Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PT. RAJAWALI NUSINDO

CABANG MEDAN

OLEH:

INDRA SAKTI LUBIS 080522163

PROGRAM STUDI S–1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PT. RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN” sangat berpengaruh terhadap rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan /atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013 Yang Membuat Pernyataan

INDRA SAKTI LUBIS 080522163


(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PT. RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah Faktor-faktor Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas pada kinerja keuanganPT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan beralamat di Jalan Binjai Km. 5 No. 146 Medan 20123. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan tahun 2008-2012. Data dianalisis dengan menggunakan analisis pendahuluan berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986 skor kinerja rata-rata selama lima tahun adalah 56.3 dari skor standar BUMN. Faktor jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama mempunyai pengaruh kinerja keuangan yang cukup berarti terhadap rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan profitabilitas PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING FINANCIAL PERFORMANCE PT. RAJAWALI NUSINDO BRANCH FIELD

The purposes of this reseach are to determine whether or not the amount of fixed assets, long term debt and equity in simultaneusly would affect the ratio-ratio Likuiditas, Solvabilitas, and Profitabilitas financial performances at PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.

This reseach was undertaken at PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan at street Binjai Km. 5 No. 146 Medan 20123. Metode of analysis used is quantitative descriptive by the use of secondary data including financial repots at PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan during the priod 2008-2012. This thesis also used the Letter of Rules arranged by the Minister of National Owned Firms No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986.

The results indicated that based on the letters of rules by Minister of National Owned Firms No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986., indicated that performances in average achieved 56,3 score. The fixed assets, long term debt and equity, in simultateous way, have affected the ratio-ratio Likuiditas, Solvabilitas and Profitabilitas Financial PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan” sangat berpengaruh terhadap rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas dapat terselesaikan dengan lancar. Adapun skripsi tersebut ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerjasama semua pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 3. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Strata-1

Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi Strata-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan dan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Rustam, MSi, Ak. Sebagai Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Ayahanda Alm. Drs. Dahnial Lubis dan Ibunda Hj. Misnardi Nasution, serta keluarga besar abang dan kakak yang tersayang yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan do’anya kepada saya.

Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan – kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Maka penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Medan, Juli 2013 Penulis

INDRA SAKTI LUBIS 080522163


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Batasan Penelitian ... 3

1.3 Rumusan Masalah Penelitian... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Laporan Keuangan... 6

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan... 6

2.1.2 Jenis Laporan Keuangan ... 7

2.2 Kinerja Keuangan ... 15

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 18

2.4 Kerangka Konseptual ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 23

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian ... 23

3.3 Jenis dan Sumber data ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5 Metode Data ... 24

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan... 26

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 26

4.1.2 Sumber daya manusia ... 29

4.1.3 Struktur Organisasi, Tugas, dan Wewenang ... 31

4.2Hasil dan Analisa Penelitian ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 59


(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN ... 63


(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

3.1 Indikator Penilaian Kinerja ... 25

4.1 Tenaga Kerja Menurut Jabatan ... 30

4.2 Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan ... 30

4.3 Tenaga Kerja Menurut Status ... 31

4.4 Hasil Penilaian Rasio Likuiditas ... 41

4.5 Hasil Penilaian Rasio Solvabilitas ... 46

4.6 Hasil Penilaian Rasio Profitabilitas ... 51


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual …………... 22

4.1 Grafik Rasio Lancar ... 41

4.2 Grafik Rasio Cair .. ... 43

4.3 Grafik Rasio Tunai ... ... 44

4.4 Grafik Debt to Asset Ratio ... 46

4.5 Grafik Debt to Equity Ratio ... 48

4.6 Grafik Debt to Capital ratio ... 49

4.7 Grafik ROE ... 51

4.8 Grafik ROI ... 53

4.9 Grafik Total Asset ... 54


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

i Struktur Organisasi Perusahaan………... 63

ii Laporan Laba Rugi Perusahaan ………... 64

iii Neraca ... 65

iv Indikator Rasio Lancar dan Cair ... 66

v Indikator Rasio Tunai dan Debt to asset ratio ………... 67

vi Indikator Rasio Debt to Equity dan Ratio Debt to Capitalisasi ... 68

viii Indikator ROE dan ROI... 69


(12)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PT. RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah Faktor-faktor Jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas pada kinerja keuanganPT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan beralamat di Jalan Binjai Km. 5 No. 146 Medan 20123. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan tahun 2008-2012. Data dianalisis dengan menggunakan analisis pendahuluan berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986 skor kinerja rata-rata selama lima tahun adalah 56.3 dari skor standar BUMN. Faktor jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan Equity secara bersama-sama mempunyai pengaruh kinerja keuangan yang cukup berarti terhadap rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan profitabilitas PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING FINANCIAL PERFORMANCE PT. RAJAWALI NUSINDO BRANCH FIELD

The purposes of this reseach are to determine whether or not the amount of fixed assets, long term debt and equity in simultaneusly would affect the ratio-ratio Likuiditas, Solvabilitas, and Profitabilitas financial performances at PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.

This reseach was undertaken at PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan at street Binjai Km. 5 No. 146 Medan 20123. Metode of analysis used is quantitative descriptive by the use of secondary data including financial repots at PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan during the priod 2008-2012. This thesis also used the Letter of Rules arranged by the Minister of National Owned Firms No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986.

The results indicated that based on the letters of rules by Minister of National Owned Firms No. Kep-1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986., indicated that performances in average achieved 56,3 score. The fixed assets, long term debt and equity, in simultateous way, have affected the ratio-ratio Likuiditas, Solvabilitas and Profitabilitas Financial PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap mampu menopang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Salah satu pilar ekonomi yang dianggap mampu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku ekonomi yang dianggap mampu dan dapat diandalkan untuk menjadi lokomotif ekonomi Indonesia dalam kompetisi ekonomi Nasional maupun Internasional. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaku ekonomi terbesar di Indonesia diharapkan untuk mampu terus tumbuh dan berkembang agar mampu melakukan kompetisi di era yang semakin terbuka. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari BUMN Infra struktur dan Non Infrastruktur hampir meliputi semua bidang ekonomi seperti : Industri dan perdagangan, Kawasan Industri dan Jasa Konstruksi, dan Konsultasi, Perhubungan telekomunikasi dan Pariwisata, pertanian dan perkebunan, pelayanan umum, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian kinerja BUMN dianggap sangat berpengaruh terhadap kinerja perekonomian Indonesia pada umumnya. Untuk mengukur kinerja BUMN tersebut dapat kita lihat dari kinerja keuangan yang ditunjukan oleh masing-masing BUMN yang bersangkutan.


(15)

PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Rajawali Nusindo) berasal dari sebuah perusahaan perdagangan hasil bumi yang didirikan di Semarang, Jawa Tengah padatahun 1963. Pemerintah mengambil alih perusahaan tersebut pada tahun 1963 dan kemudian pada tahun 1964 menjadi induk perusahaan dengan nama PT. Rajawali Nusantara Indonesia.

PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan yang bergerak dalam bidang distributor obat dan alat kesehatan merupakan salah satu BUMN, memiliki kinerja keuangan yang baik dalam rangka menopang perekonomian Indonesia. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Analisis kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas operasional perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan melihat rasio-rasio keuangan perusahaan. Perhitungan rasio keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan melihat kondisi aktiva, kewajiban, ekuitas, maupun laba yang dimiliki perusahaan.

Rasio-rasio tersebut akan menggambarkan hubungan antara aktiva, kewajiban, ekuitas, dan laba yang dimiliki perusahaan, yang merupakan alat ukur untuk menilai kinerja perusahaan. Oleh karena itu dalam menganalisis dan menilai kinerja keuangan harus melihat potensi-pontensi di masa yang akan datang yang meliputi potensi aktiva, kewajiban, equitas dan laba yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor yang menjadi perhatian dalam menganalisis kinerja keuangan meliputi faktor likuiditas (rasio likuiditas) perusahaan yang merupakan


(16)

gambaran kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Faktor selanjutnya adalah solvabilitas (rasio solvabilitas) yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik itu keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Faktor ketiga adalah berkaitan dengan rasio profitabilitas yaitu kemapuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan pada periode tertentu. Faktor terakhir adalah stabilitas (rasio stabilitas) yaitu berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menjalankan perusahaannya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga dan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

Dari pemaparan latar belakang di atas menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan BUMN, hal ini dikarenakan perusahaan BUMN dianggap penting bagi kemajuan perekonomian bangsa Indonesia. Apabila kinerja keuangan perusahaan BUMN di Indonesia baik maka akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan BUMN. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.”

1.2. Batasan Penelitian

Mengingat luasnya lingkup permasalahan terkait dengan faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, maka


(17)

dalam penelitian ini dibatasi pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dari sisi Likuiditas, Solvabilitas danProfitabilitas

1.3. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada uraian-uraian dalam latar belakang penelitian dan batasan penelitian di atas, maka masalah pokok yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Kinerja keuangan yang telah dianalisis dengan Rasio Likuiditas telah menunjukkan kinerja yang baik pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan?

2. Apakah Kinerja keuangan yang telah dianalisis dengan Rasio Solvabilitas telah menunjukkan kinerja yang baik pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan?

3. Apakah Kinerja keuangan yang telah dianalisis dengan Rasio Profitabilitas telah menunjukkan kinerja yang baik pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui / mengkaji :

1. Faktor-faktor jumlah aktiva, hutang jangka panjang, dan equity yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan rasio likuiditas,


(18)

solvabilitas dan profitabilitas PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan

2. Faktor-faktor jumlah aktiva, hutang jangka panjang, dan equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan bagi manajemen PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan dalam pengelolaan usaha dan pengambilan kebijakan, terutama terkait dengan kebijakan rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi kinerja perusahaan

2. Sebagai rujukan bagi peneliti lain dengan kajian yang sama untuk melakukan pengembangan penelitian.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia, 1974) dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana, sedangkan menurut Baridwan (1995:4) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu rangkaian dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan defenisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keungan perusahaan merupakan output dari sebuah proses sistem informasi yang berasal dari kejadian-kejadian ekonomi yang meliputi Revenue cycle, expense cycle, financial cycle yang dicatat/diinput dan diproses sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini dipertegas lagi oleh Scott (1986:67) melalui gambaran proses sistem informasi yang meliputi ; Input, Processing, dan Output/laporan. Hal ini dipertegas lagi oleh Diamond (1993:22) sebagai berikut :

“Financial Statements are the principal product of the accounting information system, communicating to inteeerest userts information on a firm’s financial position, its liquidity and profitability, and significant changes in its resources and obligations.”


(20)

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari sebuah sistem informasi akuntansi, sebagai media komunikasi bagi pemakai informasi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan baik dari sisi likuiditas maupun profitabilitasnya, serta perubahan yang signifikan terhadap sumber daya yang dimiliki.

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara : fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting converntion and postulate), pendapat pribadi (personal judgement).

2.1.2 Jenis Laporan Keuangan

Jenis laporan keuangan utama dan pendukung laporan keuangan terdiri atas : 1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu

tanggal tertentu.

2. Perhitungan laba/rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.

3. Laporan sumber dan penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dan pengeluaran perusahaan selama satu periode

4. Laporan arus kas. Disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode.


(21)

5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi usatu barang.

6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.

7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam Perseroan Terbatas atau modal dalam perusahaan perseroan.

Dari beberapa jenis laporan keuangan tersebut di atas, akan diuraikan sebagai berikut :

a) Laporan Neraca (Posisi Keuangan)

Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saaat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Isi/komponen laporan neraca terdiri atas: 1. Harta, Aktiva (Asset)

Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak terwujud, dan lain-lain. Pengertian asset ini dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut :

Menurut Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132) dikemukakan bahwa :

“kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.”

Selanjutnya Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985:120) memberikan definisi sebagai berikut :


(22)

“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan.

Selanjutnya klasifikasi aktiva yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai macam. Secara umum klasifikasi aktiva tetap terdiri atas : 1) aktiva tetap berwujud (Fixed Asset), dan 2) aktiva tetap tidak berwujud (Intangible Assets). Aktiva tetap berwujud meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dipakai secara aktif dalam operasi perusahaan, dan mempunyai masa kegunaan relatif permanen. Aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa kegunaan yang terbatas harus didepresiasi selama masa kegunaannya, dan disajikan dalam neraca sebesar nilai bukunya (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasinya). Yang termaduk dalam golongan aktiva ini adalah bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, mebel dan alat-alat kantor kendaraan dan alat-alat transport, alat kerja bengkel, aktiva sumber alam. Sedang aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa kegunaan tidak terbatas, disajikan di dalam neraca sebesar harga perolehan. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud meliputi hak-hak preferensi ( istimewa ) yang dijamin oleh undang-undang, kontrak, perjanjian-perjanjian dan mempunyai masa manfaat dalam waktu relatif permanen. Selanjutnya menurut Harnanto (1991:357), bagi manajemen operating investment (assets), meliputi seluruh mesin dan alat-alat pabrik dan lain-lain


(23)

equipment serta modal kerja yang ditempatkan untuk dikelola atau dioperasikan dalam usaha perusahaan untuk menghasilkan laba.

Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pada sudut pandang operasional investasi, aktiva tetap adalah merupakan salah satu unsur penting yang perlu menjadi fokus perhatian bagi perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dalam kaitannya dengan menghasilkan pendapatan/laba. Disamping itu untuk untuk tujuan pemeliharaan kondisi aktiva tetap baik berwujud maupun tidak berwujud tetap dalam kondisi produktif bagi perusahaan diperlukan adanya depresiasi dan amortisasi sebagai proses alokasi harga perolehan aktiva tetap tersebut.

2. Kewajiban/utang (Liabilities)

Menurut definisi yang diberikan oleh APB bahwa :

“kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.”

Berdasarkan definisi di atas, maka kewajiban ekonomis bagi perusahaan adalah diartikan sebagai penyerahan harta atau jasa di masa yang akan datang. Selanjutnya FASB memberikan definisi kewajiban sebagai berikut :

“kewajiban adalah suatu kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.”


(24)

Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa kewajiban memiliki 3 sifat utama yaitu ; (1) kewajiban itu benar ada, (2) kewajiban itu tidak dapat dihindarkan, (3) kewajiban yang mewajibkan perusahaan telah terjadi.

Kewajiban jika dikategorikan sesuai dengan jangka waktunya, maka terdapat kewajiban jangka pendek (Current liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long-term liabilities). Menurut Harnanto (1991:59), hutang jangka panjang adalah semua hutang yang jatuh tempo pembayarannya melampaui batas waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau pembayarannya tidak akan dilakukan dalam periode siklus operasi perusahaan, tetapi lebih panjang dari batas waktu tersebut. Hutang obligasi, hutang hipoteik, hutang bank (kredit investasi) merupakan contoh-contoh dari hutang jangka panjang.

Dalam kegiatan operasi perusahaan, hutang jangka panjang merupakan salah satu sumber permodalan yang mengandung resiko, karena memiliki komitmen untuk melakukan pembayaran sesuai jumlah yang disepakati, meski perusahaan dalam keadaan rugi sekalipun, sehingga hutang dapat saja menanggung resiko melebihi jumlah modal sendiri. Hal ini dipertegas oleh Harnanto (1991:304) bahwa semakin besar proporsi hutang di dalam struktur permodalan perusahaan, akan semakin besar pula kemungkinan terjadinya ketidak mampuan untuk membayar kembali hutang beserta bunganya pada tanggal jatuh temponya. Pernyataan tersebut berarti bahwa bagi para kreditur bahwa kemungkinan turut sertanya dana yang mereka tanamkan di dalam perusahaan, untuk dipertaruhkan pada resiko kerugian juga semakin besar. Sedangkan bagi para pemilik khususnya pemegang saham biasa, adanya hutang di dalam perusahaan merupakan pula suatu


(25)

resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan. Tetapi resiko itu juga diimbangi adanya harapan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi (rentabilitas) sebagai akibat penggunaan modal asing. Akan tetapi perlu diingat bahwa proporsi hutang/modal asing yang berlebihan akan berakibat pada fleksibilitas manajemen untuk beralih pada aktivitas yang profitability akan tertutup dan menghadapi banyak hambatan/tintangan.

3. Modal Pemilik (Owner’s Equity)

Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Kategori modal bagi setiap perusahaan dapat berbeda yaitu pada perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan terdiri dari modal setor dan modal dari pendapatan (retained Earnings).

b) Laporan Laba rugi (Profit & Loss)

Committee on Terminology memberikan definisi laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Sedangkan menurut APB Statement mengartikan laba rugi sebagai kelebihan/defisit penghasilan di atas biaya selama suatu periode akuntansi.

Dari definisi tersebut di atas, maka laba rugi merupakan selisih positif atau selisih negatif yang diperoleh dari operasi dan non-operasional perusahaan terhadap biaya dalam satu periode akuntansi yang menyebabkan perubahan dalam posisi equity (net asset) perusahaan. Hal ini dipertegas lagi oleh FASB Statement


(26)

dengan mendefinisikan Accounting Income atau Laba akuntansi sebagai perubahan dalam equity (net asset) dari suatu entity selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari bukan pemilik. Isi/komponen laporan laba rugi terdiri atas :

1. Pendapatan/hasil (Revenue)

Pendapatan/hasil (revenue) merupakan hasil penjualan/penyerahan jasa oleh perusahaan kepada langganan atau penerima jasa. Menurut Harahap (2002:114) mengemukakan bahwa :

“suatu penghasilan akan diakui sebagai pendapatan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.”

Definisi tersebut memberi penekanan pengakuan pendapatan dari sisi waktu. Ditinjau dari sisi waktu maka pengakuan pendapatan tersebut dapat digunakan alternatif ; (1) selama produksi, (2) pada saat proses produksi selesai, (3) pada saat penjualan/penyerahan jasa, (4) pada saat penagihan Kas.

2. Biaya (Expense)

Menurut APB mendefinisikan sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan. Sedangkan menurut FASB mendefinisikan expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau muculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang,


(27)

pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.

Penggolongan biaya terdiri atas ; (biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu, (2) biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan, (3) biaya yang akrena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun.

3. Laba rugi Insidentil (InsidentilGains & Insidentil Loses)

Menurut FASB Gains adalah naiknya nilai Equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selam satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik. Sedangkan Loses adalah turunnya equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik (prive).

4. Pos Luar Biasa (Extraordinary item)

Pos luar biasa merupakan kejadian atau transaksi yang mempengaruhi secara materil yang tidak diperkirakan terjadi berulang kali dan tidak dianggap merupakan hal yang berulang dalam proses operasi yang biasa dari sautu perusahaan. Menurut PAI kriteria Pos luar biasa ini adalah : (1) bersifat tidak normal (tidak biasa), artinya memiliki tingkat abnormalitas yang tingi dan tidak berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari, (2) tidak sering terjadi, atau tidak diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.


(28)

Pelaporan pos luar biasa ini harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi disertai pengungkapan mengenai sifat dan jumlahnya.

Selanjutnya menurut Diamond (1993:23) bahwa :

“…The four main financial statement are the balance sheet, the income stattement, the retained earnings statement, and the statement of cash flows.”

Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa diantara berbagai laporan keuangan yang biasanya disajikan oleh perusahaan, maka ada empat diantaranya merupakan laporan keuangan utama yang lazim digunakan yaitu : laporan neraraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.

2.2 Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan pada dasarnya terdapat dua perspektif utama yaitu perspektif keuangan dan non-keuangan, akan tetapi sehubungan dengan topik yang telah dikemukakan penulis pada latar belakang masalah, maka akan difokuskan pada kinerja perusahaan ditinjau dari perspektif keuangan. Istilah kinerja keuangan ini telah banyak dikenal oleh masyarakat pelaku ekonomi. Kinerja keuangan merupakan tingkat prestasi (performance) yang dicapai oleh perusahaan, sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja memiliki beberapa pengertian; (a) sesuatu yang dicapai; (b) prestasi yang dihasilkan; (c) kemampuan kerja. Sedangkan menurut Prawisentono (1999:64) mengemukakan bahwa:


(29)

“kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekolompok orang dalam sautu organisasi, sesuai dengan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.”

Pengertian tesebut diatas menujukkan bahwa kinerja perusahaan bukan hanya dapat dilihat dari sisi hasil kerja yang dicapai, akan tetapi kesesuaian akan tangungjawab, norma-norma, serta peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam lingkup internal (perusahaan) maupun yang ditetapkan oleh lingkungan eksternal perusahaan (pemerintah). Kinerja perusahaan (copoerate performance) sangat ditentukan oleh seluruh komponen yang terkait terutama karyawan sebagai salah satu unsur sumber daya yang dimiliki perusahaan. Ini berarti bahwa kinerja yang baik yang ditunjukkan oleh para karyawan merupakan indikator penting pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Disamping aspek penting yang dikemukakan di atas, berikut ini dipertegas oleh Mulyadi (2001:73) bahwa :

“kinerja perusahaan adalah penciptaan kekayaan dalam jumlah memadai.” Akan tetapi penciptaan kekayaan dalam jumlah yang memadai tidak cukup untuk menciptakan kinerja organisasi perusahaan apalagi dalam kondisi usaha yang semakin kompetitif. Hal lain yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah pencapaian kinerja organisasi perusahaan melalui melipat gandakan kekayaan perusahaan dengan cara peletakan leverage kepada sumber daya manusia guna membangun keunggulan kompetitif melalui peningkatan human capital, manajer berperan dalam menjadikan produktif pengetahuan (knowledge) yang dikuasai oleh karyawan. Jadi kemampuan organsiasi perusahaan dalam mengelola


(30)

intangible asset akan menjadikan perusahaan menjadi lebih sukses. Intangigle asset yang dimaksud mencakup pengembangan hubungan dengan pelanggan, pengenalan produk baru, kemampuan menghasilkan produk jasa dengan kualitas tinggi dengan biaya yang minimal, kemampuan meningkatkan skils dan pemberian motivasi kepada karyawan, serta pengembangan teknologi informasi.

Penilaian kinerja perusahaan seperti yang dikemukakan pada uraian tersebut diatas merupakan penilaian kinerja berdasarkan aspek keuangan dan non-keuangan yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Meskipun penilaian kinerja dapat dilakukan dari kedua aspek tersebut (Keuangan dan non-keuangan) akan tetapi dalam penelitian ini difokuskan pada kinerja perusahaan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan ditinjau dari aspek keuangan, dengan sasaran umum penilaian kinerja difokuskan kepada rasio-rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.

Sehubungan dengan sasaran pencapaian kinerja keuangan perusahaan tersebut di atas, menurut Kaplan dan Norton (1996:48) bahwa :

“Financial objectives can differ considerably at each stage of a busines’s life cycle. Bussines strategy theory suggest different strategies that bussiness units can follow, ranging from aggressive market share growth down to consilidation, exit, and liquidation, for simplification purpose, we identify just there stages: Growth, Sustain, and Harvest,”

Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dipahami bahwa pengukuran kinerja keuangan perlu mempertimbangkan adanya tahapan siklus kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan (growth), bertahan (sustain), dan memanen (harvest). Pada setiap tahapan siklus kehidupan tersebut memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukuran yang dilakukan akan berbeda pula.


(31)

Menurut Kaplan dan Norton (1996:48) bahwa “growth bussines are a the early stages of their live cycle. They have products or services with the significant grrowth potential”. Pertumbuhan (growth) sebagai tahapan awal siklus kehidupan perusahaan yang ditunjukkan dengan adanya produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Pada tahapan ini, beberapa hal yang dijalankan pihak manajemen adalah komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun fasilitas pelayanan, menambah kemapuan operasi pelayanan, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi, dan mengembangkan hubungan dengan nasabah/pelanggan.

2.3Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan memberikan gambaran tentang baik atau buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan.

Penggolongan angka rasio dapat ditinjau dari dua sisi yaitu berdasarrkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka ratio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan pada tujuan penganalisa. Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio terdiri dari; ratio-ratio neraca (balance sheet ratios) yaitu ratio yang semua datanya diambil atau bersumber dari neraca, ratio-ratio laporan rugi-laba (income statement ratio) yaitu angka-angka ratio yang semua datanya diambil dari laporan rugi-laba, rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios), yaitu semua angka ratio yang datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba.


(32)

Sedangkan menurut tujuannya, rasio keuangan khususnya perusahaan dikelompokkan menjadi lima kategori sebagai berikut ; (1) Rasio-rasio untuk mengukur Likuiditas, (2) rasio-rasio untuk Solvabilitas (3) rasio-rasio Profitabilitas.

2.4Kerangka Konseptual

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai; serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Rasio-rasio yang tergolong dalam rasio likuiditas ini adalah current ratio, quick ratio dan cash ratio. masing-masing rasio ini mempunyai perspektif yang berbeda dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan asumsi bahwa semua aktiva lancarnya dikonversi menjadi kas. Quick ratio/acid test ratio mempunyai tujuan yang sama dengan current ratio, akan tetap dalam perspektif yang lebih cepat yakni rasio ini tidak memperhitungkan persediaan, karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk dikonversi menjadi uang kas. Sehingga dengan demikian rasio ini lebih tajam dari current ratio. Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan memperhitungkan aktiva yang paling likuid.

Rasio Profitabilitas/Rentabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan. Efektivitas yang dimaksud adalah meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan, pemasaran,


(33)

sumber daya manusia dan operasional. Efektivitas pada faktor tersebut akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagii perusahaan. Yang tergolong dalam rasio ini adalah ; (1) Net Profit Margin (NPM), (2) Return on Investment (ROI), (3) Return on Equity (ROE). Penurunan laba yang berlangsung terus menerus akan mengarah pada kebangkrutan perusahaan.

Rasio Permodalan/solvabilitas digunakan untuk menggambarkan apakah permodalan perusahaan telah mencukupi untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilakukan secara efisien, apakah permodalan tersebut akan mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, apakah kekayaan (kekayaan pemegang saham) semakin besar atau semakin kecil.

Sesuai dengan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan menunjukkan fluktuasi meski secara keseluruhan perusahaan dalam kategori Sehat berdasarkan Indikator Kinerja keuangan yang tertuang dalam SK Menteri BUMN Nomor Kep-1200/PKP/ WPI.024/KI/8111/1986. terjadinya fluktuasi ini tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor-faktor, baik internal maupun eksternal. Baik faktor internal maupun faktor internal tentu mempunyai pengaruh yang berbeda. Akan tetapi karena keterbatasan waktu yang dimuliki oleh peneliti, maka dalam penelitian ini akan difokuskan pada faktor-faktor internal dengan rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan sebagai bagian dari delapan indikator kinerja keuangan BUMN yang tertuang dalam SK Menteri BUMN Kep


(34)

1200/PKP/WPI.024/KI/8111/1986. Indikator yang terkait dengan profitabilitas/rentabilitas yaitu Return On Equity (ROE), Return On Investment,.

Kedua Rasio Tersebut di atas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (profitabilitas/rentabilitas). Sutrisno (2000:20) menyatakan bahwa salah satu ukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah rentabilitas. Rentabilitas seperti yang dimaksudkan di atas adalah rentabilitas ekonomi yang dinyatakan dalam ROA/ROI sedangkan ROE merupakan rentabilitas modal sendiri.

Sebagai salah satu usaha yang mengelola perdagangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan dalam kegiatan operasi membutuhkan investasi dalam bentuk aktiva tetap dalam bentuk sarana dan prasarana, sehingga dengan dengan demikian akan mendukung operasional usaha yang pada akhirnya akan mengarah pada peningkatan profitabilitas.

Untuk keperluan tersebut investasi pada berbagai bentuk aktiva diperlukan komposisi pembiayaan yang berasal dari hutang dan modal sendiri yang dapat digunakan untuk melakukan investasi dalam berbagai bentuk aktiva tetap yang diperlukan dalam kegiatan operasi PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan. Dengan komposisi aktiva, kewajiban jangka panjang, dan modal sendiri dalam jumlah yang memadai, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangannya dalam hal rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan kerangka konseptual seperti pada gambar 1 berikut ini :


(35)

Gambar 1.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan desain survei untuk memperoleh informasi tentang masalah yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan. Dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan data historis berupa laporan keuangan periode 2008-2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dapat dilakukan pada saat pengumpulan data yang diperoleh di Kantor PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan yang berkedudukan di Jalan Binjai Km. 5 No. 146 Medan 20123.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Data penelitian yang melibatkan urutan waktu (time series). Data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini sepenuhnya dilakukan dengan studi dokumentasi berupa Laporan keuangan yang diperoleh dari PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan


(37)

telah diperiksa oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dan wawancara langsung pada Kepala Keuangan PT. Rajawali Nusindo cabang Medan.

3.5 Metode Data

Metode analisis Deskriftif dilakukan melalui analisis rasio-rasio keuangan yang didasarkan pada SK Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : Kep-1200/PKP/ WPI.024/KI/8111/1986 Berdasarkan SK tersebut di atas, maka Indikator penilaian didasarkan pada 8 Aspek . Ke 8 rasio ini masing-masing digunakan untuk mengukur : pengukuran Likuiditas, Solvabilitas, rentabilitas, Aktivitas Usaha. Bobot penilain Kinerja standar sesuai SK tersebut di atas adalah 100 yang terdiri dari bobot kinerja keuangan 70, bobot kinerja administrasi 15, dan bobot kinerja operasional 15. akan tetapi berdasarkan judul dan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini difokuskan pada kinerja keuangan. 8 aspek kinerja keuangan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:


(38)

Tabel 3.1

Indikator Penilaian Kinerja Keuangan BUMN Non-Infrastruktur

No Indikator Rumus Bobot

1 2 3 4 5 6 7 8

Rasio Laba atas Modal/ (ROE)

Rasio Laba Operasi atas Total Investasi (ROI)

Rasio Tunai

Rasio Lancar

Rasio Periode Pengumpulan Piutang

Rasio Perputaran Total Harta

Rasio Perputaran Modal Kerja

Rasio Kewajiban Jk.Panjang atas Modal

Laba Bersih

--- x 100% = ….% Modal

Laba Bersih

--- x 100% =….% Total Investasi

Kas+Bank

--- x 100% =….% Hutang Lancar

Harta Lancar

--- x100% =….% Hutang Lancar

Piutang Rata-rata

--- x 365 Hari =…..hari Penjualan kredit

Penjualan Bersih

--- x 100% =…. % Total Harta

Penjualan Bersih

--- x1kali =….Kali Modal Kerja Rata-rata

Kewajiban Jangka Panjang --- x100% =….% Modal 20 15 5 5 5 5 5 10

Jumlah 70

Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-1200/PKP/ WPI.024/KI/8111/1986

Untuk mempertajam analisis yang dilakukan dalam penilaian kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, maka laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang dihasilkan pada periode lima tahun terakhir yaitu tahun 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012.


(39)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1Gambaran Umum PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Rajawali Nusindo) berasal dari sebuah perusahaan perdagangan hasil bumi yang didirikan di Semarang, Jawa Tengah padatahun 1963. Pemerintah mengambil alih perusahaan tersebut pada tahun 1963 dan kemudian pada tahun 1964 menjadi induk perusahaan dengan nama PT. Rajawali Nusantara Indonesia.

Bidang usaha perusahaan sangat beragam, antara lain : agro manufaktur, farmasi dan alat kesehatan, perdagangan serta property. Agro manufaktur sendiri meliputi beberapa bidang seperti : gula, kelapa sawit, karet, dan teh. Belakangan telah dikembangkan pula di bidang agro medicine, yang memadukan agro manufaktur dengan farmasi. Rajawali Nusindo sebagai induk perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan property berkedudukan di Kawasan Mega Kuningan Jakarta, memiliki jaringan kantor cabang 27 buah yang tersebar hampir di setiap propinsi di Indonesia. Dalam bidang-bidang usaha lainnya dijalankan oleh anak-anak perusahaan yang tersebah di 12 kota di Indonesia.

PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan beralamat di Jln. Binjai Km 5, No. 146 Medan 20123, adalah salah satu dari 27 kantor cabang dari anak perusahaan PT. Rajawali Nusindo (Persero) yang berkantor pusat di Jakarta. Perusahaan induk tidak melakukan kegiatan usaha (non operating). Kegiatan usaha dilakukan


(40)

oleh anak-anak perusahaan sesuai dengan anggaran dasar masing-masing, dengan bidang usaha seperti : manufaktur gula, perdagangan umum,farmasi dan asuransi, budidaya karet, apotik, pergudangan, kulit, pengolahan, dan pengusahaan perusahaan, serta investasi.

PT. Rajawali Nusindo merupakan Badan Usaha Milik Negara didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1974 dengan Akte Notaris No. 5 Tanggal 21 Mei 1976 dengan bentuk Badan Hukum Perusahaan Perseorangan (Persero) dan telah mendapat izin pengesahan Menteri Kehakiman No. C 24260 – HT 01-04/1983, Tanggal 3 Juni 1983.

Kebijakan umum dari anak perusahaan ditentukan oleh Direksi Perusahaan Induk, sedangkan kebijakan usaha yang memiliki otoritas operasional dan administrasi sebagai badan hukum yang berdiri sendiri PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan di bentuk berdasarkan keputusan Direksi No. KEP. 1200. PKP/WPI.024/KI/8111/1985 dan surat izin dari Departemen Perdagangan SIUP 35/051-UPD.1/CAB/IX/1998, dengan bidang usaha Distributor Obat-obatan dan Alat Kesehatan dengan izin operasional sebagai Perusahaan Besar Farmasi No. 31.088/PBF/III/1991.

Daerah Pemasaran PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan adalah Sumut dan Aceh. Obat-obatan yang dipasarkan meliputi berbagai klasifikasi obat yang di tetapkan Depkes yaitu Obat Keras (obat-obatan daftar O), Obat daftar G, Obat Bebas terbatas dan obat Bebas.

Obat daftar O merupakan obat keras yang diperjualbelikan PGB atau apotoik tertentu. Obat-obatan ini hanya disalurkan kew Rumah salkit dan PBF


(41)

yang telah mendapat izin khusus dari Depkes. Obat daftar G adalah obat yang pembeliannnya harus menggunakan resep dokter dan pemakaiannya sesuai petunjuk dokter. Obat bebas terbatas dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter yang dapat disalurkan oleh semua PBF dan dapat diperjualbelikan ke Apotik dan toko obat, serta pada pembungkusannya dicantumkan “awas obat keras” dan aturan pemakaiannya. Sedangkan obat bebas dapat diperjual belikan tanpa resep dokter.

Sesuai dengan peraturan yang ada bahwa PBF tidak boleh menjual produknya ke konsumen akhir maka pelanggan perusahaan adalah PBF (sebagai sub agen), apotik, toko obat, laboratorium,rumah sakit, poliklinik, klinik, dan dokter.

PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan sebagai distributor obat-obatan menggunakan strategi diferrensial marketing dimana dalam aktivitasnya perusahaan berhadapan dengan tiga pasar, yaitu :

a. Pasar Produsen

Pasar Produsen adalah pasar dimana membeli produk untuk diolah kembali. Yang termasuk pasar produsen adalah apotik, yang merupakan sasaran perusahaan dalam memasarkan obat-obatan daftar G maupun obat bebas. Disini apotik membeli obat dari perusahaan kemudian mengolahnya sesuai dengan kebutuhan konsumen atau menurut resep dokter. Penjualan ke apotik mempunyai kegiatan rutin. Para salesman dari perusahaan selalu memeriksa daftar obat-obatan yang akan selalu dibutuhkan atau yang sudah habis di apotik-apotik. Kemudian salesman ini akan menawarkan obat-obatan dari perusahaan, jika disetujui maka


(42)

perusahaan akan mengirimkan secepatnya ke apotik. Disamping itu apotik juga melakukan pemesanan langsung ke perusahaan dengan bukti purchasing order atao surat pesanan pembelian obat.

b. Pasar Penjual

Pasar yang membeli obat-obatan kepada perusahaan kemudian akan menjualnya kepada konsumen yang termasuk dalam pasar penjual. Pasar penjual ini adalah toko obat dan apotik. Penjualan ke toko obat merupakan kegiatan rutin melalui pemesanan langsung ke perusahaan. Biasanya yang dibeli oleh toko obat adalah obat-obatan yang telah dikenal oleh masyarakat dan tidak memerlukan resep dokter.

c. Pasar Pemerintah

Yang termasuk apasar pemerintah disini adalah rumah sakit dan proyek pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan yang dibiayai dari dana APBN maupun APBD. Perusahaan menyalurkan produk biasanya setelah ditunjuk sebagai pemenang tender pengadaan oleh kepala rumah sakit atau pemimpin proyek. Penjualan biasanya dilakukan dibawah harga pasar, hal ini dapat dilakukan karena dalam jumlah yang besar.

4.1.2 Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga kerja pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan (Persero) pada tahun 2008 tercatat sebanyak 50 orang yang terdiri dari 12 orang wanita dan 38 orang pria. Jumlah tenaga kerja yang ada dalam perusahaan terdistribusi menurut jabatan, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan.


(43)

Tabel 4.1

Tenaga Kerja Menurut Jabatan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan

No. Jabatan Jumlah (orang) Persentase

1. Kacab 1 1,90

2. Ka. Op dan Kan. Op 2 4,75

3. Kabag. 7 14,28

4. Fungsional 5 10,48

5. Pekerja 35 68,57

Jumlah 50 100

Sumber : PT. Rajawali Nusindo Cab. Medan, 2008

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja terbanyak adalah pekerja yaitu 35 orang atau 68,57% dari total jumlah tenaga kerja. Tingginya jumlah pekerja karena pekerja yang paling banyak terjun langsung dilapangan, sedangkan untuk jabatan Kepala Cabang hanya 1 orang atau 1,90%.

Tabel 4.2

Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase

1. Strata satu (S1) 7 10,62

2. Sarjana Muda 5 7,90

3. SLTA 38 80,85

Jumlah 50 100

Sumber : PT. Rajawali Nusindo Cab. Medan, 2008

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan tingkat pendidikan tertinggi yaitu Strata Satu (S1) sebanyak 7 orang atau 10,62 sebagai Kepala dan punya jabatan lainnya.

Distribusi tenaga kerja menurut status dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini:


(44)

Tabel 4.3

Tenaga Kerja Menurut Status pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan

No. Pekerja Jumlah (orang) Persentase

1. Tetap 38 71,43%

2. Kontrak 11 27,07%

3. Harian 1 0,95%

Jumlah 50 100%

Sumber : PT. Rajawali Nusindo Cab. Medan, 2008

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja berdasarkan status pekerja tetap didominasi oleh pekerja tetap sebanyak 38 orang atau 71,43%, sedangkan status pekerja harian sebanyak 1 orang atau 0,95%, dan status kontrak sebanyak 11 orang atau 27,07%.

4.1.3 Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang

Organisasi merupakan suatu wadah sekumpulan orang-orang yang bekerja sama (proses kerja sama dari pada sejumlah manusia) yang terikat dalam hubungan formal pada suatu hirarki untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Oleh karena itu struktur organisasi merupakan suatu gambaran skematis tentang pola interaksi dari hubungan kerja sama orang-orang pada tiap bagian yang terdapat dalam suatu organisasi perusahaan, yaitu mengenai hubungan-hubungan antara pembagian tugas-tugas dan fungsi-fungsi dari pekerjaan yang akan dilakukan serta wewenang yang mengalir dari atasan menuju bawahan dan sebaliknya tanggung jawab mengalir dari bawahan menuju ke atasan. Maka peranan struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangatlah menentukan. Bentuk struktur organisasi yang dianut suatu perusahaan juga mempengaruhi kebijaksanaan pimpinan dalam mengorganisir bawahan.


(45)

Struktur organisasi yang dipergunakan akan sangat menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat suatu struktur organisasi pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan yang memberikan keterangan dari struktur organisasi dan penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi ini dapat diperinci sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

Pimpinan Cabang memiliki fungsi dalam merencanakan, memimpin, mengarahkan tugas-tugas dan wewenang dari seluruh bagian dalam pengurusan dan penyelenggaraan usaha Divisi Import dan Farmasi yang telah diputuskan oleh Direksi meliputi bidang-bidang Distribusi, keuangan, personalia dibawah koordinasi pimpinan umum DI dan F, yang bekerja sama dengan pimpinan pemasaran kelompok produk.

Tugas-tugas dari Pimpinan Cabang antara lain :

1) Menyusun rencana pengembangan dan anggaran cabang dan apotik sesuai dengan kebijakan DI dan F

2) Mengawasi pelaksanaan rencana dan anggaran cabang/apotik

3) Melaksanakan pengurusan atas pekerjaan yang berhubungan dengan distribusi, administrasi dan keuangan, personalia dan lain-lain yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan promosi

4) Melakukan korespondensi

5) Menandatangani surat keluar, laporan-laporan, kas mutasi, bank mutasi, giro, cek, kontrak-kontrak penjualan dan lain-lain


(46)

6) Memeriksa D/O dan faktur, kas bon, cek, dan giro valuta mundur, posisi stock dan posisi piutang

7) Membina hubungan baik dengan relasi 2. Kepala Operasional

Kepala Operasional memiliki fungsi dalam memimpin, merencanakan, mengarahkan tugas-tugas dan wewenang dari seluruh bagian yang berkaitan dengan kegiatan operasional, serta mengembangkan usaha sesuai kebijakan pimpinan cabang.

Tugas-tugas dari Kepala Operasional antara lain:

1) Mengembangkan perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh pimpinan.

2) Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kerja dari bagian yang bersangkutan menurut rencana masing-masing

3) Menangani/turut mencari jalan keluar dari kesulitan tiap-tiap bagian

4) Menyampaikan laporan/membicarakan hal yang penting yang akan/telah dilaksanakan atau diputuskan kepada pimpinan

5) Menandatangani laporan rutin D/O, kas bon apabila pimpinan cabang tidak berada di tempat. Dimana pimpinan cabang melakukan pemeriksaan ulang

6) Menyusun rencana pemakaian kenderaan keluar kotadan dalam kota 7) Membina hubungan baik dengan relasi.


(47)

Supervisor Penjualan berfungsi dalam mengawasi pelaksanaan program penjualan produk Divisi Impor dan Farmasi serta mengevaluasi hasilnya.

Tugas-tugas dari supervisor penjualan antara lain :

1) Menyusun rencana kerjua para salesman dibawah koordinasi Kabag. operasional.

2) Mengelola dan mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan RAB produk-produk Divisi Impor dan Farmasi yang telah Direksi, dibawah koordinasi Kabag. operasional.

3) Membantu meningkatkan penjualan apotik.

4) Menandatangani laporan rutin D/O, kas bon apabila pinjaman cabang tidak berada ditempat. Catatan pimpinan cabang melakukan

pemeriksaan ulang.

5) Membina hubungan baik dengan relasi. 4. Salesman

Salesman berfungsi sebagai pelaksana untuk mendistribusikan produk yang dipasarkan oleh bagian impor.

Tugas-tugas dari salesman antara lain :

1) Menjual semua produk yang dipasarkan oleh bagian impor. 2) Menyelesaikan penagihan di dalam / di luar kota.

3) Membuat laporan penjualan harian maupun mingguan sesuai petunjuk sales supervisor.

4) Melaporkan hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan penjualan di rayon masing-masing.


(48)

5) Membina hubungan baik dengan relasi. 5. Medical Representative

Medical representative berfungsi dalam menciptakan permintaan / penjualan obat dipromosikan.

Tugas-tugas dari medical representative antara lain :

1) Melaksanakan tugas detailing sesuai yang digariskan oleh marketing Manager Phapros.

2) Membuat laporan kegiatan detailing kepada suvervisor secara periodic. 3) Membina hubungan baik dengan para dokter/pelanggan.

6. Kepala Non Operasional

Kepala administrasi operasional berfungsi dalam memperlancar pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penjualan.

Tugas-tugas dari kepala administrasi operasional antara lain : 1) Membuat laporan rutin, mingguan, bulanan. 2) Membuatsurat pesanan.

3) Membuat evaluasi pesanan dan melakukan pesanan. 4) Membuat D/O

5) Membantu macam-macam urusan administrasi operasional. 7. Pembantu Administrasi Operasional

Pembantu administrasi operasional berfungsi dalam membantu memperlancar pelaksanaan administrasi operasional.

Tugas-tugas dari pembantu administrasi operasional antara lain : 1) Membantu pembuatan laporan.


(49)

2) Membantu pembuatan D/O. 3) Mengerjakan kartu stock barang. 8. Asisten Apoteker Penanggung Jawab PBF

Asisten apoteker penanggung jawab PBF berfungsi dalam memperlancar tugas administrasi operasional.

Tugas-tugas dari asisten apotekler penanggung jawab PBF antara lain : 1) Menandatangani D/O.

2) Laporan penjualan OKT. 3) Laporan mutasi obat.

4) Laporan tenaga kerja farmasi. 5) Laporan penjualan obat generik. 6) Mengerjakan stock barang. 7) Memeriksa barang yang datang. 9. Kepala Gudang

Kepala gudang berfungsi dalam mengamankan kekayaan perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugas-tugas dari kepala gudang antara lain :

1) Mengkoordinir kelancaran pemasukan/pengeluaran barang. 2) Mengkoordinir kendaraan dinas.

3) Mengatur kelancaran administrasi gudang.

4) Mengecek barang yang akan dikirim dan diterima. 10.Pembantu juru Gudang


(50)

Tugas-tugas dari juru gudang antara lain :

1) Mengerjakan pemasukan dan pengeluaran atas barang : Phapros OTC, lisensi, DI & F.

2) Membuat PBB.

3) Mengerjakan kartu label.

4) Pengecekan Stock Opname barang 11.Pengemudi

Pengemudi berfungsi dalam memperlancar hantaran yang berhubungan dengan tugas-tugas perusahaan.

Tugas-tugas dari pengemudi antara lain :

1) Kanvas dan mengantar barang dalam/luar kota.

2) Mengontrol kendaraan, bensin/oli, dan membersihkan kendaraan. 3) Mengatur barang-barang yang akan dibawa ke luar kota.

12.Kepala Pembukuan

Kepala pembukuan berfungsi dalam mengawasi pelaksanaan tugas-tugas yang berhubungan dengan pembukuan.

Tugas-tugas dari kepala pembukuan antara lain : 1) Koordinator bagian pembukuan. 2) Memberi kode pada bukti pembukuan.

3) Memantau laporan keuangan dari bagian computer Jakarta. 4) Membuat bahan-bahan anggaran tahunan.


(51)

6) Mengatur pengiriman bukti pembukuan dalam kaitannya dengan sistem komputerisasi.

13.Pembantu Pemegang Buku

Pembantu pemegang buku berfungsi dalam memperlancar tugas-tugas pemegang buku.

Tugas-tugas dari pembantu pemegang buku antara lain : 1) Mengerjakan kode rekening.

2) Mengerjakan memorial rekening antar cabang. 3) Membukukan pos gantungan.

4) Membuat daftar rekonsiliasi antar cabang. 5) Pemantauan buku besar.

6) Membuat laporan pos gantungan. 14.Kasir

Kasir berfungsi dalam mengawasi/melaksanakan segala urusan yang berkaitan dengan keuangan.

Tugas-tugas dari kasir antara lain :

1) Menyiapkan setoran dan kliring ke bank.

2) Melayani setoran dan pengeluaran rutin atas dasar BMK dan BKK. 3) Mengoreksi inkaso dan CN yang akan ditagihkan.

4) Megoreksi kas mutasi dan perubahan bank. 5) Mecocokan hasil pembukuan dan kenyataannya. 15.Pembantu Kasir/Penagih


(52)

Tugas-tugas dari pembantu kasir/penagih antara lain : 1) Melaksanakan penagihan di dalam kota. 2) Memeriksa inkaso cek, valuta mundur bank.

4.2HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

Sesuai dengan rencana proposal penelitian yang telah diajukan dan direkomendasikan oleh komisi penasehat dan dewan penguji, maka penelitian ini telah dilaksanakan di PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan salah satu kelompok perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fokus permasalahan dititik beratkan pada analisis rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan mengacu pada Indikator Kinerja Keuangan.

Analisis rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas yang mempengaruhi kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan ini menggunakan data Laporan Keuangan (Hasil Perhitungan Tahunan) Perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan selama kurun waktu lima tahun terakhir (2008 – 2012).

Terdapat beberapa Surat Keputusan Menteri BUMN tentang Penilaian Kinerja BUMN, akan tetapi pada penelitian ini akan mengacu pada Indikator Kinerja. Nilai bobot perusahaan diadakan atas likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, aktivitas usaha serta indikator tambahan yang disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha.

Surat Keputusan Meteri ini merupakan standar penilaian yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan BUMN, dimana dalam perhitungannya


(53)

mengacu pada rasio-rasio keuangan. Dari hasil analisis tersebut selanjutnya diadakan analisis beberapa faktor yang dianggap berpengaruh terhadap kinerja keuangan terutama pada tingkat kemampulabaan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.

Guna menguji dan membuktikan hipotesis yang telah diajukan, maka sebelum dilakukan analisis secara statistik, maka dilakukan analisis pendahuluan dengan menggunakan metode analisis yang direkomendasikan oleh Menteri BUMN melaui Surat Keputusan No. Kep-1200/PKP/ WPI.024/KI/8111/1986. BUMN digolongkan menjadi dua golongan yaitu Infra-Struktur dan Non-Infra Struktur. PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan sebagai salah satu anak Perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia masuk dalam golongan BUMN Non-Infrastruktur. Penilaian Kinerja mencakup tiga hal pokok yaitu : 1) Kinerja Keuangan, 2) kinerja Operasional, dan 3) Kinerja Administrasi. Adapun bobot maksimum masing masing adalah 70 untuk kinerja keuangan, 15 untuk kinerja administrasi, dan 15 untuk kinerja administrasi. Akan tetapi sesuai dengan masalah dan batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis memfokuskan analisis rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas pada Kinerja Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dari data laporan selama periode waktu tahun 2008 – 2012 dengan analisa hasil rasio Likuiditas dalam tabel adalah :


(54)

Tabel 4.4

Hasil Penilaian Rasio Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan tahun 2008 – 2012

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Lancar 41.98 26.90 9.99 15.86 18.29 Rasio Cair 6.01 3.57 0.32 3.82 2.34 Rasio Kas/Tunai 1.20 1.29 0.04 0.22 2.06

Berdasarkan pada tabel 4.4 tersebut di atas, maka akan diuraikan perkembangan dari indikator rasio likuiditas tersebut selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2012 sebagai berikut :

a) Rasio Lancar

Perkembangan nilai Ratio Lancar selama 5 (lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik Rasio lancar

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Lancar


(55)

Gambar 4.1 Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan pada Indikator Rasio Lancar tahun 2008 – 2010 cenderung menurun, sedangkan periode 2011-2012 cenderung mengalami peningkatan. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Pada tahun 2008 nilai Rasio Lancar adalah 41,98% dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 26,90%. Kondisi ini disebabkan karena kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atas harta lancarnya menurun.

b) Pada tahun 2009 nilai Rasio Lancar 26,90 dan menurun pada tahun 2010 menjadi 9.99%. Terjadi penurunan drastis dikarena perusahaan mengalami kesulitan, maka perusahaan akan meminjam uang dengan bunga dan risiko tinggi.

c) Pada tahun 2010 nilai Rasio Lancar 9,99 % mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 15.86%. Terjadinya peningkatan yang cukup baik sehingga tidak mengalami peminjaman uang.

d) Pada tahun 2011 nilai Rasio Lancar 15.86% mengalami peningkatan yang sangat stabil pada tahun 2012 menjadi 18.29% karena terjadi peningkatan maka perusahaan sementara stabil dan bertambah baik kinerjanya.

b) Rasio Cair

Perkembangan nilai Ratio Cair selama 5 (lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :


(56)

Gambar 4.2 Grafik Rasio Cair

Gambar 4.2 Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan pada Indikator Rasio Cair tahun 2008 – 2010 cenderung menurun, sedangkan periode 2011-2012 cenderung mengalami penurunan juga. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Pada tahun 2008 nilai Rasio Cair adalah 6,01% dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 3,57%. Kondisi ini disebabkan karena kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atas harta lancarnya menurun.

b) Pada tahun 2009 nilai Rasio Cair 3,57 dan menurun pada tahun 2010 menjadi 0.32%. Terjadi penurunan drastis dikarena perusahaan mengalami kesulitan, maka perusahaan akan mengalami likuiditas dan risiko tinggi.

0 1 2 3 4 5 6 7

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Cair


(57)

c) Pada tahun 2010 nilai Rasio cair 0,32 % mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 3.82%. Terjadinya peningkatan yang cukup baik sehingga tidak mengalami likuiditas.

d) Pada tahun 2011 nilai Rasio Cair 3.82% mengalami penurunan yang tidak stabil pada tahun 2012 menjadi 2.34% karena terjadi penurunan maka perusahaan akan memperbaiki kinerjanya selama tiga tahun terakhir yang semakin menurun.

c) Rasio Tunai

Perkembangan nilai Ratio Tunai selama 5 (lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Rasio Tunai

Gambar 4.3 Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan pada Indikator Rasio Tunai tahun

0 0,5 1 1,5 2 2,5

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Tunai


(58)

2008 – 2010 cenderung menurun, sedangkan periode 2011-2012 cenderung mengalami penurunan juga. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Pada tahun 2008 nilai Rasio Tunai adalah 1.20% dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 1.29%. Kondisi ini mengalami kenaikan yang cukup sedikit sehingga perusahaan masih cukup aman.

b) Pada tahun 2009 nilai Rasio Tunai 1.29 dan menurun pada tahun 2010 menjadi 0.04%. Terjadi penurunan drastis dikarena perusahaan mengalami kesulitan, maka perusahaan akan mengalami likuiditas dan risiko tinggi. c) Pada tahun 2010 nilai Rasio tunai 0.04 % mengalami peningkatan pada tahun

2011 menjadi 0.22%. Terjadinya peningkatan yang cukup baik sehingga tidak mengalami likuiditas.

d) Pada tahun 2011 nilai Rasio tunai 0.22% mengalami peningkatan yang drastis naik pada tahun 2012 menjadi 2.06% karena itu perusahaan tidak akan mengalami likuiditas dan selalu memperhatikan dari tahun ke tahun kinerja keuangannya.

Berdasarkan hasil analisa penelitian dengan perhitungan yang telah dilakukan dari data laporan selama periode waktu tahun 2008 – 2012 pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan dalam hal ini akan dilakukan dengan analisa hasil rasio Solvabilitas yang akan dilakukan analisa yang terdapat dalam tabel adalah :


(59)

Tabel 4.5

Hasil Penilaian Rasio Solvabilitas terhadap Kinerja Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan tahun 2008 – 2012

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Debt to asset Ratio 0.64 0.60 0.53 0.63 0.62 Debt to equity Ratio 1.85 1.57 1.32 2.03 1.89 Debt to Kapitalisasi Ratio 0.65 0.61 0.57 0.67 0.65

Berdasarkan pada tabel 4.5 tersebut di atas, maka akan diuraikan perkembangan dari indicator rasio Solvabilitas tersebut selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2012 sebagai berikut :

a) Debt to asset ratio

Perkembangan nilai Debt to Asset Ratio selama 5 (lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Gambar 4.4 Grafik Debt To Asset ratio

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

2008 2009 2010 2011 2012

Debt to Asset Ratio


(60)

Gambar 4.4 Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan pada Indikator Debt to asset ratio tahun 2008 – 2010 cenderung menurun, sedangkan periode 2011-2012 cenderung mengalami kenaikan. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Pada tahun 2008 nilai Debt to asset ratio adalah 0.64% dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 0.60%. Kondisi ini disebabkan karena kemampuan perusahaan menunjukkan perbaikan walaupun tidak signifikan. b) Pada tahun 2009 nilai Debt to asset ratio 0.60% dan menurun pada tahun

2010 menjadi 0.53%. Terjadi penurunan dikarena perusahaan akan melakukan peningkatan laba terutama yang menghasilkan dana kas.

c) Pada tahun 2010 nilai Debt to asset ratio 0.53 % mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 0.63%. Terjadinya peningkatan yang tidak baik sehingga tidak signifikan.

e) Pada tahun 2011 nilai Debt to asset ratio 0.63% mengalami penurunan yang sangat stabil pada tahun 2012 menjadi 0.62% karena itu perusahaan sementara stabil dan bertambah baik kinerjanya.

b) Debt to Equity Ratio

Perkembangan nilai Debt to Equity Ratio selama 5 (lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :


(61)

Gambar 4.5 Grafik Debt To Equity ratio

Gambar 4.5 Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan pada Indikator Debt to Equty Ratio tahun 2008 – 2010 cenderung menurun, sedangkan periode 2011-2012 cenderung mengalami menurun. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Pada tahun 2008 nilai Debt to Equty Ratio adalah 1.85% dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 1.57%. Kondisi ini disebabkan karena kemampuan perusahaan menunjukkan semakin membaik.

b) Pada tahun 2009 nilai Debt to Equty Ratio 1.57% dan menurun pada tahun 2010 menjadi 1.32%. Terjadi penurunan yang cukup baik, dimana semakin kecil angka rasio maka semakin baik solvabilitas perusahaan.

c) Pada tahun 2010 nilai Debt to equity ratio 1.32 % mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 2.03%. Terjadinya peningkatan yang tidak baik

0 0,5 1 1,5 2 2,5

2008 2009 2010 2011 2012

Debt to equity ratio


(62)

sehingga tidak signifikan. Dan mengakibatkan rasio utang terhadap pemegang saham atau harta harus segera di benahi.

d) Pada tahun 2011 nilai Debt to equity ratio 2.03% mengalami penurunan yang sangat stabil pada tahun 2012 menjadi 1.89% karena itu perusahaan sementara stabil dan bertambah baik dalam struktur modal perusahaan yang sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang diperoleh.

c) Debt to capitalisasi ratio

Perkembangan nilai Debt to Capitalisasi Ratio selama 5 (lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Gambar 4.6

Grafik Debt To Capital Ratio

Gambar 4.6 Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan pada Indikator Debt to

0,5 0,52 0,54 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68

2008 2009 2010 2011 2012

Debt to Capital Ratio


(63)

Capitalisasi Ratio tahun 2008 – 2010 cenderung menurun, sedangkan periode 2011-2012 cenderung mengalami menurun. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Pada tahun 2008 nilai Debt to Capitalisasi Ratio adalah 0.65% dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 0.61%. Kondisi ini disebabkan karena kemampuan perusahaan menunjukkan semakin membaik dan lebih signifikan.

b) Pada tahun 2009 nilai Debt to Capitalisasi Ratio 0.61% dan menurun pada tahun 2010 menjadi 0.57%. Terjadi penurunan yang cukup baik, dimana semakin kecil angka rasio maka semakin baik solvabilitas perusahaan.

c) Pada tahun 2010 nilai Debt to Capitalisasi Ratio 0.57 % mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 0.67%. Terjadinya peningkatan yang tidak baik sehingga tidak signifikan. Dan mengakibatkan waktu rata-rata untuk menagih piutang harus diusahakan lebih singkat lagi.

d) Pada tahun 2011 nilai Debt to Capitalisasi Ratio 0.67% mengalami penurunan yang sangat stabil pada tahun 2012 menjadi 0.65% karena itu perusahaan sementara stabil dan bertambah baik dan perlu ditingkatkan lagi melalui usaha-usaha peningkatan profitabilitas.

Berdasarkan analisa penelitian dengan perhitungan yang telah dilakukan dari data laporan selama periode waktu tahun 2008 – 2012 pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan berdasarkan rasio profitabilitas terhadap kinerja perusahan hasilnya dapat diringkaskan dalam tabel berikut ini :


(64)

Tabel 4.6

Hasil Penilaian Rasio Profitabilitas terhadap Kinerja Keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan tahun 2008 – 2012

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

ROE 15.35 25.88 38.01 18.46 8.75 ROI 9.67 14.63 18.33 10.71 5.59 Perputaaaran TA 65.66 69.50 93.21 85.07 75.31 MS terhadap TA 34.50 37.83 39.92 31.28 33.05

Berdasarkan pada tabel 4.6 tersebut di atas, maka akan diuraikan perkembangan dari indikator tersebut selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2012 sebagai berikut :

a) Return on Equity (ROE)

Perkembangan nilai Return on Equity (ROE) selama 5 (lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Gambar 4.7 Grafik Return on Equity

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00


(65)

Gambar 4.7 Grafik di atas menunjukkan adanya kecendrungan kinerja keuangan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan pada Indikator Return on Investment (ROE) tahun 2008 – 2010 cenderung meningkat, sedangkan periode 2011-2012 mengalami penurunan yang sangat drastis. Deskripsi Perkembangan kinerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a. Pada tahun 2008 nilai ROE (Return on Equity) adalah 15,35% dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 25,88%. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya peningkatan pada laba bersih perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan rata-rata modal.

b. Pada tahun 2009 nilai Return on Equity (ROE) 25,88 dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 38.01%. Terjadi peningkatan karena laba bersih perusahaan mengalami peningkatan yang juga diikuti oleh peningkatan rata-rata modal.

c. Pada tahun 2010 nilai Return on Equity (ROE) 38,01% mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 18.46%. Terjadinya penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan laba bersih sementara rata-rata modal tidak mengalami peningkatan.

d. Pada tahun 2011 nilai Return on Equity (ROE) 18.46% mengalami penurunan yang sangat drastis pada tahun 2012 menjadi 8,75% karena terjadi penurunan laba bersih perusahaan sementara rata-rata modal tidak mengalami kenaikan. b) Return on Investment (ROI)


(66)

Perkembangan nilai Return on Investment (ROI) selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Gambar 4.8

Grafik Return On Investment

Gambar 4.8 Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan nilai Return on Investment (ROI) terutama pada tahun 2008-2010, sedangkan tahun 2010-2012 menunjukkan adanya kecendrungan menurun, bahkan secara drastis terjadi pada tahun 2012. Deskripsi kinerja keuangan tersebut di atas dipaparkan sebagai berikut :

a) Pada tahun 2008 nilai Return on Investment (ROI) 9.67% mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 14.63% disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah aktiva tahun 2009 sebesar Rp. 424.734.008 yang juga diikuti dengan kenaikan EBIT yang lebih besar yaitu Rp. 102.684.013.

b) Pada tahun 2009 nilai Return on Investment (ROI) 14.63% mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 18.33 % disebabkan karena terjadinya

-

5,00

10,00

15,00

20,00


(67)

peningkatan jumlah aktiva sebesar Rp. 1.002.577.476 yang juga diikuti dengan kenaikan EBIT sebesar Rp. 49.215.051.

c) Pada tahun 2010 nilai Return on Investment (ROI) 18.33% mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 10.71 % disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah aktiva lebih besar (dua kali lipat dibandingkan dengan kenaikan EBIT) yakni Rp.2.513.328.254 sementara kenaikan EBIT jauh lebih kecil yaitu Rp. 75.197.916.

d) Pada tahun 2011 nilai Return on Investment (ROI) 10.71% mengalami penurunan yang sangat drastis pada tahun 2012 menjadi 5.59% disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah aktiva yang sebesar Rp. 84.775.617 sementara EBIT mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar Rp. 276.127.589.

c) Perputaran Total Asset

Perputaran persediaan selama lima tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.9

Grafik Rasio Perputaran Total asset

- 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00


(1)

Lampiran 3

PT. RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN NERACA

PERIODE 31 DESEMBER 2008,2009,2010,2011, dan 2012 Uraian

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas/Bank 151,994,405 246,930,000 22,225,914 125,092,222 1,039,592,528

Deposito

Piutang 601,129,512 435,000,000 184,825,000 2,087,157,200 135,472,500 Cad. Kerugian

Piutang (3,672,375) (34,079,733) (33,339,445)

Piutang Lain-Lain 9,033,715

Sewa dibayar dimuka - - - 13,500,000 - Uang Muka - - - 20,675,500 40,831,300 Pers. Obat-obatan dan

alkes 4,454,358,640 4,345,000,000 5,967,540,253 6,746,569,394 7,913,758,988 Persediaan Gula 109,172,093 106,079,701 118,256,729 174,546,129 153,188,548 Jumlah Aktiva

Lancar 5,325,688,365 5,133,009,701 6,289,175,521 9,133,460,712 9,249,504,419 Aktiva Tetap 1,305,321,521 1,545,453,068 1,391,864,724 1,060,907,787 1,029,639,697 Aktiva Lain-Lain 229,646,636 606,927,761 729,572,328 723,833,441 930,773,263 JUMLAH AKTIVA …. 6,860,656,522 7,285,390,530 8,410,612,573 10,918,201,940 11,209,917,379

KEWAJIBAN & EKUITAS

KEWAJIBAN

Hutang Jangka

Pendek

Hutang Usaha 35,763,755 190,822,200

Hutang Lain-Lain 91,091,606 -

Jumlah Hutang

Jangka Pendek 126,855,361 190,822,200 629,456,130 575,707,202 505,646,330 Hutang Jangka

Panjang

PT. PP Berdikari 4,367,206,000 4,338,305,465

Jumlah Hutang

Jangka Panjang 4,367,206,000 4,338,305,465 4,423,974,465 6,926,946,315 6,998,971,465 JUMLAH

KEWAJIBAN 4,494,061,361 4,529,127,665 5,053,430,595 7,502,653,517 7,504,617,795

EKUITAS


(2)

Lampiran 4

Perhitungan Rasio Likuiditas Indikator Keuangan Likuiditas Rasio Harta lancar PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 5,325,688,365 x 100 = 41.98 5

126,855,361

2009 5,133,009,701 x 100 = 26.90 3.5

190,822,200

2010 6,289,175,521 x 100 = 9.99 1

629,456,130

2011 9,133,460,712 x 100 = 15.86 2

575,707,202

2012 9,249,504,419 x 100 = 18.29 2.5

505,646,330

Perhitungan Rasio Likuiditas Indikator Keuangan Rasio Cair PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 762,157,632 x 100 = 6.01 3

126,855,361

2009 681,930,000 x 100 = 3.57 1,5

190,822,200

2010 203,378,539 x 100 = 0.32 0

629,456,130

2011 2,198,845,189 x 100 = 3.82 2,5

575,707,202

2012 1,182,556,883 x 100 = 2.34 1


(3)

Lampiran 5

Perhitungan Rasio Likuiditas Indikator Keuangan Rasio Tunai PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 151,994,405 x 100 = 1.20 1

126,855,361

2009 246,930,000 x 100 = 1.29 1

190,822,200

2010 22,225,914 x 100 = 0.04 0

629,456,130

2011 125,092,222 x 100 = 0.22 0

575,707,202

2012 1,039,592,528 x 100 = 2.06 1,5

505,646,330

Perhitungan Rasio Solvabilitas Indikator Keuangan Debt to asset ratio PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 4,367,206,000 x 100 = 0.64 1

6,860,656,522

2009 4,338,305,465 x 100 = 0.60 1

7,285,390,530

2010 4,423,974,465 x 100 = 0.53 0,5

8,410,612,573

2011 6,926,946,315 x 100 = 0.63 1

1,091,8201,940


(4)

Perhitungan Rasio Solvabilitas Indikator Keuangan Debt to Capitalisasi Ratio PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 4,367,206,000 x 100 = 0.65 1

6,733,989,954

2009 4,338,305,465 x 100 = 0.61 1

7,094,568,330

2010 4,423,974,465 x 100 = 0.57 1

7,781,156,442

2011 6,926,946,315 x 100 = 0.67 1

10,342,494,738

2012 6,998,971,465 x 100 = 0.65 1

10,704,271,049 Lampiran 6

Perhitungan Rasio Solvabilitas Indikator Keuangan Rasio Debt to equity PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 4,367,206,000 x 100 = 1.85 1,5

2,366,783,954

2009 4,338,305,465 x 100 = 1.57 1

2,756,262,865

2010 4,423,974,465 x 100 = 1.32 1

3,357,181,977

2011 6,926,946,315 x 100 = 2.03 2

3,415,548,423

2012 6,998,971,465 x 100 = 1.89 1


(5)

Lampiran 7

Perhitungan Rasio Profitabilitas Indikator Keuangan Return on Equity (ROE) PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Bobot

2008 315,700,000 x 100 = 15.35 20 2,057,183,162

2009 549,009,063 x 100 = 25.88 20 2,121,405,000

2010 930,383,473 x 100 = 38.01 20 2,447,786,231

2011 539,039,882 x 100 = 18.46 20 2,919,984,277

2012 298,700,247 x 100 = 8.75 14 3,415,546,403

Perhitungan Rasio Profitabilitas Indikator Keuangan Return on Investment (ROI) PT. Rajawali NusindoCabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 641,000,000 x 100 = 9.67% 7.5 6,631,009,886

2009 976,993,076 100 14.63% 12 6,678,462,769

2010 1,407,582,537 100 18.33% 15

7,681,040,245

2011 1,091,436,862 100 10.71% 9

10,194,368,499

2012 574,969,638 100 5.59% 5


(6)

Lampiran 8

Perhitungan Indikator Keuangan Total Asset Turnover (TATO) PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 4,505,000,000 x 100 = 65.66 3

6,860,656,522

2009 5,063,441,500 x 100 = 69.50 3.5 7,285,390,530

2010 7,839,258,435 x 100 = 93.21 5

8,410,612,573

2011 9,287,945,350 x 100 = 85.07 3.5 10,918,201,940

2012 7,740,934,988 x 100 = 75.31 3.5 10,279,144,116

Perhitungan Indikator Keuangan Rasio Modal Kerja PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Tahun 2008-2012

Tahun Uraian % Nilai

2008 2,366,783,954 x 100 = 34.50 10

6,860,656,522

2009 2,756,262,865 x 100 = 37.83 10

7,285,390,530

2010 3,357,181,977 x 100 = 39.92 10

8,410,612,573

2011 3,415,548,423 x 100 = 31.28 10

10,918,201,940

2012 3,705,299,584 x 100 = 33.05 10