35
Pasal 7 UUHT hak kebendaan droite de suite secara tegas dinyatakan bahwa hak tanggungan tetap mengikuti objeknya dalam tangan siapapun.
2. Konsepsi Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi
diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan operational definition.
33
Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran
mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai.
34
Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa
konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sebagai berikut:
a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
35
b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
36
33
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia,
Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993, hal. 10.
34
Tan Kamello, “Perkembangan Lembaga Jaminan Fiducia: Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara”, Disertasi, PPs-USU, Medan, 2002, hal 35
35
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang- undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
36
Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang- undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Universitas Sumatera Utara
36
c. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga;
37
d. Debitur adalah orang atau badan usaha yang memiliki hutang kepada bank atau lembaga pembiayaan lainnya karena perjanjian atau undang-undang.
38
e. Kreditur adalah pihak bank atau lembaga pembiayaan lainnya yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang.
39
f. Kreditur preferensi adalah kreditur pemegang hak jaminan yang memiliki hak secara didahulukan terhadap kreditur lainnya untuk mengambil pelunasan
piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan.
40
g. Perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara nasabah debitur dengan kreditur yang terjadi di lingkungan perbankan dan notaris dalam bentuk tertulis.
41
h. Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah.
42
37
Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang- undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
38
Bandingkan, Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan.
39
Bandingkan, Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan.
40
Sutan Remy Syahdeini, Hukum Jaminan dan Kepailitan, Jurnal Hukum Bisnis, Volume I, 2000, hal 7
41
Pasal 1313 KUH Perdata berbunyi “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.
42
Pasal 1 angka 23 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang- undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Universitas Sumatera Utara
37
i. Jaminan kebendaan merupakan hak mutlak atas suatu benda tertentu yang menjadi objek jaminan suatu hutang, yang suatu waktu dapat diuangkan bagi
pelunasan hutang debitur apabila debitur ingkar janji.
43
j. Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UUPA berikut atau tidak berikut benda-benda
lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu
terhadap kreditur-kreditur lain.
44
k. Benda terdaftar adalah benda yang didaftarkan kepada instansi tertentu yang memiliki bukti sertifikat.
45
G. Metode Penulisan 1. Spesifikasi Penelitian
Dari judul dan permasalahan yang dalam penelitian ini dan supaya dapat memberikan hasil yang bermanfaat maka penelitian ini dilakukan dengan penelitian
yang bersifat deskripsi
46
yaitu menggambarkan dan menganalisa masalah-masalah yang akan dikemukakan, yang dilakukan dengan cara pendekatan yuridis normatif.
47
43
H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, The Bankers Hand Book, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005, hal. 213
44
Pasal 1 ayat 1 UUHT.
45
Djuhaendah Hasan, Lembaga jaminan Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain Yang Melekat Pada tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal
, Bandung: Citra Aditya bakti, 1996, hal. 235.
46
Soerjono Soekanto, Op-Cit, hal. 9.
47
Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, lebih lanjut lihat Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995,
hal 13.
Universitas Sumatera Utara
38
Pendekatan yuridis normatif ini digunakan dengan maksud untuk mengadakan pendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dokumen-dokumen dan berbagai teori.
48
Pendekatan yuridis normatif
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti sumber-sumber bacaan yang relevan dengan tema penelitian, yang meliputi penelitian terhadap asas-asas
hukum,
49
sumber-sumber hukum,
50
peraturan perundang-undangan yang bersifat teoretis ilmiah yang dapat menganalisa permasalahan yang akan dibahas serta
ditambah data lainnya yang diperoleh dilapangan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pelaksanaan pembebanan hak tanggungan atas tanah sebagai jaminan
kredit di PT. Bank Dipo Internasional Cabang Medan.
2. Sumber Data