56 | Page
Biro Reformasi Birokrasi Polri-2015
Penilaian  10  besar  ITK  yaitu  Polda:  Jabar,  Aceh,  Banten,  Kalbar,  Jateng, Sulteng,  Riau,  Kalsel,  Bali  dan  Sumsel,  untuk  10  besar  hasil  Survei  Layanan  Publik
yaitu  Polda  Sumsel,  Metro  Jaya,  Kalbar,  Aceh,  Jabar,  Jateng,  Kaltim,  Riau,  Sumut dan Sulsel yang selanjutnya ditetapkan untuk dasar penilaian WBK.
4. Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM
Polri  telah  melaksanakan  pembangunan  Zona  Integritas  Menuju Wilayah  Bebas  dari  Korupsi  WBK  dan  Wilayah  Birokrasi  Bersih  dan  Melayani
WBBM.  Program  tersebut  telah  diwujudkan  melalui  Pencanangan  Zona Integritas  Menuju  Wilayah
Bebas  dari  Korupsi  WBK dan
Wilayah Birokrasi
Bersih dan
Melayani WBBM  pada  tanggal  2
September 2013.
Berdasarkan Permenpan
dan RB Republik Indonesia Nomor  52  Tahun  2014
tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi  Bersih  dan  Melayani  di  Lingkungan  Instansi  Pemerintah,  penilaian
57 | Page
Biro Reformasi Birokrasi Polri-2015
Zona  Integritas  Menuju  Wilayah  Bebas  dari  Korupsi  WBK  dan  Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani WBBM dilakukan dengan menggunakan Lembar
Kerja  Evaluasi  terhadap  6  enam  area  perubahan  yaitu  program  manajemen perubahan,  penataan  tatalaksana,  penataan  sistem  manajemen  SDM,
penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja. Predikat WBK diberikan kepada Satker di lingkungan Polri berdasarkan
penilaian yang masuk 10 besar ITK dan Survei Layanan Publik. Hasil penilaian
tersebut ditetapkan dengan Keputusan Kapolri Nomor: Kep876X2015 tanggal 9  Oktober  2015  yaitu  Polres  Aceh  Besar,  Ditlantas  dan  Polresta  Palembang
Polda  Sumsel,    Polres  Cimahi  Polda  Jabar,  Polres  Banyumas  Polda  jateng, Polres  Dumai  Polda
Riau  dan  Polresta Pontianak
Polda Kalbar.  Selanjutnya
dilakukan  penilaian oleh
Tim independen
dari Kementerian  PAN-
RB,  KPK  dan  BPS terhadap
4  Satker  yaitu  Polresta  Palembang,  Polresta  Pontianak,  Polres  Cimahi  dan Polres Banyumas.
5.
Strategi  Nasional  Aksi  Pencegahan  dan  Pemberantasan  Korupsi Stranas PPK
Hasil  penilaian  Bappenas  melalui  system  monitoring  atas  pelaporan Aksi  Pencegahan  dan  Pemberantasan  Korupsi  PPK  di  lingkungan  Polri  tahun
2015  mencapai  nilai  100  , dari  18  aksi,  1  diantara  aksi  tersebut  terdapat
terobosan  yang  signifikan  dari  Korlantas  Polri  yaitu  pada  aksi  pelaporan  data dan  informasi  perpajakan  terkait  data  regident  kendaraan  bermotor  langsung
ke  Ditjen  Pajak  dimana  sebelumnya  tidak  dikirim  dan  mendapat  nilai  merah,
58 | Page
Biro Reformasi Birokrasi Polri-2015
pada  aksi  tahun  2015  mendapat  nilai  100  hijau.  18  aksi  dimaksud berdasarkan Inpres Nomor 7 tahun 2015 tentang Stranas Aksi PPK tahun 2015,
yaitu:
a. Optimalisasi  Pelaksanaan  whistle  blowing  system  WBS  dan  jaminan
perlindungan  terhadap whistle  blowerPelapor  yang  terintegrasi
di  KementerianLembaga,  dengan  kriteria  keberhasilan  meningkatnya efektivitas pelaksanaan WBS di KementerianLembaga;
b. Optimalisasi  pelayanan  Regident  kendaraan  bermotor  dan  pengemudi,
dengan  kriteria  keberhasilan  terwujudnya  pelayanan  Regident  kendaraan bermotor dan pengemudi berbasis teknologi informasi;
c. Pelaksanaan kewajiban pelaporan harta kekayaan Pejabat Polri sesuai UU
Nomor 28 Tahun 1999 Kep Kapolri Nomor: Kep408VII2011 dan Surat Telegram
Kapolri Nomor:
ST1540VII2011, dengan
kriteria keberhasilan  pimpinan  Polri  memastikan  kewajiban  LHKPN  oleh  anggota
Polri terlaksana optimal; d.
Pelaksanaan transparansi dalam proses rekrutmen Penyidik Polri, dengan kriteria keberhasilan meningkatnya integritas dan kualitas Penyidik Polri;
e. Transparansi  proses  pengangkatan  pejabat  yang  menempati  jabatan
srategis  di  Polri,  dengan  kriteria  keberhasilan  pengangkatan  pejabat
59 | Page
Biro Reformasi Birokrasi Polri-2015
setingkat  eselon  I  dan  eselon  II  dilakukan  secara  ketat,  transparan  dan akuntabel;
f. Pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas dalam mekanisme pengadaan
barang dan jasa, dengan kriteria keberhasilan meningkatnya pelaksanaan transparansi  dan  akuntabilitas  pengadaan  barang  dan  jasa  melalui
e-procurement; g.
Penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari ILAP  Instansi,  Lembaga,  Asosiasi,  dan  Pihak  lain,  dengan  kriteria
keberhasilan tingginya kepatuhan dalam penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai ketentuan;
h. Pembentukan database SPDP yang terpusat, dengan kriteria keberhasilan
data  base  online  SPDP  dapat  diakses  oleh  Aparat  Penegak  Hukum  dan SPDP  100  bisa  di  administrasikan  oleh  Mabes  Polri  dengan  metode
nomor surat terpusat; i.
Peningkatan  keterbukaan  proses  penegakan  hukum  di  Polri  kepada masyarakat,  dengan  kriteria  keberhasilan  meningkatnya  akuntabilitas
penanganan  perkara  tindak  pidana  sehingga  publik  dan  Pimpinan  dapat mengetahui  setidaknya:  Persentase  laporan  yang  masuk  dan  laporan
yang  ditindaklanjuti  ke  tahap  selanjutnya  dan  tersampaikannya dokumentasi  tahapan  penanganan  perkara  kepada  para  pihak  yang
berperkara dan masyarakat luas; j.
Optimalisasi  Pelaksanaan  pengawasan  eksternal  dalam  kerangka  EMI Pengawasan  Eksternal  Memanfaatkan  Pengawasan  Internal  dan  IME
Pengawasan Internal Mendukung Pengawasan Eksternal dengan kriteria keberhasilan:  Meningkatnya  koordinasi  Polri  dan  instansi  pengawas
eksternal; k.   Optimalisasi penggunaan UU Pencucian Uang dalam penanganan perkara
Korupsi,  dengan  kriteria  keberhasilan  digunakannya  Pasal-Pasal  UU Tindak Pidana Pencucian Uang TPPU dalam Penanganan Kasus Korupsi;
l. Operasionalisasi  Perma  No.  12013  tentang  penyelesaian  penanganan
harta  kekayaan  dalam  tindak  pidana  pencucian  uangtindak  pidana  lain, dengan kriteria keberhasilan diterapkannya Perma  Nomor 1 Tahun 2013;
60 | Page
Biro Reformasi Birokrasi Polri-2015
m. Evaluasi  pelaksanaan  Peraturan  Kapolri  Nomor  14  Tahun  2011  tentang
Kode  Etik  Profesi  Polri  dan  Kep  Kapolri  Nomor  43  Tahun  2004  tentang Tata cara Penyelesaian Pelanggaran Disiplin Anggota Polri, dengan kriteria
keberhasilan  laporan  evaluasi  dan  rekomendasi  pelaksanaan  Peraturan Kapolri  Nomor  14  Tahun  2011  tentang  Kode  Etik  Profesi  Polri  dan  Kep
Kapolri  Nomor  43  Tahun  2004  tentang  Tata  cara  Penyelesaian Pelanggaran Disiplin Anggota Polri;
n. Transparansi  dan  akuntabilitas  penanganan  dugaan  pelanggaran  oleh
oknum  Polri,  dengan  kriteria  keberhasilan  meningkatnya  kepercayaan publik terhadap Polri;
o. Peningkatan koordinasi terkait penyimpanan barang sitaan dan rampasan,
dengan  kriteria  keberhasilan  adanya  akurasi  dan  kekinian  data  terkait barang sitaan dan rampasan yang disimpan di Rupbasan;
p. Akuntabilitas  pengelolaan  barang  sitaanbukti  di  Polri,  dengan  kriteria
keberhasilan adanya pengelolaan barang sitaan yang lebih baik; q.
Optimalisasi  pengembalian  dan  pemanfaatan  barang  sitaan  dengan kriteria  keberhasilan  berkurangnya  kejadian  penurunan  nilai  asset  yang
disita; r.
Peningkatan  transparansi  pengelolaan  asset  sitaan,  dengan  kriteria keberhasilan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan asset sitaan.
6. Aksi