DEVI SHINTIA, 2015 ANALISIS RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH RPS D I CEND EKIA LEAD ERSHIP SCHOOL
BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data
yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak diizinkan untuk
melakukan observasi. hlm. 66
3 Observasi tak berstruktur
Observasi tak berstruktur ini dilakukan jika peneliti belum tahu secara pasti apa yang akan diamati karena fokus penelitian yang belum jelas.
Dalam kata lain, observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi Sugiyono,
2014, hlm. 67. Dalam melakukan observasi tentunya peneliti harus mengetahui tahapan-
tahapan yang harus dilakukan. Spradley dalam Sugiyono, 2014, hlm. 69 membagi tahapan observasi menjadi tiga yaitu: 1 observasi deskriptif, 2
observasi terfokus, 3 observasi terseleksi. Tahapan observasi tersebut lebih jelas ditunjukkan dalam gambar 3.3 di bawah ini
Gambar 3.3 Tahap Observasi Sugiyono, 2014, hlm. 70
Tahap satu sebagai tahap awalan peneliti melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Tahap dua peneliti sudah mulai
mempersempit observasi sehingga dapat menemukan fokus. Sedangkan tahap ketiga atau terakhir merupakan tahap dimana peneliti telah menguraikan fokus
yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci dan peneliti sudah menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis.
b. Wawancara
TAHAP DESKRIPSI Memasuki situasi
sosial: ada tempat, aktor, aktivitas
TAHAP REDUKSI Menentukan Fokus:
memilih diantara yang telah dideskripsikan
TAHAP SELEKSI Mengurai fokus:
menjadi komponen yang lebih rinci
1 2
3
DEVI SHINTIA, 2015 ANALISIS RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH RPS D I CEND EKIA LEAD ERSHIP SCHOOL
BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sudjana dalam Satori Komariah, 2011, hlm. 130 menjelaskan pengertian wawancara sebagai “proses pengumpulan data atau informasi melalui
tatap muka antara pihak penanya interviewer dengan pihak yang ditanya atau penjawab interviewee
.” Kemudian Esterberg dalam Sugiyono, 2014, hlm. 72 mendefinisikan
wawancara interview sebagai berikut, “a meeting of two persons to exchange
information and idea through question and response, resulting in communication and
joint construction of meaning about a particular topic”. Atau jika diartikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Masih dalam pandangan Esterberg setidaknya ia mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan
tidak terstruktur dalam Sugiyono, 2014, hlm. 73. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Sedangkan
wawancara semi
terstruktur ditujukan
untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Wawancara semi terstruktur termasuk dalam kategori
in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Kemudian wawancara tidak terstruktur, adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau bahkan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek
yang diteliti. Melakukan wawancara merupakan kegiatan yang tidak mudah, karena ia
bukan sekedar berbicara dengan orang lain. Untuk melaksanakan wawancara dengan baik maka ada beberapa faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu
bagaimana kemampuan pewawancara, apa isi pewawancara, bagaimana situasi
DEVI SHINTIA, 2015 ANALISIS RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH RPS D I CEND EKIA LEAD ERSHIP SCHOOL
BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pewawancara, dan bagaimana kesiapan responden. Fakor-faktor tersebut lebih jelasnya terskemakan dalam gambar 3.4 di bawah ini
Gambar 3.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Wawancara
Singarimbun Effendi dalam Bungin, 2012, hlm. 115
c. Studi Dokumentasi