Jenis Agregat Berdasarkan Berat

19 halus dengan agregat kasar yaitu 4.80 mm British Standard atau 4.75 mm Standar ASTM. Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80 mm 4.75 mm dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari 4.80 mm 4.75 mm. Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40 mm.

2.3.1 Jenis Agregat Berdasarkan Berat

Agregat dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan beratnya, yaitu : 1. Agregat Normal Agregat normal dihasilkan dari pemecahan batuan dengan quarry atau langsung diambil dari alam. Agregat ini biasanya memiliki berat jenis rata- rata 2.5- 2.7. Beton yang dibuat dengan agregat normal adalah beton yang memiliki berat isi 2200-2500 kgm3. Beton yang dihasilkan dengan menggunakan agregat ini memiliki kuat tekan sekitar 15-40 MPa SK.SNI.T-15-1990:1. 2. Agregat Ringan Agregat ringan adalah agregat yang mempunyai kepadatan sekitar 300 1850 kgm 3 . Agregat ringan adalah agregat yang mempunyai berat jenis yang ringan dan porositas yang tinggi, yang dapat dihasilkan dari agregat alam maupun hasil fabrikasi Tri Mulyono, 2004. Agregat ringan biasanya digunakan atas pertimbangan ekonomis dan struktural. Pertimbangan ekonomis didasarkan atas biaya produksi untuk menghasilkan agregat ringan dan pengerjaan struktur betonnya sendiri. Secara struktural pertimbangan didasarkan atas berat-volume atau kepadatan dari beton yang terbentuk dimana akan lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan agregat Universitas Sumatera Utara 20 normal, sehingga jika digunakan untuk struktur atas akan lebih ringan yang pada akhirnya beban konstruksi menjadi lebih kecil. Menurut SNI 03-2461-2002, agregat ringan diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Agregat ringan buatan, adalah agregat yang dibuat dengan membekahkan expanding atau memanaskan bahan-bahan, seperti terak dan peleburan besi, tanah liat diatome, abu terbang fly ash, tanah serpih, batu tulis dan lempung slate. 2. Agregat ringan alami, adalah agregat yang diperoleh dan bahan-bahan alami seperti batu apung pumice, batu letusan gunung atau batuan lahar. Agregat ringan alami atau Natural Agregate, umumnya berupa material vulkanik atau bersumber dari lava yang membeku. Secara garis besar, agregat alami dikelompokkan ke dalam 2 bagian, antara lain :  Agregat yang berasal dari vulkanik, terbentuk ketika lava dari gunung berapi. Lava merupakan lelehan didih yang mungkin berisi udara dan gas, dan ketika itu mendingin, ia membeku menjadi massa berpori. Dengan kata lain, menghasilkan bahan ringan yang berpori dan reaktif. Jenis bahan ini dikenal sebagai agregat vulkanik, atau batu apung atau agregat scoria. Agregat diperoleh dengan pengolahan mekanik, seperti menghancurkan, menyaring, dan menggiling.  Agregat Organik, merupakan bentuk pemanfaatan limbah pertanian sebagai agregat. Sebagai contoh, limbah cangkang kelapa sawit dapat digunakan sebagai agregat dalam produksi beton ringan. Cangkang kelapa sawit memiliki bulk-density sekitar 620 kgm 3 dan berat jenis 1,25. Universitas Sumatera Utara 21 Sifatnya sangat keras dan diperoleh berupa potongan-potongan hancur sebagai hasil dari proses yang digunakan untuk melepaskan minyak. Untuk kebutuhan gradasi agregat pada campuran beton ringan serta sifat fisik agregat ringan untuk beton ringan struktural, SNI 03-2461-2002 menetapkan dalam tabel 2.4 dan tabel 2.5. 3. Agregat Berat Agregat berat memiliki berat jeni lebih besar dari 2800 kgm3. Agregat ini biasanya dipergunakan untuk menghasilkan beton untuk proteksi terhadap radiasi nuklir SK.SNI.T-15-1990:1. Tabel 2.2 Persyaratan susunan besar butir agregat ringan untuk beton ringan struktural Ukuran Persentase yang lulus angka berat 25,0 19,0 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,60 0,3 Agregat halus : 4,75 0 mm - - - 100 85-100 - 45-80 10-35 5-25 Agregat Kasar : 25,0 4,75 mm 95-100 - 25-60 - 0-10 - - - - 19,0 4,75 mm 100 95-100 - 10-50 0-15 - - - - 12,5 4,75 mm - 100 90-100 40-80 0-20 - - - - 9,5 2,36 mm - - 100 80-100 5-40 0-20 0-10 - - Kombinasi agregat halus kasar : 12,5 8,0 mm - 100 95-100 - 50-80 - - 5-20 2-15 9,5 8 mm - - 100 90-100 65-90 35-65 - 10-25 5-15 Sumber : SNI 03-2461-2002, Spesifikasi agregat ringan untuk beton ringan struktural , BSN Universitas Sumatera Utara 22 Tabel 2.3 Persyaratan sifat fisis agregat ringan untuk beton ringan struktural No Sifat fisis Persyaratan 1 Berat jenis 1,0 - 1,8 2 Penyerapan air maksimum setelah direndam 24 jam 20 3 Berat isi maksimum : - gembur kering - agregat halus - agregat kasar - campuran agregat kasar dan halus 1120 880 1040 60 4 Nilai presentase volume padat 9 14 5 Nilai 10 kehalusan ton 6 Kadar bagian yang terapung setelah direndam dalam air 10 menit maksimum 5 7 Kadar bahan yang mentah clay dump 1 8 Nilai keawetan, jika dalam larutan magnesium sulfat selama 16 - 18 jam bagian yang larut maksimum 12` CATATAN Nilai keremukan ditentukan sebagai hasil bagi banyaknya fraksi yang lolos pada ayakan 2,4 mm dengan banyaknya bahan agregat kering oven semula dikalikan 100 Sumber : SNI 03-2461-2002, Spesifikasi agregat ringan untuk beton ringan struktural , BSN

2.3.2 Jenis Agregat Berdasarkan Ukuran Butir Nominal

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMENTERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMEN TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR PECAHAN BATA CITICON.

0 2 16

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMENTERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMEN TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMEN TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 7 6

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME PADA BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR GERABAH PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME PADA BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR GERABAH.

0 2 15

PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 5 5

PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO BAKAR SEBAGAI AGREGAT KASAR BETON RINGAN Penggunaan Lumpur Lapindo Bakar Sebagai Agregat Kasar Beton Ringan.

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Agregat Kasar Terhadap Sifat Mekanik Beton Ringan

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Agregat Kasar Terhadap Sifat Mekanik Beton Ringan

0 0 8

PENGARUH PENGGUNAAN BAMBU SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN TUGAS AKHIR - Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Agregat Kasar Terhadap Sifat Mekanik Beton Ringan

0 0 15