Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
disederhanakan dalam kerangka konseptual KDBB hasil adaptasi dan modifikasi dari hidayat, 2014; Grice, 2002; Subarjah, 2010 Pool, 1988 yang akan disajikan
dalam bagan 3.2 pada halaman 72
Bagan 3.2Kerangka Konseptual KDBB Berdasarkan kerangkan konseptual diatas, dimensi yang akan dikembangkan
dalam tes keterampilan bermain bulutangkis dengan sub tes servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes adalah dimensi tahapan pada proses pembelajaran
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian akhir dan hasil pukulan
terhadap sasaran
yang telah
ditentukan Hidayat,
2014; KumarKalidasan, 2013; Grice, 2002; Subarjah, 2010 Pool, 1988
2. Definisi Operasional
KDBB
Grip
Ready Position
Foot Work
Stroke
Servis Tinggi, Lob Bertahan, Dropshot, Smesh
T. Persiapan
T. Pelaksanaan
T. Penyelesaian
Hasil Pukulan
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan definisi konseptual diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar bermain bulutangkis merupakan kemampuan seseorang dalam
menampilkan teknik gerakan melakukan pukulan pada bidang sasaran yang telah ditetapkandan diukur dengan empat komponen utama yaitu 1 keterampilan
pegangan raket, 2 keterampilan sikap siap 3 ketarampilan gerakan kaki, 4 keterampilan memukul. Keempatkomponen tersebut akan dituangkan kedalam
sub tes 1 servis panjang, 2 lob bertahan, 3 dropsot dan 4 smes yang terbagi kedalam empat dimensi tahap pembalajaran yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir serta tahap hasil akhir pukulan dan dikembangkan kedalam indikator-indikatorketercapaian untuk memudahkan dalam
penyusunan item-item atau tugas yang akan dinilai oleh para observersebagai dari hasil belajar dan latihan selama proses pembelajaran atau pelatihan.
Skor yang diperoleh adalah jumlah skor dari item-item prilaku atau task yang dapat ditampilkan oleh para peserta tes berdasarkan kriteria penilaian yang
sudah ditetapkan. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh siswa atau atlit dalam tes, maka semakin tinggi tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis
siswa tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis siswa tersebut.
Tahap 2 :Menentukan Tujuan Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis
Pada dasarnya, secara umum tujuan tes keterampilan dasar bermain bulutangkis adalah untuk mengukur penguasaan hasil belajar keterampilan dasar
bermain bulutangkis pada teknik memukul servis tinggi, lob bertahan, dropshot, smash sebagai hasil dari proses pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pada tes ini
termasuk kedalam tujuan intruksional Thorndike, 1982:14 yaitu suatu tes yang dilakukan untuk melihat kemampuan individu atau kelompok dalam penguasaan
pemahaman atau pun keterampilan sebagai dari hasil belajar.Adapun tujuan secara khusus dalam pengembangan ini akan disajikan dalam tujuan pada sub tes
masing-masing tes, yaitu sebagai berikut :
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1.
Servis tinggi bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan gerakan-
gerakan servis tinggi dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.
2.
Lob bertahan bertujuan mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan
lob bertahan dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.
3.
Dropshot bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan
dropshot dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.
4.
Smash bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan
smash dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.
Tahap 3 :Membatasi Tes Yang Akan Dikembangkan
Instrument tes KDBB, pada dasarnya merupakan instrument tes yang akan mengukur pada keterampilan memukul servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan
smes. Batasan pada tes ini adalah hanya mengukur pada keterampilan teknik dasar saja, artinya bahwa alat ukur tersebut akan mengukur subjek ketika
melakukan gerakan memukul dan hasil akhir pukulan yang dicapai sebagai dari hasil belajar. Selain itu, domain yang diukur dalam tes KDBB adalah domain
psikomotor pada level P2 sampai denganP5 yaitu Basic FundamentalMovement, Perceptual abilities, Physical abilities,Skilled Movement.
Tahap 4 :Penyusunan Spesifikasi Isi Dan Kisi-Kisi Instrument Tes
Sebagaimana telah dijelaskan pada tahap awal, penyusunan spesifikasi isi yang akan diukur dalam tes KDBB mengadaptasi dan memodifikasi pada dimensi
konstruk yang telah dikembangkan oleh Hidayat, 2014; Grice, 2002; Subarjah, 2010 Pool, 1988 yang mengacu pada tes keterampilan performance test
dengan penilaian kinerja performance assessment. Dimensi tersebut terbagai kedalam tiga dimensi utama yaitu 1 Persiapan, 2 Pelaksanaan 3 Penyelesaian,
dan satu dimensi tambahanyaitu hasil akhir pukulan.Berdasarkan paparan diatas,
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dalam kepentingan pengembangan ini penulis memodifikasi kembali dimensi- dimensi tersebut menjadi dimensi pada sub tes keterampilan dasar bermain
bulutangkis, baik pada servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes. Berikut kisi-kisi instrument tes keterampilan akan disajikan dalam tabel 3.1pada halaman
75.
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Penyusunan Instrumen Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis
Variabel Sub Variabel
Dimensi Indikator
P1 P2
P3 P4
P5 P6
Jumlah item
Keterampilan Dasar Bermain
Bulutangkis Servis Tinggi
Persiapan Posisi Siap Tubuh
√ 2
Posisi Kok √
2 Posisi Tangan
√ 2
Pelaksanaan Persiapan Perkenaan
√ 2
Perkenaan √
2 Penyelesaian
Gerak Lanjut √
2 Akhir Gerakan
√ 2
Hasil Akhir Ketepatan arah pukulan
√ 1
Lob Bertahan Persiapan
Persiapan badan √
2 Gerakan kearah satelkok
√ √
2 Posisi Memukul
√ 1
Ayunan raket kebelakang √
1 Pelaksanaan
Ayunan raket kedepan √
2 Perkenaan
√ 2
Penyelesaian Gerak Lanjut
√ 2
Akhir Gerakan √
2 Hasil Akhir
Ketepatan Arah Pukulan √
1
Dropshot Persiapan
Persiapan badan √
2 Gerakan Kearaj satelkok
√ √
2 Posisi Memukul
√ 1
Ayunan raket kebelakang √
1 Pelaksanaan
Ayunan raket kedepan √
2 Perkenaan
√ 2
Penyelesaian Gerak Lanjut
√ 2
Akhir Gerakan √
2 Hasil Akhir
Ketepatan Pukulan √
1
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
P1 =Reflex Movements; P2 =Basic Fundamental Movement; P3 =Perceptual Abilities; P4 = Physical abilities; P5 = Skilled Movements; P6 = Nondiscursive movements Sumber : Taxonomy of the psychomotor domain, Harrow, 1972 dalam Morrow, et al. 2005
Smash Persiapan
Persiapan badan √
2 Gerakan Kearaj satelkok
√ √
2 Posisi Memukul
√ 1
Ayunan raket kebelakang √
1 Pelaksanaan
Ayunan raket kedepan √
2 Perkenaan
√ 2
Penyelesaian Gerak Lanjut
√ 2
Akhir Gerakan √
2 Hasil Akhir
Ketepatan Pukulan √
1 Jumlah keseluruhan item
60
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tahap 5 :Penyusunan Spesifikasi Format
Tes keterampilan dasar bermain bulutangkis, dituangkan dalam jenis subjective rating test dan accuracy-based test Morrow et.al 2005. Instrumen tes
keterampilan dasar bermain bulutangkis yang berorientasi pada proses gerakan atau subjective rating test mengacu pada dimensi konstrak yang telah
dikembangkan oleh Hidayat2013 yang menjadikan beberapa tahapan dalam pelaksanaan suatu gerakan dalam teknik dasar bermain bulutangkis, dimana tes
tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan keterampilan gerak dasar secara efektif dan efisien yang dilihat melalui observasi personal dengan
berorientasi pada penilaian proses gerakan pada keterampilan dasar servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes Hidayat, 2013. Pada pengembangan ini
subjective rating testterbagi kedalam tiga gerakan utama yaitu, persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian grice, 2002, Hidayat, 2013.Sedangkan jenis tes
keterampilan dasar bermain bulutangkis berorientasi pada hasil merupakan tes objektif jenis Accuracy-Based Test Morrow et.al 2005 yaitu salah satu tes yang
mengukur ketepatan hasil pukulan pada bidang sasaran yang telah ditetapkan Morrow et.al, 2005; Hidayat, 2012.Konstruk utama dalam Accuracy-Based
Testadalah hasil akhir pukulan Hidayat, 2013; Hidayat at.al, 2014; KumarKalidasan, 2013; Pool, 1988 ; Nurhasan, 2007.
Kedua jenis tes tersebut dituangkan kedalam item-item keterampilan yang dielaborasi dari indikator padasetiap dimensi konstruk menurut teori Grice, 2002
Hidayat, 2013. Kemudian setelah disusun item-item berdasarkan indikator, item tersebut disajikan kedalam satu format khusus yaitu format observasi sebagai
alat untuk melihat kemampuan siswa atau atlit dalam menampilkan jawaban- jawaban atas item-item keterampilan yang telah dikembangkan, hal tersebut
mengacu pada pandangan Committee for the Workshop on Alternatives for Assessing Adult Education and Literacy Programs 2002:42 yang menyatakan
bahwa dua kompenen yang paling penting dalam performance assessment adalah adanya task atau tugas dan kriteria skor. Dalam hal ini task yang ditampilkan
untuk mengukur kemampuan siswa atau atlit adalah item-item keterampilan yang dikembangkan berdasarkan indikator yang telah disusun, kemudian untuk kriteria
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
skor yang dikembangkan sebagai penilaian jawaban siswa atau atlit terhadap item- item keterampilan atau taskpenulis menyusun kriteria skor berupa rubric
penilaian.Format rubric yang dikembangkan dalam pengembangan ini adalah rubric jenis holistic atau rubric secara menyeluruh Morrow, at al. 2005, Zainul.
2005.
Tahap 6 :Perencanaan uji coba dan seleksi item
Setelahtersusunnya kisi-kisi dan spesifikasi format serta item-item keterampilan, langkah selanjutnya adalah uji coba dan seleksei item. Item-item
tugas gerak dan kriteria skor yang telah disusun terlebih dahulu diplanelkan dalam satu forum kelompok diskusi atau FGD Focus Group Discusion yang berjumlah
sepuluh orang, terdiri dari para atlit dan pelatih. Hal tersebut dilakukan untuk melihat dan menilai secara praktis bagaimana item-item tugas gerak dan kriteria
penilaian yang telah dikembangkan dapat mengukur atau mencerminkan gerakan- gerakan yang terdapat dalam keterampilan dasar bermain bulutangkis, sehingga
pada tataran praktis, item-item yang sudah dikembangakan layak untuk diseleksi oleh para ahli dan siap untuk diujicobakan pada sampel yang sebenarnya.
Kemudian, langkah selanjutnya sebelum instrumen diujicobakan kepada sampel sebenarnya, item tugas gerak dan kriteria skor yang sudah
dikembangkanserta disepakati dalam FGD dengan para pelatih dan atlit akan dinilai oleh para expert, tahap ini dinamakan dengan tahap uji coba teoritik atau
validasi isi content validty serta seleksi item berdasarkan pendapat para ahli, tahap ini dimaksudkan untuk melihat apakah secara isi item tugas gerak dan kriteria
skor yang dikembangkan sudah sesuai berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan atau belum, dengan kata lain apakah item-item yang dikembangkan
benar-benar untuk mengukur keterampilan dasar bermain bulutangkis atau tidak Azwar, 2012; KusaeriSuprananto, 2012; Santu Naga, 2013, hal tersebut
dikuatkan oleh pada pandangan Susetyo 2011:89 yang menyatakan bahwa “validitas isi berkaitan dengan validitas yang mengukur kecocokan diantara butir
tes dengan indikator”.
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pada ujicoba teoritik dilakukan oleh para ahli atau expert judgment, ini mengacu pada pandangan Lacy 2012. hlm.85 yang berpendapat bahwa
“Content validity
depends on professional judgment using logic and comparsion”. Lacy berpendapat bahwa dalam validitas ini penilaianakan dilakukan oleh para pakar
yang ahli di bidangnya, hal tersebut dilakukan untuk melihat kesesuaian instrumen yang telah dikembangkan terhadap sasaran domain yang akan diukur. Pemilihan
para ahli atau expert didasarkan pada kriteria inklusif dari beberapabidang keilmuan yang terkait dengan penyusunan dan pengembangan ITHB KDBB, oleh karena itu,
tiga pokok rumpun keilmuan yang akan terlibat dalam penyusunan dan pengembangan ITHB KDBB, yaitu 1 permainan bulutangkis, 2 biomekanika
olahraga, 3 tes dan pengukuran keolahragaan. Expertdalam permainan bulutangkis dimaksudkan untuk melihat kesesuaian
item-item keterampilan gerak yang telah disusun dalam ITHB KDBB, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan-masukan terkait dengan keilmuan dalam
bidang permainan bulutangkis baik secara teoritis maupun pada tataran praktis. Kemudian expert dalam biomekanika olahraga dimaksudkan untuk melihat dan
memberikan saran atau masukan terkait dengan sub-sub gerakan yang telah disusun dalam ITHB KDBB, sehingga sub-sub bagian gerakan yang telah disusun benar-
benar dapat menggambarkan keterampilan yang akan diukur yaitu servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smesh. Sedangkan expert dalam bidang tes dan pengukuran
keolahragaan akan berperan dalam mengkaji dari kedua aspek tersebut yaitu permainan bulutangkis dan sub-sub gerakan yang telah disusun, sehingga dapat
menilai apakah item-item yang sudah disusun dalam ITHB KDBB apakah sudah layak dijadikan sebagai suatu instrumen untuk mengukur keterampilan dasar
bermain bulutangkis atau belum. Para expert yang dijadikan sebagai penilai dalam tahap ini berjumlah lima
orangyaitu 1 Dr. Komarudin, M.Pd dosen bulutangkis jurusan pendidikan kepelatihan FPOK UPI, 2 Agus Rusdiana, M.A., Ph.D dosen bulutangkis dan ahli
biomekanika pada jurusan ilmu keolahragaan FPOK UPI, 3 Yusuf Hidayat, M.Si dosen bulutangkis jurusan pendidikan olahraga FPOK UPI, 4 Surya Medal
Megantara, M.Pd dosen bulutangkis STKIP Pasundan Cimahi, 5 Drs. Nurhasan
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
expert dalam bidang tes dan pengukuran keolahragaan FPOK UPI. Oleh karena itu, proses dalam tahap perencanaan dan seleksi item dalam penelitian dan
pengembangan ini disebut dengan tahapan planel expert judgment.Azwar, 2012, hlm.135.Oleh karena itu, produk yang dihasilkan dalam planel expert judgment
adalah tersusunya item-item tugas gerak taskdan kriteria skor yang sudah ditelaah dan diseleksi oleh para expert, sehingga terdapat beberapa item tugas
gerak task yang harus direvisi agar menjadi lebih baik dengan saran-saran dari para expert. Kemudian setelah adanya seleksi dan revisi item dari hasil telaah dan
review dari para akademisi atau pakar dibidang bulutangkis serta biomekanika, selanjutnya dilaksanakan uji coba empiric, yaitu uji coba terkait dengan instrumen
yang sudah dikembangkan terhadap atlit atau siswa sekolah bulutangkis.
Tahap 7 :Perencanaan Mengumpulkan Data Normative
Setelah tersusunnya item tugas gerak task dan pedoman penilaian yang sudah ditelaah oleh para expert atau ahli dalam bidang bulutangkis, biomekanika
dan tes pengkuran keolahragaan, tahap selanjutnya adalah tahap persiapan perencanaan mengumpulkan data normative. Pada tahap ini ITHB KDBB yang
telah diuji coba dan diseleksi oleh para expert dalam uji coba teoritis selanjutnya akan diujicobakan pada subjek uji coba yang telah direncakan, dengan kata lain
tahap ini dapat dikatakan dengan tahap uji coba empiris. Pokok penting dalam tahap ini adalah bagaimana ITHB KDBB yang telah disusun dapat diujicobakan
pada subjek uji coba, oleh karena itu penting dalam tahap ini mempertimbangkan beberapa variabel demografis pada subjek uji coba, misalnya pada perbedaan usia,
level dalam keterampilan atau lama latihan subjek uji coba, serta jenis kelamin Thorndike, 1982, hal.27.Berdasarkan pokok-pokok penting tersebut, dalam
tahapan ini, penulis memilih beberapa kriteria dalam subjek yang akan digunakan dalam subjek uji coba, kriteria inklusif yang akan dijadikan subjek uji coba adalah
1 siswa-siswi sekolah bulutangkis yang sudah mengikuti latihan selama satu tahun, 2 Rentang perbedaan usia subjek uji coba terentang antara 11-13 tahun
level pemula, 3 jenis kelamin yang akan dijadikan subjek uji coba adalah putera dan puteri.
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian dan pengembangan ini, uji coba empiric dilakukan sebanyak dua kali, oleh karena itu, tahapan ini mempunyai keterkaitan dengan tahapan
selanjutnya yaitu pengujian dan bahan pendukung, setelah uji coba pertama dilaksanakan, ITHB KDBB terlebih dahulu dianalisis keterhandalan dan
kesahihannya dalam mengukur keterampilan bermain bulutangkis yaitureliabilitas dan validitas ITHB KDBB. Sehingga pada pengujian pertama akan dilaksanakan
revisi atau perbaikan-perbaikan terkait dengan kekurangan ITHB KDBB terutama pada pedoman atau rubric penilaiannya. Oleh karena itu, kekurangan dan masukan
dari para expert ataupun rater sebagai penilai akan menjadi masukan yang sangat penting untuk memperbaiki ITHB KDBB menjadi lebih baik dan praktis ketika
digunakan. Sehingga ITHB KDBB yang sudah direvisi akan diujicobakan kembali pada sampel yang lebih besar dan diuji kembali reliabilitas dan validitasnya.
Tahap 8 : Pengujian Manual dan Bahan Pendukung
Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasannya sebelumnya, tahap pengujian manual dan bahan pendukung menjadi tahap terakhir dalam
pengembangan ini, dalam tahap ini terdapat limapokok penting yang dilaksanakan yaitu, 1 membuat petunjuk untuk pelaksanaan tes, 2 membuat norma penilaian,
3 pengujian reliabilitas, 4 pengujian validitas, 5 membuat buku pedoman kriteria penilaian hasil tes Thorndike, 1982, hal. 28. Lima pokok penting
tersebut menjadi panduan dalam tahap ini, namun demikian, lima pokok penting diatas, disusun setelah uji coba tahap kedua dilaksankan atau sesudah tersusunnya
ITHB KDBB final, hal tersebut diasumsikan pada pemikiran logis bahwa tujuan dari uji coba empiric tahap pertama adalah ingin melihat dan mengetahui
kekurangan ITHB KDBB, baik pada besaran estimasi reliabilitas dan validitas serta saran-saran atas kekurangan ITHB KDBB dari para rater atau penilai.
C. Lokasi dan Subjek Uji Coba