Prosedur Penyetoran Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Prosedur Pelaporan Atas Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

4. Pemotong PPh Pasal 21 wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan kalender. 5. Pemotong PPh Pasal 21 dan wajib membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh Pasal 21 dan untuk masing‐masing penerima penghasilan, yang menjadi dasar pelaporan PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap masa pajak dan wajib menyimpan catatan atau kertas kerja perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Pemotong PPh Pasal 21 wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 memberikan bukti pemotongan tersebut kepada penerima penghasilan yang dipotong pajak. 7. Bentuk formulir pemotongan PPh Pasal 21 ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak. Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Direktur Jendral Pajak untuk melakukan pemotonganpemungutan tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 dan kenaikan 100 dari pajak yang terutang.

B. Prosedur Penyetoran Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Prosedur penyetoran pajak penghasilan pasal 21 adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan di Kantor Pos, Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik Daerah atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Anggaran, 2. Pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak, 3. Pajak penghasilan Pasal 21 harus disetor paling lambat tanggal 10 bulan takwim bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, 4. Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran bertepatan dengan hari libur maka pembayaran atau penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. 5. Dalam hal dalam suatu bulan terjadi kelebihan penyetoran pajak atas PPh Pasal 21 dan yang terutang, kelebihan penyetoran tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya melalui Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21.

C. Prosedur Pelaporan Atas Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

Adapun pelaksanaan prosedur pelaporan atas pemotongan pajak penghasilan pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia adalah sebagai berikut : 1. Wajib pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak ke bagian Tempat Pelayanan Terpadu TPT dengan membawa Surat Pemberitahuan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21, Universitas Sumatera Utara 2. Petugas dibagian TPT menerima Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 21 dari wajib pajak, 3. Petugas membuat tanda terima SPT Masa Pasal 21 yang diterima wajib pajak dalam bentuk Lembar Pengawasan Arus Dokumen LPAD, 4. Petugas dibagian TPT membuat pengantar pengiriman SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 ke seksi pemotongan dan pemungutan, 5. Petugas menerima berkas SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diterima dari petugas TPT dengan memaraf tanda terima pengiriman berkas yang diberikan petugas TPT. 6. Ketentuan mengenai kewajiban untuk melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 untuk setiap bulan kalender tetap berlaku, dalam hal jumlah pajak yang dipotong pada bulan yang bersangkutan nihil. Batas waktu pelaporan SPT Masa Pajak penghasilan Pasal 21 paling lambat tanggal 20 bulan berikut sedangkan batas waktu pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 yaitu tanggal 31 bulan ketiga setelah berakhirnya tahun atau bagian tahun pajak. Universitas Sumatera Utara

D. Analisis