Masa Postpartum Nifas Perubahan Fisiologis Ibu Masa Nifas

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Masa Postpartum Nifas

Masa nifas puerperium adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti semula sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu, atau masa nifas adalah masa yang dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu berikutnya. Saifudin,2002

B. Perubahan Fisiologis Ibu Masa Nifas

Selama hamil terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital. Setelah kelahiran bayi dan pada pengeluaran plasenta, Menurut Ball 1994, Hytten,1995 ibu mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya. Nurjannah, dkk, 2013. Adapun perubahan-perubahan dalam masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Perubahan sistem reproduksi a. Uterus Involusio uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desiduaendometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia. Banyaknya lokia dan kecepatan involusi tidak dipengaruhi oleh pemberian rangkaian preparat ergot Ergotrate, Methergine, yang hanya mempunyai efek jangka pendek. Akan tetapi, menyusui akan mempercepat proses involusi. Desidua yang tersisa di dalam uterus setelah pelepasan dan ekspulsi plasenta dan membran terdiri dari zona basalis dan bagian lapisan zona spongiosa desidua basalis pada tempat perlekatan plasenta dan desidua parietalis melapisi bagian uterus. Desidua sisa ini mengalami reorganisasi menjadi dua lapisan sebagai akibat invasi leukosit: lapisan superfisial degeneratif dan nekrotik, yang akan terlepas sebagai bagian dari rabas lokia, dan lapisan dalam yang fungsional serta sehat di dekat miometrium. Lapisan dalam terdiri dari sisa kelenjar endometrium basilar dalam lapisan zona basalis. Endometrium mengalami regenerasi melalui proliferasi epitel kelenjar ini. Regenerasi endometrium lengkap pada pertengahan atau akhir minggu ketiga pascapartum kecuali pada sisi plasenta. Regenerasi endometrium lengkap pada tempat perlekatan plasenta memakan waktu hampir 6 minggu. Epitel tumbuh pada tempat perlekatan tersebut dari samping dan dari sekitar lapisan uterus, dan ke atas dari bawah tempat perlekatan plasenta. Pertumbuhan endometrium ini membuat pembuluh darah yang mengalami pembekuan pada tempat perlekatan tersebut rapuh sehingga meluruh dan dikeluarkan dalam bentuk lokia. Uterus, segera setelah pelahiran bayi, plasenta, dan selaput janin, beratnya sekitar 1000g. Berat uterus menurun sekitar 500g pada akhir minggu pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada saat tidak hamil, yaitu 70g pada minggu kedelapan pascapartum. Varney, dkk.2008 Involusi uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri TFU sekitar pertengahan simfisis pubis dan umbilikus. Setelah 24 jam tonus segmen bawah uterus telah pulih kembali sehingga mendorong fundus keatas menjadi setinggi umbilikus. Pada hari pertama dan kedua TFU satu jari dibawah umbilikus, hari ke 5 TFU setinggi 7 cm diatas simfisis atau setengah simfisi-pusat, pada hari ke 10 tidak teraba lagi. Fundus turun 1-2 cm setiap 24 jam. Sulistyawati,2009 b. Lochea Lochea adalah sekresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi basaalkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau yang amis anyir meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Sulistyawati,2009, Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya seperti berikut ini: Lochea rubra ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postpasrtum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo rambut bayi, dan mekonium. Lochea sanguinolenta ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum. Pada hari ke- 8 mulai keluar lochea serosa yang berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14. Dan setelah hari ke 14, Lochea mulai berwarna putih yang mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum. Varney,2008 c. Serviks Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan- perubahan yang terdapat pada serviks postpasrtum adalah bentuk serviks yang akan membuka seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak kareana robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis servikalis. Pada serviks terbentuk otot- otot baru yang mengakibatkan serviks memanjang seperti celah. Karena hiperpalpasi ini dan karena retralsi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup. Walaupun begitu, setelah involusi selesai, ostium externum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil, pada umumnya ostium externum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh robekan ke samping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang pada serviks. Nurjannah,dkk,2013 d. Vulva dan vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol. Nurjannah,dkk,2013 e. Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan. Tipe penurunan tonus otot dan motilitas traktus intestinal berlangsung hanya beberapa waktu setelah persalinan. Penggunaan analgetik dan anastesi yang berlebihan dapat memperlambat pemulihan kontraksi dan motilitas otot. Nurjannah,dkk,2013 f. Payudara Payudara juga akan mengalami perubahan meliputi, terjadinya penurunan kadar estrogen dan progesteron dengan peningkatan sekresi prolaktin setelah melahirkan. Kolostrum sudah ada pada waktu melahirkan, ASI diproduksi pada hari ke-3 atau ke-4 pasca persalinan. Payudara lebih besar dan lebih keras terjadi karena laktasi pembengkakan primer. Kongesti berkurang dalam 1-2 hari. Didalam payudara prolaktin menstimulasi, bayi baru lahir memicu pelepasan oksitosin dan kontuksilitas sel-sel miopitelial, yang menstimulasi aliran susu, ini dikenal sebagai reflek let-down, jumlah rata-rata ASI yang dihasilkam selama 24 jam meningkat pada minggu pertama 6-10 ons, 1-4 minggu 20 ons dan setelah 4 minggu 30 ons. 2. Perubahan sistem endokrin Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG Human Chorionic Gonadotropin menurun dengan cepat dan menetap sampai 10 dalam 3 jam hingga hari ke- 7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum. Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler Minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi. Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor menyusui. Seringkali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI. Sulistyawati,2009. 3. Perubahan Sistem Pencernaan Ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktifitas tubuh. Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila ini tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia. Selain konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang nafsu makan. Sulistyawati,2009. 4. Perubahan sistem muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal pada ibu selama masa pemulihanpost partum termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan pada pusat gravitasi. Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 wanita melahirkan. 5. Perubahan sistem integumen Melanin menurun bertahap setelah persalinan, menyebabkan penurunan hyperpigmentasi namun warnanya tidak akan kembali ke keadaan sebelum hamil, perubahan vaskuler kehamilan yang tampak akan hilang dengan penurunan kadar estrogen Stright,2001 6. Perubahan Sistem perkemihan Distensi yang berlebihan pada kantung kemih adalah hal yang umum terjadi karena peningkatan kapasitas kandung kemih, pembengkakan, memar jaringan disekitar uretra, dan hilangnya sesuai terhadap tekanan yang meningkat. Kandung kemih yang penuh menggeser uterus dan dapat menyebabkan perdarahan pasca partum, distensi kandung kemih dapat menyebabkan retensi urin, pengosongan kandung kemih yang adekuat umumnya kembali dalam 5-7 hari setelah terjadi pemulihan jaringan yang bengkak dan memar. Laju filtrasi glomerulus GFR tetap meningkat kira- kira 7 hari setelah melahirkan. Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali kekeadaan sebelum hamil dalam 6-10 minggu setelah melahirkan. Cunningham,2004

C. Perawatan Ibu Masa Nifas