Tahapan tidur REM Pengkajian tidur

14 3 Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun 4 Sekresi lambung menurun 5 Gerakan bola mata menurun

b. Tahapan tidur REM

1 Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM. 2 Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25 dari tidur malamnya. 3 Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi. 4 Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

c. Karakteristik tidur REM

Mata cepat tetutup dan terbuka, kejang otot kecil, pernapasan tidak teratur, nadi cepat, tekanan darah meningkat, sekresi gaster meningkat, metabolism meningkat temperature tubuh naik, siklus tidur sulit dibangunkan. 4. Fungsi dan tujuan tidur Fungsi dan dan tujuan tidur diyakini dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, mental, emosional, kesehatan, mengurangi stress pda paru, kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur. Pertama, efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf. Dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh, karena selama tidur terjadi penurunan fungsi tubuh Hidayat, 2006. Menurut teori, tidur adalah waktu perbaikan dn persiapan untuk periode terjaga berikutnya. Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun, laju denyut jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata- rata 70 hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berda pada kondisi fisik yang sempurna. Akan tetapi selama tidur laju denyut jantung turun sampai 60 permenit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa denyut jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Secara 15 jelas tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung Potter Perry, 2005. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur Menurut Tarwoto dan Watonah 2006 faktor-faktor yang mempengaruhi tidur sebagai berikut: a. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronchitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan. b. Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian bangun dan waspada menahan kantuk. c. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keingina untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk. d. Kelelahan Kelelahan dapat memperpendek periode pertama ditahap REM. e. Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga menggangu tidurnya. f. Alkhohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah g. Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:diuretic yang menyebabkan insomnia, antidepresan yang menyebabkan supresi REM, kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis, beta bloker: menimbulkan insomnia, narkotika yang mensupresi REM. 16

6. Masalah kebutuhan tidur

Menurut Tarwoto dan Wartonah 2006 masalah kebutuhan tidur antara lain: a. Insomnia Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tiduryang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi atas tiga jenis yaitu: initial insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mengawal tidur. Intermiten insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari. Terminal insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap tidur kembali stelah bangun tidur pada malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya rasa khawatir, tekanan jiwa, ataupun stress. b. Hipersomnia Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan criteria tidur berlebihan, pada umumnya lebih lebih dari Sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolism. c. Parasomnia Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur, seperti somnabulisme berjalan-jalan dalam tidur yang banyak terjadi pada anak-anak yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnabulisme ini dapat menyebabkan cedera. d. Apnea tidur dan mendengkur Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam ganguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran udara dihidung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot dibelakang mulut. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernafasan sehingga 17 dapat mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi teratur. e. Narcolepsy Narcolepsy merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, misalnya tertidur dlam keadaan berdiri, mengemudi kenderaan, atau disaat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis. f. Mengigau Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bil terlalu sering dan diluar kebiasaan. Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa hampir semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM. B. Asuhan keperawatan untuk meningkatkan tidur nyenyak yang normal bagi klien, perawat mengkaji pola tidur mereka dengan menggunakan riwayat keperawatan untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi tidur diantaranya adalah Potter Perry, 2005

a. Pengkajian tidur

Pengkajian ditujukan pada pemahaman karakteristik suatu masalah tidur dan kebiasaan tidur klien yang biasa sehingga cara untuk meningkatkan tidur yang dapat diintegrasikan kedalam asuhan keperawatan. Sumber untuk pengkajian tidur dapat diintegrasikan kedalam asuhan keperawatan. Selain itu, pasangan tidur juga dapat memberi informasi tentang pola tidur klien yang dapat mengungkapkan sifat gangguan tidur tertentu. Misalnya, pasangan klien yang mengalami apnea tidur sering mengeluh bahwa tidur mereka terganggu oleh dengkuran klien. Perawat harus menanyakan pada pasangan tidur klien apakah klien pernah mengalami henti napas ketika tidur dan seberapa sering hal ini terjadi. Hal-hal yang harus dikaji adalah sebagai berikut: 18 a Riwayat tidur 1 Deskripsi masalah tidur Pada saat klien mengakui atau perawat mencurigai adanya masalah tidur, riwayat keperawatan harus dibuat terperinci agar asuhan terapeutik dapat diberikan. Deskripsi umum tentang masalah yang diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terfokus biasanya mengungkapkan karakteristik spesifik yang dapat digunakan dalam merencanakan terapi. Untuk memulai perawat terlebih dahulu memahami sifat dari masalah tidur, tanda dan gejala, awitan dan durasinya, keparahan dan adanya faktor pencetus atau penyebab lain serta efek secara umum pada klien.Pertanyaan-pertanyaan pengkajian mencakup: pertama, Sifat dari masalah. beritahu saya jenis masalah tidur apa yang anda alami. Beritahu saya mengapa anda beranggapan bahwa tidur anda tidak adekuat. Jelaskan paa saya tentang karakteristik tidur malam anda saat ini dari tidur anda yang dulu? Kedua, Tanda dan gejala: apakah anda mengalami kesulitan untuk tidur, tetap tidur, atau untuk bangun? Apakah anda pernah mendengkur keras pada saat tidur? Apakah anda sakit kepala ketika bangun? ketiga, Awitan dan durasi, kapan pertama kali anda menyadari masalah ini? Sudah berapa lama masalah ini terjadi? Keempat, Keparahan berapa lama waktu yang diperlukan untuk tidur? Seberapa sering dalam seminggu anda mengalami kesulitan untuk tidur? Beritahu saya berapa jam tidur malam anda yang biasa. Apa yang anda lakukan disaat terbangun dimalam hari atau terbangun terlalu dini dipagi hari? Kelima, Faktor pencetus: beritahu saya apa yang anda lakukan sesaat sebelum tidur? Apakah baru-baru ini anda mengalami perubahan ditempat kerja atau dirumah? Obat apa yang anda gunakan secara teratur? Apakah anda memakan makanan misalnya, makanan pedas dan berminyak atau zat minuman misalnya minuman beralkohol dan berkafein yang dapat mengganggu tidur anda? Apakah anda menderita penyakit fisik yang dapat mengganggu tidur anda? Keenam, Efek pada klien, bagaimana pengaruh 19 kurang tidur ini bagi anda?apakah anda merasa mengantuk yang berlebihan, sensitive atau kesulitan berkonsentrasi ketika terjaga? Apakah anda pernah tertidur disaat yang tidak tepat misalnya ketika mengemudi? Potter Perry, 2005 2 Pola tidur biasa Tidur normal sulit untuk didefenisikan karena sangaat bervariasi dalam hal kualitas yang dirasa adekuat pada setiap orang. Namun, meminta klien untuk menjelaskan pola tidur merekayang biasa merupakan hal yang sangat penting, karena berguna untuk menentukan signifikasi perubahan yang ditimbulkan oleh gangguan tidur. Untuk itu perawat mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: Pukul berapa biasanya anda naik ketempat tidur seperti biasa Pukul brapa biasanya anda tertidur, Apakah anda melakukan sesuatu untuk membantu anda tertidur?Berapa kali anda terbangun dimalam harimengapa anda beranggapan bahwa anda terbangun? Apa yang anda lakukan terhadap hal yang membuat anda terbangun? Pukul berapa biasanya anda terbangun dipagi hari? Pukul berapa anda turun dari tempat tidur setelah anda terbangun?Berapa jam rata-rata anda tertidur setiap malam? 3 Penyakit fisik Perawat menentukan apakah klien menderita masalah kesehatanyang sudah ada sebelumnya, yang mungkin saja dapat mengganggu tidur. Riwayat masalah psikiatrik juga dapat menimbulkan perbedaan. Klien depresi seringkali mengalami jumlah tidur yang tidak adekuat, yang terputus-putus. Penyakit kronik seperti penyakit paru obstruksi menahun dan gangguan nyeri seperti arthritis yang mengganggu tidur juga. Kaji riwayat medis dan penggunaan obat-obatan klien. 20 4 Peristiwa hidup yang baru terjadi Perawat mempelajari apakah perawat mengalami suatu perubahan gaya hidup yang mengganggu tidur. Pekerjaan seseorang dapat memberikan petunjuk tentang sifat msalah tidur perubahan tanggung jwab pekerjaan, rotasi jam dinas, atau kerja dalam waktu yang lama dapat menimbulkan gngguan tidur. 5 Status emosional dan mental Apabila klien merasa cemas, sensitive, atau marah, yang menarik perhatian dapat mengganggu tidur secara serius. Klien dapat mengalami stress emosional yang berhubungan dengan penyakit atau krisis situasional seperti kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai.oleh karena itu emosi klien dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. 6 Rutinitas menjelang tidur Perawat menanyakan tntang apa yang klien lakukan untuk bersiap-siap tidur. Misalnya, klien meminum segelas susu, mengkonsumsi pil tidur, memakan makanan ringan, atau menonton televise. Perawat mengkaji kebiasaan yang menguntungkan dibandingkan dengan kebiasaan yang dapat mengganggu tidur. Menonton televise dapat meningkatkan tidur untuk seseorang, sedangkan bagi orang lain hal tersebut dapat menstimulasi agar tetap terjaga. 7 Lingkungan tidur Perawat meminta klien untuk menjelskan kondisi kamar tidur yang diinginkan. Kamar tidur dapat terang atau gelap dan pintu kamar dapat dibuka atau ditutup. Klien dapat mendengarkan radio atau menonton televise, atau memilih lingkungan yang tenang kaena lingkungan yang bising membuat klien tidak bias tidur. Observasi matras yang disukaiempuk. Ilingkungan pelayanan kesehatan mungkin terdapat distraksi lingkungan yang dapat mengganggu tidur seperti televise dikamar, monitor elektronik, atau tetangga yang menangis dimalam hari. Perawat mengientifikasi factor-fktor yang dapat dikurangi atau dikendalikan. 21 8 Perilaku depresi tidur Beberapa klien mungkin tidak menyadari bagaimana masalah tidur mempengaruhi tidur mereka. Perawat mengobservasi perilaku seperti mudah marah irritabilitas, disorientasi dan bicara tidak jelas. Apabila D’privasi tidak berlangsung lama dapat berlaku perilaku psikotik. Misalnya, klien melaporkan melihat benda-benda atau warna-warna didalam ruangan. Klien dapat bersikap ketakutan pada saat perawat- perawat memasuki ruangan.

b. Analisa Data