Kinerja Keuangan TINJAUAN PUSTAKA

15 Pelaporan pos luar biasa ini harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi disertai pengungkapan mengenai sifat dan jumlahnya. Selanjutnya menurut Diamond 1993:23 bahwa : “…The four main financial statement are the balance sheet, the income stattement, the retained earnings statement, and the statement of cash flows.” Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa diantara berbagai laporan keuangan yang biasanya disajikan oleh perusahaan, maka ada empat diantaranya merupakan laporan keuangan utama yang lazim digunakan yaitu : laporan neraraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.

2.2 Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan pada dasarnya terdapat dua perspektif utama yaitu perspektif keuangan dan non-keuangan, akan tetapi sehubungan dengan topik yang telah dikemukakan penulis pada latar belakang masalah, maka akan difokuskan pada kinerja perusahaan ditinjau dari perspektif keuangan. Istilah kinerja keuangan ini telah banyak dikenal oleh masyarakat pelaku ekonomi. Kinerja keuangan merupakan tingkat prestasi performance yang dicapai oleh perusahaan, sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja memiliki beberapa pengertian; a sesuatu yang dicapai; b prestasi yang dihasilkan; c kemampuan kerja. Sedangkan menurut Prawisentono 1999:64 mengemukakan bahwa: Universitas Sumatera Utara 16 “kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekolompok orang dalam sautu organisasi, sesuai dengan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.” Pengertian tesebut diatas menujukkan bahwa kinerja perusahaan bukan hanya dapat dilihat dari sisi hasil kerja yang dicapai, akan tetapi kesesuaian akan tangungjawab, norma-norma, serta peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam lingkup internal perusahaan maupun yang ditetapkan oleh lingkungan eksternal perusahaan pemerintah. Kinerja perusahaan copoerate performance sangat ditentukan oleh seluruh komponen yang terkait terutama karyawan sebagai salah satu unsur sumber daya yang dimiliki perusahaan. Ini berarti bahwa kinerja yang baik yang ditunjukkan oleh para karyawan merupakan indikator penting pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Disamping aspek penting yang dikemukakan di atas, berikut ini dipertegas oleh Mulyadi 2001:73 bahwa : “kinerja perusahaan adalah penciptaan kekayaan dalam jumlah memadai.” Akan tetapi penciptaan kekayaan dalam jumlah yang memadai tidak cukup untuk menciptakan kinerja organisasi perusahaan apalagi dalam kondisi usaha yang semakin kompetitif. Hal lain yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah pencapaian kinerja organisasi perusahaan melalui melipat gandakan kekayaan perusahaan dengan cara peletakan leverage kepada sumber daya manusia guna membangun keunggulan kompetitif melalui peningkatan human capital, manajer berperan dalam menjadikan produktif pengetahuan knowledge yang dikuasai oleh karyawan. Jadi kemampuan organsiasi perusahaan dalam mengelola Universitas Sumatera Utara 17 intangible asset akan menjadikan perusahaan menjadi lebih sukses. Intangigle asset yang dimaksud mencakup pengembangan hubungan dengan pelanggan, pengenalan produk baru, kemampuan menghasilkan produk jasa dengan kualitas tinggi dengan biaya yang minimal, kemampuan meningkatkan skils dan pemberian motivasi kepada karyawan, serta pengembangan teknologi informasi. Penilaian kinerja perusahaan seperti yang dikemukakan pada uraian tersebut diatas merupakan penilaian kinerja berdasarkan aspek keuangan dan non- keuangan yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Meskipun penilaian kinerja dapat dilakukan dari kedua aspek tersebut Keuangan dan non-keuangan akan tetapi dalam penelitian ini difokuskan pada kinerja perusahaan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan ditinjau dari aspek keuangan, dengan sasaran umum penilaian kinerja difokuskan kepada rasio-rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Sehubungan dengan sasaran pencapaian kinerja keuangan perusahaan tersebut di atas, menurut Kaplan dan Norton 1996:48 bahwa : “Financial objectives can differ considerably at each stage of a busines’s life cycle. Bussines strategy theory suggest different strategies that bussiness units can follow, ranging from aggressive market share growth down to consilidation, exit, and liquidation, for simplification purpose, we identify just there stages: Growth, Sustain, and Harvest,” Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka dipahami bahwa pengukuran kinerja keuangan perlu mempertimbangkan adanya tahapan siklus kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan growth, bertahan sustain, dan memanen harvest. Pada setiap tahapan siklus kehidupan tersebut memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukuran yang dilakukan akan berbeda pula. Universitas Sumatera Utara 18 Menurut Kaplan dan Norton 1996:48 bahwa “growth bussines are a the early stages of their live cycle. They have products or services with the significant grrowth potential”. Pertumbuhan growth sebagai tahapan awal siklus kehidupan perusahaan yang ditunjukkan dengan adanya produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Pada tahapan ini, beberapa hal yang dijalankan pihak manajemen adalah komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun fasilitas pelayanan, menambah kemapuan operasi pelayanan, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi, dan mengembangkan hubungan dengan nasabahpelanggan.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu