2.3 Proses Bertenun Ulos ... 11

2.3 Kerangka Teori ... 15

2.3 2.3.1 Unsur Kebudayaan ... 15

2.3.2 Perubahan Kebudayaan ... 15


(10)

2.3.4 Teori Adaptasi ... 18

2.4 Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3Subjek dan Objek Penelitian ... 22

3.3.1 Obejek Penelitian ... 22

3.3.2 Subjek Penelitian ... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1 Wawancara ... 23

3.4.2 Observasi ... 23

3.4.3 Dokumentasi ... 23

3.5 Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 26

4.1.1 Keadaan Geografis ... 26

4.1.2 Keadaan Demografis Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan ... 29

4.1.3 Keadaan Penduduk ... 29

4.1.3.1 Jumlah Penduduk ... 29

4.1.3.2 Suku Bangsa ... 31

4.1.3.3 Mata Pencaharian ... 31

4.1.3.4 Pendidikan ... 32

4.1.3.5 Sarana Prasarana... 33

4.1.3.6 Sistem Religi ... 33


(11)

4.2 Hasil Penelitian... 36

4.2.1 Tenun Ulos di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan ... 36

4.2.2 Perubahan Produksi Tenun Ulos ... 45

4.2.3 Persiapan Bertenun Ulos ... 44

4.2.3.1 Proses Bertenun Ulos ... 46

4.2.3.2 Peralatan Bertenun Ulos ... 48

4.2.4 Fungsi dan Peranan Sosial Ekonomi Bertenun Ulos ... 52

4.2.5 Penggunaan Hasil Produksi TenunUlos ... 56

4.2.6 Distribusi Produksi Tenun Ulos ... 57

4.2.7 Ulos Pada Masyarakat Batak Toba ... 59

4.2.8 Ulos Pada Masyarakat Batak Karo ... 64

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 70

5.2Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN 1. Pedoman wawancara ... 75

2. Daftar informan ... 76


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas wilayah dan jumlah penduduk dalam Kecamatan ……….27

2. Keadaan wilayah Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan……….28

3. Jumlah penduduk tiap desa berdasarkan jenis kelamin ..…...……….30


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yang majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku atau etnik yang tersebar di tanah air. Tiap Suku mempunyai kebudayaan atau tradisi-tradisi yang menjadi identitas atau ciri khas dari suatu suku tersebut.

Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Suku Batak berasal dari daerah Provinsi Sumatera Utara. Suku Batak terdiri dari: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Angkola, Batak Pakpak, dan Batak Mandailing (Koentjaraningrat, 2007:94-95). Pada masyarakat Batak sangat terkenal dengan benda berupa kain yang disebut dengan Ulos. ulos adalah sejenis kain adat hasil kerajinan tradisional masyarakat Batak terutama yang mendiami daerah Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Simalungun dan Tanah Karo.

Suku Batak, khususnya Batak Toba selain akrab dengan budaya bertani, terkenal dengan budaya bertenun yaitu bertenun kain Batak "ulos". Bagi masyarakat Batak Toba ulos bukan hanya sekedar kain atau selendang hasil kerajinan kaum wanita untuk penutup badan, alat penggendong, hiasan atau berfungsi sehari-hari semacam itu saja, melainkan juga mempunyai makna yang khusus dalam hidup bermasyarakat. Sampai saat ini Salah satu daerah yang masih


(14)

2

Daerah Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah yang penduduknya dominan suku Batak Toba, yang sangat menjunjung tinggi nilai budaya. Kebudayaan masyarakat Batak Toba didaerah tersebut masih di pegang teguh. Hal tersebut terlihat dari kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan dan melestarikan tradisi-tradisi atau kebudayaan yang diturunkan oleh nenek moyang mereka. Masyarakat tersebut masih benar-benar menjunjung tinggi nilai budaya mereka.

Martonun ulos adalah salah satu seni tradisional Batak Toba yang masih dilakukan oleh masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi . Menurut catatan beberapa ahli tekstil, bertenun ulos dikenal masyarakat Batak pada abat 14 sejalan dengan masuknya alat tenun dari India. Artinya, sebelum masuknya alat tenun ke tanah Batak, masyarakat Batak belum mengenal ulos.

http://www.gobatak.com/tag/bertenun-ulos-batak/

Pada umumya yang melakukan martonun ulos adalah kaum perempuan, ibu-ibu atau anak gadis, tanpa ada unsur-unsur ritual atau magis. Hasil bertenun adalah kain “ulos” yang berfungsi sebagai pakaian sehari-hari yang dikenakan, dililitkan, disandang, cinderamata dan perlambang dalam suatu upacara adat atau ritual.

Proses martonun ulos dilakukan dengan menggunakan alat tenun bukan

mesin atau dengan menggunakan alat tenun tradisional yang terbuat dari kayu.

Ulos hasil tenunan masyarakat tak hanya sebatas hasil kerajinan seni budaya, tapi

ulos juga memiliki arti yang mendalam bagi orang Batak Toba. Masyarakat Batak

Toba menganggap kain tenun ulos adalah lambang ikatan kasih sayang, lambang


(15)

3

Martonun ulos membutuhkan ketekunan, kesabaran, ketelitian dan

keuletan, sekaligus menjadi pelatihan diri dan bagian dari sikap seorang wanita

suku Batak tradisional, selain dari sikap ulet dan gigih. Martonun ulos pada

masyarakat Batak Toba dapat dijumpai di Desa Lumban Suhi-Suhi Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir telah lama dikenal masyarakat tersebut.

Kepandaian Martonun di Desa Lumban Suhi- Suhi yang diperoleh secara

turun-temurun sejak jaman dahulu dan sampai saat ini masih dipertahankan masyarakat

desa Lumban Suhi-Suhi. Budaya martonun ulos dapat dijumpai di Desa Lumban

Suhi-Suhi.

Namun, keadaannya sekarang Masyarakat Batak di Desa Lumban

Suhi-Suhi yang dulunya hanya martonun ulos Batak Toba dan hanya menerima

tempahan menenun ulos Batak Toba sudah mengalami Perubahan yang mana

masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi selain martonun ulos Batak

Toba juga martonun ulos Batak Karo dan saat ini di Desa Lumban Suhi-Suhi

Toruan lebih banyak martonun ulos Batak Karo dibandingkan martonun ulos

Batak Toba.

Dengan melihat kenyataan yang demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian didaerah tersebut. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam

tentang “Perubahan Produksi Tenun Ulos pada Masyarakat Batak Toba di

Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”.


(16)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan dalam upaya memudahkan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Tenun ulos pada Masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi

Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

2. Produksi tenun ulos pada masyarakat Batak Toba desa Lumban Suhi-Suhi

Toruan

3. Perubahan produksi tenun ulos di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan

Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat penenun ulos desa Lumban

Suhi-Suhi Toruan

5. Faktor-faktor penyebab perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat

Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar peneliti membatasi ruang lingkup penelitiannya secara tegas dan jelas sehingga peneliti dapat mengetahui secara terperinci masalah yang akan diteliti, dan tidak akan menjadi sedemikian luas dan kabur, tapi menjadi jelas dan spesifik dan akan membantu peneliti mengarahkan sasaran kerjanya.

Pembatasan masalah mutlak dilakukan dalam setiap penelitian, agar peneliti terarah dan juga tidak terlalu luas. Dengan demikian, pembatasan masalah


(17)

5

dalam penelitian ini adalah tentang “Perubahan Produksi Tenun Ulos Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”.

1.4 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat Batak

Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir?

2. Bagaimana pengaruh perubahan produksi tenun ulos terhadap sosial

ekonomi masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan Masyarakat Batak Toba Desa Lumban

Suhi-Suhi Toruan untuk melestarikan tenun ulos tradisional terhadap

perubahan produksi tenun ulos yang terjadi?

4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan produksi tenun ulos

pada masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:


(18)

6

1. Untuk mengetahui bentuk perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat

Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan produksi tenun ulos terhadap

sosial ekonomi masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Masyarakat Batak Toba Desa

Lumban Suhi-Suhi Toruan untuk melestarikan tenun ulos tradisional

terhadap perubahan produksi tenun ulos yang terjadi.

4. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan

produksi tenun ulos pada masyarakat Batak Toba di Desa Lumban

Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. 1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis maupun masyarakat (suku Batak Toba maupun suku lain), mengenai perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat suku Batak Toba.

2. Secara Praktis

Penelitian ini dapat berguna untuk memberikan masukan dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya, mengenai perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat suku Batak Toba.


(19)

70

BAB V PENUTUP

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa point kesimpulan. Adapaun kesimpulan yang didapat, yaitu:

1. Bahwa Ulos adalah sejenis kain adat hasil tenunan tradisional suku Batak

Toba. Bertenun ulos merupakan pekerjaan yang dilakukan kaum perempuan yang sudah lama dimiliki masyarakat Batak Toba di Desa

Lumban Suhi-Suhi Toruan. Pada awalnya bertenun ulos dilakukan

masyarakat Batak Toba untuk keperluan adat dan produksi ulos yang

dihasilkan adalah ulos Batak Toba. Saat ini telah terjadi perubahan dalam

produksi tenun ulos yang dihasilkan para penenun di Desa Lumban

Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir .Produksi tenun

ulos saat ini adalah ulos Batak Karo. Perubahan yang terjadi

dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Dan yang memberikan dampak

positif terutama dalam hal distribusi ulos dimana penampungan atau

penjualan ulos Karo terdapat di desa tersebut sehingga hasil tenunan selalu

terjual dan dalam harga jual ulos Karo juga lebih menguntungkan

dibandingkan dengan harga jual ulos Batak Toba.

2. Dalam proses bertenun ulos masyarakat Batak Toba di Desa Lumban

Suhi-Suhi Toruan menggunakan alat tenun yang tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu dan keberadaan alat tenun yang dimiliki masyarakat


(20)

71

tersebut sudah lama, yang sudah ada sejak orangtua para penenun bertenun ulos (nenek moyang) .

3. Kepandaian bertenun ulos yang dimiliki masyarakat penenun ulos adalah

kepandaian yang sudah ada lama yang diwariskan oleh orangtua para penenun dari generasi ke generasi.

4. Dalam bertenun ulos terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan mulai

dari sebelum dilaksanakan proses bertenun ulos hingga menghasilkan

sehelai kain ulos. Sebelum dilaksanakan kegiatan bertenun ulos sipenenun

akan memasukkan (ganje) benang kedalam tepung yang sudah dimasak tujuannya agar membuat benang keras atau kuat. Selanjutnya benang yang sudah diganje dikeringkan atau dijemur. Kemudian dimasukkan ke pangunggasan untuk disisir dengan alat unggas yang bertujuan untuk membuat benang-benang yang digunakan dalam bertenun rapi sehingga tidak susah untuk digulung.


(21)

72

1.2.Saran

1. Bertenun ulos merupakan seni kerajinan tradisional yang perlu

dilestarikan. masyarakat hendaknya bekerjasama dalam melestarikan

budaya bertenun ulos meskipun dengan hasil produksi tenun ulos yang

telah mengalami perubahan. Hal ini bertujuan untuk menghormati leluhur

yang telah menciptakan dan melaksanakan kegiatan bertenun ulos. Oleh

karenanya masyarakat harus memperhatikan dan mempertahankan

keberadaan bertenun ulos melalui pewarisan atau mengajarkan kepandaian

bertenun ulos yang dimiliki kaum ibu kepada anak-anaknya.

2. Perubahan dalam produksi tenun ulos pada masyarakat Batak Toba

mengandung nilai positif dan negatif. Nilai positif dari adanya perubahan ini adalah dari segi ekonomi yang menguntungkan para penenun yang hasil tenunannya selalu terjual. Namun dampak negatifnya membuat masyarakat Batak Toba meninggalkan nilai-nilai budaya yang diwariskan

nenek moyang mereka dalam bertenun ulos Batak Toba yang

menyebabkan hilangnya produksi tenun ulos Batak Toba secara

tradisional.

3. Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai

desa budaya dan tempat pariwisata, khususnya untuk mengenalkan

kerajinan tenun ulos pada masyarakat luar, sehingga masyarakat luar dapat

mengetahui tentang budaya bertenun ulos yang terdapat di Desa lumban


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Dakung, Sudiarto. 1984. Ulos. Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan

Depdikbud.

.

Gultom, Raja Marpodang,Dj.1992.Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak

Medan:CV. Armanda

Hartono. H, dkk. 1990. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ihroni, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

J. Gultom, dkk. 1987. Pengrajin Tradisional Di Daerah Propinsi Sumatera Utara.

Depdikbud.

Kartiwa, Suwati.1986. Kain Songket Indonesia. Jakarta. Djambatan.

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

.1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

. .2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Moleong, Lexy, J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Oofsset.

Niessen, Sandra. 2011. Berkelana dengan Sandra-Menyusuri Ulos Batak. Yogyakarta:

Baraka Grafika.

Sihombing, T.M.1989. Jambar Hata Dongan Tu Ulaon Adat. CV Tulus Jaya.

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan Soedjito Sosrodihardjo.2009.Metode Penelitian Sosial.

Medan: Bina Media Perintis.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2001. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak

Toba. Penerbit Jendela.

Siahaan, dkk. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya Batak: Suatu Pendekatan Terhadap

Perilaku Batak Toba Dan Angkola-Mandailing. Sanggar Willem Iskandar.Medan.

Sitepu, A.G. 1998. Mengenal Seni Kerajinan Tradisional Karo Seri:B. Ulih Saber:

Medan.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta. CV Rajawali.

Soekanto, Soerjono.1983.Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.


(23)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.

Tampubolon C. B. 1986. Ulos Batak. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Warneck, J.2001. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media

Sumber Lain :

(http://www.nainggolan.net/ulos.htmldiakses 7 maret,pukul 20:00 WIB)

(http://rudtsoneclick.blogspot.com/p/teori-adaptif-lingkungan-perilaku.html,diakses17 maret,pukul 13.00 WIB)


(1)

Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan produksi tenun ulos terhadap sosial ekonomi masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Masyarakat Batak Toba Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan untuk melestarikan tenun ulos tradisional terhadap perubahan produksi tenun ulos yang terjadi.

4. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis maupun masyarakat (suku Batak Toba maupun suku lain), mengenai perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat suku Batak Toba.

2. Secara Praktis

Penelitian ini dapat berguna untuk memberikan masukan dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya, mengenai perubahan produksi tenun ulos pada masyarakat suku Batak Toba.


(2)

70

BAB V PENUTUP

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa point kesimpulan. Adapaun kesimpulan yang didapat, yaitu:

1. Bahwa Ulos adalah sejenis kain adat hasil tenunan tradisional suku Batak Toba. Bertenun ulos merupakan pekerjaan yang dilakukan kaum perempuan yang sudah lama dimiliki masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan. Pada awalnya bertenun ulos dilakukan masyarakat Batak Toba untuk keperluan adat dan produksi ulos yang dihasilkan adalah ulos Batak Toba. Saat ini telah terjadi perubahan dalam produksi tenun ulos yang dihasilkan para penenun di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir .Produksi tenun

ulos saat ini adalah ulos Batak Karo. Perubahan yang terjadi dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Dan yang memberikan dampak positif terutama dalam hal distribusi ulos dimana penampungan atau penjualan ulos Karo terdapat di desa tersebut sehingga hasil tenunan selalu terjual dan dalam harga jual ulos Karo juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan harga jual ulos Batak Toba.

2. Dalam proses bertenun ulos masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan menggunakan alat tenun yang tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu dan keberadaan alat tenun yang dimiliki masyarakat


(3)

ulos (nenek moyang) .

3. Kepandaian bertenun ulos yang dimiliki masyarakat penenun ulos adalah kepandaian yang sudah ada lama yang diwariskan oleh orangtua para penenun dari generasi ke generasi.

4. Dalam bertenun ulos terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan mulai dari sebelum dilaksanakan proses bertenun ulos hingga menghasilkan sehelai kain ulos. Sebelum dilaksanakan kegiatan bertenun ulos sipenenun akan memasukkan (ganje) benang kedalam tepung yang sudah dimasak tujuannya agar membuat benang keras atau kuat. Selanjutnya benang yang sudah diganje dikeringkan atau dijemur. Kemudian dimasukkan ke pangunggasan untuk disisir dengan alat unggas yang bertujuan untuk membuat benang-benang yang digunakan dalam bertenun rapi sehingga tidak susah untuk digulung.


(4)

72

1.2.Saran

1. Bertenun ulos merupakan seni kerajinan tradisional yang perlu dilestarikan. masyarakat hendaknya bekerjasama dalam melestarikan budaya bertenun ulos meskipun dengan hasil produksi tenun ulos yang telah mengalami perubahan. Hal ini bertujuan untuk menghormati leluhur yang telah menciptakan dan melaksanakan kegiatan bertenun ulos. Oleh karenanya masyarakat harus memperhatikan dan mempertahankan keberadaan bertenun ulos melalui pewarisan atau mengajarkan kepandaian bertenun ulos yang dimiliki kaum ibu kepada anak-anaknya.

2. Perubahan dalam produksi tenun ulos pada masyarakat Batak Toba mengandung nilai positif dan negatif. Nilai positif dari adanya perubahan ini adalah dari segi ekonomi yang menguntungkan para penenun yang hasil tenunannya selalu terjual. Namun dampak negatifnya membuat masyarakat Batak Toba meninggalkan nilai-nilai budaya yang diwariskan nenek moyang mereka dalam bertenun ulos Batak Toba yang menyebabkan hilangnya produksi tenun ulos Batak Toba secara tradisional.

3. Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai desa budaya dan tempat pariwisata, khususnya untuk mengenalkan kerajinan tenun ulos pada masyarakat luar, sehingga masyarakat luar dapat mengetahui tentang budaya bertenun ulos yang terdapat di Desa lumban Suhi-Suhi Toruan.


(5)

Medan:CV. Armanda

Hartono. H, dkk. 1990. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ihroni, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

J. Gultom, dkk. 1987. Pengrajin Tradisional Di Daerah Propinsi Sumatera Utara. Depdikbud.

Kartiwa, Suwati.1986. Kain Songket Indonesia. Jakarta. Djambatan.

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. .1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. . .2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Moleong, Lexy, J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Oofsset. Niessen, Sandra. 2011. Berkelana dengan Sandra-Menyusuri Ulos Batak. Yogyakarta: Baraka Grafika.

Sihombing, T.M.1989. Jambar Hata Dongan Tu Ulaon Adat. CV Tulus Jaya.

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan Soedjito Sosrodihardjo.2009.Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2001. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Penerbit Jendela.

Siahaan, dkk. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya Batak: Suatu Pendekatan Terhadap Perilaku Batak Toba Dan Angkola-Mandailing. Sanggar Willem Iskandar.Medan.

Sitepu, A.G. 1998. Mengenal Seni Kerajinan Tradisional Karo Seri:B. Ulih Saber: Medan.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta. CV Rajawali.

Soekanto, Soerjono.1983.Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(6)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.

Tampubolon C. B. 1986. Ulos Batak. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. Warneck, J.2001. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media

Sumber Lain :

(http://www.nainggolan.net/ulos.htmldiakses 7 maret,pukul 20:00 WIB)

(http://rudtsoneclick.blogspot.com/p/teori-adaptif-lingkungan-perilaku.html,diakses17 maret,pukul 13.00 WIB)