Rumusan Masalah Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Metodologi

4 Penambahan nilai kuat tekan ditunjukkan pada agregat bambu dan juga pada rotan sebagai perkuatan. 3. Kajian Kuat Tarik Beton Serat Bambu oleh Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, dan Ike Pontiawaty tahun 2012. Penelitiannya bertujuan untuk mengkaji peningkatan kuat tarik beton akibat penambahan serat bambu. Penelitian berupa studi eksperimental dengan membuat benda uji silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Kadar serat yang digunakan adalah 1,5 dari berat semen dengan variasi panjang 15 mm BS1, 20 mm BS2, dan 25 mm BS3. Jumlah masing-masing benda uji per variasi adalah 9 buah untuk uji kuat tekan dan 3 buah untuk kuat tarik. Beton tanpa serat BN juga dibuat sebagai pembanding. Pengujian kuat tekan dilakukan untuk umur beton 7, 14 dan 28 hari, sedangkan untuk pengujian kuat tarik belah dilakukan pada umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan BN adalah 25,44 MPa, BS1 26,50 MPa naik 4,1, BS2 27,81 MPa naik 9,3, dan BS3 27,95 MPa naik 9,9. Kuat tarik BN adalah 1,88 MPa, BS1 2,27 MPa naik 20,7, BS2 2,46 MPa naik 30,5, dan BS3 2,43 MPa naik 28,9.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh potongan bambu sebagai substitusi agregat kasar dalam Universitas Sumatera Utara 5 campuran beton terhadap berat jenis, kuat tekan, kuat tarik belah, modulus elastisitas, serta absorbsi air.

1.3 Batasan Masalah

1. Mutu beton yang digunakan adalah f c 17 MPa untuk beton ringan struktural. Adapun batasan nilai kuat tekan minimum untuk beton ringan struktural adalah 17 MPa dengan berat jenis 28 hari maksimum adalah 1680 kgm 3 SNI 03-2461-2002. 2. Pengujian :  Kuat tekan  Tarik belah  Elastisitas 3. Benda uji yang digunakan untuk tiap pengujian adalah silinder dengan diameter d 15 cm dan tinggi 30 cm. 4. Variasi potongan bambu yang digunakan pada masing-masing benda uji adalah 0, 20, 40, 60, 80 dari berat agregat kasar yang digunakan. 5. Pengujian kuat tekan dilakukan pada benda uji umur 28 hari 6. Pengujian tarik belah dilakukan pada benda uji umur 28 hari

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh dari penambahan potongan bambu sebagai substitusi agregat kasar terhadap nilai : Universitas Sumatera Utara 6 1. Berat Jenis 2. Kuat Tekan 3. Tarik Belah 4. Modulus Elastisitas 5. Absorbsi

1.5 Metodologi

Metode yang akan digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah uji eksperimental di laboratorium. Adapun karakterisitik material yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Bambu Bambu yang digunakan adalah jenis bambu betung Dendrocalamus asper untuk kondisi kering permukaan. Bambu tersebut di cacah hingga berukuran 15 mm 20 mm. Untuk proses pencacahan dilakukan secara manual. b. Benda uji Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian dilakukan setelah umur beton mencapai 28 hari. Variasi penambahan agregat dari potongan bambu yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 7 Tabel 1.1 : Variasi penambahan potongan bambu fas Variasi Penambahan Potongan Bambu Banyaknya Benda Uji Jumlah Tekan dan Elastisitas Tarik belah D15 x 30 cm D15 x 30 cm 0,5 6 6 12 0,5 20 6 6 12 0,5 40 6 6 12 0,5 60 6 6 12 0,5 80 6 6 12 = 60 Jadi banyak benda uji: 1. Untuk uji tekan dan elastisitas 30 buah 2. Untuk uji tarik belah 30 buah Maka total semua benda uji adalah 60 buah.

1.6 Tempat Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMENTERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMEN TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR PECAHAN BATA CITICON.

0 2 16

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMENTERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMEN TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI PENGGANTI SEMEN TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 7 6

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME PADA BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR GERABAH PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME PADA BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR GERABAH.

0 2 15

PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG.

0 5 5

PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO BAKAR SEBAGAI AGREGAT KASAR BETON RINGAN Penggunaan Lumpur Lapindo Bakar Sebagai Agregat Kasar Beton Ringan.

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Agregat Kasar Terhadap Sifat Mekanik Beton Ringan

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Agregat Kasar Terhadap Sifat Mekanik Beton Ringan

0 0 8

PENGARUH PENGGUNAAN BAMBU SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN TUGAS AKHIR - Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Agregat Kasar Terhadap Sifat Mekanik Beton Ringan

0 0 15