Pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas (ROA) : (studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2008-2012)

(1)

(2)

(3)

(4)

60

Nama : Ayu Kurniawati

Tempat, Tanggal /Lahir : Jakarta, 31 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Golongan Darah : AB

Agama : Islam

Status : Menikah

Kebangsaan : Indonesia

Alamat Tinggal : Jl. Srigunting Blok D1 No.21 RT007/06 Sukapura Jakarta Utara 14140

Nomor Tlp : 087822250482

1. Data Pendidikan :

No. Keterangan Nama Sekolah Tahun Lulus

1. SD SDN Sukapura 01 Pagi 2003

2. SMP SMP Manba’ul Ulum Ponpes

Asshiddiqiyah Kebon Jeruk Jakbar 2006

3. SMA SMAN 75 Jakarta 2009

4. Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Bandung Masih Kuliah

2. Data Pendidikan Non Formal :

No. Keterangan Tempat Tahun

1. Brevet Tax Center Unikom 2011

3. Data Organisasi : Jenjang

Pendidikan Nama Organisasi Jabatan

SD Paskibra Anggota

SMP OSIS Ketua

SMA ROHIS Anggota


(5)

di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)

THE INFLUENCE OF CREDIT LENDING AND INTEREST

RATE ON PROFITABILITY (ROA)

(A Case Study At Banking Sector Registered In The Indonesian

Stock Exchange Period 2008-2012)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi Oleh:

Ayu Kurniawati 21109140

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

ii

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penyaluran Kredit dan Suku Bunga Kredit Terhadap Profitabilitas (ROA) Studi Kasus Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Peneliti menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan, mengingat keterbatasan peneliti dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang peneliti miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Dedi Sulistyo,S.,M.T., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam proses penyusunan Skripsi ini.

Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan Skripsi ini, peneliti telah banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupun materil serta dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu kelancaran dalam penyusunan Skripsi ini sehingga pada akhirnya memberikan semangat pada peneliti untuk menyelesaikan Skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Se., Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Dr. Surtikanti,S.E.,M.Si.,Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

iii

membimbing peneliti sejak awal masuk kuliah sampai saat ini.

6. Seluruh Dosen pada Program Studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

7. Seluruh Staf pada Program Studi Akuntansi yang selalu memberikan informasi akademik kepada peneliti.

8. Suamiku tercinta, Mas Roni yang selalu memberikan do’a dan dukungan yang penuh kepada peneliti.

9. Alm. Bapak dan Mamah tercinta, yang selalu memberikan do’a dan kasih sayang serta yang selalu memberikan dorongan moril dan materil kepada peneliti dalam menyelesaikan Usulan Penelitian ini.

10. Kakak dan Adikku Mas Adi, Mas Kiki, Mas Ade dan Icha yang selalu memberikan do’a, dukungan dan motivasi kepada peneliti.

11. Semua keluarga peneliti yang selalu memberikan do’a dan semangat kepada peneliti.

12. Teman-teman satu kosan Betto’s yang selalu mendorong dan memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil selama ini agar dapat menyelesaikan Skripsi ini.

13. Teman-teman Seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan kontribusinya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

14. Semua Pihak yang telah membantu, memberikan semangat serta doanya kepada penulis, yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu. Terima kasih banyak.


(8)

iv berkepentingan.

Bandung, Agustus 2013 Penulis


(9)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ... .i

LEMBAR PERNYATAAN ... .ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... .1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 11

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11

1.2.2 Rumusan Masalah ... 12

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 13

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 13


(10)

ix

2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Penyaluran Kredit ... 16

2.1.1.1 Pengertian Kredit ... 16

2.1.1.2 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 18

2.1.1.3 Unsur-unsur Kredit ... 18

2.1.1.4 Jenis-jenis Kredit ... 19

2.1.1.5 Prinsip-prinsip dalam Pemberian Kredit ... 20

2.1.2 Tingkat Suku Bunga ... 22

2.1.2.1 Pengertian Suku Bunga Kredit ... 22

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Suku Bunga .... 23

2.1.2.3 Komponen-komponen dalam Menentukan Bunga Kredit ... 25

2.1.3 Profitabilitas ... 26

2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas ... 26

2.1.3.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ... 27

2.1.3.3 Jenis-Jenis Profitabilitas ... 28

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya... 32

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34 2.2.1 Hubungan Penyaluran Kredit terhadap Suku Bunga Kredit . 35 2.2.2 Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Profitabilitas


(11)

x

2.3 Hipotesis ... 37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 41

3.4 Sumber Data ... 42

3.5 Populasi dan Penarikan Sampel ... 42

3.5.1 Populasi ... 42

3.5.2 Sampel ... 44

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.7 Metode Pengujian Data ... 46

3.7.1 Rancangan Analisis ... 46

3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Gambaran Umum Unit Observasi ... 57

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 59

4.1.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 61

4.1.1.3 Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia ... 63


(12)

xi

Efek Indonesia ... 69 4.1.2.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga yang

Dikeluarkan Bank Indonesia Periode Tahun

2008-2012 ... 74 4.1.2.3 Analisis Deskriptif Profitabilitas (ROA)

Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia ... 77 4.1.4 Analisis Verifikatif Penyaluran Kredit dan Tingkat Suku

Bunga terhadap Profitabilitas (ROA) ... 82 4.1.4.1 Pengujian Pengaruh Penyaluran Kredit

terhadap Profitabilitas (ROA) ... 85 4.1.4.2 Pengujian Hubungan antara Penyaluran Kredit

dan Tingkat Suku Bunga ... 89 4.1.4.3 Pengujian Pengaruh Penyaluran Kredit dan

Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas ... 93 4.2 Pembahasan ... 99 4.2.1 Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Profitabilitas (ROA) . 99 4.2.2 Hubungan antara Penyaluran Kredit dan Tingkat Suku

Bunga ... 101 4.2.3 Pengaruh Penyaluran Kredit dan Tingkat Suku Bunga


(13)

xii DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(14)

120

Aburime, Uhomoibhi Toni Department of Banking and Finance. 2008. Determinants of bank profitability: Macroeconomic evidence from nigeria. University of Nigeria, Enugu Campus, Nigeria.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan. Cetakan Pertama. Bogor : Gahlia Indonesia.

Dwi, Prastowo. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Firdaus, Rachmat. 2001. Manajemen Dana Bank. Bandung: STIE INABA.

Firdaus, Rachmat dan Maya Aryanti. 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: Alfabeta

Hidayat, Iman Pirman dan Hana Hujaemah. 2009. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Loan To Deposit Ratio Dan Dampaknya Pada Pendapatan Bunga Bank. Jurnal Akuntansi Vol.4 No. 2. Universitas Siliwangi.

Juanin. 2004. Analisis Jalur Dalam Riset Pemasaran: Teknik Pengolahan Data SPSS dan LISREL. Fakultas Ekonomi UNPAS. Bandung.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2002. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Edisi 5. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kristiana, Vera. Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Profitabilitas Pada Bank Go Public di Indonesia. Universitas Riau.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Kurniawan, Rizal. 2012. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Penyaluran Kredit Terhadap Return On Assets (ROA). Jurnal Akuntansi.

Lukman Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan, Dan Pengambilan Keputusan. Ed. Baru Cet 8. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP YKPN.

Mulyono, Teguh Pudjo. 2007. Manajemen Perkreditan Bagi Perbankan Komersil. Yogyakarta: BPFE.


(15)

Narimawati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi ke 1. Cetakan Kesepuluh. BPFE UGM.Yogyakarta.

Ridwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis Lengkap Dengan Aplikasi SPSS 14. Bandung: Alfabeta.

Rosidah, Euis dan Rini Muflihah. 2009. Pengaruh Biaya Dana Bank dan Dana Penyaluran Kredit Terhadap Rentabilitas. Jurnal Akuntansi FE Unsil Volume 4. No.1. ISSN 1907-99580.

Rosmiyanti. Pengaruh Kredit dan Kredit Bermasalah Terhadap Rentabilitas (Studi Kasus Pada bank bjb Cabang Tasikmalaya). Universitas Siliwangi

Sahara, Ayu Yanita. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 No 1.

Samuelson. 1990. Makro Ekonomi. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Jonathan. 2008. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Jakarta: Andi Publisher.

Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Intermedia.

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. CV. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta Suhardjono, Indra Bastian. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

Sujoko, Stevanus, dan Yuliawati. 2007. Metode Penelitian Untuk Akuntansi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Cetakan Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 5 No. 10.

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2010/08/05/pr-perbankan-nasional-2010-217030.html

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/3405/Pertumbuhan-Kredit-Tiga-Bank-Lampaui-Industri

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/E86E54CA-0C24-4FE7-A10A-903E1B606F52/29190/PBI1.PDF


(16)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan badan usaha yang dikenal masyarakat dengan istilah perantara keuangan (financial intermediary), yang memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat dan sebagai perantara keuangan, maka bank memiliki kegiatan usaha sebagai pihak yang menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit/funding) dalam bentuk tabungan dan deposito, yang kemudian dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk penyaluran kredit (Mohammad Eri Irawan, 2010). Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor yang paling fleksibel dalam merespon kondisi perekonomian nasional dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, selama ini bank memiliki komitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, namun pada praktiknya bank tetap merupakan sebuah lembaga bisnis yang mencari keuntungan atau profit, hal tersebut juga berlaku untuk BPR/Bank Perkreditan Rakyat (Mohammad Eri Irawan, 2010).

Profitabilitas menjadi indikator untuk menilai baik buruknya kinerja dari sebuah perusahaan, dalam menjalankan kegiatan bisnisnya setiap perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan profitabilitas yang optimal (Yuliani, 2007:16). Semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh, maka perusahaan mendapatkan laba yang tinggi juga begitu pun sebaliknya bila perusahaan memperoleh profitabilitas


(17)

yang rendah, maka pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan pun juga rendah (Yuliani, 2007:16). Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan dan tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan (Yuliani, 2007:16).

Bank harus senantiasa menjaga profitabilitasnya untuk menjaga keberlangsungan usahanya dan tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan, karena rasio-rasio tersebut mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan (Loen dan Ericson, 2008:31). Dengan begitu, profitabilitas bank tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Loen dan Ericson, 2008:31).

Rasio-rasio untuk mengukur profitabilitas dicantumkan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 pasal 4 ayat (4), penilaian profitabilitas yang digunakan untuk menilai kesehatan bank dapat menggunakan rasio Return On Asset, dan rasio ini sangat penting mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal bank (Dahlan Siamat, 1993:50).

Kemampuan bank untuk menghasilkan laba dapat dihitung dengan membandingkan antara laba dengan total aktiva yang dikenal dengan ROA (Dendawijaya, 2005:62). Ukuran ROA menunjukkan kemampuan bank untuk


(18)

mendapatkan laba yang diperoleh dari pemanfaatan aktiva yang dimiliki (Dendawijaya, 2005:62).

Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu negara, selain kebijakan moneter masih terdapat kebijakan lain yang juga berperan di dalamnya, diantaranya adalah kebijakan-kebijakan yang berasal dari non ekonomi (Nopirin, 2000:54). Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dapat dikontrol oleh pemerintah dan kebijakan ini dapat digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan ekonomi dengan demikian, secara tidak langsung kebijakan moneter akan berpengaruh terhadap kegiatan dan kondisi perekonomian (Nopirin, 2000:54). Kondisi dan kegiatan perekonomian dapat tercermin antara lain dari tingkat GNP, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai tukar Rupiah, Pengangguran, Neraca Pembayaran, dan masih banyak indikator lainnya (Nopirin, 2000:54).

Pengaruh kebijakan moneter berdampak langsung pada sektor perbankan (Perry Warjiyo, 2004). Bank Indonesia sebagai lembaga yang mengawasi dan mengotrol sistem moneter di Indonesia memiliki beberapa mekanisme transisi kebijakan moneter melalui beberapa saluran, diantaranya adalah saluran uang, saluran kredit, saluran suku bunga, saluran nilai tukar, saluran harga aset dan saluran ekspetasi (Perry Warjiyo, 2004).

Mekanisme transmisi moneter ini dimulai dari tindakan bank sentral dengan menggunakan instrumen moneter, seperti Operasi Pasar Terbuka, Giro Wajib minimum (reserve requirement), Tingkat Diskonto dan Himbauan (Perry


(19)

Warjiyo, 2004). Dari beberapa mekanisme transmisi kebijakan moneter tersebut, saluran suku bunga lah yang paling berperan, terutama karena pengaruhnya cukup besar terhadap sektor rill melalui perkembangan modal kerja, konsumsi dan investasi (Perry Warjiyo, 2004).

Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber utama pembiayaan investasi di Indonesia masih di dominasi oleh penyaluran kredit perbankan (Hermanta dan Ekananda, 2003). Dengan demikian wajar apabila melambatnya penyaluran kredit perbankan di Indonesia setelah krisis 1997 dituding sebagai salah satu penyebab lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan negara Asia lainnya yang terkena krisis misalnya Korea Selatan dan Thailand (Hermanta dan Ekananda, 2003).

Keberadaan bank sangat diperlukan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di suatu negara, dimana suatu bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang fungsi pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono, 2002:68). Terdapat tiga fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi yaitu: bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, dan bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang (Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono, 2002:68).


(20)

Penyaluran kredit memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006). Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat dengan melalui fungsi ini bank berperan sebagai Agent of Development (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006).

Secara umum jenis-jenis kredit adalah kredit dilihat dari segi kegunaan,

atas dasar tujuan penggunaan dananya oleh debitur, kredit dapat dibedakan menjadi kredit modal kerja (KMK), kredit investasi, dan kredit konsumsi (Kasmir, 2004:99). Kredit dilihat dari segi sudut jangka waktu yaitu, kredit jangka pendek (Short Term Loan), kredit jangka menengah (Medium Term Loan), kredit jangka panjang (Long Term Loan) dan kredit dilihat dari segi sektor usaha yaitu, kredit pertanian, kredit peternakan, kredit industri, kredit pertambangan, kredit pendidikan, kredit profesi, dan kredit perumahan serta sektor-sektor lainnya (Kasmir, 2004:99). Kredit dilihat dari segi jaminan yaitu, kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan serta kredit dilihat dari segi tujuan yaitu, kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan(Kasmir, 2004:99).

Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu (Samuelson, 1990:296). Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau dengan kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang


(21)

atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu (Samuelson, 1990:296).

BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter (Dahlan Siamat, 2005:139). Tingkat suku bunga kredit ini mengacu kepada BI Rate, dapat diambil kesimpulan bahwa BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI-1 bulan hasil lelang OPT (Operasi Pasar Terbuka) berada disekitar BI Rate, selanjutnya suku bunga SBI-1 bulan tersebut diharapkan akan mempengaruhi suku bunga pasar uang antar Bank (PUAB), suku bunga deposito dan kredit serta suku bunga jangka waktu yang lebih panjang (Dahlan Siamat, 2005:139).

Dalam menentukan suku bunga tersebut bank mempunyai badan atau komite yaitu ALCO (Asset Liabilities Committee) dikantor pusat Jakarta yang mempunyai tugas antara lain menetapkan suku bunga berbagai jenis simpanan yaitu giro, deposito, tabungan dan suku bunga dari berbagai jenis pinjaman (kredit) dengan bebagai timbangan baik intern maupun ekstern termasuk pesaing sehingga penentuan tingat suku bunga tersebut disentralisir dan berlaku secara nasional di seluruh Indonesia (Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013).

Beberapa indikator perbankan per Oktober 2009 menunjukkan angka yang tidak terlalu jelek, rasio CAR masih di level 17,51% (jauh diatas ketentuan BI 8%), tingkat NPL sebesar 3,84% (di bawah ketentuan maksimal BI 5 %), ROA sebesar 2,65% (di atas ketentuan ROA minimal Bank Jangkar 1,50%), dan


(22)

pertumbuhan laba yang cukup baik yaitu sebesar 18,38% secara year on year (y.o.y) dan kondisi ini secara sekilas, sedikit banyak dapat menjawab keraguan masyarakat terhadap daya tahan perbankan nasional yang sempat diterpa krisis global di tahun 2009 (Djoko Retnadi dan Andreas Hassim).

Namun demikian, di sisi lain, pertumbuhan kredit tidaklah semulus tahun 2008 di mana per Oktober 2009 hanya tumbuh 6,14% year on year, sedangkan akhir tahun 2008 kredit tumbuh mengesankan yaitu mencapai 30,51% year on year dan seretnya pengucuran kredit ini, selain pengaruh krisis global, juga dipengaruhi oleh sulitnya perbankan menurunkan suku bunga kreditnya (Djoko Retnadi dan Andreas Hassim). Padahal BI Rate sudah turun sebesar 300 bp, dari indikator ini tampak bahwa upaya penurunan suku bunga kredit masih akan menjadi PR perbankan di tahun 2010 (Djoko Retnadi dan Andreas Hassim).

Penyaluran kredit tiga bank yang mayoritas sahamnya dimiliki asing, yaitu PT. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT. OCBC NISP Tbk (NISP), dan PT. Bank Danamon Tbk (BDMN), sepanjang 2010 mencatatkan pertumbuhan 25%-31% (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). Analisis Departemen Riset IFT menunjukkan angka pertumbuhan ini melebihi rata-rata industri perbankan yang besarnya 22.8% (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). Sepanjang 2010, kredit CIMB Niaga meningkat 25% menjadi Rp 102,11 triliun dari Rp 81,94 triliun pada tahun 2009 dan sementara penyaluran kredit NISP tahun lalu tercatat Rp 27,96 triliun, meningkat 28% dibanding 2009 yang sebesar Rp 21,89 triliun (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). Kenaikan


(23)

tertinggi terjadi pada penyaluran kredit Danamon yang mencapai 31% menjadi Rp 82,66 triliun (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam).

Mayoritas saham CIMB Niaga saat ini dikuasai CIMB Group dari Malaysia. Sementara sebagian besar saham NISP dimiliki OCBC Bank dan saham Danamon dikuasai Temasek Holdings, kedua investor berasal dari Singapura (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). Berdasarkan hasil analisis, kenaikan penyaluran kredit tidak sejalan dengan peningkatan pendapatan bunga bank (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). Pendapatan bunga bersih Danamon tercatat Rp 9,91% triliun, hanya naik 5% dibandingkan 2009 yang sebesar Rp 9,46 triliun dan pendapatan bunga CIMB Niaga dan NISP justru turun masing-masing 7% dan 1% (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam).

Penurunan pendapatan bunga mampu dikompensasi oleh pendapatan lainnya, kecuali untuk NISP. Sehingga laba bersih CIMB Niaga dan Danamon melonjak tajam (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). Laba bersih CIMB Niaga tahun lalu tercatat Rp 2,55 triliun, meningkat 62% dibanding 2009 sebesar Rp 1,57 triliun. Laba bersih Danamon naik 88% menjadi Rp 2,88 triliun (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). Sebaliknya laba bersih NISP turun 26% menjadi Rp 320 miliar dari Rp 440 miliar pada tahun 2009 (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam).


(24)

Gambar 1.1

Kinerja Keuangan CIMB Niaga, OCBC NISP dan Bank Danamon

Sumber : Laporan Keuangan CIMB Niaga, OCBC NISP & Bank Danamon

Tingkat profitabilitas bank yang tercermin melalui rasio laba bersih terhadap aset (Return On Asset) juga belum melampaui rata-rata industri yang tercatat 2,8% (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam). ROA (Return On Asset) CIMB Niaga tercatat 2,75% dan Danamon 2,8%, sementara ROA (Return On Asset) NISP hanya 1,1%, jauh di bawah rata-rata industri (Ewo Raswa, Myrna Agata Riyanto dan Steven Lam).

Pada tahun 2012 ini pertumbuhan laba perbankan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, bahwa pada kuartal ketiga tahun 2012 ini bank-bank mencatat pertumbuhan memuaskan dengan mencetak kenaikan laba rata-rata di atas 20% (Dyah Megasari, 2012).

Berdasarkan Data Statistik Perbankan Indonesia yang tertuang di situs BI, perbankan nasional mencapai pertumbuhan laba sebesar Rp 92,8 triliun atau 23% per Desember 2012 dibandingkan 2011 sebesar Rp 75 triliun (Antara, 2013). Sementara itu, untuk total kredit bank umum pada 2012 mencapai Rp 2.725 triliun atau meningkat dibandingkan pada penyaluran kredit Desember 2011 Rp 2.200 triliun (Antara, 2013).


(25)

Tabel 1.1

Perkembangan Penyaluran Kredit, Profitabilitas (ROA) dan Tingkat Suku Bunga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Nama Bank Penyaluran Kredit Profitabilitas (ROA)

2011 2012 2011 2012

Bank Ekonomi 13,92 T 17,07 T 23% 1,49% 1,02% 0,31%

Bank Mutiara 9 T 11,1 T 18% 2,17% 1,06% 0,51%

Bank QNB Kesawan 1,98 T 3,16 T 59,6% 1,72% (6,35%) (4,69%) Tingkat Suku Bunga 6,58 5,77 (12,3%)

Sumber : Laporan Keuangan, Data diolah

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat beberapa bank yang mencatat penurunan perolehan profitabilitas (ROA) pada tahun 2012 dibanding tahun 2011 (Gimin Sumalim, 2013). Kemudian dari tabel di atas dapat dilihat penyaluran kredit pada semua bank mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tetapi malah mencatat menurunnya/anjloknya perolehan profitabilitas (ROA) bank tersebut, padahal pada periode tersebut BI Rate mengalami penurunan dari 6,58 menjadi 5,77 (Gimin Sumalim, 2013).

Pada salah satu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk , jumlah kredit keseluruhan yang dikucurkan Bank Ekonomi hingga akhir 2012 adalah sebesar Rp 17,2 triliun meningkat 23% dibanding kredit yang mereka salurkan sepanjang 2011 (Gimin Sumalim, 2013).

Akhir tahun lalu, Bank Ekonomi mencatat laba bersih Rp 191,67 miliar atau turun 20,98% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 242,56 miliar dan total aktiva tahun 2011 sebesar Rp 24 T serta tahun 2012 sebesar Rp 25 T yang membuat ROA turun sekitar 0,31% dibandingkan tahun 2011 (Gimin Sumalim, 2013). Hal ini dipengaruhi dengan penurunan laba akibat manajemen memperkuat bisnis, yang membuat Bank Ekonomi banyak mengeluarkan dana membenahi


(26)

sumber daya manusia (SDM), teknologi dan sistem, serta infrastruktur, sehingga membuat beban operasional naik (Gimin Sumalim, 2013).

Dari uraian tersebut terdapat fenomena, yaitu anjlok atau menurunnya profitabilitas (ROA) ketika jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh Bank Ekonomi mengalami peningkatan (Gimin Sumalim, 2013). Di samping, itu fenomena ini terjadi juga pada dua bank lainnya seperti PT. Bank Mutiara Tbk dan PT. Bank QNB Kesawan Tbk dan hal ini tentu saja tidak sejalan dengan teori yang ada (Gimin Sumalim, 2013).

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil judul mengenai “Pengaruh Penyaluran Kredit dan Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas (ROA) (Studi Kasus Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, masalah yang dapat penulis identifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kenaikan dan penurunan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit tidak sejalan dengan teori yang ada, karena kenaikan pada pertumbuhan kredit ditahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2009 diikuti dengan menurunnya ROA (Return On Asset).


(27)

2. Masih ada beberapa bank yang menyalurkan kreditnya, tetapi tidak diikuti dengan kenaikan profitabilitasnya menurut ROA (Return On Asset) pada tahun 2012 .

3. Kenaikan penyaluran kredit tidak sejalan dengan pendapatan bunga bank.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh penyaluran kredit terhadap profitabilitas (ROA) pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagaimana hubungan antara penyaluran kredit dan tingkat suku bunga pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Seberapa besar pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas (ROA) pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dengan pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas (ROA) pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(28)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh penyaluran kredit terhadap profitabilitas (ROA) pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui hubungan antara penyaluran kredit dan tingkat suku

bunga pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penyaluran kredit dan tingkat

suku bunga terhadap profitabilitas (ROA) pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan yang diteliti dan menjadi masukan mengenai Penyaluran Kredit, Tingkat Suku Bunga dan dampaknya terhadap Profitabilitas (ROA) pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini untuk menguji teori yang sudah ada yaitu mengenai Penyaluran Kredit, Tingkat Suku Bunga, dan Profitabilitas (ROA). Selain


(29)

itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam bermitra dengan bank khususnya dalam segi pertumbuhan profitabilitas. Dan juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan informasi khususnya untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan penelitian ini semoga dapat bermanfaat secara akademis kepada pihak sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang Penyaluran Kredit, Tingkat Suku Bunga dan Profitabilitas (ROA) Bank.

2. Bagi pengembangan Ilmu Akuntansi

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan referensi tentang keterkaitan antara Penyaluran Kredit, Tingkat Suku Bunga dan Profitabilitas (ROA) Bank.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan memperoleh data sekunder melalui Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia dan melalui Statistik Perbankan Indonesia yag diterbitkan Bank Indonesia setiap bulannya.


(30)

1.5.2 Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Juli 2013 yang digambarkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

N

O Kegiatan

Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pra Survei :

a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c.Pengajuan Judul UP d.Mencari Perusahaan 2. Proses Usulan

Penelitian:

a. Penulisan UP b.Bimbingan UP

c.Seminar UP d.Revisi UP 3. Pengumpulan

Data 4. Pengolahan

Data 5. Proses

Penyusunan Skripsi:

a. Bimbingan Skripsi b.Sidang Skripsi c.Revisi Skripsi d.Pengumpulan Draf Skripsi


(31)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penyaluran Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit

Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dan bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit mencapai 70%-80% dari volume usaha bank. Oleh karena itu sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit. Kedua, penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan. Ketiga, sumber dana bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

Adapun definisi kredit menurut Kasmir (2000:73), adalah sebagai berikut :

“Kredit dalam bahasa latin disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya apabila seseorang memperoleh kredit, maka berarti mereka memperoleh kekayaan, sedangkan pihak pemberi kredit berarti memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang akan dipinjam akan kembali”.

Definisi tersebut dapat diartikan penerima, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjiannya dan


(32)

mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya.

Sedangkan menurut Dahlan Siamat (2004:165), bahwa penyaluran kredit adalah sebagai berikut :

“Kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Terjadinya transaksi kredit antara lain dengan adanya suatu keinginan khususnya para pengusaha yang untuk memperlancar usahanya kekurangan modal, maka dilakukan transaksi kredit, dimana transaksi kredit didasarkan kepada saling percaya”.

Berikut ini beberapa pengertian kredit yang diartikan oleh para ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Teguh Pudjo Mulyono (2007:9), mendefinisikan bahwa kredit adalah:

“Kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada

suatu jangka yang disepakati”.

Sedangkan menurut Indra Bastian Suhardjono (2006:247), kredit yang diberikan adalah :

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Dari beberapa pengertian tentang kredit yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu kepercayaan atau perjanjian terhadap pemberian uang atau barang atau jasa dari satu pihak ke pihak


(33)

lain, dengan melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu serta jumlah bunga yang telah ditentukan.

2.1.1.2 Tujuan dan Fungsi Kredit

Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2004:105) sebagai berikut :

a. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

b. Membantu usaha nasabah, tujuannya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

c. Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan berbagai sektor.

2.1.1.3 Unsur-unsur Kredit

Menurut Rachmat Firdaus (2005:13), mengemukakan unsur-unsur kredit sebagai berikut :

“Peristiwa kredit akan terjadi apabila dipenuhi unsur-unsur antara lain adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain (kreditur), adanya pihak yang membutuhkan uang, barang, atau jasa (debitur), adanya kepercayaan dari kreditur kepada debitur, adanya janji dan kesanggupan untuk membayar kembali dari debitur kepada kreditur, adanya perbedaan waktu antara penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dan saat pembayaran kembali dari debitur, adanya resiko sebagai akibat perbedaan waktu (waktu sekarang dan waktu yang akan datang)”.

Unsur-unsur kredit harus diperhatikan dalam pemberian fasilitas kredit. Menurut Kasmir (2002:75-76) terdapat lima unsur-unsur kredit, yaitu :

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang.


(34)

b. Kesepakatan, kesepatakan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

c. Jangka waktu, jangka waktu itu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

d. Resiko, resiko kerugian dapat terjadi akibat dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan oleh hal-hal yang tidak sengaja seperti musibah dan bencana alam. Dalam hal ini menjadi tanggungan si pemberi kredit.

e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian kredit atau jasa yang dikenal bunga bagi bank konvensional. Sedangkan bagi bank syariah balas jasa ditentukan dengan sistem bagi hasil.

2.1.1.4 Jenis-jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank jika dilihat dari berbagai segi. Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Aryanti (2003:10), terdapat jenis-jenis kredit didasarkan atas :

1. Kredit ditinjau Penggunaanya.

1) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia. Misalnya : Kredit untuk membeli bahan makanan, pakaian, rumah dan sebagainya.

2) Kredit Produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat meningkatkan utility ( daya guna ).

Kredit Produktif ini terbagi menjadi 3 bagian :

a. Kredit Investasi, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang untuk modal tetap dan tahan lama.

Misalnya : membeli gedung, tanah, kendaraan, mesin-mesin baru dan alat-alat produksi lainnya.

b. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan modal kerja yang habis dalam satu atau beberapa kali produksi. Misalnya : untuk membeli bahan-bahan mentah gaji/upah, sewa gedung/kantor, pembelian barang-barang dagangan dan lain sebagainya.

c. Kredit Likuiditas, yaitu kredit yang tidak mempunyai tujuan konsumtif secara langsung tidak pula bertujuan produktif melainkan mempunyai tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang ada dalam kesulitan likuiditas dalam rangka pemeliharaan kebutuhan minimalnya.


(35)

2. Kredit di tinjau dari segi materi yang dialihkannya. 1) Kredit dalam bentuk uang (Money Credit)

Pada umumnya kredit yang diberikan oleh bank dalam bentuk uang dan pengembaliannya dalam bentuk uang juga.

2) Kredit dalam bentuk bukan uang (Non Money Credit)

Kredit ini berupa barang-barang atau jasa, yang biasanya diberikan oleh perusahaan dagang dan sebagainya.

3. Kredit ditinjau dari cara penggunaanya. 1) Kredit Tunai (Cash Credit)

Yaitu kredit yang penguangannya dilakukan tunai atau pembukuan ke dalam rekening debitur atau rekening yang ditunjukan debitur.

2) Kredit bukan/tidak Tunai (Non Cash Credit)

Yaitu kredit yang tidak dibayarkan langsung pada saat perjanjian ditandatangani melainkan diperlukan adanya tenggang waktu sesuai yang dipersyaratkan.

4. Kredit Menurut Jangka Waktunya 1) Kredit Jangka Pendek

Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1 (satu) tahun. Biasanya kredit jangka pendek ini cocok untuk membiayai kebutuhan modal kerja. 2) Kredit Jangka Menengah

Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun. Kredit jangka menengah ini biasanya berupa kredit modal kerja, atau kredit investasi yang relative tidak terlalu besar jumlahnya. Misalnya untuk pembelian.

3) Kredit Jangka Panjang

Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun. Kredit macam ini biasanya cocok untuk kredit investasi seperti pembelian mesin-mesin berat, pembangunan gedung, pabrik, perkebunan, kredit pembelian rumah (KPR) dan lain sebagainya.

2.1.1.5 Prinsip-prinsip dalam Pemberian Kredit

Menurut Rachmat Firdaus (2001:139-141), prinsip yang harus dilaksanakan oleh suatu bank dalam rangka mempertimbangkan dalam pemberian kredit antara lain :

a. Prinsip 5C 1. Character

Yaitu menyangkut kepribadian, sifat/watak, kejujuran seseorang dalam hal ini adalah debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada Bank bahwa, sifat/watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang


(36)

bersifat pribadi seseorang yang memiliki karakter baik yang memiliki kejujuran dalam membuat pekerjaan untuk memenuhi kewajibannya. 2. Capacity

Yaitu yang menyangkut kemampuan atas kesanggupan dalam membayar kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya. Kesanggupan dapat di ukur dengan data financial tahun yang lalu.

3. Capital

Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank, yaitu menyangkut besar kecilnya pertimbangan antara jumlah hutang dan modal kerja.

4. Condition of Economic

Yaitu kondisi atas ekonomi harus diperhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit terutama dalam hubungannya dengan sektor usaha calon peminjam.

5. Collateral

Yaitu menunjukan jaminan yang diberikan atas kredit yang diterima. Jaminan tersebut dapat berupa barang, harta bergerak, ataupun harta tidak bergerak. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Fungsi jaminan ini adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.

b. Prinsip 7P

1. Personality 2. Party 3. Pupose 4. Prosfect 5. Payment 6. Profitability 7. Protection c. Prinsip 3R

1. Return ( hasil yang dicapai )

Yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai setelah dibantu dengan kredit.

2. Repayment ( pembayaran kembali )

Yaitu baik Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjamannya.

3. Risk Bearing Ability ( kemampuan menanggung resiko )

Yaitu Bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung resiko kegagalan.


(37)

2.1.2 Tingkat Suku Bunga

2.1.2.1 Pengertian Suku Bunga Kredit

Definisi suku bunga kredit menurut Kasmir (2008:80), adalah sebagai berikut :

“Bunga yang dibebankan kepada peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank”.

Sedangkan definisi suku bunga menurut Sunariyah (2004:80), adalah sebagai berikut :

“Harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur”. Dan definisi bunga bank menurut Kasmir (2008:131), dapat diartikan sebagai berikut :

“Balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memilki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman)”.

Menurut Kasmir (2008:132), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut :

1. Bunga simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya dibank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.

2. Bunga pinjaman

Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.


(38)

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling memengaruhi satu sama lainnnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomotis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Suku Bunga

Seperti dijelaskan di atas bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman saling memengaruhi disamping faktor-faktor lainnya.

Menurut Kasmir (2008:132-134), faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka simpanan akan turun.

2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika bunga simpanan rata-rata 16 %, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknnya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.


(39)

3. Kebijaksanaan pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan

Sesuai denga target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaan berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.

6. Kualitas jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alsan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberkan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.

7. Reputasi perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.

8. Produk yang kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.

9. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.

10. Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibeban pun berbeda. Demikian pula sebaliknya, jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.


(40)

2.1.2.3Komponen-komponen dalam Menentukan Bunga Kredit

Khususnya untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi. Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil (dikurangi) dan ada pula yang tidak.

Menurut Kasmir (2008:135), adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain sebagai berikut:

1. Total biaya dana (Cost of Fund)

Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya dananya demikian pula sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Biaya operasi

Dalam melakukan setiap kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan prasaran baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini tediri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya.

3. Cadangan resiko kredit macet

Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini diisebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko tidak terbayar. Risiko dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu terhadap kredit yang disalurkan.

4. Laba yang diinginkan

Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini, biasanya bank di samping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiaya, misalnya jiak proyek pemerintah atau


(41)

untuk pengusaha/ rakyat kecil, maka labanya pun berbeda dengan yang komersil.

5. Pajak

Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.

2.1.3 Profitabilitas

2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas

Tujuan utama bank konvensional tidak berbeda seperti bank syariah, yaitu mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko, dan menjamin likuiditas yang cukup. Risiko yang dihadapi bank konvensional pun sama seperti risiko yang dihadapi bank syariah, kecuali risiko tingkat bunga karena bank syariah menggunakan prinsip profit and loss sharing.

Adapun definisi profitabilitas menurut Michelle dan Megawati (2005), adalah sebagai berikut :

“Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan”.

Sedangkan definisi rasio profitabilitas menurut Kasmir (2008:196), adalah sebagai berikut :

“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu perusahaan”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


(42)

laba/keuntungan dari hasil penjualan dan pendapatan investasi dan rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi suatu perusahaan.

2.1.3.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.

Kasmir (2008:197), menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni :

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan posisi keuangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus sebagai evaluasi terhadap kinerja manajemen sehingga dapat diketahui penyebab dari perubahan kondisi keuangan perusahaan tersebut. semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan


(43)

dicapai, sehingga posisi dan kondisi tingkat profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.

2.1.3.3 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.

Dalam prakteknya, menurut Kasmir (2008:199) jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah :

1) Profit margin (profit margin on sales)

Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini dikenal juga dengan nama profit margin.

Terdapat dua rumusan untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut:

a) Untuk margin laba kotor dengan rumus:

Penjualan bersih – Harga pokok penjualan Profit margin =

(profit margin on sales) Sales


(44)

Margin laba kotor menunjukkan laba yang relative terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan.

b) Untuk margin laba bersih dengan rumus :

Earning After Interest and Tax (EAIT) Net profit margin =

(profit margin on sales) Sales Sumber : Kaasmir (2008:199)

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan penjualan.

Baik Profit Margin on Sales maupun Net Profit Margin apabila rasio nya tinggi ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sebaliknya kalau rasionya rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

2) Return on Assets (ROA)

Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak terhadap jumlah asset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian (%) dari asset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi berarti menujukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manejemen.

Adapun definisi Return On Asset menurut Hanafi dan Halim (2003), adalah sebagai berikut :

“Bahwa rasio Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu”.


(45)

Demikian juga Syamsudin (2004) mengatakan bahwa Return on Asset (ROA) merupakan :

“Pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik keadaan suatu perusahaan”.

Ukuran yang sering digunakan untuk menghitung Return on Assets (ROA) adalah :

Laba Bersih Setelah Pajak

ROA = X 100% Total Assets

Sumber : Horne (2005:224)

3) Return on equity (ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur lalu bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Return On Equity (ROE) yang tinggi akan dapat mendorong penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan menajemen biaya yang efektif. Hal ini akan mempengaruhi minat para investor untuk melakukan transaksi jual beli saham, sehingga akan meningkatkan volume penjualan saham perusahaan tersebut. Dengan kata lain tingkat Return On Equity akan memberikan pengaruh terhadap volume penjualan saham.

Menurut Helfert (2000), Return on Equity (ROE) dapat diartikan adalah sebagai berikut :

“Menjadi pusat perhatian para pemegang saham (stockholders) karena berkaitan dengan modal saham yang diinvestasikan untuk dikelola pihak manajemen. ROE memiliki arti penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham”.

Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:


(46)

Laba Bersih Setelah Pajak

ROE = X 100% Total Equity

Sumber : Horne (2005:225)

4) Earning per share (EPS)

Definisi Earning per share menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:306), menyatakan bahwa :

“Rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba”.

Sedangkan menurut Syamsuddin (2009:66), mengemukakan pengertian dari Earning per share adalah :

“Rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap

lembar saham biasa”.

Oleh karena itu, pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa adalah sebagai berikut: Laba Setelah Pajak – Deviden Saham Preferen

EPS =

Jumlah Saham Biasa Yang Beredar


(47)

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Adapun tabel yang menjelaskan mengenai perbedaan dan perbandingan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu seperti dibawah ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Sumber Judul Hasil Penelitian

1. Ayu Yanita Sahara Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 No 1 Januari 2013

Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia

Pada pengujian inflasi dan produk domestik bruto menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif terhadap ROA. Dan secara bersama-sama inflasi, suku bunga BI, dan produk domestik bruto (GDP) berpengaruh signifikan terhadap ROA.

2. Euis Rosidah dan Rini Muflihah

(2009)

Jurnal Akuntansi FE Unsil Volume 4, No.1 2009, ISSN: 1907-99580

Pengaruh Biaya Dana Bank dan Dana Penyaluran Kredit Terhadap Rentabilitas

Dalam jurnal ini menyatakan bahwa semakin besar penyaluran kredit maka semakin besar pula laba yang akan dihasilkan atas penyaluran tersebut dan akan semakin membaik yang akan menyebabkan naiknya nilai return on asset

(ROA). 3. Rizal Kurniawan Jurnal

Akuntansi

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Penyaluran Kredit Terhadap Return On Assets (ROA)

(Survei pada PT. BPR

Pola Dana

Tasikmalaya)

1. Bahwa dana pihak ketiga berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit

2. Dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap

return on assets (ROA). 3. Penyaluran kredit secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap

return on assets (ROA) 4. Dana pihak ketiga dan penyaluran kredit secara simultan mempunyai pengaruh


(48)

yang tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA).

4. Vera Kristiana Universitas Riau

PENGARUH

FAKTOR INTERNAL BANK TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK GO PUBLIC DI INDONESIA.

Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan dengan tingkat signifikan 5 % dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya dengan DPK ( X1 ), NPL ( X2 ), CAR ( X3 ) dan Ekspansi Kredit ( X4 ) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas ( Y ) pada bank yang go public di Indonesia dengan uji F yang ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel ( 27,372 > 2,50 ). Kesimpulan ini juga didukung dengan Pvalue sebesar 0,000 pada tingkat signifikansi sebesar 5 %.

5. Rosmiyanti Universitas Siliwangi

Pengaruh Kredit Dan Kredit Bermasalah Terhadap Rentabilitas (Studi Kasus Pada bank

bjb Cabang

Tasikmalaya)

Berdasarkan

perhitungan koefisien jalur menunjukkan bahwa penyaluran kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas pada bank bjb cabang Tasikmalaya dan kredit bermasalah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap rentabilitas pada bank bjb Cabang Tasikmalaya.

6. Iman Pirman Hidayat dan Hana Hujaemah

Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2

Juli –

Desember 2009, Universitas Siliwangi

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Loan To Deposit Ratio dan Dampaknya Pada Pendapatan Bunga Bank

Bahwa Pemberian kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan bunga bank.


(49)

7. Uhomoibhi Toni Aburime, Department of Banking and Finance,

University of Nigeria, Enugu Campus, Nigeria.

Determinants of Bank Profitability:

Macroeconomic evidence from nigeria

Berdasarkan hasil analisis secara empiris, tingkat suku bunga, inflasi, kebijakan moneter dilakukan dengan rasio likuiditas, dan nilai tukar secara signifikan menentukan profitabilitas bank di Nigeria

2.2 Kerangka Pemikiran

Bank merupakan lembaga yang seluruh kegiatannya berhubungan dengan lalu lintas keuangan, oleh karena itu bank salah satu lembaga keuangan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara karena sebagaian besar sektor bisnis bergantung pada bank.

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:14), menyatakan bahwa :

“Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara

keuangan (financial intermediaries)”.

Dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga intermediasi yang kegiata utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat. Kegiatan menghimpun dana adalah kegiatan untuk mendapatkan sumber-sumber dana bank, karena modal utama bank dalam menjalankan operasionalnya adalah berasal dari sumber-sumber bank.

Kegiatan operasional bank yang menggunakan sumber dana dari masyarakat adalah penyaluran kredit. Penyaluran kredit berada pada pos aktiva produktif bank, yang berarti penyaluran kredit merupakan asset yang digunakan untuk menghasilkan profit.


(50)

Sehingga berdasarkan logika diatas maka penyaluran kredit dan tingkat suku bunga memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Lukman Dendawijaya (2005:23)

Umar Farauk (2010:104

Kasmir (2000:125)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.2.1 Hubungan Penyaluran Kredit terhadap Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan hasil penelitian Umar Farauk (2010:104) menyatakan :

“Jika tingkat suku bunga kredit konsumtif naik maka volume penyaluran kredit konsumtif juga akan naik. Keterikatan antara tingkat suku bunga kredit konsumtif dengan volume penyaluran kredit konsumtif terlihat dari semakin rendahnya tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh pihak bank maka permintaan masyarakat akan kredit tersebut akan meningkat sehingga meningkatkan volume penyaluran kredit yang diberikan bank. Demikian juga sebaliknya, yaitu permintaan masyarakat akan jumlah kredit atau pinjaman akan turun jika suku bunga kredit yang ditawarkan oleh bank memiliki nilai yang tinggi sehingga dapat menurunkan volume kredit yang diberikan. Adapun hubungan antara tingkat suku bunga kredit konsumtif dan volume penyaluran kredit konsumtif pada bank swasta

nasional menunjukkan hubungan yang sangat rendah”.

Berdasarkan jurnal hasil penelitian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa suku bunga kredit mempengaruhi jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau masyarakat.

Hasil penelitian tersebut diatas sejalan dengan teori menurut Kasmir (2010:40), yang menyatakan bahwa :

Tingkat Suku Bunga (X2)

Profitabilitas (ROA) Bank (Y)


(51)

“Jika hendak membutuhkan dana yang cepat sebaiknya bunga simpanan

kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Hal ini terjadi apabila rata-rata bunga simpanan pesaing 15%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing agar dana yang

menumpuk dapat disalurkan”.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa besarnya tingkat suku bunga kredit memiliki hubungan dengan jumlah penyaluran kredit.

2.2.2 Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Profitabilitas (ROA)

Penyaluran kredit mempunyai pengaruh terhadap jumlah pendapatan operasional bank, pernyataan tersebut diperkuat oleh teori yang diungkapkan oleh Lukman Dendawijaya (2005:23), yang menyatakan bahwa :

“Pendapatan operasional terbesar bank diperoleh dari pendapatan bunga, provisi, komisi serta pendapatan lainnya yang diterima sebagai akibat dari

penyaluran kredit bank”.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Kasmir (2005:37), yang menyatakan bahwa :

“Penyaluran kredit menghasilkan bunga pinjaman yang merupakan komponen utama faktor pendapatan operasional bank”.

Dan pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Kasmir (2005:71), yang menyatakan bahwa :

“Peranan perbankan sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah

kredit, bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya, besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan besarnya laba”.


(1)

12

Berdasarkan pernyataan jurnal hasil penelitian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa suku bunga kredit mempengaruhi jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau masyarakat.

4.2.3 Pengaruh Penyaluran Kredit dan Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas (ROA)

Berdasarkan hasil penelitian ini, penyaluran kredit dan tingkat suku bunga secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2012. Besarnya pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas (ROA) adalah sebesar 19,9% dengan arah positif, sedangkan sisanya sebesar 80,1% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.

Hal ini dikarenakan kegiatan utama perusahaan perbankan salah satunya adalah penyaluran kredit. Bahkan, hampir semua bank menjadikan penyaluran kredit kegiatan utama bank, karena keuntungan yang didapat oleh bank mayoritas dari penyaluran kreditnya. Di samping itu, bank juga selalu memperhatikan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dimana besarnya tingkat suku bunga akan mempengaruhi jumlah penyaluran kredit yang akan diberikan kepada nasabah atau masyarakat. Dan secara otomatis, kedua variabel tersebut akan memberikan pengaruh juga terhadap kinerja bank melalui rasio return on asset.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penyaluran kredit dan Tingkat Suku Bunga terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai 2012, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari keenam perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penyaluran kredit yang berhasil dihimpun mengalami perkembangan fluktuatif, namun cenderung lebih meningkat setiap tahunnya. Peningkatan penyaluran kredit yang diberikan kepada masyarakat atau nasabah, karena pihak bank ingin memperoleh pendapatan atau laba yang sebesar-besarnya dari kegiatan penyaluran kredit ini.

Penyaluran kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dengan arah yang postif. Artinya, setiap meningkatnya penyaluran kredit maka akan diikuti dengan meningkatnya profitabilitas (ROA), tetapi besarnya penyaluran kredit belum tentu menambah besarnya penghasilan atau pendapatan laba yang diperoleh.

2. Perkembangan tingkat suku bunga (BI Rate) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sepanjang tahun 2008-2012 terlihat adanya penurunan. Dengan adanya penurunan kebijakan suku bunga yang dukeluarkan maka semakin baik perekonomian yang terjadi, dimulai dengan angka 8,6% pada tahun 2008 karena terjadinya krisis global sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut, sementara pada tahun-tahun selanjutnya tingkat suku bunga cenderung turun karena efek dari krisis global sudah berkurang dan perekonomian Indonesia mulai menggeliat.

Hubungan antara penyaluran kredit dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan dengan arah positif. Artinya, bahwa jumlah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia akan mempengaruhi jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau masyarakat.

3. Perkembangan profitabilitas (ROA) dari keenam perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perkembangan yang fluktuatif dan tidak stabil, hanya saja ada beberapa bank yang mencetak profitabilitas (ROA) meningkat setiap tahunnya.

Penyaluran kredit dan tingkat suku bunga secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Besarnya pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas (ROA) adalah sebesar 19,9% dengan arah positif, sedangkan sisanya sebesar 80,1% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.


(2)

13

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Perusahaan perbankan hendaknya lebih menjaga stabilitas penyaluran kredit agar tetap terus meningkat dengan tidak mengesampingkan prinsip kehati-hatian yang sudah diterapkan pada setiap perusahaan perbankan. Karena penyaluran kredit merupakan usaha kegiatan utama bank setidaknya bank lebih memilih-milih nasabah dalam menyalurkan kreditnya sehingga terhindar dari meningkatnya resiko kredit macet yang dapat merugikan bank.

2. Dengan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang cenderung menurun seharusnya bank bisa memanfaatkan dalam menyalurkan kredit pada masyarakat, karena dengan tingkat suku bunga yang rendah masyarakat akan lebih tertarik dalam mengambil kredit, dalam hal ini bank sebagai pihak yang memberikan kredit pada masyarakat masih kurang mempromosikan pada masyarakat agar kredit yang mereka salurkan meningkat.

3. Agar penyaluran kredit dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka sebaiknya perusahaan perbankan lebih aktif lagi dalam mempromosikan kegiatan penyaluran kredit dengan memanfaatkan tingkat suku bunga yang sedang turun dari tahun ke tahun sehingga dapat meningkatkan laba bersih yang diperoleh. Apabila laba bersih meningkat dan total aktiva yang dimiliki bank juga meningkat, maka akan tercermin return on asset (ROA) yang bagus pula. Dan secara otomatis akan mencerminkan kinerja perbankan yang baik. Sebaliknya, apabila return on asset suatu perbankan menurun, maka terlihat kinerja perbankan yang buruk.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Aburime, Uhomoibhi Toni Department of Banking and Finance. 2008. Determinants of bank profitability: Macroeconomic evidence from nigeria. University of Nigeria, Enugu Campus, Nigeria.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan. Cetakan Pertama. Bogor : Gahlia Indonesia.

Dwi, Prastowo. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Firdaus, Rachmat. 2001. Manajemen Dana Bank. Bandung: STIE INABA.

Firdaus, Rachmat dan Maya Aryanti. 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: Alfabeta

Hidayat, Iman Pirman dan Hana Hujaemah. 2009. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Loan To Deposit Ratio Dan Dampaknya Pada Pendapatan Bunga Bank. Jurnal Akuntansi Vol.4 No. 2. Universitas Siliwangi.

Juanin. 2004. Analisis Jalur Dalam Riset Pemasaran: Teknik Pengolahan Data SPSS dan LISREL. Fakultas Ekonomi UNPAS. Bandung.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2002. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Edisi 5. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kristiana, Vera. Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Profitabilitas Pada Bank Go Public di Indonesia. Universitas Riau.


(3)

14

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Kurniawan, Rizal. 2012. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Penyaluran Kredit Terhadap Return On Assets (ROA). Jurnal Akuntansi.

Lukman Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan, Dan Pengambilan Keputusan. Ed. Baru Cet 8. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP YKPN.

Mulyono, Teguh Pudjo. 2007. Manajemen Perkreditan Bagi Perbankan Komersil. Yogyakarta: BPFE.

Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Narimawati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi ke 1. Cetakan Kesepuluh. BPFE UGM.Yogyakarta.

Ridwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis Lengkap Dengan Aplikasi SPSS 14. Bandung: Alfabeta. Rosidah, Euis dan Rini Muflihah. 2009. Pengaruh Biaya Dana Bank dan Dana Penyaluran Kredit

Terhadap Rentabilitas. Jurnal Akuntansi FE Unsil Volume 4. No.1. ISSN 1907-99580. Rosmiyanti. Pengaruh Kredit dan Kredit Bermasalah Terhadap Rentabilitas (Studi Kasus Pada

bank bjb Cabang Tasikmalaya). Universitas Siliwangi

Sahara, Ayu Yanita. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 No 1.

Samuelson. 1990. Makro Ekonomi. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Jonathan. 2008. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Jakarta: Andi Publisher.

Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Intermedia.

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. CV. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta Suhardjono, Indra Bastian. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

Sujoko, Stevanus, dan Yuliawati. 2007. Metode Penelitian Untuk Akuntansi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Cetakan Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 5 No. 10.

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2010/08/05/pr-perbankan-nasional-2010-217030.html

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/3405/Pertumbuhan-Kredit-Tiga-Bank-Lampaui-Industri


(4)

15

LAMPIRAN

ρ

yx1

r

x1x2

ρ

yx2

Gambar 3.1

Analisis Jalur

Tabel 3.4

Koefisien Korelasi

Interval

Koefisien

Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Ridwan dan Sunarto (2007:81)

Tabel 4.3

Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2008

2012

(dalam ribuan rupiah)

No. Nama Bank/

Emiten Tahun

Jumlah Penyaluran Kredit

(Rp) Perkembangan

1. ICB Bumiputera (BABP)

2008 4,667,760,357 -

2009 5,188,764,128 11,16%

2010 6,028,296,038 16,18%

2011 5,105,397,575 (15,31%)

2012 5,043,064,872 (1,22%)

2.

Ekonomi Raharja (BAEK)

2008 9,757,605,622 -

2009 8,506,585,000 (12,82%)

2010 11,357,891,000 33,52%

2011 13,920,171,000 22,56%

2012 17,077,297,000 22,68%

3. Mutiara (BCIC)

2008 3,531,385,000 -

2009 3,418,595,000 (3,19%)

2010 5,012,936,000 46,64%

2011 9,140,800,000 82,34%

2012 11,148,050,000 21,96%

4. Danamon (BDMN)

2008 63,410,474,000 -

2009 58,367,570,000 (7,95%)

X

1

Penyaluran Kredit

X

2

Tingkat Suku Bunga

Y

Profitabilitas (ROA)

ε


(5)

16

2010 73,268,325,000 25,53%

2011 85,462,799,000 16,64%

2012 90,828,149,000 6,28%

5. Pundi (BEKS)

2008 919,626,846 -

2009 929,312,947 1,05%

2010 321,343,000 (65,42%)

2011 3,337,893,000 938,73%

2012 5,358,287,000 60,53%

6.

QNB Kesawan (BKSW)

2008 1,470,800,447 -

2009 1,417,669,338 (3,61%)

2010 1,694,149,000 19,50%

2011 1,983,974,000 17,11%

2012 3,168,908,000 59,73%

Sumber : Laporan Keuangan (Data diolah)

Tabel 4.5

Perkembagan Tingkat Suku Bunga (BI

Rate

) Periode 2008-2012

Tahun

Tingkat Suku Bunga

Perkembangan

2008

8,67

-

2009

7,15

(17,5%)

2010

6,50

(9,3%)

2011

6,58

1,2%

2012

5,77

(12,3%)

Tabel 4.6

Profitabilitas (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI tahun

2008-2012

(dalam ribuan rupiah)

No. Kode

Emiten Tahun

Laba Bersih

Setelah Pajak Total Asset ROA Perkembangan

1

. BABP

2008 1,925,744 6,287,878 0,09% - 2009 5,043,438 7,007,770 0,18% 1% 2010 28,203,291 8,667,939 0,51% 1,84% 2011 (113,618,372) 7,281,535 (1,64%) (4,21%) 2012 1,036,435 7,433,803 0,09% (1,05%) 2

. BAEK

2008 262,000 18,211,000 2,26% -

2009 332,000 21,592,000 2,21% (0.02%) 2010 296,000 21,473,000 1,78% (0,19%) 2011 243,000 24,099,000 1,49% (0,16%) 2012 192,000 25,365,000 1,02% (0,31%) 3

. BCIC

2008 (7,281,150) 5,585,890 (52,09%) - 2009 265,483,000 7,531,145 3,84% (1,07%) 2010 217,963,000 10,783,886 2,53% (0,34) 2011 260,445,000 13,127,198 2,17% (0,14) 2012 145,338,000 15,240,091 1,06% (0,51%) 4

. BDMN

2008 1,802,000 107,268,000 1,50% - 2009 1,614,000 98,598,000 1,50% 0,0% 2010 2,984,000 118,392,000 2,70% 0,8%


(6)

17

2011 3,402,000 142,292,000 2,60% (0,03%) 2012 4,117,000 155,791,000 2,70% 0,03% 5

. BEKS

2008 (32,012,000) 1,492,166 (2,00%) - 2009 (134,870,000) 1,425,576 (7,88%) 2,94% 2010 (88,646,000) 1,561,622 (12,90%) 0,63% 2011 (147,253,000) 5,993,039 (4,75%) (0,63%) 2012 46,865,000 7,682,938 0,98% 1,20% 6

. BKSW

2008 3,113,000 2,162,316 0,23% - 2009 3,988,000 2,347,783 0,30% 0,30% 2010 1,212,000 2,589,916 0,46% 0,54% 2011 6,182,000 3,593,817 1,72% 2,73% 2012 (29,499,000) 4,644,654 (6,35%) (4,69%)


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh dana yang dihimpun , suku bunga SBI dan suku bunga SBPU terhadap penyaluran kredit bank umum milik negara tahun 1990.I-1997.IV

0 15 74

Analisis pengaruh tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi, tingkat suku bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja : studi kasus pada kelompok bank diperbankan indonesia

0 3 129

Analisis pengaruh inflasi, DPK dan tingkat suku bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja : studi kasus pada bank persero

2 38 111

Pengaruh penyaluran kredit dan tingkat risiko pembiayaan terhadap profitabilitas pada PT.Bank Himpunan Saudara 1806, Tbk.

1 11 140

Pengaruh dana pihak ketiga dan tingkat suku bunga terhadap kredit yang diberikan : (studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

8 49 75

Pengaruh profitabilitas dan kepemilikan manajerial terhadap dividend payout ratio : (studi kasus di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 6 1

Pengaruh tingkat suku bunga dan rasio harga laba terhadap return saham : (studi kasus pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 8 1

Pengaruh rasio utang dan perputaran persediaan terhadap return on assets (ROA) : (studi kasus pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

3 28 132

Pengaruh risiko litigasi dan tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi : (studi kasus pada Perusahaan Group Bakrie yang terdaftar di BEI)

8 68 50

Pengaruh penyaluran kredit dan rasio BOPO terhadap perolehan laba pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 27 61