memastikan bahwa system daur ulang panas sewaktu blow sudah siap untuk beroprasi untuk menampung uap yang dihasilkan blow dan mengembunkannya PT.TPL, 2002.
2.4 Pengendalian Proses
Agar supaya tujuan proses pemutihan dapat tercapai dengan mempertemukan kepentingan terhadap produksi dan kualitas yang bersifat ekonomi, sangatlah penting
untuk mengendalikan proses pada setiap tahap secara akurat. Pengendalian tahap yang bervariasi secara otomatis pada pengoprasiannya adalah melalui sebuah mikroprosesor
berdasarkan system kendali yang terdistribusi.
2.4.1 Unbleached Blending Tank
Indikasi alarm level tinggi dan rendah ditentukan. Stock pulp dengan konsistensi sebesar 4,5 diencerkan pada bagian bawah menara menjadi konsistensi kira-kira sebesar 4
dengan menggunakan filtrate yang sama dari waser vakum melalui penyemprot dielusi. Untuk menghasilkan suatu dosis bahan kimia yang sesuai, aliran pulp yang
melewati proses setiap satuan waktu, harus dikendalikan dengan baik. Oleh karena itu, konsistensi pulp harus dikendalikan menuju 3 pada titik pengeluaran Unbleached
Blending Tank. Setelah pengendalian konsistensi aliran diukur oleh pengukur aliran dan dikendalikan menuju suatu jumlah yang tertentu.
2.4.2 Tahap Khlorinisasi
Proses Khlorinasi adalah tahap pertama di dalam proses pemutihan. Fungsi dari pada tahap ini adalah untuk mengeluarkan lignion dari pulp yang cenderung menimbulkan
warna coklat pada pulp . Tahap ini memiliki bagian yang sangat penting di dalam proses pemutihan. Jika pulp tidak menerima jumlah aktif Khlorin yang memadai ini akan sangat
sulit untuk mengelantang pulp menuju brightness yang lebih tinggi dan pada saat yang
bersamaaan menjaga viskositasnya. Oleh karena itu, pengendalian tertutup selama tahap khlorinasi memiliki suatu pengaruh yang menentukan terhadap keberhasilan proses
pemutihan. Tahap khlorinisasi menggunakan Khlorin Dioksida ClO
2
untuk memurnikan pulp dengan menghancurkan lignin, membentuk komponen Khloriolignin. Penggunaan
ClO
2
memiliki dampak negative yang sedikit terhadap lingkungan. Faktor yang paling penting dalam menentukan kebutuhan aktif khlorin adalah kandungan lignin dari pada
pulp yang menuju tahap khlorinasi. Beberapa variabel yang mempengaruhi proses pada tahap khlorinasi;
1. Temperatur
Kenaikan temperatur pada proses khlorinasi akan meningkatkan pengembalian fitrat. Reaksi berlangsung santat cepat pada temperatur yang lebih tinggi dan lambat pada
temperatur yang rendah. Kenaikan temperatur tidak meningkatkan kerusakan terhadap pulp itu sendiri. Ini mempercepat pemakaian Khlorin Dioksida, jikalau jumlah konsumsi
tidak dikendalikan, hal ini akan menyebabkan kerusakan bertambah. 2.
Waktu Pada temperatur yang lebih tinggi, 95 Khlorin akan bereaksi pada beberapa
menit yang pertama dan sisanya akan segera terbuang. Ini perlu dicatat bahwa ortho- kuinon dalam filtrate proses khlorinasi akan dititrasi sebagai khlorin pada pengujian
khlorin yang tersisa, yang ditunjukkan dengan suatu sisa yang tidak terdeteksi. Pengukuran yang benar terhadap sisa khlorin dilakukan dengan mengekstraksi sisa klorin
dari filtrat dengan menggunakan Karbon Tetrakhlorida. Ada suatu keuntungan memiliki waktu tinggal 60 menit pada menara Khlorinasi. Keseluruhan khlorin akan
dikonsumsikan pada suatu kondisi-kondisi yang terganggu, seperti pada goncangan yang kuat, kehilangan kendali, dll. Ini adalah keuntungan dari menjaga sisa khlorin nil. Tidak
ada dampak kerugian dari perpanjangan waktu proses khlorinasi melampaui pelepasan residu.
3. pH
Ketika pulp yang telah dicuci di khlorinasi, pH dengan cepat turun lebih rendah dari dua, sebagai akibat pemakaian khlorin dan dihasilkannya HCl. Cairan lindi hitam
yang terbawa menaikkan pH pulp yang belum diputihklan dan demikian pula pH proses khlorinasi. pH memiliki pengaruh yang kecil pada proses delignifikasi yang lain dari pada
substitusi selesai oksidasi yang relatif naik pada pH rendah. 4.
Pengadukan Tujuan pengadukan adalah untuk mendistribusikan khlorin dioksida dan khlorin
secara merata. Pengadukan yang baik adalah sangat penting pada pelaksanaan tahap khlorinasi yang menggunakan kendali pendeteksi terpasang dijalur tersebut. Pengadukan
yang tidak baik dapat menghasilkan brightness pulp yang tidak seragam, kehilangan pada kekuatan pulp dan suatu sisa khlorin yang menetap.
2.4.3 Tahap EOP Ekstraksi