TONI RIZKI ARUAN 080405010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bio oil dari biomassa mengandung aldehid, keton, dan senyawa lain yang dapat bereaksi melalui kondensasi aldol selama penyimpanan atau penanganan yang
akan menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam sifat fisik. Viskositas dan kadar air dapat meningkat dan volatilitas berkurang. Variabel yang paling penting
dalam hal ini adalah suhu.Bio oil mempunyai kandungan air hingga 25 dan tidak dapat langsung dipisahkan.Berbeda dengan bahan bakar minyak bumi, bio oil berisi
kandungan oksigen yang besar biasanya sebanyak 45-50.Kehadiran oksigen adalah perbedaan utama untuk perbedaan sifat antara bahan bakar hidrokarbon dan bio oil
ini. Bio oil dapat dibuat dari berbagai limbah biomassa dari hutan dan pertanian.
Potensi limbah bahan baku biomassa yang baik termasuk ampas tebu, sekam padi, jerami padi, gandum dan kayu. Biomassa yang digunakan untuk pembuatan bio oil
harus mempunyai kandungan air sekitar 50-60 basis basah. Pengeringan pasif yang dilakukan pada musim yang panas dapat mengurangi kadar air hingga 30.
Pengeringan aktif di dalam silo dapat mengurangi kadar air sampai 12 Steele, 2005.
Rumus molekul dari biomassa diasumsikan adalah C
100
H
120
O
40
Benanti et al, 2011.Reaksi umum dari pembentukan bio oil adalah:
C
100
H
120
O
40 500
o C
6,203C
3
H
8
O +66,976 C + 6,404 CO
2
+ 3,852 CO + 9,734 H
2
+ 17,136 H
2
O + 4,159 CH
4
2.3 Pirolisis
Pirolisis adalah dekomposisi termal dari komponen organik tanpa adanya oksigen untuk mengkonversi biomassa menjadi cairan, gas dan arang.Cairan yang
dihasilkan ini kemudian dikenal sebagai bio oil Dhaniswara dan Pratiwi, 2010. Proses pirolisis terbagi atau konvensional dan pirolisis cepat tergantung dari kondisi
operasi yang digunakan. Pirolisis konvensional juga dikenal sebagai pirolisis lambat. 1.
Pirolisis Lambat Pirolisis lambat sudah diaplikasikan sejak beribu tahun yang lalu dan digunakan
untuk produksi arang.Pada pirolisis lambat, biomassa dipanaskan hingga 500
o
C
Universitas Sumatera Utara
TONI RIZKI ARUAN 080405010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan waktu tinggal antara 5 – 30 menit.Panas reaksi dari pirolisis lambat ini
lebih rendah dari yang digunakan di pirolisis cepat. 2.
Pirolisis Cepat Pirolisis cepat adalah proses dengan temperatur tinggi dimana biomassa
dipanaskan tanpa kehadiran oksigen. Pirolisis cepat menghasilkan 60 – 75 bio
oil, 15 – 25 berat dari arang padat dan 10 – 20 gas yang tidak terkondensasi
tergantung dari bahan baku yang digunakan. Tidak ada limbah yang dihasilkan, karena bio oil dan arang dapat digunakan sebagai bahan bakar dan gas dapat
digunakan kembali di dalam proses. Pirolisis cepat menggunakan panas reaksi yang lebih tinggi dari pirolisis lambat.Temperatur reaksi dari pirolisis cepat
adalah sekitar 425 – 500
o
C dengan waktu tinggal 2 detik Steele, 2005. Tabel 2. Jenis Proses Produksi
Proses Produk
Cair Arang
Gas Pirolisis Cepat
Temperatur 400 – 600
o
C Waktu tinggal uap panas pendek 2 detik
75 12
13 Pirolisis Menengah
Temperatur 500
o
C Waktu tinggal uap panas sedang
50 25
25 Pirolisis Lambat
Temperatur 350 – 400
o
C Waktu tinggal yang lebih lama
30 35
35 Gasifikasi
Temperatur tinggi 800
o
C Waktu tinggal yang lebih lama
5 10
85 Winanti dan Masfuchah,2011
Yield dari bio oil dipengaruhi oleh temperatur, panas reaksi dan waktu tinggal dari bahan baku Lindfors, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pirolisis
adalah: a.
Suhu pirolisis, yang berpengaruh terhadap hasil pirolisis, karena dengan bertambahnya suhu maka proses peruraian semakin sempurna.
Universitas Sumatera Utara
TONI RIZKI ARUAN 080405010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Waktu pirolisis, yang berpengaruh terhadap kesempatan untuk bereaksi. Waktu
reaksi yang panjang akan meningkatkan hasil cair dan gas sedangkan hasil padat nya akan menurun. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada jumlah dan jenis
bahan yang diproses. c.
Kadar air bahan, dimana nilainya yang tinggi akan menyebabkan timbulnya uap air dalam proses pirolisis yang mengakibatkan tar tidak bisa mengembun di dalam
pendingin sehingga waktu yang digunakan untuk pemanasan semakin banyak. d.
Ukuran bahan, tergantung dari tujuan pemakaian, hasil arang dan ukuran alat yang digunakan Winanti dan Masfuchah,2011.
2.4 Seleksi Proses