adalah proses pembuatan pulp yang paling banyak digunakan saat ini atau disebut juga proses kraft PT.TPL, 2002.
2.3 Uraian Proses Pembuatan Pulp
Pulp terdiri dari komponen senyawa organik, antara lain selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif dalam jumlah yang kecil serat selulosa yang berasal dari bahan baku
kayu menurut beberapa ahli dibagi dalam 2 bagian yaitu; 1. Kayu berdaun lebar kayu keras
2. Kayu berdaun jarum kayu lunak Kayu berdaun lebar memiliki serat selulosa yang pendek dan kayu berdaun jarum
memiliki serat selulosa yang lebih panjang. Contoh kayu berserat pendek yaitu Eucalyptus, kayu dengan serat panjang terdapat pada Pinus Merkussi.
Proses pemasakan pulp meliputi; pengisian chip, tahapan prehidrolisis, pengisian larutan pemasak, pemasakan dengan proses kraft, mengeluarkan pulp yang sudah masak
dari digester.
2.3.1 Pengisian Chip
Pengisian chip kedalam digester merupakan langkah awal dari proses pemasakan dan merupakan satu pekerjaan yang sangat penting pada proses pembuatan pulp. Digester
yang tidak penuh misalnya, akan mengurangi jumlah pulp yang dihasilkan digester, sebaiknya digester yang terlalu penuh akan mengakibatkan kesulitan pada peredaran
liquor dan pada saat blow. Jumlah chip dalam digester harus betul-betul sesuai sehingga ada cukup ruang untuk tempat liquor dan carannya.
Sebelum pengisian chip dimulai, harus dilaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Digester harus dalam keadaan kosong dan katup blownya harus sudah tertutup
2. Top cover atau capping valve pada posisi terbuka
3. Telescopic chute harus pada posisi turun
4. Shuttle conveyor harus tepat posisinya pada digester yang akan diisi.
2.3.2 Tahap Prehydrolysis
Prehydrolysis merupakan tahapan awal dari proses pemasakan setelah pengisian chip. Untuk membuat serat rayon dibutuhkan pulp dengan kemurnian yang sangat tinggi,
prehydrolysis dimaksudkan untuk mengolah terlebih dahulu serpihan kayu sebelum dimasak dengan alkali, pada proses ini, kandungan-kandungan yang bukan selulosa yang
terdapat dalam kayu, seperti selulosa yang terpotong-potong dan karbohidrat rantai pendek yang disebut hemiselulosa akan dikeluarkan dari dalam serpihan kayu. Pada
proses pemasakan alkali di tahap berikutnya akan diperoleh pulp dengan kemurnian yang lebih tinggi. Proses prehydrolysis dilakukan dalam fase uap memakai steam. Dengan
menginjeksikan langsung steam melalui bagian bawah digester sehingga mencapai temperatur 125
o
C. proses prehydrolysis dipertahankan pada temperature 165
o
C dan tekanan 6,0 kgcm
2
gauge selama 60 menit. Setelah itu dilakukan pengeluaran gas selama 15-20 menit sampai tekanan dalam digester turun menjadi 1.0 kgcm
2
gauge.
2.3.3 Pengisian Liquor
Pengisian liquor dilakukan setelah prehydrolisis. Larutan pemasak panas yang dimasukkan ke pengisian liquor dilakukan segera setelah pengisian chip. Larutan
pemasak panas yang dimasukkan ke dalam digester didapat dari relief heat recorvery
system dengan temperatur 120
o
C harus dengan perbandingan yang sesuai sebagaimana dibutuhkan untuk pemasakan dan black liquor penambah sebagai pengencer juga harus
dengan perbandingan yang sesuai. Penambahan white liquor didasarkan pada persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak dengan berat kering kayu yang
dimasukkan. Persentase ini juga tergantung dari seberapa jauh kita akan mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu. Misalnya untuk memproduksi pulp dengan kemurnian
tinggi, alkali yang dimasukkan per berat kering kayu=19 alkali aktif. Alkali aktif yang dimasukkan dalam digester adalah untuk melarutkan komponen kotoran bukan selulosa
yang ada dalam kayu. Bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan akan melarutkan lebih banyak lagi komponen-komponen itu sebaliknya berkurangnya jumlah alkali yang
dimasukkan akan menyebabkan kayunya tidak masak yang mengakibatkan banyaknya kayu yang bakal terbuang berupa reject atau serpihan kayu yang hanya sebagaian saja
yang masak. Kekuatan konsentrasi dan suldifitas daripada white liquor juga merupakan hal
yang sangat penting. Konsentrasi dinyatakan sebagai gram per liter gpl dari alkali aktif NaOH + Na
2
S sebagai Na
2
O. kalau konsentrasi white liquornya rendah maka proses penghilangan lignin akan menjadi kurang baik sehingga menghasilkan banyak reject
serpihan kayu yang tidak masak, sebaliknya jika konsentrasi white liquornya tinggi maka serat selulosa juga akan terserang dan rusak yang berakibat pada rendahnya
konsentrasi edan randemen pada pulp. Besar kecilnya persentase suldifitas dalam white liquor akan mempengaruhi kecepatan reaksi penghilangan lignin.
2.3.4 Pemasakan Dengan Proses Kraft