S ADP 1006212 Chapter3

(1)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitan akan dilakukan untuk memperoleh data dan fakta mengenai permasalahan yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Lokasi atau tempat penelitian ini yaitu pada jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Fokus penelitian pada tiga kelas dengan jumlah mahasiswa berkisar antara 45-55 untuk setiap kelasnya. Seperti telah diungkapkan diatas, Penelitian ini memilih lokasi pada jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan lokasi penelitian ini yaitu diharapkan dengan adanya penelitian ini akan dapat terlihat dengan jelas sejauhmana pengaruh iklim kelas yang merupakan bagian dari pengelolaan kelas/managerial kelas yang sudah tentu harus dilakukan oleh setiap team teaching dalam proses pembelajaran. Dengan penelitian ini maka dapat dihasilkan kesimpulan yang mampu merekomendasikan perbaikan-perbaikan terhadap pola pengelolaan kelas yang baik. Selain hal tersebut, jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia terletak tidak jauh dari tempat tinggal penulis sehingga mudah dijangkau dalam pencarian data tidak akan terlalu sulit dan juga akan sangat membantu dalam menghemat biaya penelitian.

2. Populasi

Setiap kegiatan ilmiah selalu berhadapan dengan penentuan sumber data, yang kebenarannya dapat dipercaya, agar data tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis penelitian. Populasi merupakan jumlah keseluruhan unit atau elemen dimana peneliti tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan


(2)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.

Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2002:57) sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Demikian pula dikemukakan oleh Bohar Suharto (1993:85) bahwa populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikap tingkah laku dan lain sebagainya yang menjadi objek penelitian”.

Selain itu pula, Winanrno Surakhmad (1980:93) menyatakan sebagai berikut: “Populasi adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai test, benda maupun peristiwa”. Sedangkan menurut Mohammad Ali (1982:54) menyatakan: ”Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan dengan subjek yang diteliti, baik berupa manusia, benda, peristiwa, maupun gejala yang terjadi, karena hal itu merupakan variabel yang diperlukan untuk memcahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian”.

Bertitik tolak dari pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan (2010, 2011,2012,2013)

No. Angkatan Jumlah Mahasisiwa

1. 2010 53

2. 2011 52

3. 2012 57

4. 2013 44


(3)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama, definisi sampel diungkapkan oleh sugiyono (2002:56) yang menyatakan bahwa : “Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Artinya bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul representative (mewakili).

Sampel adalah suatu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Uraian diatas, sejalan dengan pendpat yang diberikan oleh Suharsimi Arikunto (1998:117) sebagi berikut: “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Lebih lanjut Winarno Surakhmad (1994:100) berpendapat apabila ukuran populasi sebanyak kurang dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000 maka ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Menurut Riduwan (2011: 56), sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data atau informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup menggunakan sampel yang mewakilinya. Berkaitan dengan mutu sampling, Nasution (Riduwan, 2011: 57) mengatakan bahwa “mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahan”.

Adapun untuk mencari sampel dari guru diambil sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2011: 65) yaitu:


(4)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dimana:

n = jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (0.1)

Maka:

dibulatkan menjadi 67

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditetapkan penelitian ini yaitu sebanyak 67 mahasiswa. Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing angkatan digunakan rumus Stratified Random Sampling

(Akdon, 2008: 108), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

= Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

= Jumlah populasi secara stratum N = Jumlah populasi seluruhnya

Berikut penulis sajikan tata cara perhitungan sampel setiap kelas dalam penelitian ini:


(5)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a)

b) c) d)

Dengan total sampel sejumlah 67 mahasiswa maka perhitungan hasil pembagian sampel untuk setiap kelasnya dapat dilihat lebih jelas pad atabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Perhitungan Besaran Sampel

Berdasarkan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling

B. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah “totalitas cara” untuk meneliti dan menemukan kebenaran. Terdapat dua pendekatan dalam metodologi, yaitupendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut dengan model atau nuansa penelitian dengan pengolahan dan penyajian data mempergunakan metoda statistika yang memungkinkan peneliti untuk menetapkan secara eksak (exact).

No Angkatan Ni Sampel

1. 2010 53 17

2. 2011 52 17

3. 2012 57 19

4. 2013 44 14


(6)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban pada masalah yang ada pada masa sekarang, yaitu untuk mengungkap “Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Administrasi Pendidikan”. Penelitian menurut Satori (2012:3) merupakan aktivitas yang menggunakan kekuatan pikir dan aktivitas observasi dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk mengahasilkan ilmu pengetahuan guna memecahkan suatu persoalan. Sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan metode atau cara yang sistematis dan ilmiah sehingga bisa dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur ilmiah yang dilakukan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitiannya.

Hal ini senada dengan ungkapan Sugiyono (2011:6) yang menyatakan bahwa: “Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

1. Penelitian Deskripsi

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Dimana metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960:67) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta prosesproses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarafenomena yang diselidiki. Metode Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan jenis metode survey. Kerlinger dalam Sugiyono (2012:7) mengemukakan bahwa “Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun


(7)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecil, tetapi data yang dipelajari adalah dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mngambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif (David Kline dalam Sugiyono 2012:7).

Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang paling sering dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya cepat. Tetapi bila dilakukan dengan sembrono, temuan survei ini cenderung superficial (dangkal) meskipun dalam analisisnya peneliti menggunakan statistik yang rumit.

Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini wajar, sebab apa yang digali dari kuesioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka diperlukan responden dalam jumlah cukup agar "pola" yang menggambarkan objek yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik. Dengan demikian, dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan dnegan langkah-langkah sebagi berikut:

1) Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji antara lain meliputi: iklim kelas

2) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang 3) Mengumpulkan data, menyusun data yang telah terkumpul, memberikan

penjelasan yang kemudian dianalisa. 2. Pendekatan Kuantitatif

Sedangkan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan


(8)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pencatatan dan penganalisisan perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai metode kuantitatif adalah,

...Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif dikemukakan oleh Arikunto (1997: 86) yaitu : “Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian”. Selanjutnya Watson (dalam Danim 2002) mengemukakan pendekatan kuantitatif, sebagai berikut: “Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi”. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel yang ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik perhitungan statistik

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyyan-pertanyaan penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu skema menyeluruh yang mencakup program penelitian. Dalam desain penelitian terangkum paparan mengenai segala hal yang dilakukan oleh peneliti, mulai dari penulisan hipotesis dan implikasi operasional hingga pada analisis ahir terhadap data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan.

Adapun desain yang yang digunakan pada penelitian ini yaitu desain korelasional kuantitatif. Desain korelasional kuantitatif berusaha untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menguji atau menentukan hubungan-hubungan (relations) atau antarhuungan-antarhubungan (inter-relationship) yang ada diantara mereka didalam satu lingkungan tertentu.


(9)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakteristik utama penelitian korelasional meliputi pengobservasian nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan ada tidaknya hubunan antara variabel tersebut.

Pemilihan desain penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan yakni pengumpulan data dalam tahap penelitian cepat dan dapat menyediakan sumber yang kaya, tidak dapat memanipulasi variabel karena memanipulasi variabel yang diteliti tidak mungkin atau etis, dan berhubungan secara alamiah variabel terjadi atau ingin melihat bagaimana variabel terjadi secara alamiah berhubungan dengan dunia nyata. Menurut Nasution (2009:23) kegunaan dari desain penelitian bagi seorang peneliti antaralain adalah sebagai berikut:

(1) Memberi pengangan uang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya;(2) desain itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian;(3) desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan didahapi dan mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Desain penelitian menurut Suchman (Moh Nazir, 1999:99) adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Menurut moh Nazir (1999:99), pengertian desain penelitian secara sempit hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Dari pengertian yang lebih luas, desain penelitian menurut moh Nazir (1999: 99-100) mencakup proses-proses berikut:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya

3. Menformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifkasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.

4. Membangun penyelidikan atau percobaan

5. Memilih serta definisi terhadap pengukuran variabel-variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data


(10)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Menganalisa data serta memilih prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik

10.Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitan, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang. Berdasarkan pemahaman dari keterangan-keterangan diatas maka penulis menyusun desain penelitian yang tergambar dalam bagan dibawah in:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Penelitian secaara sistematis berpedoman pada tiga pilar yang terdiri dari tiga tahap yaitu, input, proses, dan output. Tahap input merupakan proses perencanaan dari sebuah penelitian yang akan dilakukan. Tahap ini dimulai dari latar belakang yang meliputi analisis aspek teoritik dan empirik dan merupakan bagian dari studi pendahuluan. Hasil dari studi pendahuluan ini akan muncul

INPUT PROSES

Studi Pendahuluan

OUTPUT

Latar Belakang

Masalah

Pengumpulan Data

Rumusan Masalah

REKOMENDASI Analisis data variabel X & Y

Pengujian Hipotesis Empirik

Teoritik

Hipotesis Metode

Penelitian


(11)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah perumusan masalah yang nantinya akan memeperjelas batasan-batasan ruang lingkup penelitian. Setelah perumusan masalah didapatkan, kemudian akan muncul asums-asumsi dasar yang dituangkan ke dalam sebuah hipotesis. Perumusan masalah dan hipotesis tersebut akan menentukan metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis.

Setelah tahap perencanaan/input selesai, tahap selanjutnya adalah proses. Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam instrumen penelitian, menyusun alat pengumpul data dan langkah-langkah lainnya yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Setelah semua teruji maka ditemukan sebuah kesimpulan yang merupakan bagian dari tahap output penelitian.

Dalam tahap output ini juga akan dihasilkan umpan balik yang berupa masukan-masukan, saran atau rekomendasi yang dapat dipergunakan sebagai langkah perbaikan oleh beberapa pihak yang terkait dalam hal ini Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

D. Definisi Operasional 1. Pengaruh

Pengaruh merupakan suatu keadaan yang menunjukan keterkaitan antara suatu hal dengan yang lainnya sehingga salah satu hal dipengaruhi oleh hal lain atau sebaliknya, baik yang bersifat positif maupun negatif (Sunaengsih, 2008:53). Pengaruh menurut Arikunto (2002:31) adalah,

“Suatu bentuk hubungan korelasional dimana antara keadaan atau variabel satu dnegan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atrau berpengaruh bagi keadaan yang kedua”.

Kata pengaruh dalam penelitian diartikan sebagai suatu kondisi yang memiliki daya untuk dapat saling mempengaruhi dan saling terkait antara satu hal dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini dapat ditetapkan bahwa keterkaitan yang erat merupakan keterkaitan antara iklim kelas terhadap motivasi belajar mahasiswa.


(12)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Iklim kelas

Terdapat beberapa pengertian iklim kelas oleh para ahli. Di dalam menjelaskan iklim kelas (classroom climate), beberapa peneliti memakai istilah lain seperti lingkungan belajar (learning environment), atmosfer, ekologi, dan lingkungan pertemanan (milieu). Iklim kelas merupakan keadaan psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk di dalam kelas sebagai hasil interaksi antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa lainnya. Keadaan psikologis dan sosial yang terbentuk di dalam kelas dinilai lebih penting daripada lingkungan fisik (Rawnsley & Fisher, 1998:98). Menurut Bloom (dalam Tarmidi & Wulandari, 2005:43), iklim kelas dapat diartikan sebagai kondisi, pengaruh, dan rangsangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan iklim kelas adalah tempat dimana tercipta komunitas di antara mahasiswa; tempat dimana mahasiswa diberikan berbagai kontrol untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam kelas; tempat yang memiliki atmosfir yang menyenangkan dan tidak terancam; tempat untuk mengkomunikasikan pesan- pesan mengenai permasalahan yang dihadapi mahasiswa di kelas; serta tempat untuk mengkomunikasikan penerimaan, penghargaan dan perhatian dari dosen kepada mahasiswanya. Iklim kelas yang dimaksud juga merupakan kualitas lingkungan yang dirasakan, yang muncul dari adanya interaksi dari berbagai faktor seperti aspek fisik, materi, organisasi, operasional, dan sosial sehingga Iklim kelas dirasa memegang peranan penting dalam mempengaruhi keberlangsungan kegiatan belajar dan perilaku di dalam kelas:

Tabel 3.3

Tabel Indikator Variabel X (Kisi-kisi)


(13)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kekompakan Siswa

1. Mahasiswa mengenal baik rekannya satu sama lain.

2. Mahasiswa saling membantu rekannya ketika mengalami kesulitan.

3. Mahasiswa saling mendukung aktifitas perkuliahan rekan-rekannya.

2. Dukungan Dosen

1. Dosen bersikap dan berperilaku yang dapat menumbuhkan kepercayaan dari mahasiswa. 2. Dosen memberikan layanan konsultasi yang baik

dalam mata kuliah.

3. Dosen memberikan mata kuliah tambahan ketika pemahaman mahasiswa dirasa belum cukup. 3. Keterlibatan

Mahasiswa dalam Proses Perkuliahan

1. Mahasiswa aktif bertanya dalam proses perkuliahan.

2. Mahasiswa aktif dalam menentukan pola pembelajaran yang dirasa tepat.

3. Mahasiswa antusias dan selalu menghadiri perkuliahan yang dijadwalkan.

4. Keterlibatan dalam Kegiatan Penyelidikan (Otonomi Belajar)

1. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan dalam perkuliahan.

2. Mahasiswa aktif mencaritahu bahan perkuliahan dari sumber-sumber yang variatif.

3. Mahasiswa aktif mengadakan diskusi terkait dengan materi kuliah yang disampaikan dosen. 5. Arahan

Tugas dari Dosen

1. Mahasiswa mampu mengatur waktunya untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. 2. Dosen memberikan pengarahan tata cara

pembuatan hingga pengumpulan tugas perkuliahan.


(14)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mengerjakan tugas dengan nilai yang terbaik diantara mahasiswa lainnya.

6. Kerjasama Sesama Mahasiswa

1. Mahasiswa saling membantu secara inisiatif dalam mengerjakan tugas kuliah.

2. Mahasiswa Saling mendukung dalam pengerjaan tugas kelompok.

3. Mahasiswa memiliki pembagian tugas yang baik ketika mengerjakan tugas dalam berkelompok. 7. Kesetaraan 1. Dosen memberikan kesempatan yang sama kepada

semua mahasiswa dalam perkuliahan.

2. Dosen memberikan perlakuan yang sama kepada seluruh mahasiswa.

3. Pemberian nilai kepada mahasiswa dilakukan secara objektif.

3. Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


(15)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, motivasi belajar yang dimaksud adalah motivasi belajar yang timbul ketika proses pembelajaran dikelas. Motivasi yang berhubungan dengan proses pembelajaran dikelas yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam melakukan penelitian ini, motivasi belajar diukur dengan cara yang dikembangkan dalam pendekatan proses yang fokus penilaian yang ditujukan pada trait atau ciri-ciri kepribadian dan kebiasaan yang terjadi dikelas maupun kebisaan-kebiasaan yang mempengaruhi kemauan belajar dikelas.

Tabel 3.4

Tabel Indikator Variabel Y (Kisi-kisi)

No. Aspek Indikator

1. Memiliki

keterlibatan dan kesungguhan dalam aktivitas belajar

1. Mahasiswa memiliki kebutuhan dan dorongan untuk belajar

2. Mahasiswa memiliki jadwal belajar yang teratur

3. Mahasiswa mampu memusatkan perhatian dan pikiran saat belajar

2. Mencari sumber pelajaran

tambahan dan memiliki minat tertentu dalam aktifitas belajar

1. Mahasiswa memiliki usaha untuk memnuhi kebutuhan belajarnya sendiri.

2. Mahasiswa memiliki ketertarikan pada materi perkuliahan

3. Mahasiswa melakukan pengayaan materi dengan berbagai sumber belajar yang tersedia 3. Memiliki strategi

untuk mencapai tujuan belajar dan penghargaan dalam aktivitas belajar

1. Mahasiswa memiliki penghargaan terhadap proses dan hasil belajarnya

2. Mahasiswa memiliki usaha untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuannya sendiri


(16)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

4. Dorongan untuk memenuhi standar unggulan

1. berorientasi pada hasil

2. menetapkan sasaran yang menantang

3. mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mencari cara yang lebih baik.

4. terus belajar untuk meningkatkan prestasi 5. Komitmen 1. siap berkorban

2. merasakan dorongan semangat belajar 3. menggunakan nilai-nilai kelompok dalam

pengambilan keputusan

4. aktif mencari peluang untuk memenuhi misi kelompok

6. Optimis 1. Tekun dalam menhejar sasaran meskipun banyak halangan.

2. belajar keras dengan harapan sukses daripada takut gagal.

3. memandang kegagalan sebagai situasi yang dapat dikendalikan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah, diorganisisr, dan disistematiskan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah. Oleh karena itulah maka pengolahan data


(17)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atau generalisasi tentang masalah yang diteliti.

Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh data dalam usaha memecahkan masalah dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara penerapan metode penelitian pada masalah yang sedang diteliti. Sugiyono (2012:156) mengemukakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah denganberbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan, dll. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat dengan menggnakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dans umber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau melalui dokumen. Selanjutnya bila pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

1. Penentuan Alat Pengumpul Data

Pada dasarnya data penelitian yang diperoleh harus sesuai dengan kebutuhan. Oelh karena itu alat pengumpul datanyapun harus cocok agar data yang diperoleh tersebut sesuai dengan kebutuhan penelitian.

a. Angket

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik kuesioner (angket). Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok


(18)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono 2012:162).

Angket didefinisikan Suharsimi Arikunto (1998:140) sebagai: “Sejumlah pertanyaaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang diketahuinya”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis Angket berstruktur dengan pertanyaan yang bersifat tertutup dalam bentuk skala. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Winarno Surakhmad (1994:182) mengungkapkan bahwa:

Angket berstruktur tertutup ini terdiri dari pernyataan atau prtanyaan yang terbatas tetapi tegas dan konkrit., dimana responden diminta mencetak ata u mengisi skala-skala atau lajur-lajur pertanyaan atau pernyataan yang sudah disediakan tanpa diperkenankan menambahkan keterangan. Pertanyaan atau pernyataan yang dirumuskan dalam sebuah daftar diberi lajur -lajur jawaban yang bertingkat -tingkat kebenarannyaditetapkan oleh skala (alternatif) yang menyertai pertanyaan/pernyataan tersebut yang disediakan untuk itu.

Senada yang diungkapkan Sanafiah Faisal (1982:178) bahwa: Angket yang mengehendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu disebut jenis akngekt tertutup. Angket yang demikian biasanya meminta jawaban singkat dan jawaban yang membutuhkan tanda check (v) pada item-item yang memuat pada alternatif jawaban.

Kuesioner atau angket pada penelitian ini terbagi kedalam empat aspek yaitu aspek context , input , process , dan product . Beberapa langkah yang dilakukan peneliti dalam menyusun angketadalah sebagai berikut :

1) Menentukan kajian teori yang tepat dan berkaitan dengan penelitian.


(19)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Menggabungkan antara kajian teori yang dipilih denganreferensi penelitian yang sudah ada.

4) Menentukan spesifikasi instrumen. Spesifikasi instrumen berisitujuan pengukuran, kisi-kisi instrumen, memilih bentuk danformat instrumen.

5) Melakukan penulisan instrumen dengan disertai skalainstrumen dan sistem penskoran.

6) Melakukan ujicoba instrumen di Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

7) I n s t r u m e n h a s i l u j i c o b a d i a n a l i s i s

Pengumpulan dengan menggunakan metode angket ini memiliki beberapa keuntungan. Suharsimi Arikunto (1998:141) mengemukakan sebagai berikut:

1) Tidak emmerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dijadikan secara serentak kepada banyak responden

3) Dapat dijawab oleh beberapa responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

4) Dapat dibuatkan anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu untuk menjawab.

5) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan atau pernyataan yang benar-benar sama.

Sejalan dengan pendapat diatas, Moh. Ali (1982:87-88) mengemukakan mengenai kelebihan dan kelemahan dari angket. Kelebihan dari angket sebagai alat pengumpul data yaitu:

1) Angket dapat digunakan sebagai alat pengumpul data daris ejumlah besar responden yang menjadi sampel.

2) Dalam menjawab penelitian melalui angket responden dapat lebih leluasa, karena tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara peneliti dengan responden.


(20)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Setiap jawaban dapat dipikirkan matang-matang terlebih dahulu, karena tidak terkait dengan cepatnya waktu yang diberikan responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana dalam wawancara.

4) Data yang terkumpul dapat lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada responden adalah sama. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh angket dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Pemakaian angket terbatas pada pengumpulan pendapat atau fakta yang diketahui responden yang tidak dapat diperoleh dnegan jalan lain.

2) Sering terjadi angket diisi oleh orang lain (bukan responden yang sebenarnya), karena dilakukan tidak secara langsung berhadapan muka antara peneliti dengan responden.

3) Angket diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Skala Likert unuk variabel X (Iklim Kelas) dan variabel Y (Motivasi Belajar Mahasiswa).

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data

Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun alat pengumpul data adalah:

1) Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X Iklim kelas dan variabel Y Motivasi belajar mahasiswa.

2) Menetapkan indikator dan sub indikator dari masing-masing variabel. 3) Penyusunan kisi-kisi instrumen (telampir).

4) Menyusun pertanyaan atau pernyataan disertai dengan alternatif jawaban berdasarkan indikator dan variabelnya.

5) Menetapkan bobot skor untuk masing-masing jawaban baik dari variabel X maupun Y. Adapun penelitian yang dilakukan ini menggunakan Skala Likert yang nilainya berkisar antara 1-4. Sesuai dengan pendapat Sugiyono


(21)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2004:107), adapun perincian nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Skala Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban

Variabel X Bobot Nilai Variabel Y

Selalu 4 Selalu

Sering 3 Sering

Kadang-Kadang 2 Kadang-Kadang

Tidak Pernah 1 Tidak Pernah

Hal ini diperkuat oleh Suharsimi Arikunto (19998:229), bahwa sebelum kuesioner disusun terdapat beberapa prosedur yang harus dilalui sebagi berikut:

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner

2) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner

3) Menjabarkans etiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal

4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

3. Uji Coba Angket Penelitian

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan kepada responden yang sama atau responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Hal ini penting dilakukan untuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi dalam hal redaksi alternatif jawaban yang tersedia maupun maksud dalam pernyataan dan jawaban tersebut. pentingnya uji coba angket ini diungkapkan oleh Faisal (1982:38) bahwa:


(22)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

...Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya, sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.

Uji coba angket dilakukan penulis terhadap 30 orang mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Setelah angket tersebut diujicobakan, selanjutnya analisis statistik untuk menguji validitas dan reabilitas. Dengan diketahui keterjaminan validitas dan reabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan reabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan. a. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan tugas pengukurannya (Rusmini, 2009). Validitas mempermasalahkan apakah instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut sungguh-sungguh mengukur atribut yang dimaksud. Hasil penelitian yang valid terjadi apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang akan diteliti. Melalui uji validitas dapat diketahui tingkat validitas suatu instrumen yang disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data yang diperoleh merupakan alat pembuktian hipotesis. Pernyataan diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1998:160) bahwa:

...Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah.

Pada uji validitas ini peneliti menggunakan analisis per item untuk uji validitas ini karen abanyak dipergunakan dalam penelitian, lebih akurat dan dapat diketahui tiap butir item valid atau tidaknya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Masrun dalam Sugiyono (2001:106) menyatakan bahwa: :Teknik korelasi untuk


(23)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling bnayak digunakan”. Selanjutnya item yang valid bisa dipergunakan untuk penelitian yang sebenarnya, sedangkan yang tidak valid digugurkan atau tidak digunakan lagi dalam penelitian. Untuk menguji validitas tiap butir item tersebut analisis yang digunakan adalah uji statistik korelasi product moment. Analisis korelasi product moment merupakan analisis untuk menguji validitas instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data penelitian yang dimaksud (Azwar, 2002).

Menurut Riduwan (2011:98) ada beberapa tahap yang dilakukan sebelum melakukan uji validitas. Untuk menguji validitas konstruksi (construct validity), dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikontruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Setelah pengujian konstruk selesai maka diteruskan degan uji instrument. Instrumen yang telah disetujui oleh ahli tersebut diujicobakan pada sampel dari populasi yang diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson Product moment, sebagai berikut:

Dimana:

rhitung = koefisien korelasi ∑ Xi = jumlah skor item

∑ Yi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden


(24)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

t = nilai thitung

r = koefisien kerelasi hasil thitung n = jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusannya: jika rhitung > rtabel berarti valid, sebaliknya

Jika rhitung < rtabel berati tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0, 600 sampai dengan 0, 799 : tinggi

Antara 0, 400 sampai dengan 0, 599 : cukup tinggi Antara 0, 200 sampai dengan 0, 399 : rendah

Antara 0, 000 sampai dengan 0, 199 : sangat rendah (tidak valid) Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS (Statistic Product and Services Solution) versi 17.0 for Windows. Interpretsi terhadap korelasi dikemukakan oleh Sugiyono (2004:178) bahwa:

Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat.

Sugiyono (2004:143) mengemukakan bahwa :

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasinya tinggu menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah apabila r = 0,300.

1) Uji Validitas Variabel X

Setelah melakukan penyebaran 15 angket pada mahasisiwa jurusan Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan


(25)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia dengan jumlah item untuk variabel X adalah 32 buah dan variabel Y sebanyakk 32 buah. Dalam uji validitas ini, penulis berpatokan kepada rumus perhitungan dengan taraf signifikansi sebesar 5% dengan hasil 0,514. Oleh karenanya jika r hitung lebih besar dari hasil tersebut maka dapat dikatakan valid (kosntruksi baik). Sebaliknya jika r hitung dibawah 0,514 maka angket dapat dikatakan tidak valid, dapat diganti atau dihapuskan. Adapun hasil uji validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Iklim kelas)

No. R hitung R tabel Kategori Keterangan

1. 0,300 0,514 Tidak valid Diganti

2. 0,482 0,514 Tidak valid Diganti

3. 0,565 0,514 Valid Digunakan

4. 0,595 0,514 Valid Digunakan

5. 0,977 0,514 Valid Digunakan

6. 0,872 0,514 Valid Digunakan

7. 0,824 0,514 Valid Digunakan

8. 0,745 0,514 Valid Digunakan

9. 0,857 0,514 Valid Digunakan

10. 0,698 0,514 Valid Digunakan

11 0,737 0,514 Valid Digunakan

12 0,857 0,514 Valid Digunakan

13 0,704 0,514 Valid Digunakan

14 0,857 0,514 Valid Digunakan

15 0,977 0,514 Valid Digunakan

16 0,977 0,514 Valid Digunakan

17 0,822 0,514 Valid Digunakan

18 0,770 0,514 Valid Digunakan


(26)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 0,890 0,514 Valid Digunakan

21 0,675 0,514 Valid Digunakan

22 0,977 0,514 Valid Digunakan

23 0,822 0,514 Valid Digunakan

24 0,977 0,514 Valid Digunakan

25 0,977 0,514 Valid Digunakan

26 0,890 0,514 Valid Digunakan

27 0,770 0,514 Valid Digunakan

27 0,890 0,514 Valid Digunakan

28 0,890 0,514 Valid Digunakan

30 0,756 0,514 Valid Digunakan

31 0,822 0,514 Valid Digunakan

32 0,977 0,514 Valid Digunakan

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X (Iklim kelas), dapat disimpulkan bahwa dari 32 item yang diujikan, 32 item dinyatakan memiliki validitas konstruksi yang baik. Dan dari tabel diatas diketahui bahwa kuesioner variabel X dinyatakan valid karena setiap item pernyataan memiliki r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.

2) Uji Validitas Variabel Y

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Motivasi Belajar)

No. R hitung R tabel Kategori Keterangan

1. 0,302 0,514 Tidak valid Diganti

2. 0,540 0,514 Valid Digunakan

3. 0,557 0,514 Valid Digunakan


(27)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. 0,792 0,514 Valid Digunakan

6. 0,712 0,514 Valid Digunakan

7. 0,657 0,514 Valid Digunakan

8. 0,704 0,514 Valid Digunakan

9. 0,665 0,514 Valid Digunakan

10. 0,600 0,514 Valid Digunakan

11 0,626 0,514 Valid Digunakan

12 0,622 0,514 Valid Digunakan

13 0,653 0,514 Valid Digunakan

14 0,803 0,514 Valid Digunakan

15 0,944 0,514 Valid Digunakan

16 0,944 0,514 Valid Digunakan

17 0,851 0,514 Valid Digunakan

18 0,786 0,514 Valid Digunakan

19 0,944 0,514 Valid Digunakan

20 0,839 0,514 Valid Digunakan

21 0,767 0,514 Valid Digunakan

22 0,944 0,514 Valid Digunakan

23 0,851 0,514 Valid Digunakan

24 0,944 0,514 Valid Digunakan

25 0,839 0,514 Valid Digunakan

26 0,786 0,514 Valid Digunakan

27 0,851 0,514 Valid Digunakan

27 0,851 0,514 Valid Digunakan

28 0,687 0,514 Valid Digunakan

30 0,851 0,514 Valid Digunakan

31 0,944 0,514 Valid Digunakan

32 0,803 0,514 Valid Digunakan

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y (Motivasi belajar), dapat disimpulkan bahwa dari 32 item yang diujikan, 31 item dinyatakan


(28)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki validitas konstruksi yang baik dan 1 item memiliki konstruksi validitas yang kurang baik. Dan dari tabel diatas diketahui bahwa kuesioner variabel Y dinyatakan valid karena setiap item pernyataan memiliki r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.

b. Uji Reabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Saryono, 2008). Bila suatu alat pengukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama. dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Sastroasmoro & Ismael, 2002).

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto. 2006: 178). Pada penelitian ini pengujian uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS (Statistic Product and Services Solution) versi 17.0 for Windows.

1) Uji Reabilitas Instrumen Penelitian Variabel X Tabel 3.8

Tabel Uji Reabilitas Variabel X Reliability Statistics

Cronbach's


(29)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.984 32

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh = 0,984 sedangkan = 0,514. Karena > maka semua data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.

2) Uji Reabilitas Instrumen Penelitian Variabel Y Tabel 3.9

Tabel Uji Reabilitas Variabel Y

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.970 32

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh = 0,970 sedangkan = 0,514. Karena > maka semua data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.

F. Analisis Data

Dalam proses analisis data, peneliti mengolah dan mengorganisasi data mentah kedalam bentuk yang sesuai, terutama untuk diolah dengan menggunakan komputer, menyajikannya dalam berbagai bagan atau gambar untuk meringkas sesi-segi atau ciri-cirinya dan menginterpretasi atau memberi makna teoritis dan hasil. Jadi, analisis data berkenaan dengan pemilihan alat statistik yang digunakan untuk penyajian temuan-temuan.

Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan


(30)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisa menurut Sofian Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survai (1987 : 231) adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Pengolahan data merupakan suatu langkah yang snagat penting dan mutlak dilaksankan untuk membuat data penelitian menjadi berarti. Setelah data siolah maka dapat ditarik kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Mohammad Ali (1985: 151) bahwa “ pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sanagt penting dalam kegiatan penelitian, terutama diinginkan generalisasi dan kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti”. Pengolahan data ini perlu dilakukan denga tujuan untuk mengartikan sebuah sebuah data menjadi sebuah pendapat sehingga ahirnya dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.

Seleksi angket dilakukan setelah data terkumpul. Proses seleksi angket merupakan kegiatan awal atau persiapan dalam analisis data, yaitu peneliti memeriksa kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan. Kegiatan ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul siap untuk diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam tahap seleksi angket, sebagai berikut :

a. Memeriksa apakah data semua angket dari responden telah terkumpul; b. Memeriksa apakah semua pertanyaan/pernyataan dijawab sesuai petunjuk


(31)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah. Data dinyatakan layak diolah, manakala data tersebut telah memenuhi kelengkapan seperti yang dijelaskan pada poin-poin di atas.

Adapun hasil selesi dan mklasifikasi data yang telah dilakukan yaitu:

Seleksi data merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam pengolahan data atau analisis data. Penyeleksian data dimaksudkan untuk mengetahui apakah angket yang disebar pengisiannya sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan, dengan demikian hasil pemeriksaan data atau penyeleksian terhadap angket dapat diolah. Adapun hasil pemeriksaan dan penyeleksian angket tersebut sebagai berikut:

a. Angket yang tersebar Angket yang terkumpul jumlahnya sama dengan pada saat penyebaran, yaitu 67 buah

b. Semua angket diseleksi dan semuanya telah terisi dengan lengkap

c. Angket diisi oleh responden, sesuai dengan kriteria jawaban semua data dan semua data yang ada layak untuk diolah.

Berikut rekapitulasi jumlah angket yang disebar sebagai berikut:

Tabel 3.10 Rekapitulasi Jumlah Angket

Sumber Data Instrumen Jumlah

Tersebar Terkumpul Dapat Diolah

Mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan

Angket Variabel

X

67 67 67

Angket Variabel

Y

67 67 67


(32)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan setelah melakukan penyeleksian dan pemeriksaan data, langkah selanjutnya dalah mengklasifikasikan data berdasaran variabel penelitian yaitu variabel X (iklim kelas) dan variabel Y (motivasi belajar mahasiswa). Setelah itu dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang telah diberikan responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian skor terhadap jawaban responden adalah dengan menggunakan skala Likert, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11 Pemberian Bobot Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Bobot Nilai Variabel X Variabel Y

4 Selalu Selalu

3 Sering Sering

2 Kadang-kadang Kadang-kadang

1 Tidak Pernah Tidak Pernah

3. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderungan rata-rata variabel penelitian dan untuk menentukan gambaran atau kecenderungan umum responden pada variabel penelitian. Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang telah ditentukan. Adapun rumus dari Adapun rumus WMS (Weight Means Score) adalah sebagai berikut:


(33)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Rata-rata skor responden

= Jumlah Skor dari jawaban responden = Jumlah Responden

Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan aplikasi Ms. Excel 2007 for Windows untuk mengetahui gambaran deskriptif hasil pengolahan data masing-masing variabel . Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunkan skala Likert yang nilainya 1-4.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.

c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.12 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah

Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-Kadang (SR))

Tidak Pernah (TP)

Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang Tidak Pernah (TP)


(34)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain mengetahuai arah kecenderungan masing-masing variabel 4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Winarno Surakhmad (1998: 95), menjelaskan, bahwa :

Tidak semua populasi (maupun sampel) menyebar secara normal. Dalam hal ini, digunakan teknik yang (diduga) menyebar normal. Teknik statistik yang dipakai sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai teknik non parametrik, sebuah teknik yang tidak terkait oleh bentuk penyebaran.

Adapun dalam perhitungannya, pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows dengan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun langkah-langkah dalam menghitung skor kecenderungan masing-masing variabel (uji normalitas menggunakan SPSS versi 17.0), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Masukkan data mentah variabel X dan Y pada Data Variabel

3) Klik Variable View. Pada Variable View, kolom name pada baris pertama diisi dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel Y, kolom decimal = 0, kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya biarkan seperti itu.

4) Klik Analyze, sorot pada Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S 5) Sorot variabel X pada kotak Test Variable List dengan mengklik tanda 6) Klik options, kemudian pilih deskriptive pada Statistic dan Exclude cases

test by test, continue

7) Klik normal pada Test Distribution, lalu OK (Lakukan kembali untuk menghitung uji normalitas variabel Y)


(35)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun dasar keputusan uji normalitas yang digunakan peneliti adalah dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji normalitas dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows. “Asymptotic Significance 2-tailed merupakan pengujian nilai atau p-value untuk memastikan bahwa distribusi teramati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang diharapkan di kedua ujung two-tailed distribution (Yu, Zhen, Zhao & Zheng, 2008: 138)”. Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut:

a. Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

b. Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

b. Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

5. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan analisis koefisien korelasi, uji signifikasi, uji koefisien determinasi dan analisis regresi.

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal. Adapun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 188) sebagai berikut:


(36)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= koefisien korelasi = jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan.

Dalam praktek pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X (independen) dan variabel Y (dependen), maka rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung dibandingkan dengan r xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif, maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungnan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2011: 81), sebagai berikut:

Tabel 3.12 Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat


(37)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah

Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS (Sururi dan Nugraha, 2007: 33-34), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolom berikut:

a. Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y

b. Kolom Type isi dengan Numeric c. Kolom Widht diisi dengan 8 d. Kolom Decimal = 0

e. Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

f. Kolom Value dan Missing diisi dengan None g. Kolom Coloumns diisi dengan 8

h. Kolom Align pilih Center i. Kolom Measure pilih Scale

2) Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klim menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate 4) Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara

mengklik tanda

5) Tandai pilihan pada kotak Pearson

6) Klok Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation. Klik continue


(38)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 144) berikut:

Keterangan : = Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan. Hipotesis dalam penelitian ini, secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Ho : r = 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

 Ha : r ≠ 0 artinya ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah menerima Ho jika thitung < ttabel dan menolak Ho jika thitung > ttabel. Dalam uji tingkat signifikasi, tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% (uji dua pihak) pada taraf signifikan 95%, dengan dk = n - 2. Dalam perhitungannya penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0.


(39)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi

Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen

5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik continue

6) Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu Next

7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X 8) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue

9) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue

10) Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05, lalu klik continue dan Ok

Hasil R square yang akan digunakan untuk menghitung koefisien determinasi ada pada Tabel Model Summary.


(40)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi didasari oleh adanya hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Riduwan dan Sunarto (2011: 96), mengemukakan bahwa: “Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui”. Sugiyono (2010: 261), mengemukakan bahwa: “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dan satu variabel dependen”. Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan adalah rumus regresi linier sederhana, karena memiliki satu

variabel independen dan satu variabel dependen. Rumus regresi linier sederhana (Sugiyono, 2010: 261), sebagai berikut:

Keterangan :

Ỷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Untuk mencari harga a dan b dapat dicari dengan rumus yang dikemukakan Sugiyono (2008: 262), sebagai berikut:


(41)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penghitungannya, penulis menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Adapun langkah-langkah perhitungannya, sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299):

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen/Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik continue

5) Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu Next

6) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X 7) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue

8) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue

9) Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05, lalu klik continue dan Ok

(∑Yi)(∑Xi2) - (∑Xi)(∑XiYi) a =

n∑Xi 2–(∑Xi)2 n∑Xi Yi - (∑Xi)(∑ Yi)

b = n∑Xi2–(∑Xi)2


(1)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= koefisien korelasi = jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan.

Dalam praktek pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi

17.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X

(independen) dan variabel Y (dependen), maka rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung dibandingkan dengan r xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif, maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungnan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2011: 81), sebagai berikut:

Tabel 3.12 Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


(2)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah

Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS (Sururi dan Nugraha, 2007: 33-34), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolom berikut:

a. Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y

b. Kolom Type isi dengan Numeric

c. Kolom Widht diisi dengan 8 d. Kolom Decimal = 0

e. Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

f. Kolom Value dan Missing diisi dengan None

g. Kolom Coloumns diisi dengan 8 h. Kolom Align pilih Center

i. Kolom Measure pilih Scale

2) Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klim menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate 4) Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara

mengklik tanda

5) Tandai pilihan pada kotak Pearson

6) Klok Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation. Klik continue


(3)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 144) berikut:

Keterangan : = Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan. Hipotesis dalam penelitian ini, secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Ho : r = 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

 Ha : r ≠ 0 artinya ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y

Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah menerima Ho jika thitung < ttabel dan menolak Ho jika thitung > ttabel. Dalam uji tingkat signifikasi, tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% (uji dua pihak) pada taraf signifikan 95%, dengan dk = n - 2. Dalam perhitungannya penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0.


(4)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi

Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299), sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen

5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive,

klik continue

6) Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu

Next

7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X 8) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue

9) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue

10) Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05, lalu klik continue dan Ok

Hasil R square yang akan digunakan untuk menghitung koefisien determinasi ada pada Tabel Model Summary.


(5)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi didasari oleh adanya hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Riduwan

dan Sunarto (2011: 96), mengemukakan bahwa: “Kegunaan regresi dalam

penelitian salah satunya untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat

(Y) apabila variabel bebas (X) diketahui”. Sugiyono (2010: 261), mengemukakan bahwa: “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel independen dan satu variabel dependen”.

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan adalah rumus regresi linier sederhana, karena memiliki satu

variabel independen dan satu variabel dependen. Rumus regresi linier sederhana (Sugiyono, 2010: 261), sebagai berikut:

Keterangan :

Ỷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Untuk mencari harga a dan b dapat dicari dengan rumus yang dikemukakan Sugiyono (2008: 262), sebagai berikut:


(6)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penghitungannya, penulis menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for

Windows. Adapun langkah-langkah perhitungannya, sebagai berikut (Riduwan

dan Sunarto, 2011: 294-299): 1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen/Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik continue

5) Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu

Next

6) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X 7) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue

8) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue

9) Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05, lalu klik

continue dan Ok

(∑Yi)(∑Xi2) - (∑Xi)(∑XiYi) a =

n∑Xi 2–(∑Xi)2 n∑Xi Yi - (∑Xi)(∑ Yi)

b = n∑Xi2–(∑Xi)2