3.8 Tarif Pajak
Ada 4 empat tarif pajak, yaitu:
a. Tarif Sebanding proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah pajak yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai
pajak. Contoh : Untuk menyerahkan Barang Kena Pajak BKP di dalam daerah pabean
dikenakan PPN sebesar 10
b. Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap sama terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak, sehingga besarnya yang terutang tetap.
Contoh : besarnya tarif bea materai untuk cek dan bilyet giro dengan nominal berapapun.
c. Tarif Progresif
Yaitu berupa persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar,
Contoh : pasal 17 UU PPh 1945
Universitas Sumatera Utara
d. Tarif Degresif
Yaitu berupa persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
3.9 Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diripada kantor Direktorat Jenderal Pajak wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Yang dimaksud dengan persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan
ketentuan mengenai subjek pajak dalam mengenai Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya. Sedangkan persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang
menerima atau memeproleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotonganpemungutan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan
perubahannya. Sedangkan yang dimaksud dengan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotong pajak tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak untuk mendapatkan NPWP adalah sebagai berikut:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia.
b. Fotocopy Paspor ditambah surat pernyataan tempat tinggaldomisili dari yang bersangkutan bagi orang asing.
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia.
b. Fotocopy Paspor ditambah surat pernyataan tempat tinggaldomisili dari yang bersangkutan bagi orang asing.
c. Surat pernyataan tempat kegiatan usaha atau usaha pekerjaan bebas dari Wajib Pajak. 3. Wajib Pajak Badan:
a. Fotocopy akte pendirian dan perubahannya atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap.
b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, atau Paspor ditambah surat pernyataan tempat tinggaldomisili dari yang bersangkutan bagi orang asing,
dari salah satu pengurus aktif. c. Surat pernyataan tempat kegiatan usaha dari salah seorang pengurus aktif.
4. Bendaharawan sebagai Wajib Pajak PemungutPemotong: a. Fotocopy surat penunjukan sebagai bendaharawan.
b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk bendaharawan. 5. Joint Operation sebagai Wajib Pajak PemungutPemotong:
Universitas Sumatera Utara
a. Fotocopy Perjanjian Kerjasama sebagai Joint Operation. b. Fotocopy NPWP masing-masing anggota Joint Operation.
c. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, atau Paspor ditambah surat pernyataan tempat tinggaldomisili dari yang bersangkutan bagi orang asing,
dari salah seorang pengurus joint Operation. Bagi permohonan berstatus cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak
pisah harta harus melampirkan fotocopy Surat Keterangan Terdaftar Kantor Pusatdomisilisuami. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, harus dilengkapi
dengan surat kuasa khusus. Apabila Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaksanakan kewajibannya untuk
mendaftarkan diri dan mendapatkan NPWP atau untuk dikukuhkan sebagai PKP, maka Direktur Jenderal Pajak akan menerbitkan NPWP danatau mengukuhkan PKP secara jabatan. Namun
demikian, kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP danatau yang dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan dimulai sejak saat Wajib Pajak memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif dan paling lama 5 lima tahun sebelum diterbitkannya NPWP danatau dikukuhkannya sebagai PKP.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini format NPWP terdiri dari 15 lima belas digit dengan penggunaan sebagai berikut: 1. 2 dua digit pertama
: Identitas Wajib Pajak. Yaitu: a. 00
: Untuk bendaharawan b. 01, 02, 03 : Wajib Pajak Badan
c. 04 dan 06 : Wajib Pajak Pengusaha d. 05
: Wajib Pajak Karyawan e. 07, 08, 09 : Wajib Pajak Orang Pribadi
2. 6 enam digit kedua : Nomor registrasiurut yang diberikan Kantor
Pusat DJP kepada KPP, contoh: 855.081 3. 1 satu digit ketiga
: Diberikan untuk KPP sebagai alat pengamanan Agar tidak terjadi pemalsuan, contoh: 4
4. 3 tiga digit ke kempat : Kode KPP, contoh: 005
5. 3 tiga digit terakhir : Status Wajib Pajak Tunggal, Pusat, Cabang
Universitas Sumatera Utara
3.10 Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak